Sabtu, 18 Oktober 2014

Hm.. kali ini kasih judul apa ya enaknya? FOR YULI PRITANIA aja, deh!

Masih ingat Yuli Pritania? Salah satu penulis yang mengawali 'karir'nya lewat blog. Dia dulu seorang blogger yang cukup aktif, dan penulis fanfiction. Aku pernah membahasnya di sini dan di sini. 

Sudah lama ya sejak terakhir aku menulis postingan tentang dia :)

Awalnya aku pikir dia sudah berubah loh.. karena sejak terakhir itu, aku mulai melihat sikap dia berubah gitu. Dia menjadi agak ramah, dan cukup menyenangkan (kalau yang aku lihat dari cara ia berinteraksi di semua akunnya yaa). Aku sampai senang sendiri lihatnya, merasa.. wah.. ia sudah mulai ramah. Bagus lah. dalam arti positif, yang maksudnya aku memang benar-benar senang karena dia berubah menjadi lebih baik. Sampai... DOENG! waktu aku membaca postingannya di fanpage dia beberapa waktu lalu... aku langsung menarik pujianku itu. Tarik! Ternyata dia sama sekali belum berubah.. :) Hahaha.





*geleng-geleng kepala*

Eike yang bukan fans atau pembaca setianya aja lumayan terapi syok baca tulisan ini... tak tau lah gimana perasaan penggemarnya ^^;

Maksudku, emang gak bisa ya itu dia menegur dengan bahasa yang lebih halus?? Perlu ya dengan cara yang begitu?

Sampai ada yang menegur langsung, dan saya tepuk tangan! Karena yang menegur itu hampir mengutarakan seluruh kata-kata yang ingin saya sampaikan langsung ke Yuli.


Pengen cium banget yang negur itu! :* Pemikiran kita sama! Bener!

Aku pun juga... Yuli Pritania ini adalah satu-satunya Author, dan Author pertama yang saya temui begini. Mungkin author lain ada yang juga lumayan jutek (saya kenal beberapa), tapi yang searogan dan sekasar Yuli ini ya baru dia ini. Author-author jutek yang aku kenal selama ini walaupun jutek, tapi berkelas. Mereka jutek pada tempatnya, pada orang-orang yang tepat (alias bukan pembaca mereka, tapi sama oknum lain yang bersalah, seperti kalau ada yang memplagiat, menghina, dll). Tapi tak pernah kutemui author yang mencak-mencak hanya karena mengaku kesal diberikan pertanyaan-pertanyaan bego sama pembacanya. Hm.. gimana ya menjelaskannya... Ya seperti yang Yuli tulis itu lah. Baca saja sendiri.

Emang perlu sampai segitunya ya? Kalau aku misalkan yang jadi pembaca setianya, aku pasti sakit hati dan il feel berat sama dia. Dia kan bisa aja mengabaikan semua pertanyaan yang dianggapnya pertanyaan tolol itu. Nggak perlu pakai nulis teguran kasar begitu.

Penulis sekelas Orizuka, Stephenie Meyer, J.K Rowling, dan lain-lain aja gak ada tuh yang mencak-mencak walau ditanya pertanyaan-pertanyaan yang levelnya setolol apapun, tetap menjawab baik-baik. Gak ada tuh mereka ngomong, "GAK BISA BACA YA? KAN SUDAH DISEBUT BLABLABLA! BUDAYAKAN MEMBACA! etc" -_-

Aku akuin memang banyak masyarakat yang punya sifat ngeselin gitu, males banget baca, jadi hal-hal yang sepatutnya tak perlu ditanya lagi, tetap aja ditanya, padahal sudah jelas-jelas diumumkan sekian sekian sekian, tapi tetap ditanya lagi, ditanya lagi. Tapi ya kan cukup abaikan aja kalau emang benar-benar jengkel dirongrongi pertanyaan itu, toh kalau diabaikan juga mereka ntar nyari tahu sendiri. Atau kalau mau jawab, ya jawab aja, "Sudah ada diterangkan kemarin. Coba dibaca lagi ya FP-nya.. scrool ke bawah :D". Kan lebih enak didengar. Apa salahnya kasih emot satu dua biji ":)" ":D", gak susah kan?

Kayaknya dia emang bangga banget sih megang gelar 'author terjutek/tersombong'. Dan teteeupp.. kalau ditegur, dia nggak bakal ngegubris. Karena orangnya emang keras, nggak terima saran kritik, merasa paling bener sendiri. Kalau ada yang kritik/negur baik-baik, dia nggak merasa salah, dan akan balik nyalahin yang negur. Pernah ditegur Ilana Tan waktu itu, dia malah bilang 'harusnya Ilana Tan nggak perlu sombong..', aku lupa persisnya dia ngomong apa, tapi pokoknya dia nggak terima gitu ditegur Ilana Tan, dan menurutnya Ilana Tan harusnya nggak perlu merasa 'tinggi', harus tetap 'merendah', hanya karena ia penulis novel best seller. Dalam hatiku: lah.. nggak ngaca opo dia? Dia bisa bilang begitu tentang Ilana Tan, lah, sendirinya sendiri? Nggak nyadar dengan kesongongannya?

Dan harusnya dia bisa metik pelajaran dari situ. Baru ditegur dan disongongin Ilana Tan 'sedikittttt' aja, dia sudah berasa il-feel/ilang respect kan sama Ilana Tan? Harusnya ya dia juga jadi tahu kalau para pembacanya akan merasakan hal yang sama juga kalau dia berlaku 'songong', dan berkata 'kasar'.

Tapi walau begitu, masih ada aja reader yang membelanya, sih.. :)




well... Nggak bisa sepakat sama 'pembelaan' mereka. Menurutku itu cuma 'pembenaran' aja, untuk membenarkan sifat 'buruk' Yuli.

Jangan nayam-nyamain Yuli sama author lain? Siapa yang mau nyama-nyamain? Kita kan cuma menegur. Mengingatkan, bahwa kalau sudah jadi public figure itu ya sadar diri aja untuk jaga sikap.

Apa salahnya sih emang bersikap ramah? Nggak bayar, juga, kan?

Penulis-penulis lain itu mungkin saja banyak yang karakternya lebih buruk dari Yuli ini (mungkin saja loh ya), tapi kalaupun mereka ditodong pertanyaan-pertanyaan yang Yuli keluhkan itu, ya mereka memilih mengabaikan. Ngapain juga diladenin, kalau hanya untuk marah-marah?

Bahkan nih ya.. DARIPADA bikin seuntaian kalimat 'judes' itu, namun para reader labil masih tak paham-paham juga, kan mending bikin kalimat singkat aja. "Buat yang menanyakan segala blablablabla, bisa scroll fanpage ini yaa. Sudah ada penjelasannya / sudah dijelaskan kok kemarin, lengkap :) Jangan tanya-tanya lagi ya, kan kita harus budayakan membaca ^^"

Itu kan singkat, enak dibaca, dan masuk ke kepala kita. Kalau baca itu, pasti langsung paham. Ngapain bikin kata-kata panjang lebar dari 1-6, dengan bunyi yang kayak tak pernah belajar tata krama  gitu -,-

Dan Yuli ini kayaknya jadi tersadar juga sih dengan teguran yang ia terima, karena ia langsung menambahkan sedikit kalimat (walau tak mengubah image dia semakin baik). Ia menyunting postingannya itu setelah ditegur Suzan Yunaznal. 

Awalnya, (sebelum Suzan Yunaznal komentar), postingannya begini penutupnya:






Nah.. coba lihat dengan yang sudah ia sunting di atas (nunjuk gambar paling pertama), ada yang beda kan di penutupnya? Iya.. sebelum ditegur, penutupnya seperti ini.. *nunjuk-nunjuk gambar di atas paragraf ini*, tapi setelah ditegur, ia edit postingannya, menambahkan kalimat :


Dan saya bikin postingan ini untuk mengingatkan, karena kalau diabaikan saja ini akan terjadi lagi dan lagi. Kalo saya lagi-lagi diabaikan ya terserah, jangan marah kalau saya juga mengabaikan komentar-komentar 'salah' kalian.

Komentarku, hm... apa ya.. Ya tetap dia salah, haha. Postingan untuk mengingatkan, tapi dengan cara yang buruk. Mengingatkan itu boleh, dan saya setuju untuk bagian yang ini. Tapi, teteeup.. tata krama, segala sopan santun, dan keramah-tamahan.. pokoknya yang berbau attitude, itu juga jangan diabaikan. Jangan cuma karena lu merasa lu seorang author yang punya banyak penggemar dan ditunggu-tunggu bukunya, jadi bikin lu merasa berhak untuk arogan (walau dia nggak mengakui dirinya arogan sih, whatever lah ya). 

Yang lebih lucunya lagi, dia bilang dirinya diberi julukan arogan dan pemarah, yang menyebabkan dia seperti itu siapa? Pembaca. Dia mengambing hitamkan pembacanya untuk sifat buruknya itu X)) *di sini gue ngakak*. Ridiculous. Kelakuan kelakuan sendiri, attitude attitude sendiri, sifat sifat sendiri, malah nyalahin orang -_-

Baru juga PULUHAN kali digituin pembaca, nah penulis lain sudah ratusan kali, bahkan sampai sudah tak bisa dihitung kali ngalamin yang begituan, tapi mereka ya santai mamen.. kagak rempong. Abaikan saja pertanyaan-pertanyaan tak penting, cukup jawab yang dirasa perlu dijawab saja. Nggak usah pusing mikirin kenapa banyak orang memberikan pertanyaan tak berbobot. Atau karena dia penulis baru kali ya, baru ngerasain punya buku, jadi masih terapi shock gitu ngerasain jadi penulis yang diserbu jutaan pertanyaan kapan terbit bukunya? Pffft. Masih kikuk berarti, belum profesional.





Tapi, yang lebih tak paham lagi, ada saja seekor dua ekor reader yang masih membenarkan sikapnya, membelanya, walau masih kalah banyak dengan yang sepakat dengan akun Suzan Yunaznal itu. Buktinya, 30-an orang nge-like komentar dia, berarti setuju dengan kata-katanya, dibandingkan yang membela. Jadi, Yuli mau bagaimana sekarang? Mau mempertahankan sifat jeleknya itu?

:)

Cuma bisa bilang, menunduk lah sedikit.



Masih ingat Yuli Pritania? Salah satu penulis yang mengawali 'karir'nya lewat blog. Dia dulu seorang blogger yang cukup aktif, dan penulis fanfiction. Aku pernah membahasnya di sini dan di sini. 

Sudah lama ya sejak terakhir aku menulis postingan tentang dia :)

Awalnya aku pikir dia sudah berubah loh.. karena sejak terakhir itu, aku mulai melihat sikap dia berubah gitu. Dia menjadi agak ramah, dan cukup menyenangkan (kalau yang aku lihat dari cara ia berinteraksi di semua akunnya yaa). Aku sampai senang sendiri lihatnya, merasa.. wah.. ia sudah mulai ramah. Bagus lah. dalam arti positif, yang maksudnya aku memang benar-benar senang karena dia berubah menjadi lebih baik. Sampai... DOENG! waktu aku membaca postingannya di fanpage dia beberapa waktu lalu... aku langsung menarik pujianku itu. Tarik! Ternyata dia sama sekali belum berubah.. :) Hahaha.





*geleng-geleng kepala*

Eike yang bukan fans atau pembaca setianya aja lumayan terapi syok baca tulisan ini... tak tau lah gimana perasaan penggemarnya ^^;

Maksudku, emang gak bisa ya itu dia menegur dengan bahasa yang lebih halus?? Perlu ya dengan cara yang begitu?

Sampai ada yang menegur langsung, dan saya tepuk tangan! Karena yang menegur itu hampir mengutarakan seluruh kata-kata yang ingin saya sampaikan langsung ke Yuli.


Pengen cium banget yang negur itu! :* Pemikiran kita sama! Bener!

Aku pun juga... Yuli Pritania ini adalah satu-satunya Author, dan Author pertama yang saya temui begini. Mungkin author lain ada yang juga lumayan jutek (saya kenal beberapa), tapi yang searogan dan sekasar Yuli ini ya baru dia ini. Author-author jutek yang aku kenal selama ini walaupun jutek, tapi berkelas. Mereka jutek pada tempatnya, pada orang-orang yang tepat (alias bukan pembaca mereka, tapi sama oknum lain yang bersalah, seperti kalau ada yang memplagiat, menghina, dll). Tapi tak pernah kutemui author yang mencak-mencak hanya karena mengaku kesal diberikan pertanyaan-pertanyaan bego sama pembacanya. Hm.. gimana ya menjelaskannya... Ya seperti yang Yuli tulis itu lah. Baca saja sendiri.

Emang perlu sampai segitunya ya? Kalau aku misalkan yang jadi pembaca setianya, aku pasti sakit hati dan il feel berat sama dia. Dia kan bisa aja mengabaikan semua pertanyaan yang dianggapnya pertanyaan tolol itu. Nggak perlu pakai nulis teguran kasar begitu.

Penulis sekelas Orizuka, Stephenie Meyer, J.K Rowling, dan lain-lain aja gak ada tuh yang mencak-mencak walau ditanya pertanyaan-pertanyaan yang levelnya setolol apapun, tetap menjawab baik-baik. Gak ada tuh mereka ngomong, "GAK BISA BACA YA? KAN SUDAH DISEBUT BLABLABLA! BUDAYAKAN MEMBACA! etc" -_-

Aku akuin memang banyak masyarakat yang punya sifat ngeselin gitu, males banget baca, jadi hal-hal yang sepatutnya tak perlu ditanya lagi, tetap aja ditanya, padahal sudah jelas-jelas diumumkan sekian sekian sekian, tapi tetap ditanya lagi, ditanya lagi. Tapi ya kan cukup abaikan aja kalau emang benar-benar jengkel dirongrongi pertanyaan itu, toh kalau diabaikan juga mereka ntar nyari tahu sendiri. Atau kalau mau jawab, ya jawab aja, "Sudah ada diterangkan kemarin. Coba dibaca lagi ya FP-nya.. scrool ke bawah :D". Kan lebih enak didengar. Apa salahnya kasih emot satu dua biji ":)" ":D", gak susah kan?

Kayaknya dia emang bangga banget sih megang gelar 'author terjutek/tersombong'. Dan teteeupp.. kalau ditegur, dia nggak bakal ngegubris. Karena orangnya emang keras, nggak terima saran kritik, merasa paling bener sendiri. Kalau ada yang kritik/negur baik-baik, dia nggak merasa salah, dan akan balik nyalahin yang negur. Pernah ditegur Ilana Tan waktu itu, dia malah bilang 'harusnya Ilana Tan nggak perlu sombong..', aku lupa persisnya dia ngomong apa, tapi pokoknya dia nggak terima gitu ditegur Ilana Tan, dan menurutnya Ilana Tan harusnya nggak perlu merasa 'tinggi', harus tetap 'merendah', hanya karena ia penulis novel best seller. Dalam hatiku: lah.. nggak ngaca opo dia? Dia bisa bilang begitu tentang Ilana Tan, lah, sendirinya sendiri? Nggak nyadar dengan kesongongannya?

Dan harusnya dia bisa metik pelajaran dari situ. Baru ditegur dan disongongin Ilana Tan 'sedikittttt' aja, dia sudah berasa il-feel/ilang respect kan sama Ilana Tan? Harusnya ya dia juga jadi tahu kalau para pembacanya akan merasakan hal yang sama juga kalau dia berlaku 'songong', dan berkata 'kasar'.

