Senin, 31 Desember 2012

Berita 'menjelang tahun baru'


Twitter ramai! Twitter  ramai!!

Apa ada hubungannya dengan pergantian tahun 2012 ke 2013?

Entah lah…

Yang jelas pergantian tahun ini ditandai dengan TEMA yang super hangat banget di twitter. yaitu, permainan Tod, dan kasus Dwita atau Bianca.

Awalnya aku kaget sih, bangun pagi, check twitter, eh udah ramai aja yang ngebahasin soal Bianca a.ka Dwitasari.

Ada beberapa akun yang mengulas habis-habisan tentang cewek satu ini, dan mencoba membuka kedoknya yang akhirnya terbongkar.

Rrr… jujur aja aku juga awalnya sempat syok, tapi aku coba nggak peduli. Tapi nggak bisa juga, soalnya TL ramai banget ngebicarain, yang mau nggak mau membuatku jadi penasaran dan akhirnya nyari tahu.

Setelah tahu semuaaaannyaaa… (nggak nyangka aku jago juga urusan ngestalk TL orang plus bongkar google cuma buat nyari tahu permasalahan sampai ke akar-akarnya, hehe) aku sih nggak benci sama Dwita. Mungkin kecewa saja ‘sedikit’.

 Hehe. Sedikit saja kok.


Aku tahu Dwita saat Novel RDJ lagi booming-boomingnya di twitter, plus film Cinta tapi Bedanya. Dan aku sudah pernah ngunjungin blognya, dan aku tahu dia anak Sastra UI.

Dwita itu bisa dibilang lumayan menginspirasiku. Aku sempat menjadikannya panutan, dimana menurutku dia sosok yang patut diacungin jempol.

Kenapa? Karena berkat dia lah akhirnya aku punya keinginan untuk pindah jurusan (dari farmasi) ke Sastra.

Jujur aja, dulu sebelum tahu Dwita aku sama sekali tak punya tujuan hidup. Aku bingung dan bimbang.

Tapi, entah kenapa setelah tahu Dwita, akhirnya menginspirasiku untuk masuk Sastra.

Jadi, itu mungkin sebabnya aku ‘sedikit’ kecewa saat tahu rumor tentangnya yang heboh kemarin.

Tapi ya sudah lah ya… siapapun dia, toh sama sekali nggak merugikanku. Justru dia membawa aura positif untukku.

Aku juga nggak mau ngejudge dia. Toh aku nggak kenal dia, hanya tahu sebatas via blognya dan twitter.

Entah kebenarannya bagaimana dengan rumor itu.. yang jelas menurutku, apapun kesalahan dia di masa lalu tak perlulah diungkit-ungkit.

Bagaimana pun dulunya dia, toh dia sekarang bisa membuktikan kalau dia bisa sukses dengan caranya sendiri.

Kadang aku pikir, yang menggembar-gemborkan kasus Dwita ini, antara ingin menjatuhkan atau memang ingin menegakkan kebenaran? Entahlah, beda-beda tipis sih iya…antara kritis dan sirik :p

Bisa jadi awalnya rumor ini terkuak secara tak sengaja, namun oleh orang-orang yang tidak senang melihat kejayaan/kemakmuran orang lain, mulai melebarkan kasus ini, dan menyebarkan aura negatif hingga akhirnya menjadi sorotan banyak orang. Tanpa sadar mereka sebenarnya didorong oleh rasa sirik yang mungkin selama ini terpendam :p.

Karena menurutku, kalaupun memang DULU Dwita pernah punya scandal, toh ITU kan DULU.

Dan dia sudah membuktikan bahwa dirinya bisa bangkit sendiri dengan kedua tangan dan kakinya. KITA yang mengungkit-ungkit kesalahan orang di masa lalu, sebenarnya sama saja KITA nggak senang melihat perubahan yang lebih baik dari orang itu.

Bisa tidak kita pandang orang dari sosoknya yang sekarang tanpa harus melibatkan masa lalunya?

Setiap orang pernah melakukan salah, setiap orang punya MASA KELAM yang tidak ingin dia ingat, setiap orang punya MASA LALU yang ingin dia lupakan.

Lalu, apa KALIAN punya kebanggaan tersendiri gitu ya kalau membongkar luka lama seseorang?

Ada kesenangan tersendiri di hati KALIAN melihat orang yang sedang merangkak untuk menjadi lebih baik, dan coba meninggalkan masa lalunya yang buruk, akhirnya terjatuh lagi karena KALIAN membayang-bayanginya dengan masa lalu yang SENGAJA kalian KOYAK lagi?


Jedotin kepala kalian ke dinding, kalau MEMANG kalian tidak pernah punya kesalahan, tidak punya masa lalu yang kelam yang tidak ingin diungkit lagi, tidak punya sisi gelap di kehidupan kalian.

So, intinya… apa untungnya sih merecokin masa suram seseorang? Selama dia nggak merugikan kalian, dan selama dia nggak mengulangi lagi kesalahannya dia? Biarkan lah dia hidup dengan jalan baru yang telah dia pilih.

Setiap orang punya kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik!


Waduh…kok ujung-ujungnya jadi ‘agak’ emosi ya aku nulisnya? Sorry, kebawa suasana.. *meringis*

Tapi, ya memang begitu. Yang LALU biar lah berlalu. Lihat yang SEKARANG dan ke DEPAN.
:)


Twitter ramai! Twitter  ramai!!

Apa ada hubungannya dengan pergantian tahun 2012 ke 2013?

Entah lah…

Yang jelas pergantian tahun ini ditandai dengan TEMA yang super hangat banget di twitter. yaitu, permainan Tod, dan kasus Dwita atau Bianca.

Awalnya aku kaget sih, bangun pagi, check twitter, eh udah ramai aja yang ngebahasin soal Bianca a.ka Dwitasari.

Ada beberapa akun yang mengulas habis-habisan tentang cewek satu ini, dan mencoba membuka kedoknya yang akhirnya terbongkar.

Rrr… jujur aja aku juga awalnya sempat syok, tapi aku coba nggak peduli. Tapi nggak bisa juga, soalnya TL ramai banget ngebicarain, yang mau nggak mau membuatku jadi penasaran dan akhirnya nyari tahu.

Setelah tahu semuaaaannyaaa… (nggak nyangka aku jago juga urusan ngestalk TL orang plus bongkar google cuma buat nyari tahu permasalahan sampai ke akar-akarnya, hehe) aku sih nggak benci sama Dwita. Mungkin kecewa saja ‘sedikit’.

 Hehe. Sedikit saja kok.


Aku tahu Dwita saat Novel RDJ lagi booming-boomingnya di twitter, plus film Cinta tapi Bedanya. Dan aku sudah pernah ngunjungin blognya, dan aku tahu dia anak Sastra UI.

Dwita itu bisa dibilang lumayan menginspirasiku. Aku sempat menjadikannya panutan, dimana menurutku dia sosok yang patut diacungin jempol.

Kenapa? Karena berkat dia lah akhirnya aku punya keinginan untuk pindah jurusan (dari farmasi) ke Sastra.

Jujur aja, dulu sebelum tahu Dwita aku sama sekali tak punya tujuan hidup. Aku bingung dan bimbang.

Tapi, entah kenapa setelah tahu Dwita, akhirnya menginspirasiku untuk masuk Sastra.

Jadi, itu mungkin sebabnya aku ‘sedikit’ kecewa saat tahu rumor tentangnya yang heboh kemarin.

Tapi ya sudah lah ya… siapapun dia, toh sama sekali nggak merugikanku. Justru dia membawa aura positif untukku.

Aku juga nggak mau ngejudge dia. Toh aku nggak kenal dia, hanya tahu sebatas via blognya dan twitter.

Entah kebenarannya bagaimana dengan rumor itu.. yang jelas menurutku, apapun kesalahan dia di masa lalu tak perlulah diungkit-ungkit.

Bagaimana pun dulunya dia, toh dia sekarang bisa membuktikan kalau dia bisa sukses dengan caranya sendiri.

Kadang aku pikir, yang menggembar-gemborkan kasus Dwita ini, antara ingin menjatuhkan atau memang ingin menegakkan kebenaran? Entahlah, beda-beda tipis sih iya…antara kritis dan sirik :p

Bisa jadi awalnya rumor ini terkuak secara tak sengaja, namun oleh orang-orang yang tidak senang melihat kejayaan/kemakmuran orang lain, mulai melebarkan kasus ini, dan menyebarkan aura negatif hingga akhirnya menjadi sorotan banyak orang. Tanpa sadar mereka sebenarnya didorong oleh rasa sirik yang mungkin selama ini terpendam :p.

Karena menurutku, kalaupun memang DULU Dwita pernah punya scandal, toh ITU kan DULU.

Dan dia sudah membuktikan bahwa dirinya bisa bangkit sendiri dengan kedua tangan dan kakinya. KITA yang mengungkit-ungkit kesalahan orang di masa lalu, sebenarnya sama saja KITA nggak senang melihat perubahan yang lebih baik dari orang itu.

Bisa tidak kita pandang orang dari sosoknya yang sekarang tanpa harus melibatkan masa lalunya?

Setiap orang pernah melakukan salah, setiap orang punya MASA KELAM yang tidak ingin dia ingat, setiap orang punya MASA LALU yang ingin dia lupakan.

Lalu, apa KALIAN punya kebanggaan tersendiri gitu ya kalau membongkar luka lama seseorang?

Ada kesenangan tersendiri di hati KALIAN melihat orang yang sedang merangkak untuk menjadi lebih baik, dan coba meninggalkan masa lalunya yang buruk, akhirnya terjatuh lagi karena KALIAN membayang-bayanginya dengan masa lalu yang SENGAJA kalian KOYAK lagi?


Jedotin kepala kalian ke dinding, kalau MEMANG kalian tidak pernah punya kesalahan, tidak punya masa lalu yang kelam yang tidak ingin diungkit lagi, tidak punya sisi gelap di kehidupan kalian.

So, intinya… apa untungnya sih merecokin masa suram seseorang? Selama dia nggak merugikan kalian, dan selama dia nggak mengulangi lagi kesalahannya dia? Biarkan lah dia hidup dengan jalan baru yang telah dia pilih.

Setiap orang punya kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik!


Waduh…kok ujung-ujungnya jadi ‘agak’ emosi ya aku nulisnya? Sorry, kebawa suasana.. *meringis*

Tapi, ya memang begitu. Yang LALU biar lah berlalu. Lihat yang SEKARANG dan ke DEPAN.
:)

Rabu, 26 Desember 2012

China KW ! ._.

Awalnya aku bingung saat seorang kenalanku (baru kenal sih), ngucapin “Happy Christmas eve” semalam.

Kenapa bingung?

Karena setahu aku dia itu muslim, dan sedangkan aku juga muslim. Lalu…. untuk apa dia ngucapin itu ke aku? -__-

I have no idea..

Sebenarnya sempat terpikir di otakku,mungkin dia nyangkanya aku non muslim.Tapi di sisi lain aku juga bingung, kalaupun dia nggak tahu aku muslim kenapa dia bisa langsung menduga aku non muslim? Atas dasar apa dia berpikir seperti itu…

Itu yang aku pertanyakan dalam hati.

Menurutku, dia kan nggak tahu pasti kalau aku muslim atau non muslim,tapi dari cara dia mengucapkan selamat dengan penuh percaya diri itu, aku merasa dia begitu begitu super yakin kalau aku ini non muslim.

Akhirnya aku hanya nyengir aja sambil balas ngucapin.

Trus dia tanya, “Natal dapat apa kak?”

Aku sempat bingung, tapi akhirnya jawab, “Ga dapet apa-apa, hehe. Kamu sendiri?”

“Apalagi aku. Aku kan nggak ikut rayain, kak.”

“Lhaa,,sama kali. Aku juga nggak ngerayain, hehe.”

“Lah.. kakak katholik bukan?”

-__-

Sudah kuduga dia benar-benar menyangka aku non muslim.

“Kamu tahu darimana?” tanyaku sengaja.

“Aku kiraaa… Nggak sih, kak.”

“Hahahahaha” Aku hanya bisa tertawa melihatnya.

Masalahnya, dalam seumur hidupku ini bukan pertama kalinya ada yang nyangka aku non muslim. Sering! Sering banget malah, sampai-sampai aku udah terbiasa. Biasanya sih alasannya karena menurut mereka ‘aku mirip orang China’, jadi aku sering disangka Chinese dan beragama Katholik. (Walau sejujurnya sampai detik ini aku bingung, kenapa aku dibilang Chinese? Kalau aku bercermin, menurutku mukaku muka orang Timur deh :/ Nggak ada unsur Chinanya sama sekali).

Dia sepertinya bingung karena aku tertawa. “Lah..ketawa. Kakak muslim,kak?”

“Hahahaha” Masih tertawa. “Iya. Aku muslim. Btw,kok kamu bisa mikirnya aku Katholik?”

“Abis mukanya mirip orang cinaaaaa. Hadeh…”

Dan aku langsung ngakak membahana “wakakakakakak. Dah kuduga…” Kalau alasannya karena mukaku ‘pasti dibilang’ mirip China, lanjutku dalam hati.

“Yah…kenyataannya gitu, kak.”

Hahahahaha.

Ini bukan kali pertamanya aku disangka non muslim, dan banyak yang mengira kalau aku Chinese, padahal asli aku nggak ada keturunan sama sekali. Aku sendiri bingung, setiap hari ngaca dan kuperhatikan mukaku, rasanya sama sekali nggak seperti orang China :/

Dulu waktu SD, setiap pergantian kelas atau tahun ajaran, sering kali aku di awal-awal bulan tahun ajaran baru, diusir oleh guru agama karena disangka non muslim yang menyelundup ke dalam kelas :/

Kalau ujian pun aku sering dikasih soal-soal ujian untuk Katholik :/

Saat SMP dan SMA pun begitu.

Setiap pelajaran agama, pasti ada saja masalah :/

Saat SMA, waktu kelas 1, aku pun nyaris diusir dari kelas saat pelajaran agama, sampai  akhirnya aku menjelaskan kalau aku muslim. Dan teman-teman yang baru kenal aku saat itu langsung syok, "Hahh?? Jadi kamu islam? Ya ampunn...tau nggak, dari awal lihat aku pikir kamu non muslim loh."

Jreng!! -__-

Dan saat ada acara isra miraj, non muslim kan diliburkan.Cuma yang muslim saja yang harus masuk. Eh, pas aku datang ke sekolah, baru masuk gerbang, berpapasan dengan guru, ditegur, "Eh..eh...kamu ngapain ke sekolah? Kan libur."

Aku bengong. "Hah??"

"Kamu non muslim kan? Diliburkan. Yang sekolah cuma yang agama islam."

-__-"

Seperti biasa aku menjelaskan, dan guru itu pun syok juga, "Ohhhh....maaf. Ibu kira kamu non muslim. Astaga, ..."

Saat ujian pun seperti biasa yang terjadi saat SD dan SMP, lagi-lagi saat ujian Agama, aku diberi soal Katholik, dan aku pun lagi-lagi harus menjelaskan sama guru yang membagi soalnya -__-.

Saat kuliah??

SAMA LAGI!

Semester 1, saat mata kuliah dasar Agama Islam, aku pun nyaris diusir T__T

Dan terulang lagi, saat aku menjelaskan, satu kelas seangkatan pada syok semua.

"HAH?? Ya ampun...aku kira kamu non muslim lohhh... Kamu kayak orang China soalnya..."

Dalam hatiku sebenarnya bilang gini sekalipun aku misalnya adalah orang China, memangnya sudah pasti non muslim ya? :/

Bahkan pas hari raya imlek, ada dosen yang pas ngajar di kelasku, nanya, "Kamu nggak pulang ke rumah (pulang kampung)? Nggak ngerayain imlek sama keluarga?"

Aku langsung melongo. Lalu sambil meringis memberi tahu kalau aku ini muslim. Dan si dosen pun kaget. "Ohhh..."

Sebenarnya sejak SMP aku sudah terbiasa sih jadi sudah nggak kaget lagi kalau ada yang menyangka aku Chinese. Cuma, tetap saja aku bingung. Mirip darimananya sih?? Aku ngaca berkali-kali, rasa-rasanya nggak kayak orang China deh ._.



Awalnya aku bingung saat seorang kenalanku (baru kenal sih), ngucapin “Happy Christmas eve” semalam.

Kenapa bingung?

Karena setahu aku dia itu muslim, dan sedangkan aku juga muslim. Lalu…. untuk apa dia ngucapin itu ke aku? -__-

I have no idea..

Sebenarnya sempat terpikir di otakku,mungkin dia nyangkanya aku non muslim.Tapi di sisi lain aku juga bingung, kalaupun dia nggak tahu aku muslim kenapa dia bisa langsung menduga aku non muslim? Atas dasar apa dia berpikir seperti itu…

Itu yang aku pertanyakan dalam hati.

Menurutku, dia kan nggak tahu pasti kalau aku muslim atau non muslim,tapi dari cara dia mengucapkan selamat dengan penuh percaya diri itu, aku merasa dia begitu begitu super yakin kalau aku ini non muslim.

Akhirnya aku hanya nyengir aja sambil balas ngucapin.

Trus dia tanya, “Natal dapat apa kak?”

Aku sempat bingung, tapi akhirnya jawab, “Ga dapet apa-apa, hehe. Kamu sendiri?”

“Apalagi aku. Aku kan nggak ikut rayain, kak.”

“Lhaa,,sama kali. Aku juga nggak ngerayain, hehe.”

“Lah.. kakak katholik bukan?”

-__-

Sudah kuduga dia benar-benar menyangka aku non muslim.

“Kamu tahu darimana?” tanyaku sengaja.

“Aku kiraaa… Nggak sih, kak.”

“Hahahahaha” Aku hanya bisa tertawa melihatnya.

Masalahnya, dalam seumur hidupku ini bukan pertama kalinya ada yang nyangka aku non muslim. Sering! Sering banget malah, sampai-sampai aku udah terbiasa. Biasanya sih alasannya karena menurut mereka ‘aku mirip orang China’, jadi aku sering disangka Chinese dan beragama Katholik. (Walau sejujurnya sampai detik ini aku bingung, kenapa aku dibilang Chinese? Kalau aku bercermin, menurutku mukaku muka orang Timur deh :/ Nggak ada unsur Chinanya sama sekali).

Dia sepertinya bingung karena aku tertawa. “Lah..ketawa. Kakak muslim,kak?”

“Hahahaha” Masih tertawa. “Iya. Aku muslim. Btw,kok kamu bisa mikirnya aku Katholik?”

“Abis mukanya mirip orang cinaaaaa. Hadeh…”

Dan aku langsung ngakak membahana “wakakakakakak. Dah kuduga…” Kalau alasannya karena mukaku ‘pasti dibilang’ mirip China, lanjutku dalam hati.

“Yah…kenyataannya gitu, kak.”

Hahahahaha.

Ini bukan kali pertamanya aku disangka non muslim, dan banyak yang mengira kalau aku Chinese, padahal asli aku nggak ada keturunan sama sekali. Aku sendiri bingung, setiap hari ngaca dan kuperhatikan mukaku, rasanya sama sekali nggak seperti orang China :/

Dulu waktu SD, setiap pergantian kelas atau tahun ajaran, sering kali aku di awal-awal bulan tahun ajaran baru, diusir oleh guru agama karena disangka non muslim yang menyelundup ke dalam kelas :/

Kalau ujian pun aku sering dikasih soal-soal ujian untuk Katholik :/

Saat SMP dan SMA pun begitu.

Setiap pelajaran agama, pasti ada saja masalah :/

Saat SMA, waktu kelas 1, aku pun nyaris diusir dari kelas saat pelajaran agama, sampai  akhirnya aku menjelaskan kalau aku muslim. Dan teman-teman yang baru kenal aku saat itu langsung syok, "Hahh?? Jadi kamu islam? Ya ampunn...tau nggak, dari awal lihat aku pikir kamu non muslim loh."

Jreng!! -__-

Dan saat ada acara isra miraj, non muslim kan diliburkan.Cuma yang muslim saja yang harus masuk. Eh, pas aku datang ke sekolah, baru masuk gerbang, berpapasan dengan guru, ditegur, "Eh..eh...kamu ngapain ke sekolah? Kan libur."

Aku bengong. "Hah??"

"Kamu non muslim kan? Diliburkan. Yang sekolah cuma yang agama islam."

-__-"

Seperti biasa aku menjelaskan, dan guru itu pun syok juga, "Ohhhh....maaf. Ibu kira kamu non muslim. Astaga, ..."

Saat ujian pun seperti biasa yang terjadi saat SD dan SMP, lagi-lagi saat ujian Agama, aku diberi soal Katholik, dan aku pun lagi-lagi harus menjelaskan sama guru yang membagi soalnya -__-.

Saat kuliah??

SAMA LAGI!

Semester 1, saat mata kuliah dasar Agama Islam, aku pun nyaris diusir T__T

Dan terulang lagi, saat aku menjelaskan, satu kelas seangkatan pada syok semua.

"HAH?? Ya ampun...aku kira kamu non muslim lohhh... Kamu kayak orang China soalnya..."

Dalam hatiku sebenarnya bilang gini sekalipun aku misalnya adalah orang China, memangnya sudah pasti non muslim ya? :/

Bahkan pas hari raya imlek, ada dosen yang pas ngajar di kelasku, nanya, "Kamu nggak pulang ke rumah (pulang kampung)? Nggak ngerayain imlek sama keluarga?"

Aku langsung melongo. Lalu sambil meringis memberi tahu kalau aku ini muslim. Dan si dosen pun kaget. "Ohhh..."

Sebenarnya sejak SMP aku sudah terbiasa sih jadi sudah nggak kaget lagi kalau ada yang menyangka aku Chinese. Cuma, tetap saja aku bingung. Mirip darimananya sih?? Aku ngaca berkali-kali, rasa-rasanya nggak kayak orang China deh ._.



Rabu, 19 Desember 2012

Uang Rp 50.500,00- Melayang

Demi apa, jam segini udah kehilangan uang 50500?

Yah…cuma demi karena ngidam KFC.

Aku nggak bisa tidur karena kelaperan, jadi jam 2 pagi gini masih melek aja nih mata. Bagaimana bisa tidur kalau perut krucuk-krucuk?

Sebenarnya bisa saja sih aku makan, toh di rumah ada nasi (walau nggak ada lauk). Gampang lah, bisa diakalin bikin nasi goreng atau apa kek gitu..

