“Kamu dimana?”
“Udah
dekat, kok.”
“Iya, dimana?”
“Sekitar
15 km lagi dari rumahmu.”
Kututup
telepon tanpa ada firasat sedikit pun, dan melanjutkan memilah-milah pakaian
yang bertebaran di atas tempat tidur. Blazer merah maroon? Maxi drezz warna pink?
Kaos cantik warna putih? Aaahh… pusing!!! Malam ini pokoknya aku ingin tampil beda! HARUS!
Karena ini malam istimewa, malam minggu yang berbeda dari malam minggu
sebelumnya yang pernah kulalui. Dan ini yang paling kunantikan, sejak Ryan,
gebetanku, akhirnya mengjakku pergi di malam minggu ini. Klise, memang. Kita sudah sangat dekat, dan aku tahu kita sama-sama mengirim signal. Sudah begitu lama aku bersabar menunggu Ryan mengakhiri signal itu, dan ... here we go… malam minggu! Malam minggu pertama kami!!
Sekali lagi, klise! Aku tahu apa yang akan Ryan katakan malam ini padaku. Semua signal yang ia berikan selama ini sebenarnya sudah menjadi suatu kejelasan untukku. Mungkin, aku hanya menunggu peresmiannya malam ini.. Hihi. Aku senang sekali, dan sangat tidak sabar menantikannya.
Aku
menyambar maxi dress warna pink-ku, dan mengenakannya dengan cepat. Kemudian,
kulirik arloji. Semestinya, sekarang dia sudah tiba. Semestinya, sih..
Aku
segera mendial nomornya. Tidak diangkat. Berkali-kali kuredial, tidak diangkat juga. Aku mulai kesal dan sangat kecewa, namun aku berusaha mengurungkan rasa kesalku. Ingin coba sekali lagi untuk menghubungi nomornya, namun ponselku sudah berbunyi duluan, dan nomornya
terpampang di layar. Ah, akhirnya dia menelpon balik.
“Halo,
Ryan, kamu dimana? Kok belum nyampe juga?”tanyaku cepat, berusaha menahan diri agar tidak mengeluarkan nada yang begitu tinggi dan kata-kata yang ketus, walau kekesalanku sudah lumayan memuncak.
“Oh,
maaf mbak.. saya bukan Ryan..” suara lelaki tua yang menyahut.
---
Ryan Prayuda bin
Suroyo
LAHIR: 1 Februari 1992
WAFAT: 23 Februari 2013
Aku
menatap kosong tulisan itu.
Masih
terngiang jelas di ingatan saat bapak-bapak itu menceritakan, motormu
bertabrakan dengan sebuah mobil saat akan berbelok ke jalan menuju rumahku.
Ryan…
kenapa yang seharusnya menjadi yang pertama buat kita, juga jadi yang
terakhir? Bahkan, kita belum memulainya.. Kamu sudah mengakhirinya.
0 komentar:
Posting Komentar
Lalu, apa pendapatmu tentang ini? :)