Tapi walau begitu, masih ada aja reader yang membelanya, sih.. :)




well... Nggak bisa sepakat sama 'pembelaan' mereka. Menurutku itu cuma 'pembenaran' aja, untuk membenarkan sifat 'buruk' Yuli.

Jangan nayam-nyamain Yuli sama author lain? Siapa yang mau nyama-nyamain? Kita kan cuma menegur. Mengingatkan, bahwa kalau sudah jadi public figure itu ya sadar diri aja untuk jaga sikap.

Apa salahnya sih emang bersikap ramah? Nggak bayar, juga, kan?

Penulis-penulis lain itu mungkin saja banyak yang karakternya lebih buruk dari Yuli ini (mungkin saja loh ya), tapi kalaupun mereka ditodong pertanyaan-pertanyaan yang Yuli keluhkan itu, ya mereka memilih mengabaikan. Ngapain juga diladenin, kalau hanya untuk marah-marah?

Bahkan nih ya.. DARIPADA bikin seuntaian kalimat 'judes' itu, namun para reader labil masih tak paham-paham juga, kan mending bikin kalimat singkat aja. "Buat yang menanyakan segala blablablabla, bisa scroll fanpage ini yaa. Sudah ada penjelasannya / sudah dijelaskan kok kemarin, lengkap :) Jangan tanya-tanya lagi ya, kan kita harus budayakan membaca ^^"

Itu kan singkat, enak dibaca, dan masuk ke kepala kita. Kalau baca itu, pasti langsung paham. Ngapain bikin kata-kata panjang lebar dari 1-6, dengan bunyi yang kayak tak pernah belajar tata krama  gitu -,-

Dan Yuli ini kayaknya jadi tersadar juga sih dengan teguran yang ia terima, karena ia langsung menambahkan sedikit kalimat (walau tak mengubah image dia semakin baik). Ia menyunting postingannya itu setelah ditegur Suzan Yunaznal. 

Awalnya, (sebelum Suzan Yunaznal komentar), postingannya begini penutupnya:






Nah.. coba lihat dengan yang sudah ia sunting di atas (nunjuk gambar paling pertama), ada yang beda kan di penutupnya? Iya.. sebelum ditegur, penutupnya seperti ini.. *nunjuk-nunjuk gambar di atas paragraf ini*, tapi setelah ditegur, ia edit postingannya, menambahkan kalimat :


Dan saya bikin postingan ini untuk mengingatkan, karena kalau diabaikan saja ini akan terjadi lagi dan lagi. Kalo saya lagi-lagi diabaikan ya terserah, jangan marah kalau saya juga mengabaikan komentar-komentar 'salah' kalian.

Komentarku, hm... apa ya.. Ya tetap dia salah, haha. Postingan untuk mengingatkan, tapi dengan cara yang buruk. Mengingatkan itu boleh, dan saya setuju untuk bagian yang ini. Tapi, teteeup.. tata krama, segala sopan santun, dan keramah-tamahan.. pokoknya yang berbau attitude, itu juga jangan diabaikan. Jangan cuma karena lu merasa lu seorang author yang punya banyak penggemar dan ditunggu-tunggu bukunya, jadi bikin lu merasa berhak untuk arogan (walau dia nggak mengakui dirinya arogan sih, whatever lah ya). 

Yang lebih lucunya lagi, dia bilang dirinya diberi julukan arogan dan pemarah, yang menyebabkan dia seperti itu siapa? Pembaca. Dia mengambing hitamkan pembacanya untuk sifat buruknya itu X)) *di sini gue ngakak*. Ridiculous. Kelakuan kelakuan sendiri, attitude attitude sendiri, sifat sifat sendiri, malah nyalahin orang -_-

Baru juga PULUHAN kali digituin pembaca, nah penulis lain sudah ratusan kali, bahkan sampai sudah tak bisa dihitung kali ngalamin yang begituan, tapi mereka ya santai mamen.. kagak rempong. Abaikan saja pertanyaan-pertanyaan tak penting, cukup jawab yang dirasa perlu dijawab saja. Nggak usah pusing mikirin kenapa banyak orang memberikan pertanyaan tak berbobot. Atau karena dia penulis baru kali ya, baru ngerasain punya buku, jadi masih terapi shock gitu ngerasain jadi penulis yang diserbu jutaan pertanyaan kapan terbit bukunya? Pffft. Masih kikuk berarti, belum profesional.





Tapi, yang lebih tak paham lagi, ada saja seekor dua ekor reader yang masih membenarkan sikapnya, membelanya, walau masih kalah banyak dengan yang sepakat dengan akun Suzan Yunaznal itu. Buktinya, 30-an orang nge-like komentar dia, berarti setuju dengan kata-katanya, dibandingkan yang membela. Jadi, Yuli mau bagaimana sekarang? Mau mempertahankan sifat jeleknya itu?

:)

Cuma bisa bilang, menunduk lah sedikit.



Kamis, 01 Mei 2014

Balasan untuk Artikel Kecaman 'Kau yang Berasal dari Bintang'








Hahahaha... kenapa ya setiap aku mulai menulis blog ini, selalu yang diupdate adalah yang berbau ‘plagiarism issue’ ? ^^;

Kebetuln sih ya, bukan disengaja..hehe :)

Karena emang kebetulan sih yang mau diposting topiknya nyenggol 'plagiarism issue
 ^^;


Duhai… ini ginjal pinggang kumat lagi -_-

Padahal aku baru aja mulai ngetik postingan blog beberapa baris tadi..

Terpaksa sekarang tiduran dan akhirnya ngetik via Hape (gak ada kerjaan juga sih). Curiga kumat gara-gara aku pagi ni makan telor tiga biji, dan berminyak banyak pula (emang gak sehat). Aku lupa kalau telur itu kan protein ya…. :s

Ya sudah, lupakan soal ginjal si pinggang, kita fokus ke apa yang sebenarnya mau kuangkat dalam postingan blogku kali ini :)

Tau yang lagi ramai sekarang??

Apa hayoo?? Tebak!

Dah ramai dari kemarin-kemarin :))

Dah tahu???

Clue: hhmmmm….. berhubungan dengan Plagiarism issue gitu deh… a.ka Plagiat :))

Nah… udah tahu pasti ya??

Di twitter kemarin saat aku update soal issue ini, ada orang yang ngasih aku link ini.

Disuruh READ & SHARE!

Ya aku baca, dong….

Aku sukses mengernyitkan kening selama membaca. Satu yang kupikir, sungguh postingan nggak penting dan nggak bermutu -_-

Aku nggak menemukan sesuatu hal baru dalam tulisan itu. Yang ada justru fitnah-fitnah dan tuduhan baru. Yang menggelikannya lagi, si penulis membuat pernyataan yang absurd bikin ngakak! X))

Duhai… saya mau ketemu sama penulisnya, dong!! Siapa sih itu yang nulis artikel? Ada yang tahu??

Hmmm… nih ya, aku coba kupas beberapa isi artikelnya. Aku nggak bakal bahas soal plagiatnya, karena dah banyak banget yang ngebahas dan ngecaci maki, jadi aku tak perlu repot-repot lagi menjadi bagian orang-orang bermulut kotor itu. ^^

Intinya sih, ini sinetronnya si Nikita Willy dan Morgan, yang bertajuk ‘Kau yang Berasal dari Bintang’. Yang katanya, mengadaptasi / memplagiat drama Korea yang bertajuk “My Love from the Star” (nama lain: You Who Came from the Stars, dsb, etc). Sinetron ini sudah tayang di RCTI sepanjang 3 episode kemarin, namun mungkin karena adanya pro dan kontra bermunculan di media sosial, dan sinetron ini dihujat habis-habisan, dan bahkan ada issue plagiat yang mana SBS (pihak stasiun TV Korea) akan menggugat ke jalur hukum atas penayangan ‘meniru’ tanpa izin ini.

Hm.

Aku sih jujur aja nih ya, tak tahu sama sekali seperti apa cerita drama korea ini awalnya, dan nggak ngikutin. Tadinya aja aku nggak tahu sapa aja pemainnya.

Berita ini emang sudah kudengar sejak bulan Februari-Maret kemarin. Tapi aku nggak ambil pusing, cuma nikmatin aja ngeliatin perseteruan dan ocehan para K-poper lebay sambil makan popcorn di pojokan tempat tidur.

Tapi aku sama sekali nggak tertarik juga nyaritahu tuh drama korea, walau aku dah nebak, kayaknya bagus banget tuh drama korea sampai bisa bikin para kpoper kayak habis makan cabai satu karung. Pada kelojotan gitu soalnya.

Sampai akhirnya puncaknya kemarin, pas sinetron itu tayang perdana, meletus lah gunung merapi -,-
Dan aku nggak tahu gimana ceritanya tu sinetron bisa sampai ke telinga SBS, pastinya itu ada oknum sini yang lebih cinta si negara orang sipit daripada negaranya sendiri ngelaporin ke pihak Korea sana.
Karena, ya ampun… ini bukan pertama kalinya loh ya sinetron memplagiat drama korea. Kenapa baru pas sinetron ini dipermasalahkan?? Selama ni kemana aja?? Jelas ada unsur di balik ini kan?? :)))

Tapi ya emang faktanya pihak Indonesia salah karena dah memplagiat tanpa izin. Drama Korea itu bahkan baru aja selesai tayang di negara asalnya sana.

Kalau dari berita-berita yang aku baca sih, itu sepertinya pihak indonesia sudah minta izin secara resmi pada pihak korea, dan dalam proses/pertimbangan. Tapi indon malah udah main tayang aja.
Maaf ya kalau daku nyebutnya pihak Indonesia atau indon, karena gak tahu pasti sebenarnya siapa yang melakukan permintaan izin. Ya aku tahu sih kalau sinem*rt. Tapi ya dripada salah sebut, sensor aja lah yaaa.. bilang aja pihak indon-pihak korea. Hehe.

Tapi ya udahlah.. aku dah bilang gak mau bahas kasusnya ^^;

Aku cuma mau ngebahas isi artikel ini yang mana dah kusebut diawal.

Si penulis menggelikan yang tak kalah menggelikannya dengan isi tulisannya itu, membuat perbandingan gitu antara yang versi indon dan versi korea. Katanya indon telah mengadapatsinya dengan ‘mengerikan’ (gak perlu gue capslock ya kata mengerikannya).

1. MLFTS era Joseon diadaptasi settingnya oleh KYBDB menjadi era Batavia.
2. Karakter Do Min-joon dan Cheon Song-yi di MLTFS diperankan Morgan (sebagai Morgan) dan Nikita Willy (sebagai Vania).
3. Manajer Cheon Song-yi bernama Yeon-beom yang terkesan culun diadaptasi KYBDB menjadi manajer Vania yang kemayu yang diperankan Lucky Alamsyah!


Kok aku nggak menemukan hal ‘mengerikan’ yang dimaksud ya? -_-  Entah aku yang susah nangkap, atau si penulis yang emang dasar lebaynya amit-amit?

Aku sampai rela bangun jam 4 pagi tadi demi ngedownload sinetron ini di youtube. Karena aku nggak nonton sama sekali (baik yang versi korea maupun indo). Kemarin pas tau sinetron ini tayang, aku mau nonton, tapi kelewatan/kelupaan mulu -,-. Saking dah males mantengin TV.. hehe. Makanya akhirnya download aja, untung ada di youtube. Kalau aku mau menanggapi artikel ini, aku harus nonton dong yaa.. Ya kan? :) Untuk ngebuktiin apakah isi artikel ini bener apa bullsyit doang.. :))

And thanks anyway karena dah buat aku ngedownload and nonton sinetron ini :))) Karenaaaa….aku sukaaaa sinetronnya! Hahaha.

Huhu. Jadi pengen nonton lanjutannya. Semoga urusan dengan SBS kelar, terus lanjut tayang :)

Dengar-dengar, pada bikin petisi ya untuk perhentian tayangnya?? Ouhh... aku malah berdoa, semoga urusan kasus ini dengan SBS segera kelar dan diselesaikan dengan kekeluargaan, lalu sinetronnya lanjut tayang (tentunya dengan izin resmi) karena saya dah terlanjur pengen nonton lanjutannya yang versi Nikita Willy ^-^ *berdoa khusyuk*

Setelah menghabiskan 3 episodenya, kenyataan yang kudapat, isi artikel di kompasiana itu ternyata banyak fitnahnya. Ketahuan banget yang nulis itu otaknya berat sebelah.

Dia menulis..

Ada beberapa hal yang menggelikan dari KYBDB di luar dari adaptasi (wajib diBOLD kalimat ini :)) ):
 

1. Instrumen dalam sinetron tidak mengadaptasi dari drama MLTFS, melainkan menggunakan instrumen khas sinetron produksi SinemArt, malah jadi seperti nonton Tukang Bubur Naik Haji.

Komentarku:

Heeii.. :)
Katanya DI LUAR ADAPTASI :))
Kok masih ngebandingin dari sisi adaptasinya? Kalau emang ‘di luar adaptasi’ ya yang dibahas itu bener-bener yang di luar adaptasi, dong. Piye toh? :)) Emang berat sebelah ni otak yang nulis :))
Dan lagi lucu ya sama kalimatnya ‘Instrumen dalam sinetron tidak mengadaptasi dari drama MLTFS’. Ngarep diadaptasi. Nggak konsisten. Kan nggak suka sinetron ini ngadaptasi tuh drama. Kenapa malah ngarep instrumennya turut diadaptasi juga?? O.o Coba ya kalau beneran diadaptasi, nambah deh tuh pasti caci maki.. ‘udah cerita nyontek, judul nyontek, poster nyontek, background opening nyontek, instrumen pun nyontek. Niat banget plagiatnyaaa’. Nah lohh piye?? Senang banget sih nambah dosa :)


Opiniku:

Untuk aku pribadi, gak ada masalah sama instrumennya. Emang khas sinetron indo dan cocok aja sama ceritanya ^^


2. Panggilan “kakak” dalam dialog terkesan tidak lazim dan cenderung dipaksakan, karena dalam keseharian warga Indonesia panggilan kakak cukup dengan sebutan “kak”. Geli-geli gimanaaa gitu!


Komentarku:

Nahh… ini nih yang termasuk fitnah! Saking semangatnya ngejelek-jelekkin kali yaaa… sampai budaya dan bahasa sendiri pun dah terlupakan dari otaknya yang berat sebelah itu. Mungkin saking pengennya menggunakan ‘oppa’ ala drama drama korea gitu, jadi lupa sama bahasa sendiri! :))

Heiii… dari zaman bahasa indonesia pertama kali digunakan sampai sekarang itu ya emang manggilnya ‘kakak’ woy!

Aku aja manggil kakakku, ‘kakak’ tuh, dari zaman baby sampai mulai tuwir gini -,-

Contoh: “Kak, kakak mau kemana? Aku ikut kakak boleh ya?”

Tuh, kayak gitu. Menggelikan kah??

Oh berarti saya menggelikan dong.

And then, sama yang lain pun yang lebih tua saya pasti manggil kakak. Contoh, ke seniorku di kampus.

“Kak Marthin, ini ntar laporannya aku antar ke rumah kakak apa gimana?”

Tuh.

Ada yang salah??

Potong leher gue nih kalau orang indo gak memakai sebutan ‘kakak’!

Emang iya banyak yang juga manggil kayak ‘Kak Marthin’ ‘Kak Ina’ ‘Kak Sasa’, tapi itu juga kalau tahu nama! Kalau nggak tahu, piye??

Dan di sinetron ini, si Nikita itu pas nggak tahu namanya Morgan. Ya manggilnya ‘kakak’ dong, mau manggil apalagi? -_-

*gregetan gue sama penulis kompasiana ini*


3. Saat Vania nyaris tertabrak bus, editannya kurang apik. Aku sih berharap truk trailer beroda 8.


Komentarku:

No comment yang ini. Karena aku sendiri gak terganggu sama sekali dengan adegan itu. Biasa aja.