Tapi, aku lagi pengen makan sesuatu yang lain (minimal ada lauknya), jangan nasi goreng.

Akhirnya mau kuabaikan aja perut ini dengan coba memaksakan diri tuk tidur, eh pas banget ada seorang teman yang ngegodain aku lewat WA (gara-gara aku curhat kalau aku lagi kelaperan), dia bilang, ‘itu tandanya harus hubungin 14045’.


Langsung saja deh di otakku terbayang-bayang ‘Ayam KFC Chrispy’..nyum…

Berhubung aku nggak pernah sama sekali pesan delivery ginian, aku nggak tahu kalau 14045 itu bukan KFC, melainkan McD (lupa-lupa ingat nomornya KFC berapa).

Dengan PDnya aku berpikir, ‘coba ah pesan. Sesekali lah tengah malam gini makan makanan pesan antar hahaha’.

Kutelpon deh, tuh. Lalu ada suara operatornya, “Selamat datang di layanan delivery Mc Donalds. Tekan satu, untuk pemesanan antar, atau tekan dua, untuk layanan informasi.”

Aku langsung terdiam,… lah ternyata McD, bukan KFC!

Namun, akhirnya kucoba saja tekan satu, soalnya agak penasaran juga, hehe. Tersambung lah ke suara laki-laki, ‘Selamat malam, Mc Donalds di sini, ada yang bisa kami bantu?’

Aku langsung bingung di situ mau ngomong apa, hahahaha..

Selain karena aku memang nggak doyan Ayamnya McD ( doyannya ayam KFC), di sisi lain gemes juga sih, kenapa juga orangnya mesti nanya ‘ada yang bisa kami bantu?’

Kenapa nggak langsung saja, ‘Mau pesan apa?’ Namanya nelpon ke sana kan pasti orang mau pesan makanan, dong. Kalau ditanyanya ‘ada yang bisa kami bantu?’ kan jadi grogi jawabnya, terlebih ini pengalaman pertama.

Akhirnya kuputuskan saja sambungan telponnya secara sepihak.

Aku coba search di google, bagaimana caranya kalau mau pesan ayam KFC.

Eh, ternyata nomornya KFC tuh 14022. Walah…

Akhirnya kutelpon tuh 14022, dan ditanya dengan pertanyaan yang sama, “Ada yang bisa kami bantu?”

Aku menarik napas sebentar, dan menjawab PD, “Bisa pesan?”

Hahahah.

“..kalau boleh tahu ini atas nama Ibu siapa ya?”

Setelah kusebut nama, orangnya (yang ngomong-ngomong adalah laki-laki bersuara ramah) minta alamat tempat tinggal dan nomor telepon lain yang bisa dihubungi (selain nomor yang kupakai ini). Setelah kujawab semua, ditanya, “Mau pesan apa?”

Aku sebenarnya nggak tahu mau pesan apa. Pokoknya aku mau ayam KFC, udah gitu aja. Jadi, aku iya-iyain aja apa yang dia tawarkan, tanpa tahu ‘bentuk paket pesanannya nanti’ seperti apa. Hahahaha.

Lalu dia menyebutkan total harganya, “50500” dan tanya, “bayarnya tunai atau nggak?”

Aku jawab saja, “Tunai.”

“Oke, Ibu. Kalau boleh tahu dibayarnya nanti dengan uang berapa, biar bisa disiapkan kembalinya.”

“Uang pas. 50 ribu, dan lima ratus (kebetulan ada uang pas).”

Dalam hati “gileeee…mahal amaaaat. Kalau makan KFC di mall, bisa dapet 2-3 porsi nih kayaknya (tentunya yang paket nasi+ayam biasa).”

Tapi ya udahlah, sebodo amat. Toh nggak sering-sering ini, hahaha.

Lalu aku nunggu tuh ayam diantar, selama setengah jam. Dan benar saja, setengah jam kemudian ada SMS ‘sudah di depan rumah. KFC’

Saat itu jam setengah 3 pagi. Dengan PDnya, hanya pakai celana tidur dan jaket, aku keluar rumah dan berhadapan dengan cowok tinggi (pengantar KFC). Aku ambil bungkusannya dan langsung bayar, trus langsung balik ke rumah setelah bilang ‘Makasih yaaa..’

Lumayan lah, dua ayam gede, plus pepsi, plus nasi. Setidaknya nasinya lumayan banyak dibandingkan yang KFC di mall-mall.

nb: enak juga sih ya kelaperan tengah malam atau pagi buta, bisa makan ayam KFC. Tapi….nggak bisa sering-sering juga ^^; soalnya bisa bangkrut ntar, jebol dompet hahahaha. Aku juga orangnya sebenarnya suka berat hati (dan nggak suka) ngeluarin uang banyak untuk hal yang menurutku pemborosan gini (kecuali untuk beli novel :p). Ibarat kata, daripada beli KFC Rp 50.500,00- yang cuma dapat dua ayam dan nasi sedikit, duh…mending makan nasi pakai garem, eh, atau beli Indomie. Tapi sesekali ngerasain makan KFC di jam pagi buta gini kan nggak apa-apa ya, ^^




Demi apa, jam segini udah kehilangan uang 50500?

Yah…cuma demi karena ngidam KFC.

Aku nggak bisa tidur karena kelaperan, jadi jam 2 pagi gini masih melek aja nih mata. Bagaimana bisa tidur kalau perut krucuk-krucuk?

Sebenarnya bisa saja sih aku makan, toh di rumah ada nasi (walau nggak ada lauk). Gampang lah, bisa diakalin bikin nasi goreng atau apa kek gitu..

Tapi, aku lagi pengen makan sesuatu yang lain (minimal ada lauknya), jangan nasi goreng.

Akhirnya mau kuabaikan aja perut ini dengan coba memaksakan diri tuk tidur, eh pas banget ada seorang teman yang ngegodain aku lewat WA (gara-gara aku curhat kalau aku lagi kelaperan), dia bilang, ‘itu tandanya harus hubungin 14045’.


Langsung saja deh di otakku terbayang-bayang ‘Ayam KFC Chrispy’..nyum…

Berhubung aku nggak pernah sama sekali pesan delivery ginian, aku nggak tahu kalau 14045 itu bukan KFC, melainkan McD (lupa-lupa ingat nomornya KFC berapa).

Dengan PDnya aku berpikir, ‘coba ah pesan. Sesekali lah tengah malam gini makan makanan pesan antar hahaha’.

Kutelpon deh, tuh. Lalu ada suara operatornya, “Selamat datang di layanan delivery Mc Donalds. Tekan satu, untuk pemesanan antar, atau tekan dua, untuk layanan informasi.”

Aku langsung terdiam,… lah ternyata McD, bukan KFC!

Namun, akhirnya kucoba saja tekan satu, soalnya agak penasaran juga, hehe. Tersambung lah ke suara laki-laki, ‘Selamat malam, Mc Donalds di sini, ada yang bisa kami bantu?’

Aku langsung bingung di situ mau ngomong apa, hahahaha..

Selain karena aku memang nggak doyan Ayamnya McD ( doyannya ayam KFC), di sisi lain gemes juga sih, kenapa juga orangnya mesti nanya ‘ada yang bisa kami bantu?’

Kenapa nggak langsung saja, ‘Mau pesan apa?’ Namanya nelpon ke sana kan pasti orang mau pesan makanan, dong. Kalau ditanyanya ‘ada yang bisa kami bantu?’ kan jadi grogi jawabnya, terlebih ini pengalaman pertama.

Akhirnya kuputuskan saja sambungan telponnya secara sepihak.

Aku coba search di google, bagaimana caranya kalau mau pesan ayam KFC.

Eh, ternyata nomornya KFC tuh 14022. Walah…

Akhirnya kutelpon tuh 14022, dan ditanya dengan pertanyaan yang sama, “Ada yang bisa kami bantu?”

Aku menarik napas sebentar, dan menjawab PD, “Bisa pesan?”

Hahahah.

“..kalau boleh tahu ini atas nama Ibu siapa ya?”

Setelah kusebut nama, orangnya (yang ngomong-ngomong adalah laki-laki bersuara ramah) minta alamat tempat tinggal dan nomor telepon lain yang bisa dihubungi (selain nomor yang kupakai ini). Setelah kujawab semua, ditanya, “Mau pesan apa?”

Aku sebenarnya nggak tahu mau pesan apa. Pokoknya aku mau ayam KFC, udah gitu aja. Jadi, aku iya-iyain aja apa yang dia tawarkan, tanpa tahu ‘bentuk paket pesanannya nanti’ seperti apa. Hahahaha.

Lalu dia menyebutkan total harganya, “50500” dan tanya, “bayarnya tunai atau nggak?”

Aku jawab saja, “Tunai.”

“Oke, Ibu. Kalau boleh tahu dibayarnya nanti dengan uang berapa, biar bisa disiapkan kembalinya.”

“Uang pas. 50 ribu, dan lima ratus (kebetulan ada uang pas).”

Dalam hati “gileeee…mahal amaaaat. Kalau makan KFC di mall, bisa dapet 2-3 porsi nih kayaknya (tentunya yang paket nasi+ayam biasa).”

Tapi ya udahlah, sebodo amat. Toh nggak sering-sering ini, hahaha.

Lalu aku nunggu tuh ayam diantar, selama setengah jam. Dan benar saja, setengah jam kemudian ada SMS ‘sudah di depan rumah. KFC’

Saat itu jam setengah 3 pagi. Dengan PDnya, hanya pakai celana tidur dan jaket, aku keluar rumah dan berhadapan dengan cowok tinggi (pengantar KFC). Aku ambil bungkusannya dan langsung bayar, trus langsung balik ke rumah setelah bilang ‘Makasih yaaa..’

Lumayan lah, dua ayam gede, plus pepsi, plus nasi. Setidaknya nasinya lumayan banyak dibandingkan yang KFC di mall-mall.

nb: enak juga sih ya kelaperan tengah malam atau pagi buta, bisa makan ayam KFC. Tapi….nggak bisa sering-sering juga ^^; soalnya bisa bangkrut ntar, jebol dompet hahahaha. Aku juga orangnya sebenarnya suka berat hati (dan nggak suka) ngeluarin uang banyak untuk hal yang menurutku pemborosan gini (kecuali untuk beli novel :p). Ibarat kata, daripada beli KFC Rp 50.500,00- yang cuma dapat dua ayam dan nasi sedikit, duh…mending makan nasi pakai garem, eh, atau beli Indomie. Tapi sesekali ngerasain makan KFC di jam pagi buta gini kan nggak apa-apa ya, ^^




Senin, 17 Desember 2012

Pandangan 'babu' kehidupan di pagi buta ..

Pkl 5:02 AM

Itu adalah pukul/waktu dimana aku memu ‘beginian’, dalam keadaan mata basah karena dikucek-kucek terus, ngantuk soalnya. :p

Iya… Habis sholat Shubuh tadi, aku memutuskan untuk tidur lagi (jangan ditiru :p) soalnya masih kangeeennn banget dengan bantal, huhu. Tapi, ketika sudah berbaring dengan nyaman di tempat tidur, tahu-tahu pikiranku jadi melayang ke sana kemari. Ya, memang seperti itu sih, kalau aku sedang sendirian dan nggak sedang dalam kegiatan apa-apa, aku jadi suka mikir kemana-mana. Tentang bagaimana kehidupanku sekarang, keadaan orang tuaku, masalah-masalah yang kuhadapi, dan sebagainya..

Termasuk soal ‘dia’.

‘Dia’ itu sudah tidak perlu lagi ditanyakanlah.. :p, setiap orang pasti punya si ‘dia’ di hatinya ya kan? Sudah tidak bisa dihindari lagi hal yang satu ini.. :)

Tapi yang ingin aku fokuskan di sini bukan tentang dia >.< . Melainkan tentang pemikiran kehidupan yang lain.

Hum…jadi yang paling aku pikirkan tadi (setengah jam-an yang lalu) adalah bagaimana caranya agar kelak aku menjadi Istri dan Ibu yang baik.

Duh…belum apa-apa sudah mikir ke situ ya? Hehehe. Bukannnn! Bukan karena aku sudah punya ‘calonnya’ atau pun sudah berencana untuk menikah dalam waktu dekat! :/

Sama sekali bukan seperti ituuuu.

Aku bisa terpikirkan sampai ke situ, disebabkan semalam aku nonton video-video acara MasterChef Season 2 yang aku download dari Youtube. Fyi, aku ini suka banget melihat acara masak-masakkan yang seperti itu. Aku juga suka membaca resep-resep. Tapiiii….aku sama sekali tidak bisa mempraktekkannya, walau aku suka. :/

Yah, aku suka masak, tapi tidak bisa masak. :/

Aneh kan?

Seseorang pernah mengatakan kalau ‘aku aneh’ karena mengaku suka masak, tapi tidak bisa masak. Huhu..

*Perut krucuk-krucuk*

Duh, jam segini, perut kadang memang tidak mau tahu waktu ya.. :/ Sempat-sempatnya minta jatah makan saat orang lagi sibuk mengetik, plus… ini jam segini mau makan apa coba??

Baiklah… saya bikin mie goreng dulu sebentar ya. *pergi bikin mie goreng, meninggalkan laptop yang dalam keadaan nyala begitu saja*

……

Lanjut… *baru selesai masak mie goreng, dan ditinggalkan begitu saja di atas panci, nunggu dingin*

Nah, terbukti kan kalau aku tidak bisa masak? Aku itu seringnya cuma ngandelin Mie goreng, atau Mie kuah pakai telur ceplok kalau lagi kelaperan kepepet kayak gini. Sama sekali nggak bergizi…hihi :p

Tapi, aku suka masak. Dan aku bisa merasakan itu sejak kecil. Aku punya kecenderungan tertarik kalau melihat orang masak, dan punya keinginan untuk memasak setiap melihat resep-resep.

Hanya saja… yah itu lah, mungkin faktor pertumbuhan dan keadaan lingkungan kali ya, membuat aku jadi MALAS untuk mencoba masak dan jadinya sama sekali tidak bisa masak *nyalahin faktor keadaan :p* *Nggak mau nyalahin diri sendiri, haha*

Karena jujur saja, dari kecil sampai segede ini, aku di rumah nyaris tidak pernah nyentuh dapur. Jangankan nyentuh dapur, nyentuh cucian piring saja harus pakai disuruh atau diomel-omelin dulu sama Ibu, baru deh ini kaki dan tangan mau bergerak.

Yah…nyentuh sih pernah, tapi kalau dihitung berapa kalinya itu… paling hanya sekitar 0,00000001%, selama aku hidup.

Dan itu juga aku kalau masak seringnya cuma masak sayur yang ditumis (kangkung, bayam, sawi, kol, atau apapun itu, asal ditumis aku bisa ngolahnya), sayur bening, sayur sop, dan juga cuma goreng tempe, atau tumis tempe-tahu pakai kecap. Yah, masakan yang standar banget. T^T

Tapi, kalau sudah yang namanya goreng ikan dan ayam? Aku angkat tangan, deh!

Seriussss, aku paling takut goreng ‘mereka’. Kadang saja, goreng tempe, atau bikin telur ceplok, aku masih takut. Dan biasanya cara aku masak telur ceplok tuh aneh T^T.

Pertama, panasin minyak dulu, kan? Nah, begitu minyak sudah panas, aku matikan kompornya. Baru deh, aku nyemplungin telur. Setelah itu nyalain lagi kompornya, dan kasih bumbu,lalu matikan lagi kompornya, dan balik deh itu telur, kemudian nyalain lagi. Huhuhu, begitulah. Aneh kan? ;p Untungnya yang dipakai tuh kompor gas. Coba kalau kompor minyak? Mana bisa mati-hidup-in kompor sesuka hati kayak gitu >.<

Itu baru masak telur ceplok. Bagaimana kalau goreng ayam, dan ikan?? Wah,.. jauuuhhhh lebih aneh lagi!

Aku kudu megang ujung sendok penggorengan (di ujuuuunggg banget), dan harus berjarak kira-kira selengan aku dari wajan penggorengan. Sebisa mungkin aku menjaga jarak pokoknya. Jadi, sambil jauh-jauh dari wajan, aku juga ngulurin tangan sepanjang mungkin sambil megang sendok penggorengannya di ujungggg banget, untuk balik-balik ikan/ayam.. :p

Nggak usah dibayangkan ya, caraku menggoreng itu memang sangat aneh. Aku akuin itu. -_-

Tapi, semua keanehanku itu semata-mata karena takut keciprat minyak! Dulu saat pertama kali belajar masak yang bagian goreng-menggoreng, aku pernah keciprat minyak panas di mata (serta di bagian muka lainnya). Perih, pedis, sakit, dan aku jadi rada trauma.. :(

Dulu, pernah dipaksa Ibu menggoreng ayam, karena benar-benar gawat darurat saat itu. Waktu itu Ibu sedang menggoreng ayam, baru sebentar di depan kompor, eh ada tamu datang nyari Ibu. Mau tak mau Ibu harus ninggalin si ayam yang baru separuh matang. Mestinya sih bisa saja Ibu matikan kompornya, tapi Ibu malah maksa aku gantiin tugasnya. Akhirnya….berbekal jaket, dan helm, aku pun mulai menggoreng. Dan dengan cara ini, memang aman terkendali. Tapi, kan…. masa iya seumur hidup aku harus menggoreng dengan kostum seperti itu?? Helm + Jaket? Nggak banget, kan? -__-

Ini lah yang aku bayangkan dan pikirkan. Bagaimana nasib ‘suami’ dan ‘anak’ku kelak kalau aku begini? Begini yang dalam arti, sama sekali tidak bisa masak.. :/

Iseng aku coba blogwalking, baca-baca blog orang yang punya nasib sama seperti aku, ‘tidak bisa masak’, hahaha. Dan…ternyata banyaaaakkkk banget yang baru nikah tapi sama sekali nggak bisa masak. Dan membaca pengalaman mereka ‘memasak pertama kali untuk suami’ itu sungguh lucu, hehehe. Tapi, aku salut karena mereka semua pada akhirnya sama-sama merasakan bahwa ‘memasak itu ternyata menyenangkan’.

Dan ini membuatku semakin terpacu ingin belajar masak, cuma bingung bagaimana cara memulainya. Saat ini yang paling aku ingin adalah belajar mengolah daging dan udang. Karena kedua benda itu adalah makanan kesukaanku, tapi aku tak pernah tahu bagaimana cara mengolahnya. Memasaknya bisa, tapi membersihkannya sebelum dimasak itu loh yang ….rumit :/ .

Gara-gara blogwalking soal ‘orang-orang yang tidak bisa memasak walau sudah menikah’ itu, mengantarkan aku pada sebuah blog yang postingannya begitu ‘sweet’ menurutku. :’)

Tentang pengantin baru yang menikah padahal masih kuliah dan belum punya perkerjaan tetap. Perkiraanku umur mereka sepertinya sekitar 20-21 an ya…

Wah, lihat, masih muda sekali, kan?

Tapi, mereka berani mengambil keputusan untuk melaksanakan salah satu ibadah dalam agama ini. :’)

Yang lebih ‘sweet’ lagi adalah mereka menikah dengan menjalankan ta’aruf, dan proses agamis lainnya. Sungguh ‘sweet’.. :’)

Dan yang bikin aku terhenyak sejenak, saat diceritakan bahwa ‘kenapa’ si perempuan berani mengambil keputusan menikah, dengan keadaan yang sepertinya masih belum mapan? Terlebih dilihat dari usianya juga yang masih sangat muda itu (kira-kira sepantaranku). Dan jawabannya?

‘Kan sudah ada calonnya..’

Yang dimaksudkan, kalau sudah ada calonnya dikirimkan Tuhan, kenapa lagi harus menunda-nunda dengan berbagai alasan? Sementara kalau tidak salah dalam sebuah hadis ada berbunyi, ‘menikahlah kalau memang sudah waktunya dan kau merasa mampu’. Dan sesungguhnya menikah itu adalah sebuah ibadah kan? Dan niat baik untuk beribadah akan lebih baik lagi kalau segera dilakukan. Kalau semakin cepat dilakukan semakin baik, untuk apa ditunda-tunda?

Aku akuin banyak orang yang selalu beralasan belum menikah karena ‘belum lulus kuliah, masih ingin berkarir dulu, masih fokus dikerjaan, belum siap secara financial, dll dkk..’ Padahal kalau berbicara tentang kemapanan dan usia, itu kan sudah menjadi rahasia illahi. Jadi, sebenarnya tak patut juga niat ‘beribadah’ karena Allah SWT ini ditunda-tunda hanya karena alasan-alasan tersebut.

Aku pun pernah mendengar sebuah ceramah (lupa darimana), bahwa menikahlah bila sudah merasa mampu, dan juga untuk menjauhi perbuatan zina dan fitnah yang tidak diinginkan. Masalah rezeki? Itu sudah diatur oleh Tuhan, dan kita cukup meyakini dan percaya padanya. Selama kita masih di jalan Allah, tentu kita pun InsyaAllah diberikan kemudahan menjalaninya.. :)

Dan di sini aku langsung teringat pada diriku sendiri.

Selama ini aku selalu saja begitu memuja seorang lelaki. Apakah itu pantas?

Selama ini aku selalu saja mengeluh tentang perasaanku, atau….istilah zaman sekarang ‘galau’. Btw, kalau menurutku galau dan mengeluh itu dua hal yang berbeda, sih.

Dan entah kenapa aku pun seperti merasa tak pantas untuk mencintai seseorang…termasuk ‘dia’.

Aku tiba-tiba saja teringat bagaimana ‘buruk’nya diriku, dan juga bagaimana latar belakang keluargaku. Bukannya aku tidak mensyukuri apa yang aku miliki sekarang, jujur saja aku bersyukur banget. Dan insyaAllah aku cukup bahagia dengan keadaan yang seperti ini (walau ada sedikit masalah, tapi manusia mana sih yang tak lepas dari masalah). :’)

Hanya saja, belum tentu ‘dia’ bisa menerima apa yang aku miliki seperti bagaimana aku mensyukurinya, kan?

Karena itu lah aku merasa tak pantas untuk menyayanginya. Dan karena itu juga sejak sebulan-an yang lalu aku sudah memutuskan untuk melepaskan perasaan sayangku padanya, karena sadar dengan keadaan diriku yang begitu berbeda dengannya.