4. Font (jenis huruf) yang digunakan untuk poster KYBDB sama persis dengan sinetron-sinetron produksi SinemArt lain.

Komentarku:

Tadinya sih maunya no comment yaaa, karena asli gak penting banget -_-

Apa masalahnya gitu?? Gak ada, kan? Emang problem buatmu apa, kalau mereka pakai font itu? Pengennya mereka ngikut font poster si drama korea? Yakin? Ntar kamu punya tambahan bahan untuk caci maki, ntar nambah dosa yang ada *ngomong ke penulis kompasiana yang otaknya berat sebelah ini* :)


5. Dan masih banyak lagi seiring penayangan sinetron ini masih akan berlanjut.

Ada hal yang tidak ditemui dalam sinetron ini seperti halnya sinetron-sinetron lain, yakni suara hati. Biasanya ‘kan dalam setiap sinetron ada gumaman dari pemeran seperti “Lihat saja nanti! Aku akan menuntut balas!” Dalam KYBDB selama 2 episode tak ku temui gumaman tersebut.



Widihh..percaya diri banget ya waktu nulis ‘tak kutemui’ gumaman tersebut. :))

Sekarang pertanyaanku, kamu (si penulis Kompasiana yang otaknya berat sebelah) yakin udah NONTON sinetron ini?? Aku harap iya. Karena nggak fair kalau kamu menulis artikel itu tanpa menonton sinetronnya! Kamu sendiri yang nulis loh ya menyatakan bahwa sudah menonton.
Tapi aneh, kenapa gak cocok ya? Apa saking waktu nulis otakmu sudah dibutakan kebencian? :))

Kalau emang kamu nonton, kamu pasti mendapati adanya beberapa ‘suara hati’ :))

Atau perlu diingatkan??

Gak usah jauh-jauh, nonton Episode 1, deh! Lihat bagian akhirnya, sebelum Morgan dan Niki bertemu di lift, sebelum ada tulisan BERSAMBUNG. Mereka saling berbicara sendiri dengan suara hati mereka.

Perlu dikasih link youtubenya juga?? Nih! :))
 http://www.youtube.com/watch?v=6gmKL246DSQ

Nonton yaaa dari menit/detik ke 43:06 sampai habis :))

Duhai… padahal dia bilang gak menemukan suara hati selama 2 episode itu. Lha, gue nemu tuh langsung di episode 1 :))

Capek gua ngakak baca tulisannyaaa :)))

Dia bilang sinetron ini ‘menggelikan’. Tak tahunya tulisan dia jauh lebih menggelikan. Belum lagi ya, tulisan dia yang menyatakakan kalau sinetron ini BELI LISENSI dan berbagai analisa bodohnya.. Gileeee..gue dibuat ngakak! Bagaimana bisa dia buat analisa kayak gitu? Oh yaaa, mungkin aja bisa, sihhh.. karena otaknya kan berat sebelah! :)

Makanya yaaa… sebelum nulis artikel itu, cari referensinya duluuuu. Dipelajari dulu topik yang mau diangkat. Maluuu oiii kalau salahhh.

Dan ingat satu hal, untuk menjadi seorang penulis artikel, kita harus punya otak PRIMA dan berpikir/melihat dari sudut pandang objektif. Jangan cuma karena elu cinta banget sama drama korea dan benci banget sama produk negara sendiri, akhirnya ngeluarin statement-statement yang nunjukkin betapa ‘bodoh’nya elu!

Aku yaaa… aku ini pecinta drama Korea juga, loh. Banget malah. Tapi saat aku kemarin mulai dengar berita-berita negatif dan disodorin artikel kompasiana itu, gak lantas kumakan bulat-bulat gitu aja.
Aku nonton baik-baik sinetronnya untuk bisa ngebuktiin apakah perkataan orang-orang (baca: kpoper lebay) itu benar atau cuma itu ucapan berat sebelah mereka yang emang pada dasarnya punya kebencian pribadi? Dan sebelum memutuskan menulis postingan ini pun, aku baca semua berita dan tonton sinetronnya sampai habis, supaya tak salah komentar.

Dan kesimpulan yang kudapat? Emang banyak omongan negatif itu berasal dari orang-orang yang menilai kasus ini secara subjektif, bukan objektif. Jadi mereka emang dari awal punya kebencian pribadi. Entah itu sama negaranya sendiri, sama Sinetron, sama SinemArt, sama RCTI, sama Nikita Willy, atau pun sama si Morgan :)

Kebanyakan yang aku lihat sih mereka emang dasarnya benci si Niki atau Morgan :)) Jadi, kasus ini cuma tong sampah aja buat mereka untuk ngeluarin dan numpahin kebencian yang selama ini terendap.

Kalau komenku pribadi, aku juga nggak suka Nikita Willy. Nggak ngefans. Dan bosen sama dia. Morgan pun aku tak suka sama sekali.

Dan awalnya emang sebel yaahh saat para Netizen Korea mengcap kalau si Nikita Willy adalah ‘standar artis Indonesia’. Oh my God, mau pingsan rasanya.. ^^; hehe

Tapi tak suka bukan berarti lantas aku ngejelek-jelekkin Niki, ya kecuali kalau dia emang jelek. Aku suka banget sinetron Yusra dan Yumna. Itu sinetron favoritku banget sampai sampai aku nggak pernah ketinggalan barang satu episode pun waktu dulu tayang. Dan pas udah tamat pun aku bela-belain download sinetronnya (yang sebanyak seratus puluh-an lebih) di youtube. Masih ada nih ku simpan di harddisk, dan masih ditonton kalau kangen. Yang main sapa? Nikita Willy, kan? See?? :)

Acting Niki itu bagus, kok. Walau aku nggak ngefans, tapi mata dan hatiku gak buta kalau dia emang bisa acting.

Dan saat aku nonton Kau yang Berasal dari Bintang ini, acting dia gak ada yang salah. Pas aja. Dia dapet banget sama karakternya yang adalah artis menyebalkan, tapi juga kasihan karena dihujat fans-nya mulu dicyber. Aku suka gaya acting dia di sini.

Kalau Morgan, so far juga bagus banget, kok (sejauh yang aku nonton 3 episode ini ya). Sesuai sama karakternya.

Kalau ada yang bilang Morgan itu ‘datar’ kalau acting, gue tanya balik! Liat dimana ‘datar’? Katanya, liat di Cinta Cenat Cenut dulu. Waktu gebetannya direbut Raphael, ‘datar’ reaksinya. Waktu dikeluarin dari gank, ‘datar’ juga reaksinya.

*gue langsung tepok jidat di sini*

Ya terusss??? Elo maunya gimana??? Maunya Morgan mesti koprol sambil bilang WAW gitu??? Jerit-jerit karena gebetannya direbut dan ditendang dari gank??? Yang ada ANCUR. Secara karakter dia di situ kan emang tipe cowok expression less kayak Ji Hu di BBF ataupun Baek Seong Jo di Playfull kiss.

Kalau gue tanya balik, gimana kalau lo liat Ji Hu di BBF nangis kejer saat Jandi direbut Junpyo? Ancur gak tuh ceritanya? Out of character banget!

Atau Baek Seong Jo di playfull kiss jadi ngejar-ngejar O Ha Ni dan ngemis-ngemis cinta pas Ha Ni akhirnya ngedate sama temannya? Gimana? Pingsan gak lu kalau liat adegan begitu? Pasti pingsan! Karena Baek Seong Jo yang mestinya cool kok jadi begono.

Sama! Morgan juga! Di Cinta Cenat Cenut kan karakternya ekspression less. Emang gayanya dia ‘datar’. Kalau dia ‘ngakak’, and over reaction lainnya, justru gue yang bakal kejang-kejang pas nonton -_-

Jadi, menurutku gak ada yang salah dengan Nikita Willy dan Morgan saat memerankan sinetron ini. BAGUS. (walau aku tetap mau pingsan kalau ingat Netizen Korea ngecap Nikita Willy adalah standar artis Indonesia huhu, padahal mereka nggak tahu masih banyak kok yang lain di atas Nikita Willy).

Kalau masalah Nikita Willy dan Morgan gak bisa nandingin si pemain drama Korea, jawabannya... ya iyalaaaah, masa ya iya dong! -_-

Mikir aja gitu, mereka kok dibandingin sama bintang korea yang berkelas gitu? Ya kebanting abis lah! Belum lagi kalau yang ngebandingin adalah orang-orang nggak berpendidikan (yang emang dah kadung dari awalnya benci sama Niki dan Morgan, dan mungkin benci sama negaranya sendiri :p).

Ya nggak usah dibandingkan makanya!

Aku nggak ngebandingin sama sekali. Saat nonton sinetron ini, aku benar-benar mandang 'sinetron' ini. Gak mandang si drama Korea. Kenapa? Supaya aku gak nilai subjektif. Dan berhasil, kan? Aku sukaaaa sama acting mereka sejauh ini.

Sama aja lah kasusnya kayak Hana Kimi yang diadaptasi Korea jadi To the Beautiful You, dll. Kalau mandang To The Beautiful You aja, jelas acting Choi Minho dan Sulli f(x) dah bagus. TAPI, kalau dipaksa bandingin sama Hana Kimi Jepang, ya jelas kebanting!!! -,,- Langsung oh-my to the GOD banget..! Jauuuhhhh. Minho jauuuhhh banget dibanding Oguri Shun. Sulli juga lewatttt dari Horikita Maki. Apalagi yang jadi Nakatsu! Duhh...habis dia klepek-klepek dibanting habis-habisan sama Ikuta Toma!!

Begitu juga drama Playfull Kiss. Dilihat 'pribadi', Baek Seong Jo itu udah kerennn banget. TAPI kalau mau dibandingkan  sama it start with a kiss (Taiwan), dan Itazura Na kiss (Jepang), baahhh... jauhhh amatt yee! Mati kelindes tuh Baek Seong Jo dilewati Irie Naoki dan Jang Je Su -,,-

See?? Jangan sekali-sekali ngebandingin! Jelas emang beda levelnya!

Hm...wait, kayaknya ada yang ketinggalan nih dibahas... *mikir sejenak*

Oh Iyaaaa...

Ini...

Gini ya... walau saya tak suka Nikita Willy dan Morgan, bukan fans mereka (tapi bukan haters juga), saya tetap panassss membaca sebagian besar komentar Netizen Korea yang sudah ditranslate! Semoga aja itu yang translate benar, jadi saya tak dosa karena sudah murka begini pada mereka.



O-MY-to the-GOD banget nggak sih bacanya?? -__-"

Okay... Saya ini suka Korea. Dua suami saya orang Korea, Suami pertama Lee Taemin member SHINee, dan yang kedua Cho Kyuhyun member Super Junior. Oke abaikan. But, I can't accept this statement. Their statements about my country! I love Indonesia more than Korea!

Oke, saya akui, dalam kasus ini kita salah. Dan mereka memang berhak berkata seperti itu dengan 'jahatnya'.

Tapi.... apa mereka tidak berkaca sedikit setidaknya, sebelum bicara?

Mereka terlihat terlalu mendewakan actor dan actess mereka.

Oke, dari sisi positif itu sangat bagus. Saya salut sama mereka. Karena mereka BANGGA dengan aktor dan artis mereka, bangga dengan karya mereka. Tak seperti kita. :) Kita patut meniru hal ini kalau memang ingin menjadi negara maju seperti mereka!

Tapi di sisi lain.. agak nggak bisa diterima juga. Ini kasus plagiat. Tapi mereka sampai rasis gitu. (Walau iya sih dari dulu aku sudah tahu kalau orang Korea itu Rasis terutama yang setipe kayak kita ini. Mereka tak suka orang kulit sawo matang, apalagi yang itam *maaf* kayak India dan Timor-timor. Kasian ya Korea untuk sifat mereka yang satu ini ^^;)

Mereka tidak berkaca... bahwa mereka sendiri pun BANYAK meniru drama Taiwan, Jepang, dll. Ini lepas dari plagiat ya. Aku tahu mereka pasti beli lisensinya, kok. TAPI yang aku bahas bukan itunya. Melainkan perihal menirunya. Seperti Playfull Kiss yang adaptasi Itazura Na kiss, To the Beautiful You yang dari Hana Kimi, (waduh aku nggak bisa ingat judul lain, lagi buru-buru ngetik soalnya, mau ada urusan -,-) Yah pokoknya gitu lah.

Lihat aja drama-drama yang mereka tiru/adaptasi. APAKAH mereka lebih baik dari yang aslinya??

NGGAK.

Nggak sama sekali.

JAUH!

Seperti yang sudah kusebutkan di atas sana.. Pemain mereka KEBANTING abis! Choi Minho yang guanteng poll sekalipun gak bisa nandingin kharisma Oguri Shun!

Bahkan, sekalipun drama Taiwan/Jepang yang mengadaptasi Korea, misalnya kayak drama Korea You are Beautiful, yang kemudian diadaptasi oleh Jepang dengan judul yang sama..apakah lebih bagus versi Korea yang asli?

NEHI!

Tidak sama sekali!

Jauuuhhh lebih bagus yang ngeRemake (versi Jepang)!

Korea selalu kebanting kalau diadaptasi maupun sebaliknya.

Jadi, saat baca koment-koment mereka di atas yang menjelek-jelekkan tiruan versi Indonesia, merasa pemain mereka itu paling TOP sedunia dan acting terbaik.. huh...  apalagi komentar ini:

"Tidak peduli negara apapun membuat ulang drama ini dan menggunakan aktor siapapun, untuk menyaingi krakter Do Min Joon dan Cheon Song Yi yang asli sangat lah sulit."

"Versi Korea tetaplah yang terbaik."

Okayyy..... we'll see! Jadi gak sabar rasanya nunggu Jepang mengadaptasi drama yang satu ini -_- Apakah benar negara APAPUN tak ada yang bisa menyaingi? Dan versi Korea yang terbaik? We'll see!










Hahahaha... kenapa ya setiap aku mulai menulis blog ini, selalu yang diupdate adalah yang berbau ‘plagiarism issue’ ? ^^;

Kebetuln sih ya, bukan disengaja..hehe :)

Karena emang kebetulan sih yang mau diposting topiknya nyenggol 'plagiarism issue
 ^^;


Duhai… ini ginjal pinggang kumat lagi -_-

Padahal aku baru aja mulai ngetik postingan blog beberapa baris tadi..

Terpaksa sekarang tiduran dan akhirnya ngetik via Hape (gak ada kerjaan juga sih). Curiga kumat gara-gara aku pagi ni makan telor tiga biji, dan berminyak banyak pula (emang gak sehat). Aku lupa kalau telur itu kan protein ya…. :s

Ya sudah, lupakan soal ginjal si pinggang, kita fokus ke apa yang sebenarnya mau kuangkat dalam postingan blogku kali ini :)

Tau yang lagi ramai sekarang??

Apa hayoo?? Tebak!

Dah ramai dari kemarin-kemarin :))

Dah tahu???

Clue: hhmmmm….. berhubungan dengan Plagiarism issue gitu deh… a.ka Plagiat :))

Nah… udah tahu pasti ya??

Di twitter kemarin saat aku update soal issue ini, ada orang yang ngasih aku link ini.

Disuruh READ & SHARE!

Ya aku baca, dong….

Aku sukses mengernyitkan kening selama membaca. Satu yang kupikir, sungguh postingan nggak penting dan nggak bermutu -_-

Aku nggak menemukan sesuatu hal baru dalam tulisan itu. Yang ada justru fitnah-fitnah dan tuduhan baru. Yang menggelikannya lagi, si penulis membuat pernyataan yang absurd bikin ngakak! X))

Duhai… saya mau ketemu sama penulisnya, dong!! Siapa sih itu yang nulis artikel? Ada yang tahu??

Hmmm… nih ya, aku coba kupas beberapa isi artikelnya. Aku nggak bakal bahas soal plagiatnya, karena dah banyak banget yang ngebahas dan ngecaci maki, jadi aku tak perlu repot-repot lagi menjadi bagian orang-orang bermulut kotor itu. ^^

Intinya sih, ini sinetronnya si Nikita Willy dan Morgan, yang bertajuk ‘Kau yang Berasal dari Bintang’. Yang katanya, mengadaptasi / memplagiat drama Korea yang bertajuk “My Love from the Star” (nama lain: You Who Came from the Stars, dsb, etc). Sinetron ini sudah tayang di RCTI sepanjang 3 episode kemarin, namun mungkin karena adanya pro dan kontra bermunculan di media sosial, dan sinetron ini dihujat habis-habisan, dan bahkan ada issue plagiat yang mana SBS (pihak stasiun TV Korea) akan menggugat ke jalur hukum atas penayangan ‘meniru’ tanpa izin ini.

Hm.

Aku sih jujur aja nih ya, tak tahu sama sekali seperti apa cerita drama korea ini awalnya, dan nggak ngikutin. Tadinya aja aku nggak tahu sapa aja pemainnya.

Berita ini emang sudah kudengar sejak bulan Februari-Maret kemarin. Tapi aku nggak ambil pusing, cuma nikmatin aja ngeliatin perseteruan dan ocehan para K-poper lebay sambil makan popcorn di pojokan tempat tidur.

Tapi aku sama sekali nggak tertarik juga nyaritahu tuh drama korea, walau aku dah nebak, kayaknya bagus banget tuh drama korea sampai bisa bikin para kpoper kayak habis makan cabai satu karung. Pada kelojotan gitu soalnya.

Sampai akhirnya puncaknya kemarin, pas sinetron itu tayang perdana, meletus lah gunung merapi -,-
Dan aku nggak tahu gimana ceritanya tu sinetron bisa sampai ke telinga SBS, pastinya itu ada oknum sini yang lebih cinta si negara orang sipit daripada negaranya sendiri ngelaporin ke pihak Korea sana.
Karena, ya ampun… ini bukan pertama kalinya loh ya sinetron memplagiat drama korea. Kenapa baru pas sinetron ini dipermasalahkan?? Selama ni kemana aja?? Jelas ada unsur di balik ini kan?? :)))

Tapi ya emang faktanya pihak Indonesia salah karena dah memplagiat tanpa izin. Drama Korea itu bahkan baru aja selesai tayang di negara asalnya sana.

Kalau dari berita-berita yang aku baca sih, itu sepertinya pihak indonesia sudah minta izin secara resmi pada pihak korea, dan dalam proses/pertimbangan. Tapi indon malah udah main tayang aja.
Maaf ya kalau daku nyebutnya pihak Indonesia atau indon, karena gak tahu pasti sebenarnya siapa yang melakukan permintaan izin. Ya aku tahu sih kalau sinem*rt. Tapi ya dripada salah sebut, sensor aja lah yaaa.. bilang aja pihak indon-pihak korea. Hehe.

Tapi ya udahlah.. aku dah bilang gak mau bahas kasusnya ^^;

Aku cuma mau ngebahas isi artikel ini yang mana dah kusebut diawal.

Si penulis menggelikan yang tak kalah menggelikannya dengan isi tulisannya itu, membuat perbandingan gitu antara yang versi indon dan versi korea. Katanya indon telah mengadapatsinya dengan ‘mengerikan’ (gak perlu gue capslock ya kata mengerikannya).

1. MLFTS era Joseon diadaptasi settingnya oleh KYBDB menjadi era Batavia.
2. Karakter Do Min-joon dan Cheon Song-yi di MLTFS diperankan Morgan (sebagai Morgan) dan Nikita Willy (sebagai Vania).
3. Manajer Cheon Song-yi bernama Yeon-beom yang terkesan culun diadaptasi KYBDB menjadi manajer Vania yang kemayu yang diperankan Lucky Alamsyah!


Kok aku nggak menemukan hal ‘mengerikan’ yang dimaksud ya? -_-  Entah aku yang susah nangkap, atau si penulis yang emang dasar lebaynya amit-amit?

Aku sampai rela bangun jam 4 pagi tadi demi ngedownload sinetron ini di youtube. Karena aku nggak nonton sama sekali (baik yang versi korea maupun indo). Kemarin pas tau sinetron ini tayang, aku mau nonton, tapi kelewatan/kelupaan mulu -,-. Saking dah males mantengin TV.. hehe. Makanya akhirnya download aja, untung ada di youtube. Kalau aku mau menanggapi artikel ini, aku harus nonton dong yaa.. Ya kan? :) Untuk ngebuktiin apakah isi artikel ini bener apa bullsyit doang.. :))

And thanks anyway karena dah buat aku ngedownload and nonton sinetron ini :))) Karenaaaa….aku sukaaaa sinetronnya! Hahaha.

Huhu. Jadi pengen nonton lanjutannya. Semoga urusan dengan SBS kelar, terus lanjut tayang :)

Dengar-dengar, pada bikin petisi ya untuk perhentian tayangnya?? Ouhh... aku malah berdoa, semoga urusan kasus ini dengan SBS segera kelar dan diselesaikan dengan kekeluargaan, lalu sinetronnya lanjut tayang (tentunya dengan izin resmi) karena saya dah terlanjur pengen nonton lanjutannya yang versi Nikita Willy ^-^ *berdoa khusyuk*

Setelah menghabiskan 3 episodenya, kenyataan yang kudapat, isi artikel di kompasiana itu ternyata banyak fitnahnya. Ketahuan banget yang nulis itu otaknya berat sebelah.

Dia menulis..

Ada beberapa hal yang menggelikan dari KYBDB di luar dari adaptasi (wajib diBOLD kalimat ini :)) ):
 

1. Instrumen dalam sinetron tidak mengadaptasi dari drama MLTFS, melainkan menggunakan instrumen khas sinetron produksi SinemArt, malah jadi seperti nonton Tukang Bubur Naik Haji.

Komentarku:

Heeii.. :)
Katanya DI LUAR ADAPTASI :))
Kok masih ngebandingin dari sisi adaptasinya? Kalau emang ‘di luar adaptasi’ ya yang dibahas itu bener-bener yang di luar adaptasi, dong. Piye toh? :)) Emang berat sebelah ni otak yang nulis :))
Dan lagi lucu ya sama kalimatnya ‘Instrumen dalam sinetron tidak mengadaptasi dari drama MLTFS’. Ngarep diadaptasi. Nggak konsisten. Kan nggak suka sinetron ini ngadaptasi tuh drama. Kenapa malah ngarep instrumennya turut diadaptasi juga?? O.o Coba ya kalau beneran diadaptasi, nambah deh tuh pasti caci maki.. ‘udah cerita nyontek, judul nyontek, poster nyontek, background opening nyontek, instrumen pun nyontek. Niat banget plagiatnyaaa’. Nah lohh piye?? Senang banget sih nambah dosa :)


Opiniku:

Untuk aku pribadi, gak ada masalah sama instrumennya. Emang khas sinetron indo dan cocok aja sama ceritanya ^^


2. Panggilan “kakak” dalam dialog terkesan tidak lazim dan cenderung dipaksakan, karena dalam keseharian warga Indonesia panggilan kakak cukup dengan sebutan “kak”. Geli-geli gimanaaa gitu!


Komentarku:

Nahh… ini nih yang termasuk fitnah! Saking semangatnya ngejelek-jelekkin kali yaaa… sampai budaya dan bahasa sendiri pun dah terlupakan dari otaknya yang berat sebelah itu. Mungkin saking pengennya menggunakan ‘oppa’ ala drama drama korea gitu, jadi lupa sama bahasa sendiri! :))

Heiii… dari zaman bahasa indonesia pertama kali digunakan sampai sekarang itu ya emang manggilnya ‘kakak’ woy!

Aku aja manggil kakakku, ‘kakak’ tuh, dari zaman baby sampai mulai tuwir gini -,-

Contoh: “Kak, kakak mau kemana? Aku ikut kakak boleh ya?”

Tuh, kayak gitu. Menggelikan kah??

Oh berarti saya menggelikan dong.

And then, sama yang lain pun yang lebih tua saya pasti manggil kakak. Contoh, ke seniorku di kampus.

“Kak Marthin, ini ntar laporannya aku antar ke rumah kakak apa gimana?”

Tuh.

Ada yang salah??

Potong leher gue nih kalau orang indo gak memakai sebutan ‘kakak’!

Emang iya banyak yang juga manggil kayak ‘Kak Marthin’ ‘Kak Ina’ ‘Kak Sasa’, tapi itu juga kalau tahu nama! Kalau nggak tahu, piye??

Dan di sinetron ini, si Nikita itu pas nggak tahu namanya Morgan. Ya manggilnya ‘kakak’ dong, mau manggil apalagi? -_-

*gregetan gue sama penulis kompasiana ini*


3. Saat Vania nyaris tertabrak bus, editannya kurang apik. Aku sih berharap truk trailer beroda 8.


Komentarku:

No comment yang ini. Karena aku sendiri gak terganggu sama sekali dengan adegan itu. Biasa aja.



4. Font (jenis huruf) yang digunakan untuk poster KYBDB sama persis dengan sinetron-sinetron produksi SinemArt lain.

Komentarku:

Tadinya sih maunya no comment yaaa, karena asli gak penting banget -_-

Apa masalahnya gitu?? Gak ada, kan? Emang problem buatmu apa, kalau mereka pakai font itu? Pengennya mereka ngikut font poster si drama korea? Yakin? Ntar kamu punya tambahan bahan untuk caci maki, ntar nambah dosa yang ada *ngomong ke penulis kompasiana yang otaknya berat sebelah ini* :)


5. Dan masih banyak lagi seiring penayangan sinetron ini masih akan berlanjut.

Ada hal yang tidak ditemui dalam sinetron ini seperti halnya sinetron-sinetron lain, yakni suara hati. Biasanya ‘kan dalam setiap sinetron ada gumaman dari pemeran seperti “Lihat saja nanti! Aku akan menuntut balas!” Dalam KYBDB selama 2 episode tak ku temui gumaman tersebut.



Widihh..percaya diri banget ya waktu nulis ‘tak kutemui’ gumaman tersebut. :))

Sekarang pertanyaanku, kamu (si penulis Kompasiana yang otaknya berat sebelah) yakin udah NONTON sinetron ini?? Aku harap iya. Karena nggak fair kalau kamu menulis artikel itu tanpa menonton sinetronnya! Kamu sendiri yang nulis loh ya menyatakan bahwa sudah menonton.
Tapi aneh, kenapa gak cocok ya? Apa saking waktu nulis otakmu sudah dibutakan kebencian? :))

Kalau emang kamu nonton, kamu pasti mendapati adanya beberapa ‘suara hati’ :))

Atau perlu diingatkan??

Gak usah jauh-jauh, nonton Episode 1, deh! Lihat bagian akhirnya, sebelum Morgan dan Niki bertemu di lift, sebelum ada tulisan BERSAMBUNG. Mereka saling berbicara sendiri dengan suara hati mereka.

Perlu dikasih link youtubenya juga?? Nih! :))
 http://www.youtube.com/watch?v=6gmKL246DSQ

Nonton yaaa dari menit/detik ke 43:06 sampai habis :))

Duhai… padahal dia bilang gak menemukan suara hati selama 2 episode itu. Lha, gue nemu tuh langsung di episode 1 :))

Capek gua ngakak baca tulisannyaaa :)))

Dia bilang sinetron ini ‘menggelikan’. Tak tahunya tulisan dia jauh lebih menggelikan. Belum lagi ya, tulisan dia yang menyatakakan kalau sinetron ini BELI LISENSI dan berbagai analisa bodohnya.. Gileeee..gue dibuat ngakak! Bagaimana bisa dia buat analisa kayak gitu? Oh yaaa, mungkin aja bisa, sihhh.. karena otaknya kan berat sebelah! :)

Makanya yaaa… sebelum nulis artikel itu, cari referensinya duluuuu. Dipelajari dulu topik yang mau diangkat. Maluuu oiii kalau salahhh.

Dan ingat satu hal, untuk menjadi seorang penulis artikel, kita harus punya otak PRIMA dan berpikir/melihat dari sudut pandang objektif. Jangan cuma karena elu cinta banget sama drama korea dan benci banget sama produk negara sendiri, akhirnya ngeluarin statement-statement yang nunjukkin betapa ‘bodoh’nya elu!

Aku yaaa… aku ini pecinta drama Korea juga, loh. Banget malah. Tapi saat aku kemarin mulai dengar berita-berita negatif dan disodorin artikel kompasiana itu, gak lantas kumakan bulat-bulat gitu aja.
Aku nonton baik-baik sinetronnya untuk bisa ngebuktiin apakah perkataan orang-orang (baca: kpoper lebay) itu benar atau cuma itu ucapan berat sebelah mereka yang emang pada dasarnya punya kebencian pribadi? Dan sebelum memutuskan menulis postingan ini pun, aku baca semua berita dan tonton sinetronnya sampai habis, supaya tak salah komentar.

Dan kesimpulan yang kudapat? Emang banyak omongan negatif itu berasal dari orang-orang yang menilai kasus ini secara subjektif, bukan objektif. Jadi mereka emang dari awal punya kebencian pribadi. Entah itu sama negaranya sendiri, sama Sinetron, sama SinemArt, sama RCTI, sama Nikita Willy, atau pun sama si Morgan :)

Kebanyakan yang aku lihat sih mereka emang dasarnya benci si Niki atau Morgan :)) Jadi, kasus ini cuma tong sampah aja buat mereka untuk ngeluarin dan numpahin kebencian yang selama ini terendap.

Kalau komenku pribadi, aku juga nggak suka Nikita Willy. Nggak ngefans. Dan bosen sama dia. Morgan pun aku tak suka sama sekali.

Dan awalnya emang sebel yaahh saat para Netizen Korea mengcap kalau si Nikita Willy adalah ‘standar artis Indonesia’. Oh my God, mau pingsan rasanya.. ^^; hehe

Tapi tak suka bukan berarti lantas aku ngejelek-jelekkin Niki, ya kecuali kalau dia emang jelek. Aku suka banget sinetron Yusra dan Yumna. Itu sinetron favoritku banget sampai sampai aku nggak pernah ketinggalan barang satu episode pun waktu dulu tayang. Dan pas udah tamat pun aku bela-belain download sinetronnya (yang sebanyak seratus puluh-an lebih) di youtube. Masih ada nih ku simpan di harddisk, dan masih ditonton kalau kangen. Yang main sapa? Nikita Willy, kan? See?? :)

Acting Niki itu bagus, kok. Walau aku nggak ngefans, tapi mata dan hatiku gak buta kalau dia emang bisa acting.

Dan saat aku nonton Kau yang Berasal dari Bintang ini, acting dia gak ada yang salah. Pas aja. Dia dapet banget sama karakternya yang adalah artis menyebalkan, tapi juga kasihan karena dihujat fans-nya mulu dicyber. Aku suka gaya acting dia di sini.

Kalau Morgan, so far juga bagus banget, kok (sejauh yang aku nonton 3 episode ini ya). Sesuai sama karakternya.