Sekali lagi aku tegaskan, bukannya aku tidak bersyukur atau pun minder dengan keadaanku, namun aku hanya mencegah perasaanku sebelum tersakiti lebih jauh. Yaitu, dengan cara memutuskan melepaskannya (yang bahkan tak pernah kumiliki). Karena aku sadar, begitu banyak perbedaan dari kita berdua, dan aku merasa aku berserta latar belakang keluargaku bukan lah criteria-alasania idamkan.

Dia layak dicintai oleh gadis yang jauuuhhhh lebih baik dariku.

Aku ini apalah?

Setelah aku merenung, ternyata begitu banyak bertumpuk keburukan dan kekuranganku.

Aku tidak bisa masak, aku bukan orang yang bisa mengerti dirinya (mungkin), latar belakang keluargaku yang berbanding terbalik dengannya, dan juga ada satu hal condition yang tidak dia ketahui tentang diriku, dan kalau pun dia tahu aku rasa dia tidak akan bisa menerimanya. Dan satu lagi yang terpenting dari semua POINT sebelumnya, dia tidak memiliki perasaan yang sama sepertiku.

Setelah semua dari itu… aku pun semakin mantap untuk melepaskannya, walau ada perasaan tak rela. Tapi, memang dalam hidup itu kita terkadang harus berhenti menggenggam pada sesuatu yang bukan diperuntukkan untuk kita, kan? Kita juga terkadang harus belajar merelakan sesuatu untuk dilepas, walau hati kita sebenarnya tak ingin melakukan itu.
-Sempat aku menangis saat memikirkan ini… Karena semakin ke sini aku semakin tersadar (bagai ditampar), bahwa aku memang tak pantas untuk dia. Aku tidak layak.

Seperti hari-hari sebelumnya, aku pun masih berpikir, sebenarnya untuk apa aku diperkenalkan dengan dia, kalau pada akhirnya semua terjadi tidak seperti yang aku inginkan?

Walau aku tahu, Tuhan pasti punya rencana yang kita tak pernah tahu. Semua kejadian di dunia ini pasti ada sebab-akibatnya, yang lagi-lagi hanya Tuhan yang tahu. Tak seharusnya aku meragukan dengan pertanyaan ‘untuk apa’. Bagaimana mungkin aku meragukanNya yang begitu MAHA, menciptakan langit dan bumi, makhluk berserta alam semestanya.

Dan aku juga percaya, ketika kita dijauhi dengan orang yang kita sayang, entah itu disebabkan jarak, waktu, ataupun kondisi dan keadaan, pasti karena dia bukan lah yang terbaik untuk kita. Tuhan yang Maha Tahu, telah mengatur semuanya. Tuhan menyiapkan seseorang untukku yang jauh lebih dari dia, walau mungkin belum dipertemukan denganku. Aku percaya itu. :)

Akan ada seseorang yang bisa menyayangiku dengan tulus. Kelak.

Dan memang nggak muluk-muluk, hanya satu ‘hal’ itu lah yang aku inginkan dari pasangan hidupku nanti, entah siapa pun dia. Karena hanya dengan satu hal ini, menyayangiku dengan tulus, maka dia akan menerima segalanya yang ada pada diriku –apa adanya. Dan dia tentu akan melakukan hal yang terbaik untuk membuatku bahagia, sama seperti aku akan berusaha sebaik mungkin membuatnya nyaman, insyaAllah. Amien… :)

Waduh, makin ke sini pembicaraan mulai kemana-mana, sampai ngomongin pasangan hidup segala.. :’)

Ini sebenarnya hanya wujud dari kegalauanku, dan aku sedang menghibur diriku sendiri. Hehe. Jadi, harap maklum kalau tulisan ini berantakan dan ‘ngalor ngidul’. x)
Pkl 5:02 AM

Itu adalah pukul/waktu dimana aku memu ‘beginian’, dalam keadaan mata basah karena dikucek-kucek terus, ngantuk soalnya. :p

Iya… Habis sholat Shubuh tadi, aku memutuskan untuk tidur lagi (jangan ditiru :p) soalnya masih kangeeennn banget dengan bantal, huhu. Tapi, ketika sudah berbaring dengan nyaman di tempat tidur, tahu-tahu pikiranku jadi melayang ke sana kemari. Ya, memang seperti itu sih, kalau aku sedang sendirian dan nggak sedang dalam kegiatan apa-apa, aku jadi suka mikir kemana-mana. Tentang bagaimana kehidupanku sekarang, keadaan orang tuaku, masalah-masalah yang kuhadapi, dan sebagainya..

Termasuk soal ‘dia’.

‘Dia’ itu sudah tidak perlu lagi ditanyakanlah.. :p, setiap orang pasti punya si ‘dia’ di hatinya ya kan? Sudah tidak bisa dihindari lagi hal yang satu ini.. :)

Tapi yang ingin aku fokuskan di sini bukan tentang dia >.< . Melainkan tentang pemikiran kehidupan yang lain.

Hum…jadi yang paling aku pikirkan tadi (setengah jam-an yang lalu) adalah bagaimana caranya agar kelak aku menjadi Istri dan Ibu yang baik.

Duh…belum apa-apa sudah mikir ke situ ya? Hehehe. Bukannnn! Bukan karena aku sudah punya ‘calonnya’ atau pun sudah berencana untuk menikah dalam waktu dekat! :/

Sama sekali bukan seperti ituuuu.

Aku bisa terpikirkan sampai ke situ, disebabkan semalam aku nonton video-video acara MasterChef Season 2 yang aku download dari Youtube. Fyi, aku ini suka banget melihat acara masak-masakkan yang seperti itu. Aku juga suka membaca resep-resep. Tapiiii….aku sama sekali tidak bisa mempraktekkannya, walau aku suka. :/

Yah, aku suka masak, tapi tidak bisa masak. :/

Aneh kan?

Seseorang pernah mengatakan kalau ‘aku aneh’ karena mengaku suka masak, tapi tidak bisa masak. Huhu..

*Perut krucuk-krucuk*

Duh, jam segini, perut kadang memang tidak mau tahu waktu ya.. :/ Sempat-sempatnya minta jatah makan saat orang lagi sibuk mengetik, plus… ini jam segini mau makan apa coba??

Baiklah… saya bikin mie goreng dulu sebentar ya. *pergi bikin mie goreng, meninggalkan laptop yang dalam keadaan nyala begitu saja*

……

Lanjut… *baru selesai masak mie goreng, dan ditinggalkan begitu saja di atas panci, nunggu dingin*

Nah, terbukti kan kalau aku tidak bisa masak? Aku itu seringnya cuma ngandelin Mie goreng, atau Mie kuah pakai telur ceplok kalau lagi kelaperan kepepet kayak gini. Sama sekali nggak bergizi…hihi :p

Tapi, aku suka masak. Dan aku bisa merasakan itu sejak kecil. Aku punya kecenderungan tertarik kalau melihat orang masak, dan punya keinginan untuk memasak setiap melihat resep-resep.

Hanya saja… yah itu lah, mungkin faktor pertumbuhan dan keadaan lingkungan kali ya, membuat aku jadi MALAS untuk mencoba masak dan jadinya sama sekali tidak bisa masak *nyalahin faktor keadaan :p* *Nggak mau nyalahin diri sendiri, haha*

Karena jujur saja, dari kecil sampai segede ini, aku di rumah nyaris tidak pernah nyentuh dapur. Jangankan nyentuh dapur, nyentuh cucian piring saja harus pakai disuruh atau diomel-omelin dulu sama Ibu, baru deh ini kaki dan tangan mau bergerak.

Yah…nyentuh sih pernah, tapi kalau dihitung berapa kalinya itu… paling hanya sekitar 0,00000001%, selama aku hidup.

Dan itu juga aku kalau masak seringnya cuma masak sayur yang ditumis (kangkung, bayam, sawi, kol, atau apapun itu, asal ditumis aku bisa ngolahnya), sayur bening, sayur sop, dan juga cuma goreng tempe, atau tumis tempe-tahu pakai kecap. Yah, masakan yang standar banget. T^T

Tapi, kalau sudah yang namanya goreng ikan dan ayam? Aku angkat tangan, deh!

Seriussss, aku paling takut goreng ‘mereka’. Kadang saja, goreng tempe, atau bikin telur ceplok, aku masih takut. Dan biasanya cara aku masak telur ceplok tuh aneh T^T.

Pertama, panasin minyak dulu, kan? Nah, begitu minyak sudah panas, aku matikan kompornya. Baru deh, aku nyemplungin telur. Setelah itu nyalain lagi kompornya, dan kasih bumbu,lalu matikan lagi kompornya, dan balik deh itu telur, kemudian nyalain lagi. Huhuhu, begitulah. Aneh kan? ;p Untungnya yang dipakai tuh kompor gas. Coba kalau kompor minyak? Mana bisa mati-hidup-in kompor sesuka hati kayak gitu >.<

Itu baru masak telur ceplok. Bagaimana kalau goreng ayam, dan ikan?? Wah,.. jauuuhhhh lebih aneh lagi!

Aku kudu megang ujung sendok penggorengan (di ujuuuunggg banget), dan harus berjarak kira-kira selengan aku dari wajan penggorengan. Sebisa mungkin aku menjaga jarak pokoknya. Jadi, sambil jauh-jauh dari wajan, aku juga ngulurin tangan sepanjang mungkin sambil megang sendok penggorengannya di ujungggg banget, untuk balik-balik ikan/ayam.. :p

Nggak usah dibayangkan ya, caraku menggoreng itu memang sangat aneh. Aku akuin itu. -_-

Tapi, semua keanehanku itu semata-mata karena takut keciprat minyak! Dulu saat pertama kali belajar masak yang bagian goreng-menggoreng, aku pernah keciprat minyak panas di mata (serta di bagian muka lainnya). Perih, pedis, sakit, dan aku jadi rada trauma.. :(

Dulu, pernah dipaksa Ibu menggoreng ayam, karena benar-benar gawat darurat saat itu. Waktu itu Ibu sedang menggoreng ayam, baru sebentar di depan kompor, eh ada tamu datang nyari Ibu. Mau tak mau Ibu harus ninggalin si ayam yang baru separuh matang. Mestinya sih bisa saja Ibu matikan kompornya, tapi Ibu malah maksa aku gantiin tugasnya. Akhirnya….berbekal jaket, dan helm, aku pun mulai menggoreng. Dan dengan cara ini, memang aman terkendali. Tapi, kan…. masa iya seumur hidup aku harus menggoreng dengan kostum seperti itu?? Helm + Jaket? Nggak banget, kan? -__-

Ini lah yang aku bayangkan dan pikirkan. Bagaimana nasib ‘suami’ dan ‘anak’ku kelak kalau aku begini? Begini yang dalam arti, sama sekali tidak bisa masak.. :/

Iseng aku coba blogwalking, baca-baca blog orang yang punya nasib sama seperti aku, ‘tidak bisa masak’, hahaha. Dan…ternyata banyaaaakkkk banget yang baru nikah tapi sama sekali nggak bisa masak. Dan membaca pengalaman mereka ‘memasak pertama kali untuk suami’ itu sungguh lucu, hehehe. Tapi, aku salut karena mereka semua pada akhirnya sama-sama merasakan bahwa ‘memasak itu ternyata menyenangkan’.

Dan ini membuatku semakin terpacu ingin belajar masak, cuma bingung bagaimana cara memulainya. Saat ini yang paling aku ingin adalah belajar mengolah daging dan udang. Karena kedua benda itu adalah makanan kesukaanku, tapi aku tak pernah tahu bagaimana cara mengolahnya. Memasaknya bisa, tapi membersihkannya sebelum dimasak itu loh yang ….rumit :/ .

Gara-gara blogwalking soal ‘orang-orang yang tidak bisa memasak walau sudah menikah’ itu, mengantarkan aku pada sebuah blog yang postingannya begitu ‘sweet’ menurutku. :’)

Tentang pengantin baru yang menikah padahal masih kuliah dan belum punya perkerjaan tetap. Perkiraanku umur mereka sepertinya sekitar 20-21 an ya…

Wah, lihat, masih muda sekali, kan?

Tapi, mereka berani mengambil keputusan untuk melaksanakan salah satu ibadah dalam agama ini. :’)

Yang lebih ‘sweet’ lagi adalah mereka menikah dengan menjalankan ta’aruf, dan proses agamis lainnya. Sungguh ‘sweet’.. :’)

Dan yang bikin aku terhenyak sejenak, saat diceritakan bahwa ‘kenapa’ si perempuan berani mengambil keputusan menikah, dengan keadaan yang sepertinya masih belum mapan? Terlebih dilihat dari usianya juga yang masih sangat muda itu (kira-kira sepantaranku). Dan jawabannya?

‘Kan sudah ada calonnya..’

Yang dimaksudkan, kalau sudah ada calonnya dikirimkan Tuhan, kenapa lagi harus menunda-nunda dengan berbagai alasan? Sementara kalau tidak salah dalam sebuah hadis ada berbunyi, ‘menikahlah kalau memang sudah waktunya dan kau merasa mampu’. Dan sesungguhnya menikah itu adalah sebuah ibadah kan? Dan niat baik untuk beribadah akan lebih baik lagi kalau segera dilakukan. Kalau semakin cepat dilakukan semakin baik, untuk apa ditunda-tunda?

Aku akuin banyak orang yang selalu beralasan belum menikah karena ‘belum lulus kuliah, masih ingin berkarir dulu, masih fokus dikerjaan, belum siap secara financial, dll dkk..’ Padahal kalau berbicara tentang kemapanan dan usia, itu kan sudah menjadi rahasia illahi. Jadi, sebenarnya tak patut juga niat ‘beribadah’ karena Allah SWT ini ditunda-tunda hanya karena alasan-alasan tersebut.

Aku pun pernah mendengar sebuah ceramah (lupa darimana), bahwa menikahlah bila sudah merasa mampu, dan juga untuk menjauhi perbuatan zina dan fitnah yang tidak diinginkan. Masalah rezeki? Itu sudah diatur oleh Tuhan, dan kita cukup meyakini dan percaya padanya. Selama kita masih di jalan Allah, tentu kita pun InsyaAllah diberikan kemudahan menjalaninya.. :)

Dan di sini aku langsung teringat pada diriku sendiri.

Selama ini aku selalu saja begitu memuja seorang lelaki. Apakah itu pantas?

Selama ini aku selalu saja mengeluh tentang perasaanku, atau….istilah zaman sekarang ‘galau’. Btw, kalau menurutku galau dan mengeluh itu dua hal yang berbeda, sih.

Dan entah kenapa aku pun seperti merasa tak pantas untuk mencintai seseorang…termasuk ‘dia’.

Aku tiba-tiba saja teringat bagaimana ‘buruk’nya diriku, dan juga bagaimana latar belakang keluargaku. Bukannya aku tidak mensyukuri apa yang aku miliki sekarang, jujur saja aku bersyukur banget. Dan insyaAllah aku cukup bahagia dengan keadaan yang seperti ini (walau ada sedikit masalah, tapi manusia mana sih yang tak lepas dari masalah). :’)

Hanya saja, belum tentu ‘dia’ bisa menerima apa yang aku miliki seperti bagaimana aku mensyukurinya, kan?

Karena itu lah aku merasa tak pantas untuk menyayanginya. Dan karena itu juga sejak sebulan-an yang lalu aku sudah memutuskan untuk melepaskan perasaan sayangku padanya, karena sadar dengan keadaan diriku yang begitu berbeda dengannya.

Sekali lagi aku tegaskan, bukannya aku tidak bersyukur atau pun minder dengan keadaanku, namun aku hanya mencegah perasaanku sebelum tersakiti lebih jauh. Yaitu, dengan cara memutuskan melepaskannya (yang bahkan tak pernah kumiliki). Karena aku sadar, begitu banyak perbedaan dari kita berdua, dan aku merasa aku berserta latar belakang keluargaku bukan lah criteria-alasania idamkan.

Dia layak dicintai oleh gadis yang jauuuhhhh lebih baik dariku.

Aku ini apalah?

Setelah aku merenung, ternyata begitu banyak bertumpuk keburukan dan kekuranganku.

Aku tidak bisa masak, aku bukan orang yang bisa mengerti dirinya (mungkin), latar belakang keluargaku yang berbanding terbalik dengannya, dan juga ada satu hal condition yang tidak dia ketahui tentang diriku, dan kalau pun dia tahu aku rasa dia tidak akan bisa menerimanya. Dan satu lagi yang terpenting dari semua POINT sebelumnya, dia tidak memiliki perasaan yang sama sepertiku.

Setelah semua dari itu… aku pun semakin mantap untuk melepaskannya, walau ada perasaan tak rela. Tapi, memang dalam hidup itu kita terkadang harus berhenti menggenggam pada sesuatu yang bukan diperuntukkan untuk kita, kan? Kita juga terkadang harus belajar merelakan sesuatu untuk dilepas, walau hati kita sebenarnya tak ingin melakukan itu.
-Sempat aku menangis saat memikirkan ini… Karena semakin ke sini aku semakin tersadar (bagai ditampar), bahwa aku memang tak pantas untuk dia. Aku tidak layak.

Seperti hari-hari sebelumnya, aku pun masih berpikir, sebenarnya untuk apa aku diperkenalkan dengan dia, kalau pada akhirnya semua terjadi tidak seperti yang aku inginkan?

Walau aku tahu, Tuhan pasti punya rencana yang kita tak pernah tahu. Semua kejadian di dunia ini pasti ada sebab-akibatnya, yang lagi-lagi hanya Tuhan yang tahu. Tak seharusnya aku meragukan dengan pertanyaan ‘untuk apa’. Bagaimana mungkin aku meragukanNya yang begitu MAHA, menciptakan langit dan bumi, makhluk berserta alam semestanya.

Dan aku juga percaya, ketika kita dijauhi dengan orang yang kita sayang, entah itu disebabkan jarak, waktu, ataupun kondisi dan keadaan, pasti karena dia bukan lah yang terbaik untuk kita. Tuhan yang Maha Tahu, telah mengatur semuanya. Tuhan menyiapkan seseorang untukku yang jauh lebih dari dia, walau mungkin belum dipertemukan denganku. Aku percaya itu. :)

Akan ada seseorang yang bisa menyayangiku dengan tulus. Kelak.

Dan memang nggak muluk-muluk, hanya satu ‘hal’ itu lah yang aku inginkan dari pasangan hidupku nanti, entah siapa pun dia. Karena hanya dengan satu hal ini, menyayangiku dengan tulus, maka dia akan menerima segalanya yang ada pada diriku –apa adanya. Dan dia tentu akan melakukan hal yang terbaik untuk membuatku bahagia, sama seperti aku akan berusaha sebaik mungkin membuatnya nyaman, insyaAllah. Amien… :)

Waduh, makin ke sini pembicaraan mulai kemana-mana, sampai ngomongin pasangan hidup segala.. :’)

Ini sebenarnya hanya wujud dari kegalauanku, dan aku sedang menghibur diriku sendiri. Hehe. Jadi, harap maklum kalau tulisan ini berantakan dan ‘ngalor ngidul’. x)

Senin, 10 Desember 2012

Breaking Dawn part 2 dilihat dari kacamataku :)

Lanjutan dari blog yang sebelumnya.. :)

Yup, setelah kasus pencopetan di angkot itu, aku dan temanku akhirnya bisa juga nonton Breaking Dawn part 2, hehe.


Saat nonton ini aku memilih duduk di bangku yang menurutku paling strategis, yaitu agak di atas dan paling ujung dekat tangga. Aku memang tidak suka kalau pas nonton film yang ada 'panas'nya, di sebelahku ada orang lain yang tak kukenal (apalagi kalau cowok). Soalnya ntar jadi agak risih dan kurang menikmati nontonnya, hehe.Makanya aku memilih duduk di bangku paling ujung, sementara temanku ya duduk di sebelahku (kalau sama temanku sih aku nyaman-nyaman saja ).

Hum...mungkin aku tidak akan mereview total dari segi cerita karena aku yakin kebanyakan orang sudah tahu lah ceritanya seperti apa. Aku hanya ingin cuap-cuap saja tentang kesan-kesanku saat nonton film ini.

Jujur saja, sebenarnya salah satu temanku sudah pernah mengatakan padaku bahwa 'Twilight SAGA' sebenarnya 'inti ceritanya tidak ada'. Membosankan.

Dan aku, yang waktu itu sepertinya tergila-gila pada kisah percintaan vampire dan manusia ini melalui novelnya, sempat tidak begitu sepakat dengan pendapat temanku itu. Oke, aku memang akuin kalau Twilight ini sama sekali tidak ada pesan-pesan yang bisa aku peroleh selama nontonnya, seakan-akan cerita ini diciptakan hanyalah untuk menghibur dan membuai orang-orang dengan kisah percintaan manis. Dan, memang di situlah poinnya! Ia memang berhasil membuatku terbuai, terlebih aku memang penyuka film-film romantic. Jadi, saat itu aku sama sekali tak peduli apakah film Twilight ini berbobot, atau kah memiliki nilai 'moral' yang bisa diambil, aku sama sekali tak peduli. Pokoknya yang penting aku senang mengikuti kisahnya, and enjoy it. Just it!

Tapi, entah kenapa pemikiranku mulai berubah saat menonton Breaking Dawn part 2 ini.Entah karena mulai terprovokasi kata-kata temanku itu, atau entah karena umurku yang memang mulai menua hingga berpengaruh pada cara pemikiranku (cieeh :p), atau kah... karena akunya saja yang memang telat mikir/menyadari?

Yang jelas aku benar-benar sadar, dan jadi bertanya-tanya, sebenarnya apa yang aku peroleh setelah mengikuti perjalanan panjang kisah cinta vampir-manusia ini? Mulai dari Twilight, New Moon, Eclipse, dan Breaking Dawn... apa yang aku dapat? Hanya lah kejengkelanku pada sosok Bella :p.

Tidak ada inti yang jelas dari kisah ini, selain konflik cinta Bella-Edward-Jacob, yang sebenarnya sangat menyebalkan itu..

Sebenarnya bukannya ceritanya jelek, jujur saja aku suka kok ceritanya. Cuma mungkin akan lebih bagus lagi kalau ada twist dalam cerita, jadi kesannya nggak datar dan membosankan. :/

Seperti Harry Potter. Walau ceritanya juga sebenarnya tidak tahu dimana letak pesan 'moral' yang ingin disampaikan pada penontonnya (tiap serinya masalah yang dihadapi berbeda-beda), tapi ada banyak misteri yang membuat kita turut tegang dan selalu-selalu-selalu penasaran ingin tahu kelanjutannya, hingga pada akhirnya semua misteri itu tertuju pada SATU inti. Dan misteri-misteri itu adalah potongan-potongan dari setiap seri.Itu lah sebenarnya yang namanya Twist.