Kalau ada yang bilang Morgan itu ‘datar’ kalau acting, gue tanya balik! Liat dimana ‘datar’? Katanya, liat di Cinta Cenat Cenut dulu. Waktu gebetannya direbut Raphael, ‘datar’ reaksinya. Waktu dikeluarin dari gank, ‘datar’ juga reaksinya.

*gue langsung tepok jidat di sini*

Ya terusss??? Elo maunya gimana??? Maunya Morgan mesti koprol sambil bilang WAW gitu??? Jerit-jerit karena gebetannya direbut dan ditendang dari gank??? Yang ada ANCUR. Secara karakter dia di situ kan emang tipe cowok expression less kayak Ji Hu di BBF ataupun Baek Seong Jo di Playfull kiss.

Kalau gue tanya balik, gimana kalau lo liat Ji Hu di BBF nangis kejer saat Jandi direbut Junpyo? Ancur gak tuh ceritanya? Out of character banget!

Atau Baek Seong Jo di playfull kiss jadi ngejar-ngejar O Ha Ni dan ngemis-ngemis cinta pas Ha Ni akhirnya ngedate sama temannya? Gimana? Pingsan gak lu kalau liat adegan begitu? Pasti pingsan! Karena Baek Seong Jo yang mestinya cool kok jadi begono.

Sama! Morgan juga! Di Cinta Cenat Cenut kan karakternya ekspression less. Emang gayanya dia ‘datar’. Kalau dia ‘ngakak’, and over reaction lainnya, justru gue yang bakal kejang-kejang pas nonton -_-

Jadi, menurutku gak ada yang salah dengan Nikita Willy dan Morgan saat memerankan sinetron ini. BAGUS. (walau aku tetap mau pingsan kalau ingat Netizen Korea ngecap Nikita Willy adalah standar artis Indonesia huhu, padahal mereka nggak tahu masih banyak kok yang lain di atas Nikita Willy).

Kalau masalah Nikita Willy dan Morgan gak bisa nandingin si pemain drama Korea, jawabannya... ya iyalaaaah, masa ya iya dong! -_-

Mikir aja gitu, mereka kok dibandingin sama bintang korea yang berkelas gitu? Ya kebanting abis lah! Belum lagi kalau yang ngebandingin adalah orang-orang nggak berpendidikan (yang emang dah kadung dari awalnya benci sama Niki dan Morgan, dan mungkin benci sama negaranya sendiri :p).

Ya nggak usah dibandingkan makanya!

Aku nggak ngebandingin sama sekali. Saat nonton sinetron ini, aku benar-benar mandang 'sinetron' ini. Gak mandang si drama Korea. Kenapa? Supaya aku gak nilai subjektif. Dan berhasil, kan? Aku sukaaaa sama acting mereka sejauh ini.

Sama aja lah kasusnya kayak Hana Kimi yang diadaptasi Korea jadi To the Beautiful You, dll. Kalau mandang To The Beautiful You aja, jelas acting Choi Minho dan Sulli f(x) dah bagus. TAPI, kalau dipaksa bandingin sama Hana Kimi Jepang, ya jelas kebanting!!! -,,- Langsung oh-my to the GOD banget..! Jauuuhhhh. Minho jauuuhhh banget dibanding Oguri Shun. Sulli juga lewatttt dari Horikita Maki. Apalagi yang jadi Nakatsu! Duhh...habis dia klepek-klepek dibanting habis-habisan sama Ikuta Toma!!

Begitu juga drama Playfull Kiss. Dilihat 'pribadi', Baek Seong Jo itu udah kerennn banget. TAPI kalau mau dibandingkan  sama it start with a kiss (Taiwan), dan Itazura Na kiss (Jepang), baahhh... jauhhh amatt yee! Mati kelindes tuh Baek Seong Jo dilewati Irie Naoki dan Jang Je Su -,,-

See?? Jangan sekali-sekali ngebandingin! Jelas emang beda levelnya!

Hm...wait, kayaknya ada yang ketinggalan nih dibahas... *mikir sejenak*

Oh Iyaaaa...

Ini...

Gini ya... walau saya tak suka Nikita Willy dan Morgan, bukan fans mereka (tapi bukan haters juga), saya tetap panassss membaca sebagian besar komentar Netizen Korea yang sudah ditranslate! Semoga aja itu yang translate benar, jadi saya tak dosa karena sudah murka begini pada mereka.



O-MY-to the-GOD banget nggak sih bacanya?? -__-"

Okay... Saya ini suka Korea. Dua suami saya orang Korea, Suami pertama Lee Taemin member SHINee, dan yang kedua Cho Kyuhyun member Super Junior. Oke abaikan. But, I can't accept this statement. Their statements about my country! I love Indonesia more than Korea!

Oke, saya akui, dalam kasus ini kita salah. Dan mereka memang berhak berkata seperti itu dengan 'jahatnya'.

Tapi.... apa mereka tidak berkaca sedikit setidaknya, sebelum bicara?

Mereka terlihat terlalu mendewakan actor dan actess mereka.

Oke, dari sisi positif itu sangat bagus. Saya salut sama mereka. Karena mereka BANGGA dengan aktor dan artis mereka, bangga dengan karya mereka. Tak seperti kita. :) Kita patut meniru hal ini kalau memang ingin menjadi negara maju seperti mereka!

Tapi di sisi lain.. agak nggak bisa diterima juga. Ini kasus plagiat. Tapi mereka sampai rasis gitu. (Walau iya sih dari dulu aku sudah tahu kalau orang Korea itu Rasis terutama yang setipe kayak kita ini. Mereka tak suka orang kulit sawo matang, apalagi yang itam *maaf* kayak India dan Timor-timor. Kasian ya Korea untuk sifat mereka yang satu ini ^^;)

Mereka tidak berkaca... bahwa mereka sendiri pun BANYAK meniru drama Taiwan, Jepang, dll. Ini lepas dari plagiat ya. Aku tahu mereka pasti beli lisensinya, kok. TAPI yang aku bahas bukan itunya. Melainkan perihal menirunya. Seperti Playfull Kiss yang adaptasi Itazura Na kiss, To the Beautiful You yang dari Hana Kimi, (waduh aku nggak bisa ingat judul lain, lagi buru-buru ngetik soalnya, mau ada urusan -,-) Yah pokoknya gitu lah.

Lihat aja drama-drama yang mereka tiru/adaptasi. APAKAH mereka lebih baik dari yang aslinya??

NGGAK.

Nggak sama sekali.

JAUH!

Seperti yang sudah kusebutkan di atas sana.. Pemain mereka KEBANTING abis! Choi Minho yang guanteng poll sekalipun gak bisa nandingin kharisma Oguri Shun!

Bahkan, sekalipun drama Taiwan/Jepang yang mengadaptasi Korea, misalnya kayak drama Korea You are Beautiful, yang kemudian diadaptasi oleh Jepang dengan judul yang sama..apakah lebih bagus versi Korea yang asli?

NEHI!

Tidak sama sekali!

Jauuuhhh lebih bagus yang ngeRemake (versi Jepang)!

Korea selalu kebanting kalau diadaptasi maupun sebaliknya.

Jadi, saat baca koment-koment mereka di atas yang menjelek-jelekkan tiruan versi Indonesia, merasa pemain mereka itu paling TOP sedunia dan acting terbaik.. huh...  apalagi komentar ini:

"Tidak peduli negara apapun membuat ulang drama ini dan menggunakan aktor siapapun, untuk menyaingi krakter Do Min Joon dan Cheon Song Yi yang asli sangat lah sulit."

"Versi Korea tetaplah yang terbaik."

Okayyy..... we'll see! Jadi gak sabar rasanya nunggu Jepang mengadaptasi drama yang satu ini -_- Apakah benar negara APAPUN tak ada yang bisa menyaingi? Dan versi Korea yang terbaik? We'll see!



Rabu, 16 April 2014

Surat untuk Asmirandah..



Seperti judulnya, ya... sudah jelas, tulisan ini memang ditujukan untuk Asmirandah...


Kak,..
Ini pertama kalinya aku memanggilmu Kakak.
Hm.. jujur saja, selama ini aku adalah penggemar kakak.
Bukan karena acting (karena menurutku acting kakak biasa-biasa aja, bagus, tapi nggak begitu istimewa). Melainkan karena sifat dan kepribadianmu yang selama ini kulihat dari media. Aku juga mengagumi kecantikanmu..
Berita tentangmu sejak bulan November 2013 kemarin sungguh membuatku shock..
Kenapa bisa sampai seperti ini, kak? Rasanya sangat tak percaya... Aku tak percaya dengan pilihanmu, dan apa yang kamu jalankan sekarang..
Oke, itu hakmu. Memang.
Tapi entah kenapa aku tetap saja masih merasa seperti tak percaya sampai sekarang... Tak pernah terpikirkan olehku, seorang Asmirandah yang selama ini kusukai kepribadiannya dan kukagumi kecantikannya, akan menjadi ‘begini’.
Apa dirimu benar-benar dibutakan oleh cinta? Hingga mata hatimu sudah tertutup?
Aku lihat kamu segitu mudahnya pindah agama. Seakan itu seperti pindah kelas aja.
Kalau orang yang benar-benar mendalami agamanya, pasti tak akan semudah itu bisa memutuskan dan memilih...
Karena itu, aku percaya, kau adalah orang yang tak ‘berkeyakinan’ :)... Baik dulu, maupun sekarang.
Saat kau menjadi muslimah dulu, kau pun tak berkeyakinan. Dan saat sekarang menjadi nasrani pun, kau juga tetap tak ‘berkeyakinan’.
Aku kasihan sama dirimu, Kak... :’)
Kenapa aku berkata seperti itu?
Karena kalau orang yang ‘berkeyakinan’, ia tak akan semudah itu memutuskan pindah agama, kayak pindah naik angkot.
Dan begitu juga dengan agama yang kamu anut sekarang, tetap tak ‘berkeyakinan’. Karena kalau memang kamu ‘berkeyakinan’ pada Yesus, dari awal kamu akan langsung menjadi murtad, dan kemudian menikah. Karena kau percaya pada Yesus dan agamanya, maka kau akan mantap memilih mengikuti jalannya bersama Vanno. Ya kan? Semestinya begitu, kan? Bukannya malah memaksa Vanno menjadi mualaf, dan Vanno yang tak nyaman (karena emang ia melakukan terpaksa), akhirnya dia.. ya...seperti yang kita tahu :).


Kenapa harus memaksa Vanno menjadi mualaf, kalau Asmirandah memang meyakini Yesus? Kenapa tak dari awal saja kamu mengikuti ajaran agama Vanno dan kemudian menikah? Ya jawabannya, karena kamu tak ‘berkeyakinan’. Dari awal, kamu sudah jelas sekali tak berniat masuk agama Vanno, hingga akhirnya terjadi kasus seperti sekarang, baru kamu memutuskan untuk ikut Vanno.

Kasihan. 

Kasihan dirimu, Asmirandah.. Kasihan juga Tuhan yang kamu anut agamanya. Saat menjadi hamba Allah, kau tak sungguh-sungguh menyakininya, makanya begitu mudahnya keimananmu dikalahkan oleh cinta buta. Dan Tuhanmu yang sekarang, Tuhan Yesus (katamu), kau juga tak meyakininya dari dalam hati. Karena kau mengikuti agama Kristen hanya demi Vanno, bukan Tuhannya. :)

Aku benar-benar kecewa. Rasanya semua rasa respectku padamu selama bertahun-tahun ini lenyap begitu saja...

Aku sama sekali tidak mempermasalahkan agamamu. Bukan karena kau pindah agama, makanya aku jadi gak respect. Nggak sama sekali.

Agama itu hak orang lain. Aku punya banyak teman Muslim dan Kristian. Aku tak pernah membedakan mereka, dan aku selalu menghargai mereka. 

Yang bikin aku benar-benar gak respect sama kamu, Asmirandah, adalah sifatmu. Tindakanmu.
Kalau saja dari awal kamu memutuskan untuk menganut agama Kristen dengan benar, dan menikah dengan benar, aku pasti akan senang-senang saja.

Tapi... dengan apa yang telah kamu perbuat... Menjadikan Vanno mualaf, namun menyembunyikan kenyataan itu seakan itu adalah hal ‘memalukan’, membantah dan menyangkalnya termasuk pernikahanmu (dulu yang secara agama Islam), itu jelas-jelas tindakan yang ‘tidak sopan’. Menginjak-injak agama Islam. How can you do that?

Setelah itu kalian mengklarifikasi kebohongan kalian dengan muka tak berdosa. Lalu akhirnya membatalkan pernikahan, dan Vanno balik lagi jadi Kristen, dan kamu pun kali ini turut serta.
Coba, baca. Aneh, kan?

Konyol.

Kenapa tidak dari awal saja kamu masuk agama Kristen? Tak perlu menginjak-injak agama islam dulu.

Itu yang bikin aku bener-bener marah dan kecewa. Kenapa aku dulu bisa menggemari orang sepertimu? 

Sampai sekarang aku bener-bener tak percaya...

Terlebih saat aku menonton Video-videomu yang menyanyikan lagu ‘pujian’ dan mengatakan, "..saya mungkin memang baru mengenal Tuhan Yesus, tapi saya ingin lebih jauh lagi mengenal Tuhan Yesus karena saya percaya, dia adalah satu-satunya pribadi yang tidak akan meninggalkan kita semua, tidak akan membiarkan kita terjatuh, bahkan sampai tergelepak. Dan saya yakin sekali, hmm..semua terkasih yang ada di sini, dimanapun saudara terkasih berada saat ini, pasti Tuhan Yesus selalu ada menyertai. Yang pasti kita harus tetap percaya bahwa Tuhan Yesus akan selalu mendukung kita.”

:D..
:D..
:D..
:’D

Miris ya dengarnya...

Apa waktu dia mengatakan itu, dia tak mengingat Allah SWT yang pernah ia yakini sebagai Tuhannya ya? *penasaran* :)

Aku sangat ingin tahu apa dan bagaimana kira-kira perasan Andah saat itu, adakah ia pernah mengingat Tuhan yang pernah ia yakini sebelumnya? Adakah ia teringat saat-saat ia berpuasa, shalat tarawih, shalat bersama keluarga, membaca al-qur’an, dll.. yang pastinya tak akan lagi ia lakukan... 

Kira-kira kalau ia ingat itu, apa yang ia pikirkan ya? 

Aku tak bisa terbayang.

Karena kalau aku ada di posisi Asmirandah, aku rasanya nyesek banget. Tak akan semudah itu aku move on dari ajaran agama yang aku anut selama hidupku (hitung lah 20 tahun lebih).

Kenapa dia bisa memilih Vanno sebagai pendamping hidupnya?

Laki-laki yang beraninya mempermainkan sebuah agama seperti itu (bisa pindah-pindah sesuka dan seenak jidatnya kayak pindah kamar), jelas bukan lelaki baik.. :) Segitu butanya kah matamu, Andah?

Anyway... di lain sisi aku juga tak menyalahkan Andah. Mungkin pantas saja ia akhirnya memutuskan ikut Vanno. Kalau aku misalnya terjebak di posisi dia, aku mungkin akan melakukan hal yang sama (walau aku yakin tak akan pernah melakukan perbuatan tercela seperti yang dia lakukan). Karena Asmirandah ini pasti sudah pernah berhubungan badan. Saat itu ia sudah menikah ‘sebulanan’. Tak mungkin belum melakukan.

Sudah berhubungan badan dengan Vanno, keputusan terbaik (menurut Andah) jelas adalah mengikuti Vanno. Ia tak mungkin mengorbankan hubungannya dengan Vanno begitu saja.

Dan lagi, kita tak ada yang membela dia. Semua pihak islam mengecamnya, terutama FPI. Untuk poin ini, aku bisa mengerti perasaan Andah. Aku juga tak suka FPI, dan orang-orang yang sok ‘suci’ dan benar.

Kalau kita lihat bagaimana tindakan FPI dan beberapa oknum muslim (bahkan media) yang terkesan menyudutkan, Asmirandah jelas tak merasakan ‘aman dan nyaman’. Ia diserang oleh pihak-pihak agama Islam, dan jujur saja serangan itu sudah melebihi batas, aku bisa merasakan itu, apalagi Asmirandah yang merasakan sendiri. Tapi saat ia menganut Kristen, ia merasa ketentraman. Aku bisa lihat senyuman lebar Andah setiap mengikuti pujian-pujian/acara kebaktian umat Kristen. Kristian tak ada satupun yang menghujat mereka, baik saat dulu sebelum Asmirandah masuk Kristen dan Vanno yang mengaku mualaf, hingga sekarang. Kristian sangat welcome, beda sekali dengan para muslimah yang sampai sekarang pun masih saja mengkecam Asmirandah dan Vanno.

Lalu sekarang kalian menyalahkan dan mengatai Asmirandah?? Tanpa sadar, bahwa prilaku kalian sendiri lah yang membuat seorang seperti Asmirandah akhirnya memilih pindah ke ‘ajaran’ yang menurutnya damai dan menenangkan. Semua orang pasti akan melakukan yang sama. Siapa yang mau meyakini suatu ajaran yang menggunakan kekerasan? Sedikit-sedikit mengkecam orang, sedikit-sedikit ‘menyerang’ *lirik FPI* dll. Please, perbaiki kelakuan kalian! Saya yang adalah muslim, sendirinya juga malu dan benci sama FPI serta beberapa oknum! Agama saya tidak mengajarkan kekerasan seperti itu! Jadi, tolong, jangan rusak nama agama Islam dengan kelakuan kalian yang seperti binatang buas!

Oleh karena itu, aku menghargai pilihan Asmirandah. Aku mencoba mengerti kenapa ia memilih jalan hidupnya yang sekarang ini. Walau ya.. aku tak akan bisa mengidolakannya lagi seperti dulu. Dan mungkin aku juga tak akan pernah respect lagi sama dia, sampai kapan pun... Mungkin ini terakhirnya aku menulis postingan tentang Asmirandah, dan mengikut campur urusannya.. Begitu aku memposting tulisan ini, aku akan benar-benar tak makan encampuri apapun itu tentang Asmirandah. Karena ya, maaf, aku bisa dibilang membenci kelakuannya walau aku bisa memaklumi.. :’)

Tapi, yah... sudah lah. Itu kan memang hak Asmirandah :)

Hak dia memilih jalan hidupnya.

Aku cuma mendoakan dari sini, semoga dia selalu bahagia dengan pilihannya. Semoga langgeng sama Vanno hingga akhir hayat. Dan semoga Vanno selalu membahagiakan Asmirandah. Semoga karir mereka bisa kembali seperti semula (walau aku tak akan lagi suka nonton sinetron mereka).


Seperti judulnya, ya... sudah jelas, tulisan ini memang ditujukan untuk Asmirandah...


Kak,..
Ini pertama kalinya aku memanggilmu Kakak.
Hm.. jujur saja, selama ini aku adalah penggemar kakak.
Bukan karena acting (karena menurutku acting kakak biasa-biasa aja, bagus, tapi nggak begitu istimewa). Melainkan karena sifat dan kepribadianmu yang selama ini kulihat dari media. Aku juga mengagumi kecantikanmu..
Berita tentangmu sejak bulan November 2013 kemarin sungguh membuatku shock..
Kenapa bisa sampai seperti ini, kak? Rasanya sangat tak percaya... Aku tak percaya dengan pilihanmu, dan apa yang kamu jalankan sekarang..
Oke, itu hakmu. Memang.
Tapi entah kenapa aku tetap saja masih merasa seperti tak percaya sampai sekarang... Tak pernah terpikirkan olehku, seorang Asmirandah yang selama ini kusukai kepribadiannya dan kukagumi kecantikannya, akan menjadi ‘begini’.
Apa dirimu benar-benar dibutakan oleh cinta? Hingga mata hatimu sudah tertutup?
Aku lihat kamu segitu mudahnya pindah agama. Seakan itu seperti pindah kelas aja.
Kalau orang yang benar-benar mendalami agamanya, pasti tak akan semudah itu bisa memutuskan dan memilih...
Karena itu, aku percaya, kau adalah orang yang tak ‘berkeyakinan’ :)... Baik dulu, maupun sekarang.
Saat kau menjadi muslimah dulu, kau pun tak berkeyakinan. Dan saat sekarang menjadi nasrani pun, kau juga tetap tak ‘berkeyakinan’.
Aku kasihan sama dirimu, Kak... :’)
Kenapa aku berkata seperti itu?
Karena kalau orang yang ‘berkeyakinan’, ia tak akan semudah itu memutuskan pindah agama, kayak pindah naik angkot.
Dan begitu juga dengan agama yang kamu anut sekarang, tetap tak ‘berkeyakinan’. Karena kalau memang kamu ‘berkeyakinan’ pada Yesus, dari awal kamu akan langsung menjadi murtad, dan kemudian menikah. Karena kau percaya pada Yesus dan agamanya, maka kau akan mantap memilih mengikuti jalannya bersama Vanno. Ya kan? Semestinya begitu, kan? Bukannya malah memaksa Vanno menjadi mualaf, dan Vanno yang tak nyaman (karena emang ia melakukan terpaksa), akhirnya dia.. ya...seperti yang kita tahu :).


Kenapa harus memaksa Vanno menjadi mualaf, kalau Asmirandah memang meyakini Yesus? Kenapa tak dari awal saja kamu mengikuti ajaran agama Vanno dan kemudian menikah? Ya jawabannya, karena kamu tak ‘berkeyakinan’. Dari awal, kamu sudah jelas sekali tak berniat masuk agama Vanno, hingga akhirnya terjadi kasus seperti sekarang, baru kamu memutuskan untuk ikut Vanno.

Kasihan. 

Kasihan dirimu, Asmirandah.. Kasihan juga Tuhan yang kamu anut agamanya. Saat menjadi hamba Allah, kau tak sungguh-sungguh menyakininya, makanya begitu mudahnya keimananmu dikalahkan oleh cinta buta. Dan Tuhanmu yang sekarang, Tuhan Yesus (katamu), kau juga tak meyakininya dari dalam hati. Karena kau mengikuti agama Kristen hanya demi Vanno, bukan Tuhannya. :)

Aku benar-benar kecewa. Rasanya semua rasa respectku padamu selama bertahun-tahun ini lenyap begitu saja...

Aku sama sekali tidak mempermasalahkan agamamu. Bukan karena kau pindah agama, makanya aku jadi gak respect. Nggak sama sekali.

Agama itu hak orang lain. Aku punya banyak teman Muslim dan Kristian. Aku tak pernah membedakan mereka, dan aku selalu menghargai mereka. 

Yang bikin aku benar-benar gak respect sama kamu, Asmirandah, adalah sifatmu. Tindakanmu.
Kalau saja dari awal kamu memutuskan untuk menganut agama Kristen dengan benar, dan menikah dengan benar, aku pasti akan senang-senang saja.

Tapi... dengan apa yang telah kamu perbuat... Menjadikan Vanno mualaf, namun menyembunyikan kenyataan itu seakan itu adalah hal ‘memalukan’, membantah dan menyangkalnya termasuk pernikahanmu (dulu yang secara agama Islam), itu jelas-jelas tindakan yang ‘tidak sopan’. Menginjak-injak agama Islam. How can you do that?

Setelah itu kalian mengklarifikasi kebohongan kalian dengan muka tak berdosa. Lalu akhirnya membatalkan pernikahan, dan Vanno balik lagi jadi Kristen, dan kamu pun kali ini turut serta.
Coba, baca. Aneh, kan?

Konyol.

Kenapa tidak dari awal saja kamu masuk agama Kristen? Tak perlu menginjak-injak agama islam dulu.

Itu yang bikin aku bener-bener marah dan kecewa. Kenapa aku dulu bisa menggemari orang sepertimu? 

Sampai sekarang aku bener-bener tak percaya...

Terlebih saat aku menonton Video-videomu yang menyanyikan lagu ‘pujian’ dan mengatakan, "..saya mungkin memang baru mengenal Tuhan Yesus, tapi saya ingin lebih jauh lagi mengenal Tuhan Yesus karena saya percaya, dia adalah satu-satunya pribadi yang tidak akan meninggalkan kita semua, tidak akan membiarkan kita terjatuh, bahkan sampai tergelepak. Dan saya yakin sekali, hmm..semua terkasih yang ada di sini, dimanapun saudara terkasih berada saat ini, pasti Tuhan Yesus selalu ada menyertai. Yang pasti kita harus tetap percaya bahwa Tuhan Yesus akan selalu mendukung kita.”

:D..
:D..
:D..
:’D

Miris ya dengarnya...

Apa waktu dia mengatakan itu, dia tak mengingat Allah SWT yang pernah ia yakini sebagai Tuhannya ya? *penasaran* :)

Aku sangat ingin tahu apa dan bagaimana kira-kira perasan Andah saat itu, adakah ia pernah mengingat Tuhan yang pernah ia yakini sebelumnya? Adakah ia teringat saat-saat ia berpuasa, shalat tarawih, shalat bersama keluarga, membaca al-qur’an, dll.. yang pastinya tak akan lagi ia lakukan... 

Kira-kira kalau ia ingat itu, apa yang ia pikirkan ya? 

Aku tak bisa terbayang.

Karena kalau aku ada di posisi Asmirandah, aku rasanya nyesek banget. Tak akan semudah itu aku move on dari ajaran agama yang aku anut selama hidupku (hitung lah 20 tahun lebih).

Kenapa dia bisa memilih Vanno sebagai pendamping hidupnya?

Laki-laki yang beraninya mempermainkan sebuah agama seperti itu (bisa pindah-pindah sesuka dan seenak jidatnya kayak pindah kamar), jelas bukan lelaki baik.. :) Segitu butanya kah matamu, Andah?

Anyway... di lain sisi aku juga tak menyalahkan Andah. Mungkin pantas saja ia akhirnya memutuskan ikut Vanno. Kalau aku misalnya terjebak di posisi dia, aku mungkin akan melakukan hal yang sama (walau aku yakin tak akan pernah melakukan perbuatan tercela seperti yang dia lakukan). Karena Asmirandah ini pasti sudah pernah berhubungan badan. Saat itu ia sudah menikah ‘sebulanan’. Tak mungkin belum melakukan.

Sudah berhubungan badan dengan Vanno, keputusan terbaik (menurut Andah) jelas adalah mengikuti Vanno. Ia tak mungkin mengorbankan hubungannya dengan Vanno begitu saja.

Dan lagi, kita tak ada yang membela dia. Semua pihak islam mengecamnya, terutama FPI. Untuk poin ini, aku bisa mengerti perasaan Andah. Aku juga tak suka FPI, dan orang-orang yang sok ‘suci’ dan benar.

Kalau kita lihat bagaimana tindakan FPI dan beberapa oknum muslim (bahkan media) yang terkesan menyudutkan, Asmirandah jelas tak merasakan ‘aman dan nyaman’. Ia diserang oleh pihak-pihak agama Islam, dan jujur saja serangan itu sudah melebihi batas, aku bisa merasakan itu, apalagi Asmirandah yang merasakan sendiri. Tapi saat ia menganut Kristen, ia merasa ketentraman. Aku bisa lihat senyuman lebar Andah setiap mengikuti pujian-pujian/acara kebaktian umat Kristen. Kristian tak ada satupun yang menghujat mereka, baik saat dulu sebelum Asmirandah masuk Kristen dan Vanno yang mengaku mualaf, hingga sekarang. Kristian sangat welcome, beda sekali dengan para muslimah yang sampai sekarang pun masih saja mengkecam Asmirandah dan Vanno.

Lalu sekarang kalian menyalahkan dan mengatai Asmirandah?? Tanpa sadar, bahwa prilaku kalian sendiri lah yang membuat seorang seperti Asmirandah akhirnya memilih pindah ke ‘ajaran’ yang menurutnya damai dan menenangkan. Semua orang pasti akan melakukan yang sama. Siapa yang mau meyakini suatu ajaran yang menggunakan kekerasan? Sedikit-sedikit mengkecam orang, sedikit-sedikit ‘menyerang’ *lirik FPI* dll. Please, perbaiki kelakuan kalian! Saya yang adalah muslim, sendirinya juga malu dan benci sama FPI serta beberapa oknum! Agama saya tidak mengajarkan kekerasan seperti itu! Jadi, tolong, jangan rusak nama agama Islam dengan kelakuan kalian yang seperti binatang buas!

Oleh karena itu, aku menghargai pilihan Asmirandah. Aku mencoba mengerti kenapa ia memilih jalan hidupnya yang sekarang ini. Walau ya.. aku tak akan bisa mengidolakannya lagi seperti dulu. Dan mungkin aku juga tak akan pernah respect lagi sama dia, sampai kapan pun... Mungkin ini terakhirnya aku menulis postingan tentang Asmirandah, dan mengikut campur urusannya.. Begitu aku memposting tulisan ini, aku akan benar-benar tak makan encampuri apapun itu tentang Asmirandah. Karena ya, maaf, aku bisa dibilang membenci kelakuannya walau aku bisa memaklumi.. :’)

Tapi, yah... sudah lah. Itu kan memang hak Asmirandah :)

Hak dia memilih jalan hidupnya.

Aku cuma mendoakan dari sini, semoga dia selalu bahagia dengan pilihannya. Semoga langgeng sama Vanno hingga akhir hayat. Dan semoga Vanno selalu membahagiakan Asmirandah. Semoga karir mereka bisa kembali seperti semula (walau aku tak akan lagi suka nonton sinetron mereka).

Jumat, 14 Februari 2014

Author amatir yang 'super' sombong :D

Tenang.. waktu aku menuliskan judul di atas ini, aku masih tetap dengan anggapanku yang sebelumnya kok, bahwa aku kagum dengan tulisan Yuli Pritania, bagaimana dengan diksinya yang sebenarnya sederhana dan juga agak berantakan itu, tapi ia bisa membawa pembacanya larut dalam setiap tulisannya. :D

Then, what? Kenapa aku bilang amatir?

Ya dia kan emang amatir. Hanya seorang penulis blogger, yang sekarang akhirnya mulai merambah ke dunia percetakan. Of, course, yang namanya pemula pastinya namanya amatir kan?

Hm... wait, mulai masuk ke paragraf 3 kayaknya aku mulai agak 'sinis' ya? Padahal dulu kan aku mengaku mengagumi tulisannya. Yahh.. sampai sekarang masih, kok. Cuma kalau sekarang mungkin udah sangat nggak respect aja. Sebenarnya sudah dari dulu (tahun 2012) aku sudah mulai nggak respect, tapi masih sedikiittt doang, eh..sedikit-sedikit, lama-lama jadi bukit :D

Awalnya dulu sebelum dia terjun ke dunia percetakan.. yah, masih seorang blogger yang ngandalin blog untuk memasarkan tulisannya agar bisa dibaca dan dikomentarin orang banyak. Dari zaman itu, dia sudah yang sombongnya amit-amit. Kadang-kadang sih masih sok ngerendah juga, bilang kalau dia itu sebenarnya bukan lah apa-apa, dan heran sendiri kenapa tulisannya banyak yang suka. (Walau aku tahu sebenarnya dia terbang ke langit ke tujuh melihat begitu banyak orang bodoh memuja karyanya).