Jadi, andai saja Twilight pun tidak hanya fokus pada masalah itu-itu saja dan menyelipkan beberapa misteri atau kejutan tak terduga yang 'menggebrak'cerita, mungkin akan lebih baik.

Saat awal mulanya Breaking Dawn part 2 ini dimulai, aku sudah agak 'sedikittt' kecewa pada adegan awalnya.Kenapa Bella diperlihatkan langsung terlihat begitu perfect ala vampire, sedangkan di novel jelas-jelas Bella sempat tertegun seperti orang linglung saat pertama kali ia memulai kehidupan barunya sebagai vampire. Tapi, kelinglungan itu tidak kulihat dari sisi Bella yang di film. Ia terlihat bisa menguasai keadaan dengan cepat, tidak terlihat seolah ia adalah manusia yang baru bertransformasi menjadi Vampire.

Jadi, menurutku ini agak kurang pas...

Tapi,aku menemukan nilai plus juga pada Bella di BD part 2 ini. Setidaknya dia tidak menyebalkan lagi seperti di seri-seri sebelumnya. ;p

Dulu, aku sebal pada Bella karena rasa cintanya 'pada Jacob sekaligus Edward'. Aku juga sebal pada sifatnya yang menurutku aneh dan memuakkan. Terlebih lagi, aku juga sering gemas dengan ekspresinya yang saatlagi senang `~> :/ , lagi marah ~> :/ , lagi murung ~> :/ , lagi sedih ~> :/, lagi kecewa ~> :/ semuanya datarrrr, tak ada bedanya.

Nah, di BD part 2 ini, Bella begitu memiliki banyak emosi, dan I like that! Hahaha.

Akhirnya aku bisa lihat Bella murka pada Jacob, Bella marah, Bella emosi, dan berbagai ekspresi lainnya. Pokoknya, dia terlihat lebih manusiawi dari sebelum-sebelumnya. (Aneh, kenapa setelah jadi Vampire baru ia terlihat manusiawi? :/ ) Tapi ini tidak berlaku di novelnya, sih. Menurutku Bella yang di novel, saat ia sudah menjadi Vampire sama sekali tidak ada perbedaan yang begitu signifikan dengan saat ia menjadi manusia (kecuali perubahan organ luar-dalam tubuhnya, dan emosi dari sisi vampirenya). Bella Vampire versi novel terlihat masih sama dengan saat ia masih manusia, entah kenapa. Tapi, yang di film ini terlihat sekali perbedaannya baik secara perubahan emosi, ekspresi, dll.

Dan satu lagi, sekarang ia terlihat lebih anggun, lebih tegas, sorot matanya lebih tajam, dan lebih cantik :p hehehe

Selebihnya, cerita berjalan seperti yang di novelnya, dan memang sejak awal kan film ini tidak ada perbedaan yang begitu berarti dengan versi novelnya. So... lewatkan ceritanya,biarkan ia berkembang seperti apa adanya :p

Oh ya, aku juga ingin mengomentari waktu adegan Bella pergi berburu... hm...menurutku penampilannya agak kurang sesuai ya dengan yang kubayangkan saat baca novelnya. Di novel, dijelaskan Bella itu setelah berburu pakaiannya jadi robek dan compang-camping, dan aku membayangkan betapa berantakannya dia (mungkin dengan rambut agak diacak-acak, plus ada dedaunan atau kotoran apa gitu di tubuhnya), namanya juga berguling-guling bergulat dengan binatang. Pastinya acak-accakkan dan kotor dong.Tapi, di film, pulang dari berburu betapa tetap terlihat cantik, mulus dan rapinya Bella (hanya bagian bawah gaunnya yang robek, itu pun robeknya begitu cantik). Tidak sesuai rasanya dengan apa yang digambarkan di novelnya.

Dan aku paling suka adegan saat Bella murka pada Jacob yang telah mengimprint anaknya dan memberikan nama panggilan 'nessie' hehe. I love it so much! Walau agak kesal juga sih dengan perlakuannya ke Jacob (secara aku ini team Jacob lover hehe :p), tapi tetap aku sangat suka adegan itu. Aku senang melihat bagaimana ekspresinnya Bella dan suaranya saat meneriaki Jacob :D

By the way... entah kenapa,aku juga merasa di film yang ini, rasa-rasanya kurang diperhatikan pertiap detailnya. Walau aku tak tahu apa persisnya, tapi aku ngerasa ada yang kurang gitu. Misalnya, saat Renesmee memperlihatkan 'penglihatan' pada tiap 'mereka', kenapa yang nonton juga tidak diperlihatkan. Padahal kan akan lebih bagus kalau kita juga tahu apa yang dikasih lihat oleh Renesmee. Ya iya sih, intinya kita tahu apa-itu. Tapi,kan akan lebih afdol kalau diperlihatkan secara teknis, tidak hanya menerka-nerka saja (atau tahu dari baca novelnya).

Selebihnya.... nyaris sempurna. Dari segi Make up, dan sinematografinya, film Breaking Dawn ini begitu luar biasa. Dari Twilight hingga ke seri akhir, Breaking Dawn, terlihat sekali secara teknis mereka semakin berkembang di tiap serinya. Dan itu membuat Breaking Dawn ini terlihat sempurna tanpa cela (lepas dari ceritanya loh ya..).

Begitu lah, hanya itu yang bisa ku komentarin. Sementara untuk jalan ceritanya yang tidak begitu berbeda jauh dengan versi novelnya, ini terasa agak membosankan karena dari awal hingga akhir datar-datar saja. Justru seru-serunya malah baru muncul di akhir, yaitu saat pertempuran, tapi....yah itu pun hanya 'penglihatan/bayangan Alice'. So, tetap saja sih agak mengecewakan.

Padahal aku berharap bahwa endingnya seperti itu, yang terdapat dalam penglihatan Alice, walau mungkin aku akan menangis. Ini jujur loh, aku nyaris nangis menjerit saat adegan pertempuran itu (yang sudah nonton pasti tahu kenapa aku ingin nangis menjerit). Tapi, walau pun akan terasa menyakitkan dan menyedihkan (sebagai team yang berpihak di keluarga Cullen dan werewolf), aku merasa itu akan menjadi ending yang 'wah' dan merupakan sebuah gebrakan besar buat penonton. Akan menjadi kejutan yang bagus, walau akan membuat beberapa orang yang menonton mungkin menjerit-jerit tak terima (termasuk aku). Tapi, tak selamanya cerita harus berakhir dengan 'sangat baik' dan 'bahagia semua' kan? Lebih baik happy ending, tapi meninggalkan kesan-kesan yang dramatis.

Kesimpulannya?

Well, aku tidak nyesal kok nonton film ini :). Seperti yang aku bilang, sejak film pertama aku sudah menikmatinya. Dan memang aku tidak begitu terpaku pada segala kekurangan-kekurangan yang ada di film ini, yang penting I enjoy it :D.

Recommended lah buat kalian yang senang dengan kisah percintaan romantic, film ini nggak begitu mengecewakan kok. :)

SPOILER!!

Bagi yang belum menonton Breaking Dawn Part 2, sebaiknya jangan baca bagian ini ya. Karena... kalau saranku lebih baik nonton sendiri, akan lebih seru dan menegangkan :D Kalau membaca ini, nantinya tidak akan ada kejutan lagi dong pas nonton :).

Waktu adegan pertempuran itu dimulai, jujur saja aku langsung ternganga parah dan nyaris menjerit-jerit di bioskop saat Carlisle mati di tangan Aro. Oh my God... Carlisle mati!!! Pekikku saat itu, dan tidak bisa duduk tenang di bangku. Aku setengah mati panik saat melihat Aro mengangkat kepala Carlise yang lepas dari tubuhnya. Oh my god.... Aku cuma bisa mangap-mangap tidak karuan. Jujur saja, aku benar-benar syok! Nyaris teriak "Tidakkkkk! Tidakkk mungkinn Carlise mati!!!"

Yang bikin ngeri lagi, Carlisle mati di tangan Aro dengan cara yang tidak 'layak' menurutku T^T, kepalanya dipenggal..huhuhuhuh

Benar-benar aku sama sekali tidak menyangka kalau Carlise bakal mati saat itu. Sama sekali tidak menyangka.

Dan terbunuhnya Carlise itu, akhirnya membuat genderang perang pun dimulai.Pertempuran pun berlangsung dengan sadis, dan banyak yang mati T^T. Satu persatu..

Yang bikin nyesek itu, saat Jasper juga mati dengan kepala terpenggal T^T, dan yang lebih nyesek lagi saat Seth (werewolf yang kecil itu) mati juga T^T huhuhuhu

Yang bikin aku nyaris nangis, selain karena aku memang suka sama Seth, menurutku Seth itu masih muda (kecil), dan dia harus mati dengan cara seperti itu T^T, oh my god...

Leah juga mati, karena menolong Esme, tapi malah dia yang jatuh ke jurang (bukan jurang sih, tapi semacam tanah yang terbelah, yang sengaja dibelah oleh Benjamin untuk memporakporandakan keadaan saat itu karena keluarga Cullen nyaris mati terbunuh semua).

Satu persatu keluarga Volturi mati, termasuk Jane yang mati di tangan Alice, dan akhirnya Aro pun terbunuh juga ditangan Edward+Bella.

Tapi....ternyata itu semua hanyalah 'penglihatan masa depan' yang diperlihatkan Alice ke Aro, ...hahaha... -__-"

Yah, pertempuran itu hanya akan terjadi kalau Aro bersikeras tetap ingin bertempur, dan tidak mau mengubah pendiriannya. Dan mungkin, karena melihat kenyataannya dia akan mati di tangan Edward+Bella, dan fakta Volturi jelas akan kalah,Aro pun memutuskan bahwa tidak akan ada pertempuran.

Yah,,.... saat itu juga aku mengucapkan Alhamdulillah.. antara senang (karena berarti Carlisle, Seth, Jasper, dan leah tidak mati),dan kecewa. Kecewanya...yah karena seperti yang aku bilang di atas, alangkah bagus sebenarnya kalau endingnya tetap seperti itu. Walau akan menyakitkan dan membuatku menjerit-jerit tapi setidaknya akan ada kesan dan sebuah 'gebrakan' buat penonton ya kan?

Tapi, yah... pertempuran itu tidak terjadi, dan happily ever efter :p

Hahaha..aku ingat banget saat ternyata pertempuran itu hanyalah 'penglihatan masa depan',aku langsung memukul keras bangkuku, tertawa campur kesal dan bilang 'sialannn...ternyata cuma penglihatan Alice'..hahahaha...ketipu -__-

Dan sepertinya banyak penonton lain yang merasa tertipu juga,karena banyak yang berucap seperti aku sambil mukul kursi,wkwkwk.

Lanjutan dari blog yang sebelumnya.. :)

Yup, setelah kasus pencopetan di angkot itu, aku dan temanku akhirnya bisa juga nonton Breaking Dawn part 2, hehe.


Saat nonton ini aku memilih duduk di bangku yang menurutku paling strategis, yaitu agak di atas dan paling ujung dekat tangga. Aku memang tidak suka kalau pas nonton film yang ada 'panas'nya, di sebelahku ada orang lain yang tak kukenal (apalagi kalau cowok). Soalnya ntar jadi agak risih dan kurang menikmati nontonnya, hehe.Makanya aku memilih duduk di bangku paling ujung, sementara temanku ya duduk di sebelahku (kalau sama temanku sih aku nyaman-nyaman saja ).

Hum...mungkin aku tidak akan mereview total dari segi cerita karena aku yakin kebanyakan orang sudah tahu lah ceritanya seperti apa. Aku hanya ingin cuap-cuap saja tentang kesan-kesanku saat nonton film ini.

Jujur saja, sebenarnya salah satu temanku sudah pernah mengatakan padaku bahwa 'Twilight SAGA' sebenarnya 'inti ceritanya tidak ada'. Membosankan.

Dan aku, yang waktu itu sepertinya tergila-gila pada kisah percintaan vampire dan manusia ini melalui novelnya, sempat tidak begitu sepakat dengan pendapat temanku itu. Oke, aku memang akuin kalau Twilight ini sama sekali tidak ada pesan-pesan yang bisa aku peroleh selama nontonnya, seakan-akan cerita ini diciptakan hanyalah untuk menghibur dan membuai orang-orang dengan kisah percintaan manis. Dan, memang di situlah poinnya! Ia memang berhasil membuatku terbuai, terlebih aku memang penyuka film-film romantic. Jadi, saat itu aku sama sekali tak peduli apakah film Twilight ini berbobot, atau kah memiliki nilai 'moral' yang bisa diambil, aku sama sekali tak peduli. Pokoknya yang penting aku senang mengikuti kisahnya, and enjoy it. Just it!

Tapi, entah kenapa pemikiranku mulai berubah saat menonton Breaking Dawn part 2 ini.Entah karena mulai terprovokasi kata-kata temanku itu, atau entah karena umurku yang memang mulai menua hingga berpengaruh pada cara pemikiranku (cieeh :p), atau kah... karena akunya saja yang memang telat mikir/menyadari?

Yang jelas aku benar-benar sadar, dan jadi bertanya-tanya, sebenarnya apa yang aku peroleh setelah mengikuti perjalanan panjang kisah cinta vampir-manusia ini? Mulai dari Twilight, New Moon, Eclipse, dan Breaking Dawn... apa yang aku dapat? Hanya lah kejengkelanku pada sosok Bella :p.

Tidak ada inti yang jelas dari kisah ini, selain konflik cinta Bella-Edward-Jacob, yang sebenarnya sangat menyebalkan itu..

Sebenarnya bukannya ceritanya jelek, jujur saja aku suka kok ceritanya. Cuma mungkin akan lebih bagus lagi kalau ada twist dalam cerita, jadi kesannya nggak datar dan membosankan. :/

Seperti Harry Potter. Walau ceritanya juga sebenarnya tidak tahu dimana letak pesan 'moral' yang ingin disampaikan pada penontonnya (tiap serinya masalah yang dihadapi berbeda-beda), tapi ada banyak misteri yang membuat kita turut tegang dan selalu-selalu-selalu penasaran ingin tahu kelanjutannya, hingga pada akhirnya semua misteri itu tertuju pada SATU inti. Dan misteri-misteri itu adalah potongan-potongan dari setiap seri.Itu lah sebenarnya yang namanya Twist.

Jadi, andai saja Twilight pun tidak hanya fokus pada masalah itu-itu saja dan menyelipkan beberapa misteri atau kejutan tak terduga yang 'menggebrak'cerita, mungkin akan lebih baik.

Saat awal mulanya Breaking Dawn part 2 ini dimulai, aku sudah agak 'sedikittt' kecewa pada adegan awalnya.Kenapa Bella diperlihatkan langsung terlihat begitu perfect ala vampire, sedangkan di novel jelas-jelas Bella sempat tertegun seperti orang linglung saat pertama kali ia memulai kehidupan barunya sebagai vampire. Tapi, kelinglungan itu tidak kulihat dari sisi Bella yang di film. Ia terlihat bisa menguasai keadaan dengan cepat, tidak terlihat seolah ia adalah manusia yang baru bertransformasi menjadi Vampire.

Jadi, menurutku ini agak kurang pas...

Tapi,aku menemukan nilai plus juga pada Bella di BD part 2 ini. Setidaknya dia tidak menyebalkan lagi seperti di seri-seri sebelumnya. ;p

Dulu, aku sebal pada Bella karena rasa cintanya 'pada Jacob sekaligus Edward'. Aku juga sebal pada sifatnya yang menurutku aneh dan memuakkan. Terlebih lagi, aku juga sering gemas dengan ekspresinya yang saatlagi senang `~> :/ , lagi marah ~> :/ , lagi murung ~> :/ , lagi sedih ~> :/, lagi kecewa ~> :/ semuanya datarrrr, tak ada bedanya.

Nah, di BD part 2 ini, Bella begitu memiliki banyak emosi, dan I like that! Hahaha.

Akhirnya aku bisa lihat Bella murka pada Jacob, Bella marah, Bella emosi, dan berbagai ekspresi lainnya. Pokoknya, dia terlihat lebih manusiawi dari sebelum-sebelumnya. (Aneh, kenapa setelah jadi Vampire baru ia terlihat manusiawi? :/ ) Tapi ini tidak berlaku di novelnya, sih. Menurutku Bella yang di novel, saat ia sudah menjadi Vampire sama sekali tidak ada perbedaan yang begitu signifikan dengan saat ia menjadi manusia (kecuali perubahan organ luar-dalam tubuhnya, dan emosi dari sisi vampirenya). Bella Vampire versi novel terlihat masih sama dengan saat ia masih manusia, entah kenapa. Tapi, yang di film ini terlihat sekali perbedaannya baik secara perubahan emosi, ekspresi, dll.

Dan satu lagi, sekarang ia terlihat lebih anggun, lebih tegas, sorot matanya lebih tajam, dan lebih cantik :p hehehe

Selebihnya, cerita berjalan seperti yang di novelnya, dan memang sejak awal kan film ini tidak ada perbedaan yang begitu berarti dengan versi novelnya. So... lewatkan ceritanya,biarkan ia berkembang seperti apa adanya :p

Oh ya, aku juga ingin mengomentari waktu adegan Bella pergi berburu... hm...menurutku penampilannya agak kurang sesuai ya dengan yang kubayangkan saat baca novelnya. Di novel, dijelaskan Bella itu setelah berburu pakaiannya jadi robek dan compang-camping, dan aku membayangkan betapa berantakannya dia (mungkin dengan rambut agak diacak-acak, plus ada dedaunan atau kotoran apa gitu di tubuhnya), namanya juga berguling-guling bergulat dengan binatang. Pastinya acak-accakkan dan kotor dong.Tapi, di film, pulang dari berburu betapa tetap terlihat cantik, mulus dan rapinya Bella (hanya bagian bawah gaunnya yang robek, itu pun robeknya begitu cantik). Tidak sesuai rasanya dengan apa yang digambarkan di novelnya.

Dan aku paling suka adegan saat Bella murka pada Jacob yang telah mengimprint anaknya dan memberikan nama panggilan 'nessie' hehe. I love it so much! Walau agak kesal juga sih dengan perlakuannya ke Jacob (secara aku ini team Jacob lover hehe :p), tapi tetap aku sangat suka adegan itu. Aku senang melihat bagaimana ekspresinnya Bella dan suaranya saat meneriaki Jacob :D

By the way... entah kenapa,aku juga merasa di film yang ini, rasa-rasanya kurang diperhatikan pertiap detailnya. Walau aku tak tahu apa persisnya, tapi aku ngerasa ada yang kurang gitu. Misalnya, saat Renesmee memperlihatkan 'penglihatan' pada tiap 'mereka', kenapa yang nonton juga tidak diperlihatkan. Padahal kan akan lebih bagus kalau kita juga tahu apa yang dikasih lihat oleh Renesmee. Ya iya sih, intinya kita tahu apa-itu. Tapi,kan akan lebih afdol kalau diperlihatkan secara teknis, tidak hanya menerka-nerka saja (atau tahu dari baca novelnya).

Selebihnya.... nyaris sempurna. Dari segi Make up, dan sinematografinya, film Breaking Dawn ini begitu luar biasa. Dari Twilight hingga ke seri akhir, Breaking Dawn, terlihat sekali secara teknis mereka semakin berkembang di tiap serinya. Dan itu membuat Breaking Dawn ini terlihat sempurna tanpa cela (lepas dari ceritanya loh ya..).

Begitu lah, hanya itu yang bisa ku komentarin. Sementara untuk jalan ceritanya yang tidak begitu berbeda jauh dengan versi novelnya, ini terasa agak membosankan karena dari awal hingga akhir datar-datar saja. Justru seru-serunya malah baru muncul di akhir, yaitu saat pertempuran, tapi....yah itu pun hanya 'penglihatan/bayangan Alice'. So, tetap saja sih agak mengecewakan.

Padahal aku berharap bahwa endingnya seperti itu, yang terdapat dalam penglihatan Alice, walau mungkin aku akan menangis. Ini jujur loh, aku nyaris nangis menjerit saat adegan pertempuran itu (yang sudah nonton pasti tahu kenapa aku ingin nangis menjerit). Tapi, walau pun akan terasa menyakitkan dan menyedihkan (sebagai team yang berpihak di keluarga Cullen dan werewolf), aku merasa itu akan menjadi ending yang 'wah' dan merupakan sebuah gebrakan besar buat penonton. Akan menjadi kejutan yang bagus, walau akan membuat beberapa orang yang menonton mungkin menjerit-jerit tak terima (termasuk aku). Tapi, tak selamanya cerita harus berakhir dengan 'sangat baik' dan 'bahagia semua' kan? Lebih baik happy ending, tapi meninggalkan kesan-kesan yang dramatis.

Kesimpulannya?

Well, aku tidak nyesal kok nonton film ini :). Seperti yang aku bilang, sejak film pertama aku sudah menikmatinya. Dan memang aku tidak begitu terpaku pada segala kekurangan-kekurangan yang ada di film ini, yang penting I enjoy it :D.

Recommended lah buat kalian yang senang dengan kisah percintaan romantic, film ini nggak begitu mengecewakan kok. :)

SPOILER!!

Bagi yang belum menonton Breaking Dawn Part 2, sebaiknya jangan baca bagian ini ya. Karena... kalau saranku lebih baik nonton sendiri, akan lebih seru dan menegangkan :D Kalau membaca ini, nantinya tidak akan ada kejutan lagi dong pas nonton :).

Waktu adegan pertempuran itu dimulai, jujur saja aku langsung ternganga parah dan nyaris menjerit-jerit di bioskop saat Carlisle mati di tangan Aro. Oh my God... Carlisle mati!!! Pekikku saat itu, dan tidak bisa duduk tenang di bangku. Aku setengah mati panik saat melihat Aro mengangkat kepala Carlise yang lepas dari tubuhnya. Oh my god.... Aku cuma bisa mangap-mangap tidak karuan. Jujur saja, aku benar-benar syok! Nyaris teriak "Tidakkkkk! Tidakkk mungkinn Carlise mati!!!"

Yang bikin ngeri lagi, Carlisle mati di tangan Aro dengan cara yang tidak 'layak' menurutku T^T, kepalanya dipenggal..huhuhuhuh

Benar-benar aku sama sekali tidak menyangka kalau Carlise bakal mati saat itu. Sama sekali tidak menyangka.

Dan terbunuhnya Carlise itu, akhirnya membuat genderang perang pun dimulai.Pertempuran pun berlangsung dengan sadis, dan banyak yang mati T^T. Satu persatu..

Yang bikin nyesek itu, saat Jasper juga mati dengan kepala terpenggal T^T, dan yang lebih nyesek lagi saat Seth (werewolf yang kecil itu) mati juga T^T huhuhuhu

Yang bikin aku nyaris nangis, selain karena aku memang suka sama Seth, menurutku Seth itu masih muda (kecil), dan dia harus mati dengan cara seperti itu T^T, oh my god...

Leah juga mati, karena menolong Esme, tapi malah dia yang jatuh ke jurang (bukan jurang sih, tapi semacam tanah yang terbelah, yang sengaja dibelah oleh Benjamin untuk memporakporandakan keadaan saat itu karena keluarga Cullen nyaris mati terbunuh semua).

Satu persatu keluarga Volturi mati, termasuk Jane yang mati di tangan Alice, dan akhirnya Aro pun terbunuh juga ditangan Edward+Bella.

Tapi....ternyata itu semua hanyalah 'penglihatan masa depan' yang diperlihatkan Alice ke Aro, ...hahaha... -__-"

Yah, pertempuran itu hanya akan terjadi kalau Aro bersikeras tetap ingin bertempur, dan tidak mau mengubah pendiriannya. Dan mungkin, karena melihat kenyataannya dia akan mati di tangan Edward+Bella, dan fakta Volturi jelas akan kalah,Aro pun memutuskan bahwa tidak akan ada pertempuran.

Yah,,.... saat itu juga aku mengucapkan Alhamdulillah.. antara senang (karena berarti Carlisle, Seth, Jasper, dan leah tidak mati),dan kecewa. Kecewanya...yah karena seperti yang aku bilang di atas, alangkah bagus sebenarnya kalau endingnya tetap seperti itu. Walau akan menyakitkan dan membuatku menjerit-jerit tapi setidaknya akan ada kesan dan sebuah 'gebrakan' buat penonton ya kan?

Tapi, yah... pertempuran itu tidak terjadi, dan happily ever efter :p

Hahaha..aku ingat banget saat ternyata pertempuran itu hanyalah 'penglihatan masa depan',aku langsung memukul keras bangkuku, tertawa campur kesal dan bilang 'sialannn...ternyata cuma penglihatan Alice'..hahahaha...ketipu -__-

Dan sepertinya banyak penonton lain yang merasa tertipu juga,karena banyak yang berucap seperti aku sambil mukul kursi,wkwkwk.

'Pencopetan' di angkot menuju Breaking Dawn

Akhirnyaaaa, kesampaian juga pergi nonton Breaking Dawn Part 2, hehehe :)

Dan juga, kesampaian melihat 'pencopetan' di depan mata, setelah semumur hidup tidak pernah melihat langsung -.-

Tepatnya bukan pencopetan sih,...tapi apa ya namanya yg tepat?

Entah lah.

Okay, jadi apa hubungannya dari Breaking Dawn ke 'pencopetan' ini?

Ya ada. Waktu mau pergi nonton Breaking Dawn di bioskop kan kudu naik angkot ya ke sananya. Nah di dalam angkot ini lah terjadi 'kemalingan' itu.

Aku cuma berdua sama temanku, sebut saja namanya R. Dan di dalam angkot itu ada seorang Ibu, dan seorang ibu lagi bersama anaknya. Oh ya, ada satu bapak-bapak juga. R duduk bertiga sama dua ibu itu di sisi angkot sebelah kanan, sedangkan aku duduk di sebelah si bapak, di sisi angkot sebelah kiri. Tapi, bukan bapak ini loh yang nyolong..

Dalam perjalanan,ada seorang pemuda naik dan duduk sebaris denganku tapi di ujung, di sebelah si bapak. Sebut saja namanya Pemuda I.Jadi urutan duduknya, si pemuda I, si bapak, lalu aku. Aku kebetulan duduknya agak ke belakang jadi tidak terlalu dekat dengan mereka. Angkot jalan lagi, dan tidak lama naik lagi seorang pemuda. Sebut saja namanya Pemuda II. Dia duduk di sisi angkot yang kanan, di antara R dan si ibu yang bawa anak.

Eh tak lama angkot jalan, naik lagi seorang pemuda, kali ini mari kita sebut namanya Pemuda III :p. Dia duduk di antara si pemuda II dan R. Aku bingung juga kenapa dia milih duduk di situ, padahal tempat di sebelahku lumayan lowong. Aku bisa lihat tempat mereka (sisi angkot bagian kanan itu) sudah sempit, soalnya Ibu itu badannya agak besar dan bawa anak pula, ditambah R, seorang ibu lagi, dan dua pemuda, kan sempitnya jadi minta ampun tuh.

Tau-tau si pemuda yang pertama naik tadi kayak kesakitan,katanya kakinya ngilu. Dia selonjorin kakinya, dan megang tangan si ibu-ibu yg bawa anak itu, nggak tahu maksudnya apaan. Padahal kalau pun memang kakinya sakit kan ngapain juga minta dipegangin, toh nggak bakal jatuh ini.

Dia mijat-mijat kakinya pakai tangan kiri sementara tangan kanannya megang tangan si ibu.

Kita semua yg di angkot sempat heboh ini orang sebenarnya kenapa. Apalagi gara-gara dia selonjorin kakinya segala, tempat duduk yg bagian kanan itu jadi terasa semakin sempit karena sepertinya dua pemuda yang duduk di sebelah R tuh kayak mepet-mepetin R (kebetulan R duduk paling belakang). Aku bisa lihat badannya R yg kecil itu seperti terjepit, hehehe..

Aku sendiri natapin pemuda itu bingung, bingung ngeliat kakinya yg kok sakit tiba-tiba gitu..

Nggak lama ia minta berhenti dan turun. Pas itu aku sempat lihat dari jendela sih dia ngeluarin uang 5000 untuk bayar angkot.

Angkot kembali jalan, dan tak lama (dalam jarak yang tidak terlalu jauh), satu pemuda yg duduk di sebelah R turun.

Tak lama, dalam jarak yang juga tidak terlalu jauh, satu pemudanya lagi minta turun.

Sampai detik ini kita yang diangkot masih biasa-biasa saja, nggak merasa ada yg aneh..

Sampai akhirnya tak lama, waktu aku dan R sudah tiba di tempat tujuan, bersama dengan itu juga si ibu yg punya anak tadi tersadar, "Loh,hape ku mana ya?"

Di sini aku dah ada feeling 'kayaknya dicopet sama salah satu dari pemuda tadi'.

Eh..benar saja,pas ibu itu bongkar tasnya, dia njerit lagi, "Dompetku juga nggak ada!"

Aku di situ cuma membelalak syok, nggak nyangka feelingku benar. Soalnya pas gerombolan pemuda tadi naik, aku sudah ngerasa ada feeling nggak enak gitu. Karena rasanya aneh sekali melihat tingkah mereka.

Ibu itu sibuk berkoar-koar panik, "Wih..ini hape sama dompetku ternyata diambil sama cowok tadi."

Aku nanya, "Emang tadi ibu taruh dompet dimana?"

Ibu itu jawab, "Di tas, dan hape saya pegang. Pantesan itu cowok tadi terus meganging tanganku. Bisanya aku nggak ngerasa!"

R nimpalin, "Itu juga saya tadi sudah curiga sebenarnya, karena saya tadi kayak di dorong-dorong ke belakang" (Maksudnya, dua pemuda tadi seperti memang sengaja nutup-nutupin pandangan R, mungkin supaya tidak lihat proses pengambilan dompet dari dalam tas)

Aku di situ cuma bisa nganga syok. Yang dimana pencopetan di angkot selama ini hanya aku dengar dari orang, sekarang terjadi di depan mataku...tapi hebatnya,aku sama sekali tidak sadar! Gilaaaaa...profesional banget kayaknya mereka...ckckckck.. sampai-sampai aku yang jelas-jelas duduknya di posisi yang benar-benar di depan ibu itu, nggak lihat bagaimana caranya mereka ngambil hape dan dompet Ibu itu. Ckckckckc...

Aku bilang 'mereka' karena aku yakin 3 pemuda itu kerja sama. Karena mereka naik dalam waktu berdekatan (walau sendiri-sendiri) dan turun juga dalam waktu berdekatan. Aneh banget kan?

Aku dan R menyimpulkan, kalau si pemuda 1 yang kakinya pura-pura sakit itu, mungkin tugasnya ngalihkan perhatian si ibu dan kami yang lain. Karena jujur saja, dia berhasil. Kami memang langsung teralihkan pada kakinya saat itu, karena kami bingung ngeliat dia yang tiba-tiba kesakitan.

Lalu si dua pemuda yang duduk di antara R dan ibu itu, mungkin tugasnya ngambil dompet dan hape selama kami masih 'sibuk' dengan kaki si pemuda 1.

Ckckckck...kerja sama yang baik...dan sangat profesional.

Aku sampai merasa jadi orang yang paling bego di dunia saat itu. karena, bisa-bisanya aku sama sekali tidak sadar dan tidak lihat, padahal posisi dudukku lurus banget di depan kejadian. Seharusnya aku bisa melihat dengan jelas kejadiannya. Ckckckckck...hebatttt banget! Walau perbuatan mereka itu tak patut dibenarkan, tapi jujur saja aku salut dengan keahlian mereka. Tiga huruf deh, w.o.w!

Sempat habis pulang dari nonton Breaking Dawn, aku nyaris parno untuk pulang naik angkot :(

Aku orangnya memang mudah parnoan, kalau ada kejadian seram sedikit saja aku pasti langsung takut,apalagi kalau aku lagi sendirian. Tapi, Alhamdulillah aku sampai di rumah dengan selamat. Thanks god :')

Aku harap, semoga kejadian seperti ini tidak menimpaku. Ini membuatku semakin waspada.Tidak hanya di angkot, tapi juga dimana pun aku berada. Karena ternyata dunia itu kejam, memang benar adanya.

Aku sampai berpikir, kalau pun seandainya aku memang harus dicopet, aku tak apa. Asal pencopetnya jangan main senjata. Itu saja. Aku kehilangan barang mungkin tak apa, tapi jangan sampai aku harus bertemu dengan senjata :'(

Walau begitu tetap saja aku berdoa, semoga aku tidak pernah mengalami kejadian tidak mengenakkan seperti itu. amieen..

Akhirnyaaaa, kesampaian juga pergi nonton Breaking Dawn Part 2, hehehe :)

Dan juga, kesampaian melihat 'pencopetan' di depan mata, setelah semumur hidup tidak pernah melihat langsung -.-

Tepatnya bukan pencopetan sih,...tapi apa ya namanya yg tepat?

Entah lah.

Okay, jadi apa hubungannya dari Breaking Dawn ke 'pencopetan' ini?

Ya ada. Waktu mau pergi nonton Breaking Dawn di bioskop kan kudu naik angkot ya ke sananya. Nah di dalam angkot ini lah terjadi 'kemalingan' itu.

Aku cuma berdua sama temanku, sebut saja namanya R. Dan di dalam angkot itu ada seorang Ibu, dan seorang ibu lagi bersama anaknya. Oh ya, ada satu bapak-bapak juga. R duduk bertiga sama dua ibu itu di sisi angkot sebelah kanan, sedangkan aku duduk di sebelah si bapak, di sisi angkot sebelah kiri. Tapi, bukan bapak ini loh yang nyolong..

Dalam perjalanan,ada seorang pemuda naik dan duduk sebaris denganku tapi di ujung, di sebelah si bapak. Sebut saja namanya Pemuda I.Jadi urutan duduknya, si pemuda I, si bapak, lalu aku. Aku kebetulan duduknya agak ke belakang jadi tidak terlalu dekat dengan mereka. Angkot jalan lagi, dan tidak lama naik lagi seorang pemuda. Sebut saja namanya Pemuda II. Dia duduk di sisi angkot yang kanan, di antara R dan si ibu yang bawa anak.

Eh tak lama angkot jalan, naik lagi seorang pemuda, kali ini mari kita sebut namanya Pemuda III :p. Dia duduk di antara si pemuda II dan R. Aku bingung juga kenapa dia milih duduk di situ, padahal tempat di sebelahku lumayan lowong. Aku bisa lihat tempat mereka (sisi angkot bagian kanan itu) sudah sempit, soalnya Ibu itu badannya agak besar dan bawa anak pula, ditambah R, seorang ibu lagi, dan dua pemuda, kan sempitnya jadi minta ampun tuh.

Tau-tau si pemuda yang pertama naik tadi kayak kesakitan,katanya kakinya ngilu. Dia selonjorin kakinya, dan megang tangan si ibu-ibu yg bawa anak itu, nggak tahu maksudnya apaan. Padahal kalau pun memang kakinya sakit kan ngapain juga minta dipegangin, toh nggak bakal jatuh ini.

Dia mijat-mijat kakinya pakai tangan kiri sementara tangan kanannya megang tangan si ibu.

Kita semua yg di angkot sempat heboh ini orang sebenarnya kenapa. Apalagi gara-gara dia selonjorin kakinya segala, tempat duduk yg bagian kanan itu jadi terasa semakin sempit karena sepertinya dua pemuda yang duduk di sebelah R tuh kayak mepet-mepetin R (kebetulan R duduk paling belakang). Aku bisa lihat badannya R yg kecil itu seperti terjepit, hehehe..

Aku sendiri natapin pemuda itu bingung, bingung ngeliat kakinya yg kok sakit tiba-tiba gitu..

Nggak lama ia minta berhenti dan turun. Pas itu aku sempat lihat dari jendela sih dia ngeluarin uang 5000 untuk bayar angkot.

Angkot kembali jalan, dan tak lama (dalam jarak yang tidak terlalu jauh), satu pemuda yg duduk di sebelah R turun.

Tak lama, dalam jarak yang juga tidak terlalu jauh, satu pemudanya lagi minta turun.

Sampai detik ini kita yang diangkot masih biasa-biasa saja, nggak merasa ada yg aneh..

Sampai akhirnya tak lama, waktu aku dan R sudah tiba di tempat tujuan, bersama dengan itu juga si ibu yg punya anak tadi tersadar, "Loh,hape ku mana ya?"

Di sini aku dah ada feeling 'kayaknya dicopet sama salah satu dari pemuda tadi'.

Eh..benar saja,pas ibu itu bongkar tasnya, dia njerit lagi, "Dompetku juga nggak ada!"

Aku di situ cuma membelalak syok, nggak nyangka feelingku benar. Soalnya pas gerombolan pemuda tadi naik, aku sudah ngerasa ada feeling nggak enak gitu. Karena rasanya aneh sekali melihat tingkah mereka.

Ibu itu sibuk berkoar-koar panik, "Wih..ini hape sama dompetku ternyata diambil sama cowok tadi."

Aku nanya, "Emang tadi ibu taruh dompet dimana?"

Ibu itu jawab, "Di tas, dan hape saya pegang. Pantesan itu cowok tadi terus meganging tanganku. Bisanya aku nggak ngerasa!"

R nimpalin, "Itu juga saya tadi sudah curiga sebenarnya, karena saya tadi kayak di dorong-dorong ke belakang" (Maksudnya, dua pemuda tadi seperti memang sengaja nutup-nutupin pandangan R, mungkin supaya tidak lihat proses pengambilan dompet dari dalam tas)

Aku di situ cuma bisa nganga syok. Yang dimana pencopetan di angkot selama ini hanya aku dengar dari orang, sekarang terjadi di depan mataku...tapi hebatnya,aku sama sekali tidak sadar! Gilaaaaa...profesional banget kayaknya mereka...ckckckck.. sampai-sampai aku yang jelas-jelas duduknya di posisi yang benar-benar di depan ibu itu, nggak lihat bagaimana caranya mereka ngambil hape dan dompet Ibu itu. Ckckckckc...

Aku bilang 'mereka' karena aku yakin 3 pemuda itu kerja sama. Karena mereka naik dalam waktu berdekatan (walau sendiri-sendiri) dan turun juga dalam waktu berdekatan. Aneh banget kan?

Aku dan R menyimpulkan, kalau si pemuda 1 yang kakinya pura-pura sakit itu, mungkin tugasnya ngalihkan perhatian si ibu dan kami yang lain. Karena jujur saja, dia berhasil. Kami memang langsung teralihkan pada kakinya saat itu, karena kami bingung ngeliat dia yang tiba-tiba kesakitan.

Lalu si dua pemuda yang duduk di antara R dan ibu itu, mungkin tugasnya ngambil dompet dan hape selama kami masih 'sibuk' dengan kaki si pemuda 1.

Ckckckck...kerja sama yang baik...dan sangat profesional.

Aku sampai merasa jadi orang yang paling bego di dunia saat itu. karena, bisa-bisanya aku sama sekali tidak sadar dan tidak lihat, padahal posisi dudukku lurus banget di depan kejadian. Seharusnya aku bisa melihat dengan jelas kejadiannya. Ckckckckck...hebatttt banget! Walau perbuatan mereka itu tak patut dibenarkan, tapi jujur saja aku salut dengan keahlian mereka. Tiga huruf deh, w.o.w!

Sempat habis pulang dari nonton Breaking Dawn, aku nyaris parno untuk pulang naik angkot :(

Aku orangnya memang mudah parnoan, kalau ada kejadian seram sedikit saja aku pasti langsung takut,apalagi kalau aku lagi sendirian. Tapi, Alhamdulillah aku sampai di rumah dengan selamat. Thanks god :')

Aku harap, semoga kejadian seperti ini tidak menimpaku. Ini membuatku semakin waspada.Tidak hanya di angkot, tapi juga dimana pun aku berada. Karena ternyata dunia itu kejam, memang benar adanya.

Aku sampai berpikir, kalau pun seandainya aku memang harus dicopet, aku tak apa. Asal pencopetnya jangan main senjata. Itu saja. Aku kehilangan barang mungkin tak apa, tapi jangan sampai aku harus bertemu dengan senjata :'(

Walau begitu tetap saja aku berdoa, semoga aku tidak pernah mengalami kejadian tidak mengenakkan seperti itu. amieen..

Selasa, 13 November 2012

Iri sih...pengen juga ke luar negeri...

Sapa sih yang nggak pengen ke luar negeri??

Semua orang juga mau ye kannn?

Termasuk akuuuu!

Apalagi ke Jepang, Korea, Prancis, dan negara-negara eropa lainnya...

Begh...pengen banget lah.. :'D

Aku pengennya itu ke Australi, ke Melbourne, atau Sydney, dan juga pengen banget ke Jepang atau Korea.

Dan seperti kebanyakan mimpi orang-orang yang rata-rata adalah penyuka negara Jepang dan Korea, aku juga ingin lihat saljuuuuu!! >_<

Tapi, ya itu lah... sukanya cuma gigit jari aja kalo browsing dan baca blog-blog orang yang sudah pernah ngerasain jalan-jalan ke sana.

Aku sih agak-agak pesimis ya kalau bakal ada kesempatan ke luar negeri.

Pertama, dari sisi keuangan juga (tsaah). Buat jalan-jalan ke luar negeri itu, kalau nggak ada kepentingan, kayaknya pemborosan gitu, apalagi buat keluargaku yang dari keluarga biasa-biasa aja ini..hehe

Bukannya nggak pengen ke luar negeri, tapi yah...masih banyak kepentingan lain yang membutuhkan uang.

Kedua.. Yah sebenarnya alasan pertama itu, bisa diatasi mungkin yah dengan menabung. Kalau MEMANG benar-benar punya niat pengen jalan-jalan ke luar negeri, sebenarnya bisa aja di atur. Tapi, yah itu lah... orang tuaku bukan orang yang penggila 'jalan-jalan' kayak gituan, jadi mereka nggak pernah bikin rencana, bahkan mungkin memikirkannya juga tidak. Mamaku saja selama ini nggak pernah pergi ke luar kota, KECUALI harus dinas/tugas kantor. Karena dia memang orangnya juga nggak suka jalan-jalan 'nggak penting' gitu, hihi..

Tapi, alasan sebenarnya juga sih karena Mamaku itu merasa budget kita terbatas, sayang kalau ngeluarin uang cuma untuk gituan.

Ketiga, ini yang paling penting!! Dari seluruh keluargaku, Mama-Papa, aku, dan adikku, nggak ada satupun yang bisa bahasa inggris!! Hahahahahaha

Sumpah, suwer!!

Jadi, bagaimana mau jalan-jalan ke luar negeri cobaaaaa! XD

Keempat, .... .... aku nggak bisa naik pesawat...huhuhuhu

Bener-bener sama sekali nggak bisa.

Naik pesawat ke luar kota yang cuma 1-2 jam saja aku sudah kepayahan, sukses ber'hoek-hoek' ria. 

Iya. Aku mabuk gitu kalau naik pesawat. Kudu minum antimo baru deh nggak mabuk. Tapi, tetap aja rempong, ye kan??

Nggak kebayang kalau misalnya pergi ke luar negeri yang berjam-jam gitu di pesawat...duh..bisa mampus kali aku -__-


That''s why..

Dari semua alasan, yang ke tiga dan yang ke empat lah yang bikin aku rada pesimis hehehe...

Aduhhh...rasanya kesal banget sama diri sendiri. Kenapa aku nggak bisa naik pesawat?? Kenapa aku nggak bisa bahasa inggris??

Aku kalau nonton film yang subtittle nya bahasa inggris sih nggak bego-bego amat yaaa...masih ngerti. Tapi, kalau udah urusan Speaking dan listening...wah..aku angkat tangan deh!!

Aku bener-bener buruk banget di dua bagian itu! Listening and speaking. Nilai bahasa inggrisku di sekolah untuk di dua bagian itu kacau banget!!

Aku nggak bisa nangkap kalau ada yang ngomong bahasa inggris, dan aku juga nggak bisa speaking. Jadi, bagaimana mau ke luar negeri???

Duh...berdoa saja deh...semoga kapan-kapan aku bisa ada kesempatan ke luar negeri...dan tentunya turut memboyong orang tuaku hihihi..

Ayo..kita nabung-nabungggg...!!

Yang jelas, pengennya sih ya... negara pertama yang orang tuaku kunjungi, mesti Mekkah! Naik Haji..! Yah..aku pengen berangkatin orang tua naik haji. Amiinnnn... ya Allah...Aminnn..