Aku nggak respectnya apa? Ya sifatnya itu. Yang songong, sombong, merasa dirinya bak dewi dari belahan dunia mana. Dia memang nggak pernah minta disanjung-sanjung ya, tapi nggak usah munafik deh dia juga sebenarnya pasti senang dan bangga selama ini disanjung-sanjung orang.

Tapi aku pikir, tulisannya dia memang bagus. Jadi ya mungkin, itu sepantar lah dengan kesombongannya. Masih agak bisa dimaklumin, minimal dia sombong tapi tulisannya memang layak disombongin. Eh, ini aku jujur loh ngomongnya :D (karena aku kan nggak munafik kayak dia). Tulisannya itu memang bagus.

Lalu makin ke sini-sini.. sejak buku pertamanya mulai terbit, songongnya makin menjadi-jadi. Dia makin kelewatan dan keterlaluan (tingkahnya). Dan yang menggeramkan, masih banyak aja reader bodoh yang mau kayak diinjek-injek gitu sama dia. Maksudku, diketusin, dijutekin, dimaki (aku nyebutnya maki, karena kata-katanya memang terlampu kasar menurutku) dll, kok ya masih aja mengagung-agungkan dia? Kalau aku mah digituin, bakal maki balik. Emangnya dia sapa berani berbuat gitu? Penulis?? O.o Eh..Penulis sekelas Ilana Tan, Orizuka, dan bahkan J.K Rowling sekalipun yang jauuuhhhhhhh di atas dia, nggak begitu.

Oke, pasti deh kalau ada #teamYuli nemu postinganku ini dan baca, bakal ngebelain author kesayangannya itu dan ngecap aku menilai secara subjektif, alias menilai secara emosi dari sifatnya, bukan karyanya, seperti bagaimana Yuli mengecap orang yang menegurnya selama ini. :D

Up to you lah ya, guys..

Iya, aku sering kok lihat sudah banyak orang menegur perangai buruk dia, tapi ya gitu deh.. dasarnya emang seperti yang kubilang, dia songong, dan merasa bagaikan dewi, nggak mau terima kritikan, maunya terima pujian aja. (Tuh, kebetulan ada lagi yang jadi saksi di postingaku sebelumnya :D). Yuli ini, kalau ada yang kritik dia, bakal dijutekin, dimaki, tapi kalau dipuji-puji, diagung-agungkan, dia senang banget. :D

Tipe orang yang nggak bisa menerima saran dan kritik lah. (Heran sendiri juga gue). Kadang dia juga yang suka minta saran-kritik-pertanyaan ke readernya untuk sebagai penilaian tulisannya, yang katanya dia sih supaya bisa lebih baik lagi. Eh... begitu ada yang ngasih saran, kritik, dan pertanyaan, dianya malah ngeyel, tetap membenarkan apa yang ia tulis dan menolak saran dan kritik itu (silahkan baca-baca aja postingan di fanpagenya). Ya kalau gitu ngapain minta saran-kritik, kalau ujung-ujungnya tetap merasa dirinya yang paling benar?

Helloowww.... Penulis sehebat Orizuka, Lexie Xu, Ilana Tan, aja nggak gitu-gitu amat yeee.

Bisa nggak dia merubah perangai jeleknya itu?

Oke, dia selalu bilang bahwa dia itu menjual karya, bukan jual mulut manis. Maksudnya, nikmatilah karyanya, dengan mengabaikan segala perangai buruknya dia..kkkkk~ Ya mana bisa gitu. Aku tahu dia benar, bahwa seorang penulis itu ya harusnya yang dilihat adalah tulisannya, bukan siapa dan bagaimana penulisnya. Tapi nggak bisa gitu kan? Pada dasarnya semua manusia pasti menilainya sepaket. Nggak lebih, nggak kurang.

Oke, mungkin karya lo bagus, dan sejelek apapun sifat lo, kita bakal tetap suka karya lo. Tapi pasti tetap ada yang beda. Sama kayak ini misalnya ya, ada tukang sayur di pasar. Sayurnya selalu seger-seger, tapi yang jual jutek. Ya kita mah ogah beli di dia, mending di lain. Atau kayak tukang konter pulsa jutek (seperti yang pernah aku ceritakan dulu), karena dia jutek, aku nggak pernah mau beli di konternya walaupun cuma jalan kaki 5 menit dari rumah. Aku lebih milih beli pulsa ke konter yang jauhnya jalan kaki 20 menit. See? Bagaimanapun bagusnya kerjamu atau sesuatu yang kau hasilkan, kalau sifatmu jelek, tetap nggak bagus dan nggak ada yang suka.

Kayaknya Yuli ini dulu selalu absen deh waktu SD pas pelajaran PPKN (dulu namanya PPKN kan?)

Yuli pasti ngelak, bahwa dia tidak mau munafik dengan pura-pura bermulut manis. Dia lebih suka tampil apa adanya (yang jutek nggak banget gitu). Jiaah.. sebenarnya nggak ada yang namanya berbuat kebaikan itu munafik. Ramah pada orang lain itu kan merupakan sifat yang baik. Pada dasarnya, kalau dia memang punya ketulusan, dia pasti bisa melakuannya. Menurutku Yuli terlalu lebay mengartikan bermulut manis di sini. Entah kenapa, dia menganggap bersikap ramah pada orang lain (terutama readernya), adalah suatu hal yang bukan dia banget. Heran, bangga amat yak dengan sosoknya yang sombong itu?

 
Sering ya aku lihat, kalau ada readernya yang nanya, dia jawabnya........ wah, parah banget. Sampai aku nggak bisa mengatakannya ulang. -_- Baca aja sendiri deh di blog atau fanpagenya, pasti sering nemu kok itu.. liat aja cara dia menjawab pertanyaa orang. Hayo, yang pernah nanya ke dia dan dijawab dengan jawaban minta ditampol banget, mana suaranyaa???

Yang suka bikin geramnya, itu adek-adek, walau sudah digituin sama dia, masih aja ngagung-ngagungin dia dengan kata-kata memuja. Berasa diinjek-injek nggak sih? Kok ya mau-maunya gitu, sudah digituin masih aja memuja. Kayak lagi muja Raja Firaun deh liatnya -_-

Aku tekankan ya, aku bukannya sirik. Sumpah, nggak. Bukankah aku pernah bilang (dan bahkan sekarang pun masih), bahwa aku mengagumi tulisannya dia. Dan itu aku tulus dari hati. Walau sekarang tulisannya dia semakin cemen sih.. diksinya memang semakin bagus dan semakin sempurna, tapi plot ceritanya nggak. Semakin ke sini malah semakin cemen, karena seringnya cuma berat di romantisme, tapi di konflik, anjlok parah.

Duh..kok ya makin ke sini isi postingan ini nggak ada intinya sih ? -_-

Ya sudah lah.. intinya ya cuma itu, Yuli Pritania adalah author amatir yang 'super' sombong.

Terserah kalau dia dan para pencinta Yuli Pritania mau ngatain aku cuma menilai dia dari sifatnya aja.

Kalau orang pintar sih, pastinya bisa tahu bahwa aku menegur dia tanpa mengesampingkan kenyataan kalau tulisannya itu memang bagus, walau sekarang mulai cemen, dan yeah bagian ini memang harus diulang :D. Tapi kan cemen itu cuma plotnya doang, toh diksinya semakin sempurna. (Walau aku baru sadar, nggak heran kalau plot ceritanya cemen, karena selama ini pun plot ceritanya dia yang masuk kategori bagus adalah hasil memplagiat ide cerita orang yang kemudian didaurulang dan dimodif sana-sini, bukan murni ide sendiri. Jadi yang cemen-cemen itu pasti ide murni dia sendiri).

Dan menurutku ini wajar. Kalau orang bisa jadi sangat membenci seseorang kalau sifatnya jelek, sebagus apapun itu hasil karyanya.

Yuli, mulai sekarang, belajar lah untuk bisa menerima kritik dan saran dari orang lain ya :)

Tak ada salahnya kan belajar ramah sama orang, dan pada siapapun? Walaupun ini hanyalah socmed, tapi ramah itu tak memandang bulu. Tak mandang siapa dan tempat

Nggak malu apa, sudah sampai ditegur sama Ilana Tan loh,... ckckckck (kalau aku sih malu pastinya).

Dan buat reader Yuli Pritania yang suka mengecam orang, sebenarnya justru kalian lah yang nggak bisa menilai sesuatu secara objektif. (Sampai sekarang gue penasaran, kok ya betah amat dijutekin sama author amatir satu ini O.o)

Btw, selain plot cerita Yuli yang semakin cemen, (dan authornya yang memang dasarnya 'mesum'), aku agak tergelitik sama profil Han Hye Na (tepatnya si ullzang yang dipakai sebagai wajah HyeNa). Itu Yuli nggak salah pilih? O.o Karena... sangat jauh berbeda dengan karakter HyeNa yang digambarkan . HyeNa yang sangat cantik (always dijelaskan berkali-kali di setiap cerita), dadanya yang blblaC. Ulang sekali lagi ya.. C! Dan ini yang penting, karakter HyeNa yang kuat, and terkadang devil.. you knoe lah~ Itu sama sekali nggak ada cocok-cocoknya dengan profil picture dia. Itu cewek ullzang yang dipakai mukanya selalu kayak orang bloon gitu. Nggak ada sama sekali kesan-kesan sangar, kuat, devil, dll. Oon, iya.


Nggak percaya? O.o


Lihat aja..


285771_545959468758495_431585465_n 


14hZL copy












photo149713



562077_436939813061121_251295697_n.png


Iugis




 


Dan lain-lainnya.. (masih banyak lagi sih, intip aja sendiri di blog or fanpagenya). Jadi, bagaimana bisa Yuli ini memasang ullzang ini sebagai HyeNa ya?? -_- Itu kan bukan HyeNa banget. Liat kan? Mukanya tampang cewek bloon gitu (maksudnya dibuat bloon dan sok-sok imut), itu kan bukan Hynea banget -_- Nggak matching amat dah sama karakter yang dituliskan. Trus dadanya.... itu mananya yang C sih??? Yuli itu tau kan ukuran dada C itu bagaimana? :/

Malah pernah ya dadanya HyeNa tuh rata abisssss, sementara di ceritanya dibilang ukuran C. Aku sampai bengong melihat poster fanficnya waktu itu... dicerita katanya C lah posternya malah dada rata abisss -,- *pingsan*.

Ini bukan hal penting sih, tapi sebagai reader ini mengganggu, karena kita jadi nggak bisa benar-benar menghayati ceritanya. Secara adegannya HyeNa kan kayak murka mulu, tapi kita nggak bisa kebayang muka murka HyeNa kayak mana, secara itu fotonya muka bloon semua gitu -_-


Pasti deh..pasti deh nih aku bakal dibilangin menghujat orang hanya karena masalah pribadi alias karena aku membencinya :D

Yah.. aku tak akan menyangkal maupun membantah. Karena, itu kenapa aku bilang, bahwa semua manusia menilai segala sesuatu itu sepaket. Ibaratnya, tak peduli negaramu indah kalau perangai bangsanya jelek, tak peduli tokomu punya barang berkualitas kalau pelayanannya sangat tidak memuaskan, dll :D

Jadi, sesuatu yang normal kalau orang yang tadi sebelumnya mengakui sebuah karya yang bagus tapi kemudian berbalik mengkritik hanya karena hal yang sangat tak berkenan. Sebenarnya, dari dulu pun penilaianku pada Yuli tuh emang begini. Tentang plot ceritanya yang cemen, mukanya HyeNa yang bloon, dan bahkan....oh ya satu lagi,

Ketidaksukaanku pada bagaimana dia membawakan karakter Kyu yang semakin kesini semakin JAUUH dari karakter asli Kyu! Sebagai istrinya  Kyu, aku agak nggak terima di sini. Kyu dibikin setan banget sama dia. Bahkan sampai-sampai Kyu versi Yuli melontarkan hal-hal tak mengenakkan tentang SeoHyun (hanya karena si penulisnya sendiri yang keki sama seoHyun). Kyu asli mah mana ada segitu sensinya sama seoHyun -_-

Aku sampai bingung kenapa banyak orang yang nyebut-nyebut kalau karakter Kyu di setiap tulisan Yuli itu karakter real. Apa?? Ulang lagi ya.. APHAA?? *keselekToa*. Buahahahaha... helloooowww... karakter real apaan? Kyu sedingin itu? Sedevil itu? Seromantis jijay mesum gitu? Secintamatinya gitu sama HyeNa?? Sesensinya gitu sama cewek-cewek (sebut aja SeohYun, trus pasangan WGM Chinanya itu)? Buahahahaa... Kyu mana ada kayak gitu. Beda jauh amat, woyy! Jadi, jangan deh pada bilang karakter Kyu di FF si Yuli sama persis sama Kyu asli. Masih berani ada yang bilang, sini tak keplak pakai catokan panas. lagian heran, sok tahu amat sih.. Pernah liat Kyu langsung aja kagak, kenal juga kagak, udah berani ngeluarin statement gitu. Karakter asli Kyu itu, cuma dirinya sendiri, keluarga/kerabat dekatnya, dan Tuhannya yang tahu, wooii.

Tapi, dulu semua hal itu bisa kutoleran karena ini kan hanya fanfic, dan lagi tulisan dia bagus. Jadi itu semua kekurangan (yang bahkan masih banyak yang belum tersebutkan) bisa ditutupin. Cuma, berhubung sekarang aku udah sangat nggak respect sama si Yuli, ya udah jadinya keluar semua deh tuh uneg-uneg ku. :D

Yuli, kalau sifatnya dia tetap jelek selamanya, dan dia tak mau merubah.. suatu saat pasti dia bakal kena batunya juga :)

Padahal ya.. kalau saja dia mau menjadi lebih baik, aku yakin sekarang dia sudah terkenal (sekarang? Emang belum terkenal menurutku, karena di GR pun yang ngeRate bukunya dikittt amat hihi), sekalipun karyanya nggak bagus-bagus amat, pasti bakal banyak yang suka dan mau rela ngeluarin uang buat koleksi buku-bukunya.. :)

Kalau ada pembaca bertanya cara beli buku, mbok ya dijawab baik-baik.. Bukannya malah jawab "Kamu emang nggak bisa liat tulisan gede-gede, padahal sudah kujelasin cara pesannya..blabla." Nggak bisa ya jawab baik: "Penjelasannya sudah jelas kok di atas :D Dibaca lagi ya~" Kan enak dengarnya, singkat tapi enak. Daripada ngomel panjang lebar dengan kata yang nusuk si penanya? Yang ada penanya sakit hati. Dan emangnya senang kalau banyak orang yang sakit hati sama kita? Kalau bisa nyenengin hati orang dengan cara yang mudah, kenapa nggak dilakukan?







Tenang.. waktu aku menuliskan judul di atas ini, aku masih tetap dengan anggapanku yang sebelumnya kok, bahwa aku kagum dengan tulisan Yuli Pritania, bagaimana dengan diksinya yang sebenarnya sederhana dan juga agak berantakan itu, tapi ia bisa membawa pembacanya larut dalam setiap tulisannya. :D

Then, what? Kenapa aku bilang amatir?

Ya dia kan emang amatir. Hanya seorang penulis blogger, yang sekarang akhirnya mulai merambah ke dunia percetakan. Of, course, yang namanya pemula pastinya namanya amatir kan?

Hm... wait, mulai masuk ke paragraf 3 kayaknya aku mulai agak 'sinis' ya? Padahal dulu kan aku mengaku mengagumi tulisannya. Yahh.. sampai sekarang masih, kok. Cuma kalau sekarang mungkin udah sangat nggak respect aja. Sebenarnya sudah dari dulu (tahun 2012) aku sudah mulai nggak respect, tapi masih sedikiittt doang, eh..sedikit-sedikit, lama-lama jadi bukit :D

Awalnya dulu sebelum dia terjun ke dunia percetakan.. yah, masih seorang blogger yang ngandalin blog untuk memasarkan tulisannya agar bisa dibaca dan dikomentarin orang banyak. Dari zaman itu, dia sudah yang sombongnya amit-amit. Kadang-kadang sih masih sok ngerendah juga, bilang kalau dia itu sebenarnya bukan lah apa-apa, dan heran sendiri kenapa tulisannya banyak yang suka. (Walau aku tahu sebenarnya dia terbang ke langit ke tujuh melihat begitu banyak orang bodoh memuja karyanya).

Aku nggak respectnya apa? Ya sifatnya itu. Yang songong, sombong, merasa dirinya bak dewi dari belahan dunia mana. Dia memang nggak pernah minta disanjung-sanjung ya, tapi nggak usah munafik deh dia juga sebenarnya pasti senang dan bangga selama ini disanjung-sanjung orang.

Tapi aku pikir, tulisannya dia memang bagus. Jadi ya mungkin, itu sepantar lah dengan kesombongannya. Masih agak bisa dimaklumin, minimal dia sombong tapi tulisannya memang layak disombongin. Eh, ini aku jujur loh ngomongnya :D (karena aku kan nggak munafik kayak dia). Tulisannya itu memang bagus.

Lalu makin ke sini-sini.. sejak buku pertamanya mulai terbit, songongnya makin menjadi-jadi. Dia makin kelewatan dan keterlaluan (tingkahnya). Dan yang menggeramkan, masih banyak aja reader bodoh yang mau kayak diinjek-injek gitu sama dia. Maksudku, diketusin, dijutekin, dimaki (aku nyebutnya maki, karena kata-katanya memang terlampu kasar menurutku) dll, kok ya masih aja mengagung-agungkan dia? Kalau aku mah digituin, bakal maki balik. Emangnya dia sapa berani berbuat gitu? Penulis?? O.o Eh..Penulis sekelas Ilana Tan, Orizuka, dan bahkan J.K Rowling sekalipun yang jauuuhhhhhhh di atas dia, nggak begitu.

Oke, pasti deh kalau ada #teamYuli nemu postinganku ini dan baca, bakal ngebelain author kesayangannya itu dan ngecap aku menilai secara subjektif, alias menilai secara emosi dari sifatnya, bukan karyanya, seperti bagaimana Yuli mengecap orang yang menegurnya selama ini. :D

Up to you lah ya, guys..

Iya, aku sering kok lihat sudah banyak orang menegur perangai buruk dia, tapi ya gitu deh.. dasarnya emang seperti yang kubilang, dia songong, dan merasa bagaikan dewi, nggak mau terima kritikan, maunya terima pujian aja. (Tuh, kebetulan ada lagi yang jadi saksi di postingaku sebelumnya :D). Yuli ini, kalau ada yang kritik dia, bakal dijutekin, dimaki, tapi kalau dipuji-puji, diagung-agungkan, dia senang banget. :D

Tipe orang yang nggak bisa menerima saran dan kritik lah. (Heran sendiri juga gue). Kadang dia juga yang suka minta saran-kritik-pertanyaan ke readernya untuk sebagai penilaian tulisannya, yang katanya dia sih supaya bisa lebih baik lagi. Eh... begitu ada yang ngasih saran, kritik, dan pertanyaan, dianya malah ngeyel, tetap membenarkan apa yang ia tulis dan menolak saran dan kritik itu (silahkan baca-baca aja postingan di fanpagenya). Ya kalau gitu ngapain minta saran-kritik, kalau ujung-ujungnya tetap merasa dirinya yang paling benar?

Helloowww.... Penulis sehebat Orizuka, Lexie Xu, Ilana Tan, aja nggak gitu-gitu amat yeee.

Bisa nggak dia merubah perangai jeleknya itu?

Oke, dia selalu bilang bahwa dia itu menjual karya, bukan jual mulut manis. Maksudnya, nikmatilah karyanya, dengan mengabaikan segala perangai buruknya dia..kkkkk~ Ya mana bisa gitu. Aku tahu dia benar, bahwa seorang penulis itu ya harusnya yang dilihat adalah tulisannya, bukan siapa dan bagaimana penulisnya. Tapi nggak bisa gitu kan? Pada dasarnya semua manusia pasti menilainya sepaket. Nggak lebih, nggak kurang.

Oke, mungkin karya lo bagus, dan sejelek apapun sifat lo, kita bakal tetap suka karya lo. Tapi pasti tetap ada yang beda. Sama kayak ini misalnya ya, ada tukang sayur di pasar. Sayurnya selalu seger-seger, tapi yang jual jutek. Ya kita mah ogah beli di dia, mending di lain. Atau kayak tukang konter pulsa jutek (seperti yang pernah aku ceritakan dulu), karena dia jutek, aku nggak pernah mau beli di konternya walaupun cuma jalan kaki 5 menit dari rumah. Aku lebih milih beli pulsa ke konter yang jauhnya jalan kaki 20 menit. See? Bagaimanapun bagusnya kerjamu atau sesuatu yang kau hasilkan, kalau sifatmu jelek, tetap nggak bagus dan nggak ada yang suka.

Kayaknya Yuli ini dulu selalu absen deh waktu SD pas pelajaran PPKN (dulu namanya PPKN kan?)

Yuli pasti ngelak, bahwa dia tidak mau munafik dengan pura-pura bermulut manis. Dia lebih suka tampil apa adanya (yang jutek nggak banget gitu). Jiaah.. sebenarnya nggak ada yang namanya berbuat kebaikan itu munafik. Ramah pada orang lain itu kan merupakan sifat yang baik. Pada dasarnya, kalau dia memang punya ketulusan, dia pasti bisa melakuannya. Menurutku Yuli terlalu lebay mengartikan bermulut manis di sini. Entah kenapa, dia menganggap bersikap ramah pada orang lain (terutama readernya), adalah suatu hal yang bukan dia banget. Heran, bangga amat yak dengan sosoknya yang sombong itu?

 
Sering ya aku lihat, kalau ada readernya yang nanya, dia jawabnya........ wah, parah banget. Sampai aku nggak bisa mengatakannya ulang. -_- Baca aja sendiri deh di blog atau fanpagenya, pasti sering nemu kok itu.. liat aja cara dia menjawab pertanyaa orang. Hayo, yang pernah nanya ke dia dan dijawab dengan jawaban minta ditampol banget, mana suaranyaa???

Yang suka bikin geramnya, itu adek-adek, walau sudah digituin sama dia, masih aja ngagung-ngagungin dia dengan kata-kata memuja. Berasa diinjek-injek nggak sih? Kok ya mau-maunya gitu, sudah digituin masih aja memuja. Kayak lagi muja Raja Firaun deh liatnya -_-

Aku tekankan ya, aku bukannya sirik. Sumpah, nggak. Bukankah aku pernah bilang (dan bahkan sekarang pun masih), bahwa aku mengagumi tulisannya dia. Dan itu aku tulus dari hati. Walau sekarang tulisannya dia semakin cemen sih.. diksinya memang semakin bagus dan semakin sempurna, tapi plot ceritanya nggak. Semakin ke sini malah semakin cemen, karena seringnya cuma berat di romantisme, tapi di konflik, anjlok parah.

Duh..kok ya makin ke sini isi postingan ini nggak ada intinya sih ? -_-

Ya sudah lah.. intinya ya cuma itu, Yuli Pritania adalah author amatir yang 'super' sombong.

Terserah kalau dia dan para pencinta Yuli Pritania mau ngatain aku cuma menilai dia dari sifatnya aja.

Kalau orang pintar sih, pastinya bisa tahu bahwa aku menegur dia tanpa mengesampingkan kenyataan kalau tulisannya itu memang bagus, walau sekarang mulai cemen, dan yeah bagian ini memang harus diulang :D. Tapi kan cemen itu cuma plotnya doang, toh diksinya semakin sempurna. (Walau aku baru sadar, nggak heran kalau plot ceritanya cemen, karena selama ini pun plot ceritanya dia yang masuk kategori bagus adalah hasil memplagiat ide cerita orang yang kemudian didaurulang dan dimodif sana-sini, bukan murni ide sendiri. Jadi yang cemen-cemen itu pasti ide murni dia sendiri).

Dan menurutku ini wajar. Kalau orang bisa jadi sangat membenci seseorang kalau sifatnya jelek, sebagus apapun itu hasil karyanya.

Yuli, mulai sekarang, belajar lah untuk bisa menerima kritik dan saran dari orang lain ya :)

Tak ada salahnya kan belajar ramah sama orang, dan pada siapapun? Walaupun ini hanyalah socmed, tapi ramah itu tak memandang bulu. Tak mandang siapa dan tempat

Nggak malu apa, sudah sampai ditegur sama Ilana Tan loh,... ckckckck (kalau aku sih malu pastinya).

Dan buat reader Yuli Pritania yang suka mengecam orang, sebenarnya justru kalian lah yang nggak bisa menilai sesuatu secara objektif. (Sampai sekarang gue penasaran, kok ya betah amat dijutekin sama author amatir satu ini O.o)

Btw, selain plot cerita Yuli yang semakin cemen, (dan authornya yang memang dasarnya 'mesum'), aku agak tergelitik sama profil Han Hye Na (tepatnya si ullzang yang dipakai sebagai wajah HyeNa). Itu Yuli nggak salah pilih? O.o Karena... sangat jauh berbeda dengan karakter HyeNa yang digambarkan . HyeNa yang sangat cantik (always dijelaskan berkali-kali di setiap cerita), dadanya yang blblaC. Ulang sekali lagi ya.. C! Dan ini yang penting, karakter HyeNa yang kuat, and terkadang devil.. you knoe lah~ Itu sama sekali nggak ada cocok-cocoknya dengan profil picture dia. Itu cewek ullzang yang dipakai mukanya selalu kayak orang bloon gitu. Nggak ada sama sekali kesan-kesan sangar, kuat, devil, dll. Oon, iya.


Nggak percaya? O.o


Lihat aja..


285771_545959468758495_431585465_n 


14hZL copy












photo149713



562077_436939813061121_251295697_n.png


Iugis




 


Dan lain-lainnya.. (masih banyak lagi sih, intip aja sendiri di blog or fanpagenya). Jadi, bagaimana bisa Yuli ini memasang ullzang ini sebagai HyeNa ya?? -_- Itu kan bukan HyeNa banget. Liat kan? Mukanya tampang cewek bloon gitu (maksudnya dibuat bloon dan sok-sok imut), itu kan bukan Hynea banget -_- Nggak matching amat dah sama karakter yang dituliskan. Trus dadanya.... itu mananya yang C sih??? Yuli itu tau kan ukuran dada C itu bagaimana? :/

Malah pernah ya dadanya HyeNa tuh rata abisssss, sementara di ceritanya dibilang ukuran C. Aku sampai bengong melihat poster fanficnya waktu itu... dicerita katanya C lah posternya malah dada rata abisss -,- *pingsan*.

Ini bukan hal penting sih, tapi sebagai reader ini mengganggu, karena kita jadi nggak bisa benar-benar menghayati ceritanya. Secara adegannya HyeNa kan kayak murka mulu, tapi kita nggak bisa kebayang muka murka HyeNa kayak mana, secara itu fotonya muka bloon semua gitu -_-


Pasti deh..pasti deh nih aku bakal dibilangin menghujat orang hanya karena masalah pribadi alias karena aku membencinya :D

Yah.. aku tak akan menyangkal maupun membantah. Karena, itu kenapa aku bilang, bahwa semua manusia menilai segala sesuatu itu sepaket. Ibaratnya, tak peduli negaramu indah kalau perangai bangsanya jelek, tak peduli tokomu punya barang berkualitas kalau pelayanannya sangat tidak memuaskan, dll :D

Jadi, sesuatu yang normal kalau orang yang tadi sebelumnya mengakui sebuah karya yang bagus tapi kemudian berbalik mengkritik hanya karena hal yang sangat tak berkenan. Sebenarnya, dari dulu pun penilaianku pada Yuli tuh emang begini. Tentang plot ceritanya yang cemen, mukanya HyeNa yang bloon, dan bahkan....oh ya satu lagi,

Ketidaksukaanku pada bagaimana dia membawakan karakter Kyu yang semakin kesini semakin JAUUH dari karakter asli Kyu! Sebagai istrinya  Kyu, aku agak nggak terima di sini. Kyu dibikin setan banget sama dia. Bahkan sampai-sampai Kyu versi Yuli melontarkan hal-hal tak mengenakkan tentang SeoHyun (hanya karena si penulisnya sendiri yang keki sama seoHyun). Kyu asli mah mana ada segitu sensinya sama seoHyun -_-

Aku sampai bingung kenapa banyak orang yang nyebut-nyebut kalau karakter Kyu di setiap tulisan Yuli itu karakter real. Apa?? Ulang lagi ya.. APHAA?? *keselekToa*. Buahahahaha... helloooowww... karakter real apaan? Kyu sedingin itu? Sedevil itu? Seromantis jijay mesum gitu? Secintamatinya gitu sama HyeNa?? Sesensinya gitu sama cewek-cewek (sebut aja SeohYun, trus pasangan WGM Chinanya itu)? Buahahahaa... Kyu mana ada kayak gitu. Beda jauh amat, woyy! Jadi, jangan deh pada bilang karakter Kyu di FF si Yuli sama persis sama Kyu asli. Masih berani ada yang bilang, sini tak keplak pakai catokan panas. lagian heran, sok tahu amat sih.. Pernah liat Kyu langsung aja kagak, kenal juga kagak, udah berani ngeluarin statement gitu. Karakter asli Kyu itu, cuma dirinya sendiri, keluarga/kerabat dekatnya, dan Tuhannya yang tahu, wooii.

Tapi, dulu semua hal itu bisa kutoleran karena ini kan hanya fanfic, dan lagi tulisan dia bagus. Jadi itu semua kekurangan (yang bahkan masih banyak yang belum tersebutkan) bisa ditutupin. Cuma, berhubung sekarang aku udah sangat nggak respect sama si Yuli, ya udah jadinya keluar semua deh tuh uneg-uneg ku. :D

Yuli, kalau sifatnya dia tetap jelek selamanya, dan dia tak mau merubah.. suatu saat pasti dia bakal kena batunya juga :)

Padahal ya.. kalau saja dia mau menjadi lebih baik, aku yakin sekarang dia sudah terkenal (sekarang? Emang belum terkenal menurutku, karena di GR pun yang ngeRate bukunya dikittt amat hihi), sekalipun karyanya nggak bagus-bagus amat, pasti bakal banyak yang suka dan mau rela ngeluarin uang buat koleksi buku-bukunya.. :)

Kalau ada pembaca bertanya cara beli buku, mbok ya dijawab baik-baik.. Bukannya malah jawab "Kamu emang nggak bisa liat tulisan gede-gede, padahal sudah kujelasin cara pesannya..blabla." Nggak bisa ya jawab baik: "Penjelasannya sudah jelas kok di atas :D Dibaca lagi ya~" Kan enak dengarnya, singkat tapi enak. Daripada ngomel panjang lebar dengan kata yang nusuk si penanya? Yang ada penanya sakit hati. Dan emangnya senang kalau banyak orang yang sakit hati sama kita? Kalau bisa nyenengin hati orang dengan cara yang mudah, kenapa nggak dilakukan?







 
Miss's WORLD! Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template