Tapi, sebenarnya sih pada intinya kembali ke diri kita, tak ada yang TAK MUNGKIN. Asal ada niat dan keinginan, kita pasti bisa mencapai apa yang kita mau. Ye kann?? Termasuk jalan-jalan ke luar negeri bersama keluarga, tak akan hanya jadi sekadar mimpi kalau kita punya niat besar untuk mewujudkannya.

Sooo....ayo menabung!! *itu intinya* hihihihi
Sapa sih yang nggak pengen ke luar negeri??

Semua orang juga mau ye kannn?

Termasuk akuuuu!

Apalagi ke Jepang, Korea, Prancis, dan negara-negara eropa lainnya...

Begh...pengen banget lah.. :'D

Aku pengennya itu ke Australi, ke Melbourne, atau Sydney, dan juga pengen banget ke Jepang atau Korea.

Dan seperti kebanyakan mimpi orang-orang yang rata-rata adalah penyuka negara Jepang dan Korea, aku juga ingin lihat saljuuuuu!! >_<

Tapi, ya itu lah... sukanya cuma gigit jari aja kalo browsing dan baca blog-blog orang yang sudah pernah ngerasain jalan-jalan ke sana.

Aku sih agak-agak pesimis ya kalau bakal ada kesempatan ke luar negeri.

Pertama, dari sisi keuangan juga (tsaah). Buat jalan-jalan ke luar negeri itu, kalau nggak ada kepentingan, kayaknya pemborosan gitu, apalagi buat keluargaku yang dari keluarga biasa-biasa aja ini..hehe

Bukannya nggak pengen ke luar negeri, tapi yah...masih banyak kepentingan lain yang membutuhkan uang.

Kedua.. Yah sebenarnya alasan pertama itu, bisa diatasi mungkin yah dengan menabung. Kalau MEMANG benar-benar punya niat pengen jalan-jalan ke luar negeri, sebenarnya bisa aja di atur. Tapi, yah itu lah... orang tuaku bukan orang yang penggila 'jalan-jalan' kayak gituan, jadi mereka nggak pernah bikin rencana, bahkan mungkin memikirkannya juga tidak. Mamaku saja selama ini nggak pernah pergi ke luar kota, KECUALI harus dinas/tugas kantor. Karena dia memang orangnya juga nggak suka jalan-jalan 'nggak penting' gitu, hihi..

Tapi, alasan sebenarnya juga sih karena Mamaku itu merasa budget kita terbatas, sayang kalau ngeluarin uang cuma untuk gituan.

Ketiga, ini yang paling penting!! Dari seluruh keluargaku, Mama-Papa, aku, dan adikku, nggak ada satupun yang bisa bahasa inggris!! Hahahahahaha

Sumpah, suwer!!

Jadi, bagaimana mau jalan-jalan ke luar negeri cobaaaaa! XD

Keempat, .... .... aku nggak bisa naik pesawat...huhuhuhu

Bener-bener sama sekali nggak bisa.

Naik pesawat ke luar kota yang cuma 1-2 jam saja aku sudah kepayahan, sukses ber'hoek-hoek' ria. 

Iya. Aku mabuk gitu kalau naik pesawat. Kudu minum antimo baru deh nggak mabuk. Tapi, tetap aja rempong, ye kan??

Nggak kebayang kalau misalnya pergi ke luar negeri yang berjam-jam gitu di pesawat...duh..bisa mampus kali aku -__-


That''s why..

Dari semua alasan, yang ke tiga dan yang ke empat lah yang bikin aku rada pesimis hehehe...

Aduhhh...rasanya kesal banget sama diri sendiri. Kenapa aku nggak bisa naik pesawat?? Kenapa aku nggak bisa bahasa inggris??

Aku kalau nonton film yang subtittle nya bahasa inggris sih nggak bego-bego amat yaaa...masih ngerti. Tapi, kalau udah urusan Speaking dan listening...wah..aku angkat tangan deh!!

Aku bener-bener buruk banget di dua bagian itu! Listening and speaking. Nilai bahasa inggrisku di sekolah untuk di dua bagian itu kacau banget!!

Aku nggak bisa nangkap kalau ada yang ngomong bahasa inggris, dan aku juga nggak bisa speaking. Jadi, bagaimana mau ke luar negeri???

Duh...berdoa saja deh...semoga kapan-kapan aku bisa ada kesempatan ke luar negeri...dan tentunya turut memboyong orang tuaku hihihi..

Ayo..kita nabung-nabungggg...!!

Yang jelas, pengennya sih ya... negara pertama yang orang tuaku kunjungi, mesti Mekkah! Naik Haji..! Yah..aku pengen berangkatin orang tua naik haji. Amiinnnn... ya Allah...Aminnn..

Tapi, sebenarnya sih pada intinya kembali ke diri kita, tak ada yang TAK MUNGKIN. Asal ada niat dan keinginan, kita pasti bisa mencapai apa yang kita mau. Ye kann?? Termasuk jalan-jalan ke luar negeri bersama keluarga, tak akan hanya jadi sekadar mimpi kalau kita punya niat besar untuk mewujudkannya.

Sooo....ayo menabung!! *itu intinya* hihihihi

Rabu, 17 Oktober 2012

Sesosok yg Mampir di Pagi Hari

Sebelumnya, perlu diketahui. Ini bukanlah postingan yang sangat-sangat penting untuk dibaca. Ini hanyalah cuap-cuap iseng yang tak penting sama sekali .__.

Entah kenapa pagi ini aku teringat pada Bella.

Iya, Bella. Isabella Swan.

Aneh?

Jelas. Hahaha

Entah lah, angin apa yang membawa nama Bella tahu-tahu muncul begitu saja di otakku pagi ini.

Sejak awal, sejak Novel Twilight (edisi pertama), aku sudah sangat-nggak-suka-banget sama Bella. Tuh, sudah SANGAT, BANGET pula. :p

Sampai sekarang aku masih heran loh, kok bisa ya para lelaki di novel itu suka sama Bella?

Edward, JELAS. Sudah dibuat klepek-klepek sama Bella.

Jacob apalagi, 11-12 lah sama Edward.

Dan, Mike.

Dan ingat nggak waktu di Twilight (kalau nggak salah, atau mungkin di Eclipse?), Edward pernah bilang kalau saja Bella tahu, masih ada selusin nama lelaki yang naksir Bella. Tapi, karena Bella tak peduli, dan tak pernah mau tahu juga, so…sampai sekarang menjadi misteri ku, siapa saja selusin laki-laki itu..? ;p

Sebenarnya sesuatu apa sih yang bisa membuat mereka semua naksir Bella? Bahkan sampai membuat cowok cerdas kayak Edward jadi super-duper-bodohnya.

Bodoh?

Iya, bodoh…karena Edward itu terlalu mengatas namakan cinta pada diri Bella -__-

"Kalau kau bahagia, aku bahagia."

"Aku akan melakukan apapun asal kau bahagia. Bahkan kalau kau memintaku untuk melepasmu."

Statement-statement seperti itu berkali-kali diucapkan Edward dalam serial Twilight ini, sampai bosan dengarnya.

Aku sih nggak mempermasalahkan ‘kalimat’ atau ‘ketulusan’ cinta Edward. Semua orang yang jatuh cinta pasti lah kurang lebih akan seperti itu. Hanya saja, nggak tahu ya kenapa aku sebal, mungkin karena kalimat-kalimat itu ditujukan pada Bella :p.

Menurutku Bella itu sangat-sangat membosankan! -__-

Karakternya nggak banget.

Bukannya apa ya… hm…aku juga sama kayak Bella, kok. Aku ceroboh. Aku pendiam. Aku juga suka membaca (walau nggak pintar), dan aku juga nggak begitu suka shopping, atau keramaian, tapi kayaknya nggak separah Bella, deh.

Bella itu…benar-benar membosankan.

Selama aku mengikuti kisahnya, aku nggak menemukan karakter menarik sedikittttt pun dari sosok dia. Ah..yeah..kecuali mengenai ‘adegan ranjangnya’, kalau di adegan itu dia lumayan menarik.. #plak #abaikan.

Tapi, itu jadi membuatku berpikir, …ck..

Kayaknya Bella ini yang ada dipikirannya adalah ‘bercinta dengan Edward sepanjang hari-sepanjang waktu’. Serius. Aku mikirnya begitu, karena memang kesan-kesan yang terlihat seperti itu. Aku rasa impian sebenarnya bukan hidup semati dengan Edward…melainkan bercinta dengan Edward sepanjang waktu. Bahkan aku yakin, kalau saja kita sebagai makhluk (entah itu manusia atau vampire) tidak ditakdirkan untuk memenuhi kebutuhan lapar (makan), aku jamiin Bella bakal betah bergelut dalam pelukan Edward sepanjang hari di atas tempat tidur.

Lihat nggak, sih? Bahkan mulai dari New Moon (saat Edward menghilang), di situ Bella rasanya sudah kayak mayat hidup. (Kalau di filmnya sih nggak seperti itu kesannya, tapi di novelnya aku merasa seperti itu). Kasian bener dah nih cewek, hidupnya benar-benar membosankan. Aku heran, bisa-bisanya ada makhluk berwujud manusia seperti dia.

Sekutu bukunya aku, sependiamnya aku, sebetahnya apapun aku mengurung diri di kamar, aku rasa aku masih ada keinginan untuk bersenang-senang. Aku masih hobi nonton ke bioskop, aku masih hobi main ke tempat bermain, atau apalah gitu melakukan hal-hal seru.

Sedangkan Bella? Aku nggak lihat ada sesuatu hal yang dia senangi selain bercinta dengan Edward -,-

Dikasih kado? Dia pun ogah. Dikasihani? Dia pun ogah. Diajak pergi nonton film sama teman, dia pun ogah. Reaksi-reaksinya selalu menyebalkan.. -__-

Aku heran juga sama diriku sendiri. Kenapa aku bisa sebal banget sama Bella ya? Padahal kenal juga nggak :p

Entah lah. Aku gregetan saja sama sosok manusia-vampire satu ini. Rasa-rasanya dia bukan manusia normal…hahaha..

Tapi di detik ini aku sadar, pantas sajalah sikap-sikap/sifat-sifatnya dia tak menunjukkan layaknya manusia normal. Karena dia memang ditakdirkan sebagai vampire sih ya… jadi mungkin itu lah kenapa dia jadi manusia yang menyebalkan seperti itu :p

Dia memang mungkin tempatnya bukan sebagai manusia, tapi sebagai vampire..

Hm..Ya udah lah.

(Hah? Udah? Gitu aja?)

Iya, gitu aja .__.

Kan dari awal aku sudah bilang ini bukanlah postingan penting, hanyalah cuap-cuap atau uneg-unegku tentang ketidaksukaanku pada sosok Bella yang tahu-tahu tanpa diundang nyelinap ke otakku saja pagi ini.

Hahaha :p
Sebelumnya, perlu diketahui. Ini bukanlah postingan yang sangat-sangat penting untuk dibaca. Ini hanyalah cuap-cuap iseng yang tak penting sama sekali .__.

Entah kenapa pagi ini aku teringat pada Bella.

Iya, Bella. Isabella Swan.

Aneh?

Jelas. Hahaha

Entah lah, angin apa yang membawa nama Bella tahu-tahu muncul begitu saja di otakku pagi ini.

Sejak awal, sejak Novel Twilight (edisi pertama), aku sudah sangat-nggak-suka-banget sama Bella. Tuh, sudah SANGAT, BANGET pula. :p

Sampai sekarang aku masih heran loh, kok bisa ya para lelaki di novel itu suka sama Bella?

Edward, JELAS. Sudah dibuat klepek-klepek sama Bella.

Jacob apalagi, 11-12 lah sama Edward.

Dan, Mike.

Dan ingat nggak waktu di Twilight (kalau nggak salah, atau mungkin di Eclipse?), Edward pernah bilang kalau saja Bella tahu, masih ada selusin nama lelaki yang naksir Bella. Tapi, karena Bella tak peduli, dan tak pernah mau tahu juga, so…sampai sekarang menjadi misteri ku, siapa saja selusin laki-laki itu..? ;p

Sebenarnya sesuatu apa sih yang bisa membuat mereka semua naksir Bella? Bahkan sampai membuat cowok cerdas kayak Edward jadi super-duper-bodohnya.

Bodoh?

Iya, bodoh…karena Edward itu terlalu mengatas namakan cinta pada diri Bella -__-

"Kalau kau bahagia, aku bahagia."

"Aku akan melakukan apapun asal kau bahagia. Bahkan kalau kau memintaku untuk melepasmu."

Statement-statement seperti itu berkali-kali diucapkan Edward dalam serial Twilight ini, sampai bosan dengarnya.

Aku sih nggak mempermasalahkan ‘kalimat’ atau ‘ketulusan’ cinta Edward. Semua orang yang jatuh cinta pasti lah kurang lebih akan seperti itu. Hanya saja, nggak tahu ya kenapa aku sebal, mungkin karena kalimat-kalimat itu ditujukan pada Bella :p.

Menurutku Bella itu sangat-sangat membosankan! -__-

Karakternya nggak banget.

Bukannya apa ya… hm…aku juga sama kayak Bella, kok. Aku ceroboh. Aku pendiam. Aku juga suka membaca (walau nggak pintar), dan aku juga nggak begitu suka shopping, atau keramaian, tapi kayaknya nggak separah Bella, deh.

Bella itu…benar-benar membosankan.

Selama aku mengikuti kisahnya, aku nggak menemukan karakter menarik sedikittttt pun dari sosok dia. Ah..yeah..kecuali mengenai ‘adegan ranjangnya’, kalau di adegan itu dia lumayan menarik.. #plak #abaikan.

Tapi, itu jadi membuatku berpikir, …ck..

Kayaknya Bella ini yang ada dipikirannya adalah ‘bercinta dengan Edward sepanjang hari-sepanjang waktu’. Serius. Aku mikirnya begitu, karena memang kesan-kesan yang terlihat seperti itu. Aku rasa impian sebenarnya bukan hidup semati dengan Edward…melainkan bercinta dengan Edward sepanjang waktu. Bahkan aku yakin, kalau saja kita sebagai makhluk (entah itu manusia atau vampire) tidak ditakdirkan untuk memenuhi kebutuhan lapar (makan), aku jamiin Bella bakal betah bergelut dalam pelukan Edward sepanjang hari di atas tempat tidur.

Lihat nggak, sih? Bahkan mulai dari New Moon (saat Edward menghilang), di situ Bella rasanya sudah kayak mayat hidup. (Kalau di filmnya sih nggak seperti itu kesannya, tapi di novelnya aku merasa seperti itu). Kasian bener dah nih cewek, hidupnya benar-benar membosankan. Aku heran, bisa-bisanya ada makhluk berwujud manusia seperti dia.

Sekutu bukunya aku, sependiamnya aku, sebetahnya apapun aku mengurung diri di kamar, aku rasa aku masih ada keinginan untuk bersenang-senang. Aku masih hobi nonton ke bioskop, aku masih hobi main ke tempat bermain, atau apalah gitu melakukan hal-hal seru.

Sedangkan Bella? Aku nggak lihat ada sesuatu hal yang dia senangi selain bercinta dengan Edward -,-

Dikasih kado? Dia pun ogah. Dikasihani? Dia pun ogah. Diajak pergi nonton film sama teman, dia pun ogah. Reaksi-reaksinya selalu menyebalkan.. -__-

Aku heran juga sama diriku sendiri. Kenapa aku bisa sebal banget sama Bella ya? Padahal kenal juga nggak :p

Entah lah. Aku gregetan saja sama sosok manusia-vampire satu ini. Rasa-rasanya dia bukan manusia normal…hahaha..

Tapi di detik ini aku sadar, pantas sajalah sikap-sikap/sifat-sifatnya dia tak menunjukkan layaknya manusia normal. Karena dia memang ditakdirkan sebagai vampire sih ya… jadi mungkin itu lah kenapa dia jadi manusia yang menyebalkan seperti itu :p

Dia memang mungkin tempatnya bukan sebagai manusia, tapi sebagai vampire..

Hm..Ya udah lah.

(Hah? Udah? Gitu aja?)

Iya, gitu aja .__.

Kan dari awal aku sudah bilang ini bukanlah postingan penting, hanyalah cuap-cuap atau uneg-unegku tentang ketidaksukaanku pada sosok Bella yang tahu-tahu tanpa diundang nyelinap ke otakku saja pagi ini.

Hahaha :p

Kamis, 13 September 2012

Cinta Dumay? :D

Cinta Dumay.

Nama ini kugunakan untuk istilah ‘jatuh cinta pada seseorang yang ditemui di dunia maya’. 

Jujur saja, ini terkesan absurd.

Pada umumnya, jarang sekali orang yang meyakini ‘Cinta Dumay’, karena mereka beranggapan dumay itu kepalsuan. Tempat dimana semuanya terasa nyata, namun hampa. Tempat dimana orang-orang mengenakan topeng, menyembunyikan sosoknya dari dunia nyata. Intinya, dumay itu dimensi lain dari dunia nyata ini, tempat dimana kita mencari pelampiasan untuk melepaskan kepenatan dari dunia nyata.

Tapi, sadar tidak, kalau dumay itu bisa saja menjadi nyata?

Nyata, saat mereka menampilkan sosok mereka apa adanya. Nyata, saat mereka berinteraksi dengan normal. Nyata, saat mereka saling bertukar pikiran tentang dunia, bercanda tawa, berdebat opini, dll?

Dulu, mungkin aku tak percaya pada cinta dumay.

Bahkan walau pun aku ada mengenal sepasang suami-istri yang dipertemukan lewat dunia maya, aku masih merasa agak sulit untuk percaya pada istilah ‘cinta dumay’ ini.

 Yah, aku mempunyai beberapa kenalan yang telah mempersatukan diri dalam pernikahan, dan percaya atau tidak, mereka dipertemukan oleh salah satu tempat ‘dumay’ yang disebut …jejaring social.

Dan sampai bertahun-tahun pernikahan mereka, mereka hidup dengan normal layaknya pasangan lain yang dipertemukan di dunia nyata.

Maka itu, aku mengubah pandanganku tentang dunia maya. Dunia maya itu ternyata bisa menjadi nyata, tergantung bagaimana kita bersikap.

Tidak semua hal di dunia maya itu palsu. Lagi pula, kalaupun banyak kepalsuan, kenapa harus diambil pusing? Karena tanpa dunia maya, dunia nyata pun sudah dipenuhi dengan kepalsuan…

So, sebenarnya antara ‘nyata’ dan ‘maya’ itu jaraknya tipis. Itu semua tergantung bagaimana bersikap dan menyikapi saja.

Kembali ke topik awal tentang cinta dunia maya…

Walau pada akhirnya aku mengubah pandangan tentang dunia maya, tetap saja menurutku jatuh cinta pada seseorang yang kenal lewat dunia maya…itu..absurd. DULU aku berpikir seperti itu.

Aku sendiri pernah ditembak oleh tiga lelaki yang aku kenal di facebook. Dan itu rasanya ‘aneh’. Aku bingung, kenapa mereka bisa mencintaiku sementara kita hanya bersua di facebook.

Berhubung aku dulunya berpikiran sempit tentang cinta dumay, aku menganggap mereka ‘aneh’.

Namun…sekarang sepertinya aku sudah mulai merubah pandanganku. Entah sejak kapan.

Aku pikir, kenapa kita tidak bisa jatuh cinta pada seseorang yang belum pernah kita temui?

Karena, jatuh cinta itu bukan hanya pada pandangan pertama melalui tatapan mata *kayak lagu saja -__-“*

Jatuh cinta tidak harus karena ‘sosok’.

Jatuh cinta tidak harus karena ‘mengenal’.

Terbukti, aku bertemu dengan begitu banyak orang yang sering aku lihat wajahnya, yang sudah aku kenal luar-dalamnya, yang bahkan baik-buruknya aku tahu. Lalu, apa lantas aku jatuh cinta pada mereka? Tidak. Perasaanku biasa-biasa saja.

So…. cinta itu tidak SELALU tercipta karena ‘sosok’ dan ‘mengenal’kan?

Cinta itu bisa tercipta lewat… kata-kata.

Kata-kata yang dituliskan lewat status facebook, atau pun lewat 140 karakter twitter.

Jatuh cinta pada kata-kata yang ia gores dengan jemarinya..

Cinta juga bisa tercipta lewat..suara.

Pernah merasakan tidak, saat kamu merasa tenang dan nyaman mendengar suara seseorang, walau kamu tak pernah mengenalnya secara nyata? Kamu tak pernah melihat sosoknya, dan hanya bisa mendengar suaranya. Lalu saat tak mendengar suara itu, kamu merindukannya. Merindukan percakapan-percakapan yang mengundang ‘suatu perasaan yang menggelitik’ itu. Suara dan kata-kata yang ia lontarkan mampu membuatmu tertawa walau saat itu kau sedang menangis..

Cinta bisa juga tercipta lewat ‘kecocokan’. Walau kecocokan itu hanya melalui dunia maya.

Namun, sadar tidak? bahwa ternyata rasa ‘kecocokan’ itu yang akhirnya membuat kita jadi saling perhatian satu sama lain. Dan salah kah kalau di antara perhatian-perhatian kecil itu, kemudian timbul benih cinta?

Itu lah Cinta. Memang absurd , tapi bukan lah suatu hal yang tidak mungkin.

Pada kesimpulannya, cinta bisa datang melalui apa saja, tapi pada akhirnya tetap HARUS berakhir dengan pertemuan di dunia nyata dong!


 

**Jejaring social berubah menjadi 'nyata' :)**


Cinta Dumay.

Nama ini kugunakan untuk istilah ‘jatuh cinta pada seseorang yang ditemui di dunia maya’. 

Jujur saja, ini terkesan absurd.

Pada umumnya, jarang sekali orang yang meyakini ‘Cinta Dumay’, karena mereka beranggapan dumay itu kepalsuan. Tempat dimana semuanya terasa nyata, namun hampa. Tempat dimana orang-orang mengenakan topeng, menyembunyikan sosoknya dari dunia nyata. Intinya, dumay itu dimensi lain dari dunia nyata ini, tempat dimana kita mencari pelampiasan untuk melepaskan kepenatan dari dunia nyata.

Tapi, sadar tidak, kalau dumay itu bisa saja menjadi nyata?

Nyata, saat mereka menampilkan sosok mereka apa adanya. Nyata, saat mereka berinteraksi dengan normal. Nyata, saat mereka saling bertukar pikiran tentang dunia, bercanda tawa, berdebat opini, dll?

Dulu, mungkin aku tak percaya pada cinta dumay.

Bahkan walau pun aku ada mengenal sepasang suami-istri yang dipertemukan lewat dunia maya, aku masih merasa agak sulit untuk percaya pada istilah ‘cinta dumay’ ini.

 Yah, aku mempunyai beberapa kenalan yang telah mempersatukan diri dalam pernikahan, dan percaya atau tidak, mereka dipertemukan oleh salah satu tempat ‘dumay’ yang disebut …jejaring social.

Dan sampai bertahun-tahun pernikahan mereka, mereka hidup dengan normal layaknya pasangan lain yang dipertemukan di dunia nyata.

Maka itu, aku mengubah pandanganku tentang dunia maya. Dunia maya itu ternyata bisa menjadi nyata, tergantung bagaimana kita bersikap.

Tidak semua hal di dunia maya itu palsu. Lagi pula, kalaupun banyak kepalsuan, kenapa harus diambil pusing? Karena tanpa dunia maya, dunia nyata pun sudah dipenuhi dengan kepalsuan…

So, sebenarnya antara ‘nyata’ dan ‘maya’ itu jaraknya tipis. Itu semua tergantung bagaimana bersikap dan menyikapi saja.

Kembali ke topik awal tentang cinta dunia maya…

Walau pada akhirnya aku mengubah pandangan tentang dunia maya, tetap saja menurutku jatuh cinta pada seseorang yang kenal lewat dunia maya…itu..absurd. DULU aku berpikir seperti itu.

Aku sendiri pernah ditembak oleh tiga lelaki yang aku kenal di facebook. Dan itu rasanya ‘aneh’. Aku bingung, kenapa mereka bisa mencintaiku sementara kita hanya bersua di facebook.

Berhubung aku dulunya berpikiran sempit tentang cinta dumay, aku menganggap mereka ‘aneh’.

Namun…sekarang sepertinya aku sudah mulai merubah pandanganku. Entah sejak kapan.

Aku pikir, kenapa kita tidak bisa jatuh cinta pada seseorang yang belum pernah kita temui?

Karena, jatuh cinta itu bukan hanya pada pandangan pertama melalui tatapan mata *kayak lagu saja -__-“*

Jatuh cinta tidak harus karena ‘sosok’.

Jatuh cinta tidak harus karena ‘mengenal’.

Terbukti, aku bertemu dengan begitu banyak orang yang sering aku lihat wajahnya, yang sudah aku kenal luar-dalamnya, yang bahkan baik-buruknya aku tahu. Lalu, apa lantas aku jatuh cinta pada mereka? Tidak. Perasaanku biasa-biasa saja.

So…. cinta itu tidak SELALU tercipta karena ‘sosok’ dan ‘mengenal’kan?

Cinta itu bisa tercipta lewat… kata-kata.

Kata-kata yang dituliskan lewat status facebook, atau pun lewat 140 karakter twitter.

Jatuh cinta pada kata-kata yang ia gores dengan jemarinya..

Cinta juga bisa tercipta lewat..suara.

Pernah merasakan tidak, saat kamu merasa tenang dan nyaman mendengar suara seseorang, walau kamu tak pernah mengenalnya secara nyata? Kamu tak pernah melihat sosoknya, dan hanya bisa mendengar suaranya. Lalu saat tak mendengar suara itu, kamu merindukannya. Merindukan percakapan-percakapan yang mengundang ‘suatu perasaan yang menggelitik’ itu. Suara dan kata-kata yang ia lontarkan mampu membuatmu tertawa walau saat itu kau sedang menangis..

Cinta bisa juga tercipta lewat ‘kecocokan’. Walau kecocokan itu hanya melalui dunia maya.

Namun, sadar tidak? bahwa ternyata rasa ‘kecocokan’ itu yang akhirnya membuat kita jadi saling perhatian satu sama lain. Dan salah kah kalau di antara perhatian-perhatian kecil itu, kemudian timbul benih cinta?

Itu lah Cinta. Memang absurd , tapi bukan lah suatu hal yang tidak mungkin.

Pada kesimpulannya, cinta bisa datang melalui apa saja, tapi pada akhirnya tetap HARUS berakhir dengan pertemuan di dunia nyata dong!


 

**Jejaring social berubah menjadi 'nyata' :)**


Selasa, 11 September 2012

Where..!?

Kata Oliver Wendell Holmes, "..hal terpenting dalam hidup kita bukan dimana kita sekarang .. tapi kemana kita akan pergi.."



Dan aku pun mulai merenung…. ….

Merenungkan tentang ‘dimana kita sekarang’ dan ‘kemana kita akan pergi’…

Saat kita masih di dalam kandungan ibu, kita berjuang selama 9 bulan untuk bertahan di sana dalam keadaan sehat. Kita berjuang bersama beliau. Ibu.


Saat 9 bulan telah berlalu, kita berjuang selama beberapa jam, untuk bisa melihat dunia. Kita berjuang bersama beliau, Ibu, serta orang-orang di sekitar yag ikut berusaha bersama, entah dalam tindakan atau pun doa. Mereka adalah, Ayah, sanak familly,  dan mungkin dokter, atau pun bidan, etc..


Saat kita sudah menjerit memperdengarkan suara lengkingan kita pada semua orang di dunia, kita sudah mencapai pada tujuan kita. Yaitu, melihat dan dilihat dunia.


Lalu, terhenti sampai di situ kah?


Tidak.


Tujuan kehidupan terus berlanjut.


Itu bukan lah akhir, tapi menjadi awalan kita mengarungi hidup di dunia.


Saat balita, kita melalui banyak perjuangan untuk mencapai banyak tujuan.


Kita terjatuh dan terus bangkit, hanya demi bisa berjalan.


Kita berusaha melakukan apa saja, demi mencapai sesuatu yang kita inginkan. Kita berusaha mengetahui banyak hal yang tidak kita ketahui. Masa-masa balita adalah masa dimana kita ‘kepo’ ingin tahu banyak hal yang ada di sekeliling kita.


Saat kita menduduki masa-masa TK, kita berusaha beradptasi dengan huruf dan angka yang baru saja diperkenalkan dalam dunia kita.


Saat kita menduduki masa-masa sekolah, SD, SMP, SMA, kita punya satu tujuan. Selama 12 tahun, kita berjalan dan berjuang demi sebuah kelulusan.


Tapi setelah lulus, tujuan berikutnya kemana? Kemana kau akan pergi?


Di sini lah titik kebuntuan. Setidaknya itu yang aku rasakan.


Aku tak pernah tahu kemana aku akan pergi. Dan aku masih belum menemukan jawabannya.


Jujur saja, terkadang aku iri dengan mereka. Mereka yang tahu kemana tujuan mereka. Mereka yang telah menemukan apa yang ingin mereka capai. Mereka yang telah menyadari apa impian mereka sebenarnya.


Bahkan aku iri dengan mereka yang tidak punya mimpi, namun bisa mempunyai tekad untuk mewudujkan mimpi orang lain. Iya,...mereka adalah yang tidak mempunyai mimpi tapi punya keyakinan untuk membahagiakan orang-orang di sekitar mereka. Dengan cara? Mewujudkan impian dan harapan-harapan orang-orang itu dengan cara mereka sendiri, dan dengan cara terbaik yang mereka tahu.


Sedangkan aku?


Apa yang aku lakukan sekarang? Di sini, tempat dimana aku berada sekarang, aku hanya diam tanpa tahu harus melakukan apa.


Aku satu-satunya yang tak tahu harus melangkah kemana.


Aku satu-satunya di sini yang tak punya tujuan.


Aku satu-satunya di sini yang seolah tak punya harapan.


Aku satu-satunya di sini yang seperti itik kehilangan induk.


Aku seperti sedang berada di padang pasir, dalam keadaan sendirian, dan kehilangan petunjuk arah.


Terasa tersesat, dalam kebingungan, yang tak menentu...


Terkadang aku hanya menghibur diri sendiri, bahwa aku bukannya tidak punya mimpi atau pun tujuan, tapi aku hanyalah belum menemukan.


Iya. Bukan TIDAK PUNYA. Tapi, BELUM menemukan. Itu saja.


Saat aku merasa sedih dan bingung, aku selalu mengingat-ingat kalimat di atas dan terus mengulang-ulangnya dalam pikiranku sampai hati ini mulai terasa baik-baik saja.


Dan sekarang aku menemukan mantra baru yang cukup ampuh menenangkan hatiku..hehe Terima kasih pada nenek tua yang belum pernah kutemui .. :)


Beliau berkata, "..Hiduplah dengan senang dan buat orang lain bahagia.Iitulah yang disebut kehidupan.."


Perkataannya itu membuat aku terenyuh, dan akhirnya merasa terpacu.

Ini menyadarkan aku bahwa, aku boleh belum menemukan mimpi. Tapi aku tidak boleh kehilangan tujuan hidup.

Kenapa selama ini aku hanya terpaku pada satu tujuan? Yaitu, tujuan untuk masa depanku.

Kenapa aku tidak terpikir bahwa ternyata kehidupan itu memiliki banyak sudut?

Banyak sudut-sudut yang bisa aku tuju sebelum aku benar-benar menemukan tujuan masa depanku kan?

Dan aku berpedoman pada kalimat di atas, untuk ‘hidup dengan senang dan buat orang lain bahagia’.

Mendadak aku teringat pada #septemberwish ku . Aku mempunyai harapan untuk membuat orang-orang merasa nyaman dan bahagia.

Sekarang aku berpikir, sepertinya aku harus mengganti nama harapan itu, deh.


Bukan #septemberwish seharusnya. Tapi, harapan seumur hidupku, hahaha :D

Yah…kan membuat orang merasa nyaman dan bahagia  bukan hanya di bulan September kan? Melainkan di seumur hidup yang aku punya, selama aku masih mampu.

Tapi,... seperti yang kalian tahu, aku tak pernah jadi orang yang bisa buat orang lain bahagia ....

Dengan segala kemahatololan yang aku punya, aku selalu saja mencoba membuat orang lain bahagia dengan cara yang salah..

Terkadang aku tulus ingin membuat mereka merasa nyaman dan tersenyum bahagia, tapi… tidak sedikit yang menyalahkan caraku… dan merasa tidak nyaman dengan caraku..

Terkadang itu juga aku berpikir,…sepertinya aku bukan manusia yang dilahirkan untuk membuat orang lain bahagia…

Jadi, aku akan mulai dengan mencoba bersenang-senang dulu. Meski tak tahu apa yang harus kulakukan dan apa yang sedang kulakukan sekarang .. ...


Aku akan mencoba melakukan yang terbaik, dan mencoba intropeksi dari kesalahan-kesalahan sebelumnya, agar tak ada lagi yang merasa terganggu dengan sikapku.

Semoga saja ke depannya aku bisa lebih baik dalam menyikapi sesuatu… :’)

Amien.

Dan, kuharap orang-orang di sekitarku, bisa melakukan terbaik yang bisa mereka lakukan, kemanapun mereka pergi atau dimanapun mereka berada.


Karena ini lah hidup.


Bukan kah hidup yang penuh liku dan tak terduga ini akan lebih nikmat dan terasa menyenangkan apa bila kita bersenang-senanglah dalam proses perjalanannya? 


Kata Oliver Wendell Holmes, "..hal terpenting dalam hidup kita bukan dimana kita sekarang .. tapi kemana kita akan pergi.."



Dan aku pun mulai merenung…. ….

Merenungkan tentang ‘dimana kita sekarang’ dan ‘kemana kita akan pergi’…

Saat kita masih di dalam kandungan ibu, kita berjuang selama 9 bulan untuk bertahan di sana dalam keadaan sehat. Kita berjuang bersama beliau. Ibu.


Saat 9 bulan telah berlalu, kita berjuang selama beberapa jam, untuk bisa melihat dunia. Kita berjuang bersama beliau, Ibu, serta orang-orang di sekitar yag ikut berusaha bersama, entah dalam tindakan atau pun doa. Mereka adalah, Ayah, sanak familly,  dan mungkin dokter, atau pun bidan, etc..


Saat kita sudah menjerit memperdengarkan suara lengkingan kita pada semua orang di dunia, kita sudah mencapai pada tujuan kita. Yaitu, melihat dan dilihat dunia.


Lalu, terhenti sampai di situ kah?


Tidak.


Tujuan kehidupan terus berlanjut.


Itu bukan lah akhir, tapi menjadi awalan kita mengarungi hidup di dunia.


Saat balita, kita melalui banyak perjuangan untuk mencapai banyak tujuan.


Kita terjatuh dan terus bangkit, hanya demi bisa berjalan.


Kita berusaha melakukan apa saja, demi mencapai sesuatu yang kita inginkan. Kita berusaha mengetahui banyak hal yang tidak kita ketahui. Masa-masa balita adalah masa dimana kita ‘kepo’ ingin tahu banyak hal yang ada di sekeliling kita.


Saat kita menduduki masa-masa TK, kita berusaha beradptasi dengan huruf dan angka yang baru saja diperkenalkan dalam dunia kita.


Saat kita menduduki masa-masa sekolah, SD, SMP, SMA, kita punya satu tujuan. Selama 12 tahun, kita berjalan dan berjuang demi sebuah kelulusan.


Tapi setelah lulus, tujuan berikutnya kemana? Kemana kau akan pergi?


Di sini lah titik kebuntuan. Setidaknya itu yang aku rasakan.


Aku tak pernah tahu kemana aku akan pergi. Dan aku masih belum menemukan jawabannya.


Jujur saja, terkadang aku iri dengan mereka. Mereka yang tahu kemana tujuan mereka. Mereka yang telah menemukan apa yang ingin mereka capai. Mereka yang telah menyadari apa impian mereka sebenarnya.


Bahkan aku iri dengan mereka yang tidak punya mimpi, namun bisa mempunyai tekad untuk mewudujkan mimpi orang lain. Iya,...mereka adalah yang tidak mempunyai mimpi tapi punya keyakinan untuk membahagiakan orang-orang di sekitar mereka. Dengan cara? Mewujudkan impian dan harapan-harapan orang-orang itu dengan cara mereka sendiri, dan dengan cara terbaik yang mereka tahu.


Sedangkan aku?


Apa yang aku lakukan sekarang? Di sini, tempat dimana aku berada sekarang, aku hanya diam tanpa tahu harus melakukan apa.


Aku satu-satunya yang tak tahu harus melangkah kemana.


Aku satu-satunya di sini yang tak punya tujuan.


Aku satu-satunya di sini yang seolah tak punya harapan.


Aku satu-satunya di sini yang seperti itik kehilangan induk.


Aku seperti sedang berada di padang pasir, dalam keadaan sendirian, dan kehilangan petunjuk arah.


Terasa tersesat, dalam kebingungan, yang tak menentu...


Terkadang aku hanya menghibur diri sendiri, bahwa aku bukannya tidak punya mimpi atau pun tujuan, tapi aku hanyalah belum menemukan.


Iya. Bukan TIDAK PUNYA. Tapi, BELUM menemukan. Itu saja.


Saat aku merasa sedih dan bingung, aku selalu mengingat-ingat kalimat di atas dan terus mengulang-ulangnya dalam pikiranku sampai hati ini mulai terasa baik-baik saja.


Dan sekarang aku menemukan mantra baru yang cukup ampuh menenangkan hatiku..hehe Terima kasih pada nenek tua yang belum pernah kutemui .. :)


Beliau berkata, "..Hiduplah dengan senang dan buat orang lain bahagia.Iitulah yang disebut kehidupan.."


Perkataannya itu membuat aku terenyuh, dan akhirnya merasa terpacu.

Ini menyadarkan aku bahwa, aku boleh belum menemukan mimpi. Tapi aku tidak boleh kehilangan tujuan hidup.

Kenapa selama ini aku hanya terpaku pada satu tujuan? Yaitu, tujuan untuk masa depanku.

Kenapa aku tidak terpikir bahwa ternyata kehidupan itu memiliki banyak sudut?

Banyak sudut-sudut yang bisa aku tuju sebelum aku benar-benar menemukan tujuan masa depanku kan?

Dan aku berpedoman pada kalimat di atas, untuk ‘hidup dengan senang dan buat orang lain bahagia’.

Mendadak aku teringat pada #septemberwish ku . Aku mempunyai harapan untuk membuat orang-orang merasa nyaman dan bahagia.

Sekarang aku berpikir, sepertinya aku harus mengganti nama harapan itu, deh.


Bukan #septemberwish seharusnya. Tapi, harapan seumur hidupku, hahaha :D

Yah…kan membuat orang merasa nyaman dan bahagia  bukan hanya di bulan September kan? Melainkan di seumur hidup yang aku punya, selama aku masih mampu.

Tapi,... seperti yang kalian tahu, aku tak pernah jadi orang yang bisa buat orang lain bahagia ....

Dengan segala kemahatololan yang aku punya, aku selalu saja mencoba membuat orang lain bahagia dengan cara yang salah..

Terkadang aku tulus ingin membuat mereka merasa nyaman dan tersenyum bahagia, tapi… tidak sedikit yang menyalahkan caraku… dan merasa tidak nyaman dengan caraku..

Terkadang itu juga aku berpikir,…sepertinya aku bukan manusia yang dilahirkan untuk membuat orang lain bahagia…

Jadi, aku akan mulai dengan mencoba bersenang-senang dulu. Meski tak tahu apa yang harus kulakukan dan apa yang sedang kulakukan sekarang .. ...


Aku akan mencoba melakukan yang terbaik, dan mencoba intropeksi dari kesalahan-kesalahan sebelumnya, agar tak ada lagi yang merasa terganggu dengan sikapku.

Semoga saja ke depannya aku bisa lebih baik dalam menyikapi sesuatu… :’)

Amien.

Dan, kuharap orang-orang di sekitarku, bisa melakukan terbaik yang bisa mereka lakukan, kemanapun mereka pergi atau dimanapun mereka berada.


Karena ini lah hidup.


Bukan kah hidup yang penuh liku dan tak terduga ini akan lebih nikmat dan terasa menyenangkan apa bila kita bersenang-senanglah dalam proses perjalanannya? 


Minggu, 09 September 2012

Bumi berhenti mengelilingi Matahari.. :')

Untukmu, sebab dari kesedihanku malam ini..







"Aku tidak butuh kasihan dari orang lain." "Dan kadang yang ngomong gitu tuh anak kecil.."

"Eka salah satunya?"

"Iya"

.... Aku mengambil waktu begitu lama setiap membaca pesan-pesan darimu. Tidak bisa kugambarkan seperti apa ekspresiku saat itu, karena aku tak melihatnya. Tidak terpikirkan lagi untuk bercermin saat itu. Bahkan aku berani jamin otakku sempat mengalami kekosongan selama beberapa saat. Tidak ada yang dipikirkan selain terpaku menatap kosong layar ponselku.

Yang aku tahu, aku mematung selama sekian menit, dan membiarkan bola mataku bergerak ke kiri-kanan-kiri-kanan, membaca berulang-ulang setiap kalimat yang kamu kirimkan.

Ini lah sebabnya kenapa aku begitu lama membalas pesanmu.. :)

Aku tidak tahu, apakah kamu menyadari perubahan pada diriku saat itu? Karena, aku sendiri sadar, tidak biasanya aku mengambil jeda begitu lama hanya untuk membalas pesanmu. Padahal, biasanya aku selalu gesit menjawab dan bahkan terkesan tidak sabar :3, karena selalu semangat kalau ngobrol denganmu walau dalam keadaan ngantuk berat sekali pun ..

Lalu kenapa malam ini terasa berbeda? Apa kamu menyadari perbedaan itu...?

Hm..mungkin tidak.. :(

Itu karena aku tidak sanggup berpikir, dan tidak tahu harus merespon seperti apa..

Aku bahkan beberapa kali bersender di dinding dan terpekur di sana menatap layar ponselku.

Setiap kali akan menjawab pesan singkatmu, aku nyariiiissss mengirimkan jawaban panjang, yang isinya membuka semua isi hatiku tentangmu saat itu. Banyak kata, huruf yang ingin aku ejakan di sana ,.. namun setiap aku membaca ulang jawabanku, aku selalu merasa ada yang salah dan akhirnya menghapus kembali semua rentetan kata itu.

Pada akhirnya, aku hanya membalas semua pernyataanmu dengan pertanyaan-pertanyaan singkat, dengan emot ---> :)

Apa kamu sadar, kalau saat itu aku sedang berusaha keras agar terlihat baik-baik saja di matamu..?

....

...

--------------------------------


Ini semua berawal dari pertanyaan yang aku utarakan, "ada apa?" dan "kenapa?"

Dan ternyata, akibat dari dua pertanyaan itu, aku dianggap kepo, mengasihani orang ... dan juga dianggap anak kecil..

Aku berusaha tersenyum menanggapi semua yang ia katakan, berusaha memperlihatkan bahwa aku merasa baik-baik saja dengan semua pernyataannya itu.

Namun, aku tidak bisa memungkiri kalau hatiku menangis. Walau air mataku tak terlihat jatuh, itu hanya karena aku tidak ingin menjatuhkannya. Karena itu hanya akan membuatku lelah sendiri tanpa menghasilkan suatu keuntungan apapun.

Air mata tidak akan membuat kita menjadi kita kan?

Air mata tak akan membuat semua menjadi terasa baik-baik saja kan?

Air mata tak akan bisa melakukan apapun selain hanya membasahi bantalku kan?

Makanya,...aku berusaha tak mengeluarkan 'hal' tak berguna itu.

Tapi tahu kah? Saat mata tidak berbicara dengan air matanya, maka saat itu hatilah yang berbicara.

Ingin rasanya kusalahkan pencipta yang menciptakan air mata bersamaan dengan hati. Kenapa kedua hal ini harus saling bergandengan? Tak ada hati, air mata berbicara. Tak ada air mata, hati berbicara.

Sesungguhnya hati dan air mata memang diciptakan untuk satu sama lain.. :|

Tidak ada yang tahu, sampai detik ini aku mengalami kesakitan di hatiku. Rasa sakit seperti apa yang kurasakan..aku pun tak mampu mendeskripsikannya..

Mungkin, untuk sebagian orang, kalimat-kalimat yang aku tuliskan paling atas di sana, hanyalah kalimat biasa yang mungkin sering diucapkan orang banyak. Tapi, bagi aku kalimat itu sangat menyakitkan, karena diucapkan oleh salah satu orang yang aku sayang.. Ia, salah satu orang yang sudah menjadi bagian penting dalam pikiranku..

Aku tidak mengerti. Dan sampai detik aku menulis kalimat ini...aku masig tidak mengerti.

Apakah aku telah melakukan kesalahan dengan peduli padanya?

Apakah aku berdosa karena telah menyayanginya?

Apakah karena aku hanyalah seorang anak kecil?

Yup... ternyata aku hanya dianggap seorang anak kecil...

:)

...

Sebenarnya aku tidak mempermasalahkan hal itu. Karena selama ini pun aku tidak pernah mengharapkan sesuatu dari orang ini. Aku hanya selaly ibgin ia baik-baik saja.. Hanya itu..

Tapi, ternyata kepedulianku itu dianggap salah di matanya. Dan itu jujur, membuatku sangat sedih..

Apakah cara aku menunjukkan kepedulianku salah?

Mungkin...

Tapi, aku juga tidak tahu, cara apalagi yang harus aku gunakan untuk menunjukkan bahwa ia adalah orang yang penting untukku, yang sudah menjadi bagian penting dalam pikiranku..

Bagaimana mungkin aku bisa bersikap pura-pura tidak tahu dan tidak peduli saat ia setiap hari dan nyaris setiap saat selalu mengupdate status yang membuatku jadi kepikiran terus tentangnya? :|

Ia tidak tahu, bahwa kata 'ada apa' dan 'kenapa' itu hanya sebagian kecil dari sejuta pertanyaan yang ingin aku lontarkan padanya.. Hanya saja, sayangnya keberanianku tuk bertanya padanya hanya bisa sebatas pada 'ada apa' dan 'kenapa' dan 'baik-baik saja'...
Aku tidak tahu kalau pertanyaan itu akan nengganggunya :(. Kalau saja aku tahu,..mungkin aku bisa mengendalikan diri untuk tak bertanya..

Tapi bagaimana mungkin aku bisa tahan untuk tidak bertanta, sementara ia selalu bersedih, bersedih, bersedih, dan bersedih!

Ia tidak tahu, betapa aku tersiksa membaca setiap kata demi kata yang ia ketik dengan jemarinya?

Ia tidak tahu, seberapa besarnya selama ini aku menahan diri untuk tak mencoba mencari tahu masalah apa yang ia alami, yg menyebabkan ia bersedih.. :(

Ia tidak tahu, aju terkadang menangis karena kesal dengan diriku sendiri yang tak bisa melakukan apa-apa untuk membuat ia tersenyum..


Dan semua itu ia simpulkan sebagai 'lebay' 'kepo' 'mengasihani dirinya' 'anak kecil yang selalu ingin tahu'

Aku tahu, aku tak bisa melakukan apa-apa untuknya. Aku setuju dengan perkataannya, tidak ada gunanya aku menanyakan masalah nya, karena pada akhirnya aku tak bisa melakukan suatu apapun yang bisa menyelesaikan masalah.

Dan aku pun mengakui itu, bahwa apapun masslah yang sedang ia alami, aku menang tidak akan mungkin bisa membantunya mencari jalan keluar...

Tetapi....walau pun begitu, harus kah ia menyimpulkan diriku seperti yang ia katakan? Harus kah ia berkata seperti itu?

Aku bukannya sakit hati... Hanya saja, aku sedih.. Cara satu-satunya yang aku punya sebagai unjuk dari perasaan sayangku padanya , ternyata dianggap 'hal' yang mengganggu..

Lalu, aku harus bagaimana?

Kupertanyakan juga pertanyaan ini padanya.

Dan ia hanya menjawab, "be yourself aja.."

Be yourself?

Diriku yang seperti apa lagi??

Ini lah aku.

Seperti ini lah cara aku menyayangi seseorang. Dan aku tidak tahu harus memakai cara apalagi selain ini. Lalu, kalau cara satu-satunya yang aku tahu ternyata menurutnga salah,...cara yang benar seperti apa?

Tapi, ia hanya membisu.

Tidak ia tunjukkan padaku jalan yang tepat... Tidak ia beritahukan padaku cara yang benar..

Apa itu artinya aku harus berhenti menyayanginya? Harus berhenti memikirkannya?

Sepertinya begitu...

Mungkin ia tidak nyaman,..atau tidak senang dengan segala hal yang kulakukan.. karena aku hanyalah seorang anak kecil yang tidak tahu apa-apa.. Yang tidak berhak 'mencoba' masuk ke dalam kehidupannya..

Huffh...

Semudah itu kah aku akan berhenti? Menghentikan segala tentang ia yang sampai detik ini bahkan madih berotasi di pikiranku?

Tentu sulit. Sama sulitnya dengan mencoba membuat ia menatapku..

Hm...

:)

It's okay...

Aku sudah tahu kalau hari ini akan fiba. Tepatnya detik ini. Hari, atau detik dimana aky harus melepaskannya dari pikiranku..dan dari hatiku..

Walau berat..

Hari dimana, aku akan berhenti mencoba menjadi sayap kirinya. Akan kubiarkan ia terbang sendiri sekarang. Membiarkan ia bebas mencari sayap kiri yang ia suka, yang mungkin akan lebih cocok disandingkan dengan sayap kanan yang ia punya.Yang bisa bergerak dengan imbang, agar ia bisa terus terbang menjalani hidupnya, tanpa terjatuh lagi. Dan sayap kiri itu..., jelas bukanlah sayapku.. :)

Rela?

Tentu saja ada rasa tak rela. ...

Namun, memang di dunia ini ada kalanya ketika terpaksa HARUS melepaskan sesuatu, walau pun tak rela.. Dan ini lah yang harus kulakukan... :)

Lebih baik melepaskan, daripada terus menggenggam ..

Ini juga yang pernah kukatakan padanya kemarin..

Tidak ada air mata yang menetes sampai detik ini aku menulis. Hanya bola mata hitamku saja yang terasa agak basah. Beruntungnya aku, basah itu tidak membentuk jadi gumpalan kecil air yang akan menetes dari sudut mata ..

Mungkin, karena sejak awal mengenalnya, aku sudah tahu akan tiba saatnya hal menyakitkan seperti ini, dan aku sudah memupuk kekuatan agar aku tidak menangis. Bisa dikatakan, aku sudah mempersiapkan dengan sangat baik, walau tidak ku sangka rasanya akan tetap sangat sakit ...


Di depa ia, aku hanya tersenyum dan tersenyum.

:)


Tidak ada gunanya aku menunjukkan luka atau kesedihan, karena aku yakin itu tidak akan membawa pengaruh apa pun.

Ia tak perlu tahu apa yang aku rasakan sekarang..

Ia cukup tahu aku sayang padanya.. (walau aku tak tahu apakah ia percaya akan 'sayang' itu atau tidak. ) ..

Lagipula, ia pernah mengatakan, 'aku benci wanita cengeng'. Maka itu, aku tak mau ia menganggap aku seorang anak kecil yang cengeng..

Air mataku ada untuknya, karena aku tak punya kemampuan untuk menahannya. Air mata, hasil dari pergolakan hati yang tidak rela melepaskan orang yang ia sayang..




Untukmu, .. sebab air mataku malam ini..

Walau aku tahu kamu tak akan pernah membaca tulisan ini.. (ya iya... kamu kan tidak tahu blog ku -__-)

Aku hanya ingin kamu tahu... Aku tidak pernah berbohong saat aku berkata aku menyayangimu. Aku memiliki rasa sayang untukmu, yang aku tak tahu seberapa besarnya. Karena, Sayang itu bukan lah benda yang bisa dibandingkan atau pun diukur.. :)

Aku juga tak pernah mengenakan topeng selama mengenalmu. Kecuali...yah..saat aku sedang tersenyum menutupi luka yang selalu kamu gores ddngan jemarimu (entah dengan sengaja atau tidak). Namun, lepas dari itu... aku murni tak pernah mengenakan topeng. Aju menampilkan sosokku apa adanya di hadapanmu. Apa pun yang selama ini aku lakukan dan katakan padamu, itu jujur dan tulus, tanpa ada kepalsuan... Walau memsng tidak ada yang istimewa..

Mungkin, aku bukan seperti mereka yang pernah ada dalam hidupmu (entah di masa lalu, atau pun yang sekarang).. yang bisa membuat hari-harimu terasa sempurna..

Tapi, aku sudah berusaha menyayangimu sebaik yang aku bisa dengan caraku sendiri.

Dan aku tidak menyesal telah mengenalmu dan menyayangimu .. :)

Aku harap kamu tidak menyalah artikan maksud dan keputusanku.

Kuputuskan berhenti memikirkanmu, bukan karena aku menyerah tuk menyayangimu. Hanya saja, aku menyadari dan sangat tahu diri, diriku tak kamu harapkan sebagai orang yang mengisi sayap kirimu, dan sampai kapan pun aku tidak akan bisa membuatmu menatapku. Aku tak punya kemampuan untuk itu..

Bye...cumi. :)




**Sudah saatnya Bumi berhenti mengitari Matahari, dan detik itu juga disaat yang bersamaan wajtu di antara aku dan kamu turut berhenti. Sampai di sini**

Untukmu, sebab dari kesedihanku malam ini..







"Aku tidak butuh kasihan dari orang lain." "Dan kadang yang ngomong gitu tuh anak kecil.."

"Eka salah satunya?"

"Iya"

.... Aku mengambil waktu begitu lama setiap membaca pesan-pesan darimu. Tidak bisa kugambarkan seperti apa ekspresiku saat itu, karena aku tak melihatnya. Tidak terpikirkan lagi untuk bercermin saat itu. Bahkan aku berani jamin otakku sempat mengalami kekosongan selama beberapa saat. Tidak ada yang dipikirkan selain terpaku menatap kosong layar ponselku.

Yang aku tahu, aku mematung selama sekian menit, dan membiarkan bola mataku bergerak ke kiri-kanan-kiri-kanan, membaca berulang-ulang setiap kalimat yang kamu kirimkan.

Ini lah sebabnya kenapa aku begitu lama membalas pesanmu.. :)

Aku tidak tahu, apakah kamu menyadari perubahan pada diriku saat itu? Karena, aku sendiri sadar, tidak biasanya aku mengambil jeda begitu lama hanya untuk membalas pesanmu. Padahal, biasanya aku selalu gesit menjawab dan bahkan terkesan tidak sabar :3, karena selalu semangat kalau ngobrol denganmu walau dalam keadaan ngantuk berat sekali pun ..

Lalu kenapa malam ini terasa berbeda? Apa kamu menyadari perbedaan itu...?

Hm..mungkin tidak.. :(

Itu karena aku tidak sanggup berpikir, dan tidak tahu harus merespon seperti apa..

Aku bahkan beberapa kali bersender di dinding dan terpekur di sana menatap layar ponselku.

Setiap kali akan menjawab pesan singkatmu, aku nyariiiissss mengirimkan jawaban panjang, yang isinya membuka semua isi hatiku tentangmu saat itu. Banyak kata, huruf yang ingin aku ejakan di sana ,.. namun setiap aku membaca ulang jawabanku, aku selalu merasa ada yang salah dan akhirnya menghapus kembali semua rentetan kata itu.

Pada akhirnya, aku hanya membalas semua pernyataanmu dengan pertanyaan-pertanyaan singkat, dengan emot ---> :)

Apa kamu sadar, kalau saat itu aku sedang berusaha keras agar terlihat baik-baik saja di matamu..?

....

...

--------------------------------


Ini semua berawal dari pertanyaan yang aku utarakan, "ada apa?" dan "kenapa?"

Dan ternyata, akibat dari dua pertanyaan itu, aku dianggap kepo, mengasihani orang ... dan juga dianggap anak kecil..

Aku berusaha tersenyum menanggapi semua yang ia katakan, berusaha memperlihatkan bahwa aku merasa baik-baik saja dengan semua pernyataannya itu.

Namun, aku tidak bisa memungkiri kalau hatiku menangis. Walau air mataku tak terlihat jatuh, itu hanya karena aku tidak ingin menjatuhkannya. Karena itu hanya akan membuatku lelah sendiri tanpa menghasilkan suatu keuntungan apapun.

Air mata tidak akan membuat kita menjadi kita kan?

Air mata tak akan membuat semua menjadi terasa baik-baik saja kan?

Air mata tak akan bisa melakukan apapun selain hanya membasahi bantalku kan?

Makanya,...aku berusaha tak mengeluarkan 'hal' tak berguna itu.

Tapi tahu kah? Saat mata tidak berbicara dengan air matanya, maka saat itu hatilah yang berbicara.

Ingin rasanya kusalahkan pencipta yang menciptakan air mata bersamaan dengan hati. Kenapa kedua hal ini harus saling bergandengan? Tak ada hati, air mata berbicara. Tak ada air mata, hati berbicara.

Sesungguhnya hati dan air mata memang diciptakan untuk satu sama lain.. :|

Tidak ada yang tahu, sampai detik ini aku mengalami kesakitan di hatiku. Rasa sakit seperti apa yang kurasakan..aku pun tak mampu mendeskripsikannya..

Mungkin, untuk sebagian orang, kalimat-kalimat yang aku tuliskan paling atas di sana, hanyalah kalimat biasa yang mungkin sering diucapkan orang banyak. Tapi, bagi aku kalimat itu sangat menyakitkan, karena diucapkan oleh salah satu orang yang aku sayang.. Ia, salah satu orang yang sudah menjadi bagian penting dalam pikiranku..

Aku tidak mengerti. Dan sampai detik aku menulis kalimat ini...aku masig tidak mengerti.

Apakah aku telah melakukan kesalahan dengan peduli padanya?

Apakah aku berdosa karena telah menyayanginya?

Apakah karena aku hanyalah seorang anak kecil?

Yup... ternyata aku hanya dianggap seorang anak kecil...

:)

...

Sebenarnya aku tidak mempermasalahkan hal itu. Karena selama ini pun aku tidak pernah mengharapkan sesuatu dari orang ini. Aku hanya selaly ibgin ia baik-baik saja.. Hanya itu..

Tapi, ternyata kepedulianku itu dianggap salah di matanya. Dan itu jujur, membuatku sangat sedih..

Apakah cara aku menunjukkan kepedulianku salah?

Mungkin...

Tapi, aku juga tidak tahu, cara apalagi yang harus aku gunakan untuk menunjukkan bahwa ia adalah orang yang penting untukku, yang sudah menjadi bagian penting dalam pikiranku..

Bagaimana mungkin aku bisa bersikap pura-pura tidak tahu dan tidak peduli saat ia setiap hari dan nyaris setiap saat selalu mengupdate status yang membuatku jadi kepikiran terus tentangnya? :|

Ia tidak tahu, bahwa kata 'ada apa' dan 'kenapa' itu hanya sebagian kecil dari sejuta pertanyaan yang ingin aku lontarkan padanya.. Hanya saja, sayangnya keberanianku tuk bertanya padanya hanya bisa sebatas pada 'ada apa' dan 'kenapa' dan 'baik-baik saja'...
Aku tidak tahu kalau pertanyaan itu akan nengganggunya :(. Kalau saja aku tahu,..mungkin aku bisa mengendalikan diri untuk tak bertanya..

Tapi bagaimana mungkin aku bisa tahan untuk tidak bertanta, sementara ia selalu bersedih, bersedih, bersedih, dan bersedih!

Ia tidak tahu, betapa aku tersiksa membaca setiap kata demi kata yang ia ketik dengan jemarinya?

Ia tidak tahu, seberapa besarnya selama ini aku menahan diri untuk tak mencoba mencari tahu masalah apa yang ia alami, yg menyebabkan ia bersedih.. :(

Ia tidak tahu, aju terkadang menangis karena kesal dengan diriku sendiri yang tak bisa melakukan apa-apa untuk membuat ia tersenyum..


Dan semua itu ia simpulkan sebagai 'lebay' 'kepo' 'mengasihani dirinya' 'anak kecil yang selalu ingin tahu'

Aku tahu, aku tak bisa melakukan apa-apa untuknya. Aku setuju dengan perkataannya, tidak ada gunanya aku menanyakan masalah nya, karena pada akhirnya aku tak bisa melakukan suatu apapun yang bisa menyelesaikan masalah.

Dan aku pun mengakui itu, bahwa apapun masslah yang sedang ia alami, aku menang tidak akan mungkin bisa membantunya mencari jalan keluar...

Tetapi....walau pun begitu, harus kah ia menyimpulkan diriku seperti yang ia katakan? Harus kah ia berkata seperti itu?

Aku bukannya sakit hati... Hanya saja, aku sedih.. Cara satu-satunya yang aku punya sebagai unjuk dari perasaan sayangku padanya , ternyata dianggap 'hal' yang mengganggu..

Lalu, aku harus bagaimana?

Kupertanyakan juga pertanyaan ini padanya.

Dan ia hanya menjawab, "be yourself aja.."

Be yourself?

Diriku yang seperti apa lagi??

Ini lah aku.

Seperti ini lah cara aku menyayangi seseorang. Dan aku tidak tahu harus memakai cara apalagi selain ini. Lalu, kalau cara satu-satunya yang aku tahu ternyata menurutnga salah,...cara yang benar seperti apa?

Tapi, ia hanya membisu.

Tidak ia tunjukkan padaku jalan yang tepat... Tidak ia beritahukan padaku cara yang benar..

Apa itu artinya aku harus berhenti menyayanginya? Harus berhenti memikirkannya?

Sepertinya begitu...

Mungkin ia tidak nyaman,..atau tidak senang dengan segala hal yang kulakukan.. karena aku hanyalah seorang anak kecil yang tidak tahu apa-apa.. Yang tidak berhak 'mencoba' masuk ke dalam kehidupannya..

Huffh...

Semudah itu kah aku akan berhenti? Menghentikan segala tentang ia yang sampai detik ini bahkan madih berotasi di pikiranku?

Tentu sulit. Sama sulitnya dengan mencoba membuat ia menatapku..

Hm...

:)

It's okay...

Aku sudah tahu kalau hari ini akan fiba. Tepatnya detik ini. Hari, atau detik dimana aky harus melepaskannya dari pikiranku..dan dari hatiku..

Walau berat..

Hari dimana, aku akan berhenti mencoba menjadi sayap kirinya. Akan kubiarkan ia terbang sendiri sekarang. Membiarkan ia bebas mencari sayap kiri yang ia suka, yang mungkin akan lebih cocok disandingkan dengan sayap kanan yang ia punya.Yang bisa bergerak dengan imbang, agar ia bisa terus terbang menjalani hidupnya, tanpa terjatuh lagi. Dan sayap kiri itu..., jelas bukanlah sayapku.. :)

Rela?

Tentu saja ada rasa tak rela. ...

Namun, memang di dunia ini ada kalanya ketika terpaksa HARUS melepaskan sesuatu, walau pun tak rela.. Dan ini lah yang harus kulakukan... :)

Lebih baik melepaskan, daripada terus menggenggam ..

Ini juga yang pernah kukatakan padanya kemarin..

Tidak ada air mata yang menetes sampai detik ini aku menulis. Hanya bola mata hitamku saja yang terasa agak basah. Beruntungnya aku, basah itu tidak membentuk jadi gumpalan kecil air yang akan menetes dari sudut mata ..

Mungkin, karena sejak awal mengenalnya, aku sudah tahu akan tiba saatnya hal menyakitkan seperti ini, dan aku sudah memupuk kekuatan agar aku tidak menangis. Bisa dikatakan, aku sudah mempersiapkan dengan sangat baik, walau tidak ku sangka rasanya akan tetap sangat sakit ...


Di depa ia, aku hanya tersenyum dan tersenyum.

:)


Tidak ada gunanya aku menunjukkan luka atau kesedihan, karena aku yakin itu tidak akan membawa pengaruh apa pun.

Ia tak perlu tahu apa yang aku rasakan sekarang..

Ia cukup tahu aku sayang padanya.. (walau aku tak tahu apakah ia percaya akan 'sayang' itu atau tidak. ) ..

Lagipula, ia pernah mengatakan, 'aku benci wanita cengeng'. Maka itu, aku tak mau ia menganggap aku seorang anak kecil yang cengeng..

Air mataku ada untuknya, karena aku tak punya kemampuan untuk menahannya. Air mata, hasil dari pergolakan hati yang tidak rela melepaskan orang yang ia sayang..




Untukmu, .. sebab air mataku malam ini..

Walau aku tahu kamu tak akan pernah membaca tulisan ini.. (ya iya... kamu kan tidak tahu blog ku -__-)

Aku hanya ingin kamu tahu... Aku tidak pernah berbohong saat aku berkata aku menyayangimu. Aku memiliki rasa sayang untukmu, yang aku tak tahu seberapa besarnya. Karena, Sayang itu bukan lah benda yang bisa dibandingkan atau pun diukur.. :)

Aku juga tak pernah mengenakan topeng selama mengenalmu. Kecuali...yah..saat aku sedang tersenyum menutupi luka yang selalu kamu gores ddngan jemarimu (entah dengan sengaja atau tidak). Namun, lepas dari itu... aku murni tak pernah mengenakan topeng. Aju menampilkan sosokku apa adanya di hadapanmu. Apa pun yang selama ini aku lakukan dan katakan padamu, itu jujur dan tulus, tanpa ada kepalsuan... Walau memsng tidak ada yang istimewa..

Mungkin, aku bukan seperti mereka yang pernah ada dalam hidupmu (entah di masa lalu, atau pun yang sekarang).. yang bisa membuat hari-harimu terasa sempurna..

Tapi, aku sudah berusaha menyayangimu sebaik yang aku bisa dengan caraku sendiri.

Dan aku tidak menyesal telah mengenalmu dan menyayangimu .. :)

Aku harap kamu tidak menyalah artikan maksud dan keputusanku.

Kuputuskan berhenti memikirkanmu, bukan karena aku menyerah tuk menyayangimu. Hanya saja, aku menyadari dan sangat tahu diri, diriku tak kamu harapkan sebagai orang yang mengisi sayap kirimu, dan sampai kapan pun aku tidak akan bisa membuatmu menatapku. Aku tak punya kemampuan untuk itu..

Bye...cumi. :)




**Sudah saatnya Bumi berhenti mengitari Matahari, dan detik itu juga disaat yang bersamaan wajtu di antara aku dan kamu turut berhenti. Sampai di sini**

 
Miss's WORLD! Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template