Kamis, 13 September 2012

Cinta Dumay? :D

Cinta Dumay.

Nama ini kugunakan untuk istilah ‘jatuh cinta pada seseorang yang ditemui di dunia maya’. 

Jujur saja, ini terkesan absurd.

Pada umumnya, jarang sekali orang yang meyakini ‘Cinta Dumay’, karena mereka beranggapan dumay itu kepalsuan. Tempat dimana semuanya terasa nyata, namun hampa. Tempat dimana orang-orang mengenakan topeng, menyembunyikan sosoknya dari dunia nyata. Intinya, dumay itu dimensi lain dari dunia nyata ini, tempat dimana kita mencari pelampiasan untuk melepaskan kepenatan dari dunia nyata.

Tapi, sadar tidak, kalau dumay itu bisa saja menjadi nyata?

Nyata, saat mereka menampilkan sosok mereka apa adanya. Nyata, saat mereka berinteraksi dengan normal. Nyata, saat mereka saling bertukar pikiran tentang dunia, bercanda tawa, berdebat opini, dll?

Dulu, mungkin aku tak percaya pada cinta dumay.

Bahkan walau pun aku ada mengenal sepasang suami-istri yang dipertemukan lewat dunia maya, aku masih merasa agak sulit untuk percaya pada istilah ‘cinta dumay’ ini.

 Yah, aku mempunyai beberapa kenalan yang telah mempersatukan diri dalam pernikahan, dan percaya atau tidak, mereka dipertemukan oleh salah satu tempat ‘dumay’ yang disebut …jejaring social.

Dan sampai bertahun-tahun pernikahan mereka, mereka hidup dengan normal layaknya pasangan lain yang dipertemukan di dunia nyata.

Maka itu, aku mengubah pandanganku tentang dunia maya. Dunia maya itu ternyata bisa menjadi nyata, tergantung bagaimana kita bersikap.

Tidak semua hal di dunia maya itu palsu. Lagi pula, kalaupun banyak kepalsuan, kenapa harus diambil pusing? Karena tanpa dunia maya, dunia nyata pun sudah dipenuhi dengan kepalsuan…

So, sebenarnya antara ‘nyata’ dan ‘maya’ itu jaraknya tipis. Itu semua tergantung bagaimana bersikap dan menyikapi saja.

Kembali ke topik awal tentang cinta dunia maya…

Walau pada akhirnya aku mengubah pandangan tentang dunia maya, tetap saja menurutku jatuh cinta pada seseorang yang kenal lewat dunia maya…itu..absurd. DULU aku berpikir seperti itu.

Aku sendiri pernah ditembak oleh tiga lelaki yang aku kenal di facebook. Dan itu rasanya ‘aneh’. Aku bingung, kenapa mereka bisa mencintaiku sementara kita hanya bersua di facebook.

Berhubung aku dulunya berpikiran sempit tentang cinta dumay, aku menganggap mereka ‘aneh’.

Namun…sekarang sepertinya aku sudah mulai merubah pandanganku. Entah sejak kapan.

Aku pikir, kenapa kita tidak bisa jatuh cinta pada seseorang yang belum pernah kita temui?

Karena, jatuh cinta itu bukan hanya pada pandangan pertama melalui tatapan mata *kayak lagu saja -__-“*

Jatuh cinta tidak harus karena ‘sosok’.

Jatuh cinta tidak harus karena ‘mengenal’.

Terbukti, aku bertemu dengan begitu banyak orang yang sering aku lihat wajahnya, yang sudah aku kenal luar-dalamnya, yang bahkan baik-buruknya aku tahu. Lalu, apa lantas aku jatuh cinta pada mereka? Tidak. Perasaanku biasa-biasa saja.

So…. cinta itu tidak SELALU tercipta karena ‘sosok’ dan ‘mengenal’kan?

Cinta itu bisa tercipta lewat… kata-kata.

Kata-kata yang dituliskan lewat status facebook, atau pun lewat 140 karakter twitter.

Jatuh cinta pada kata-kata yang ia gores dengan jemarinya..

Cinta juga bisa tercipta lewat..suara.

Pernah merasakan tidak, saat kamu merasa tenang dan nyaman mendengar suara seseorang, walau kamu tak pernah mengenalnya secara nyata? Kamu tak pernah melihat sosoknya, dan hanya bisa mendengar suaranya. Lalu saat tak mendengar suara itu, kamu merindukannya. Merindukan percakapan-percakapan yang mengundang ‘suatu perasaan yang menggelitik’ itu. Suara dan kata-kata yang ia lontarkan mampu membuatmu tertawa walau saat itu kau sedang menangis..

Cinta bisa juga tercipta lewat ‘kecocokan’. Walau kecocokan itu hanya melalui dunia maya.

Namun, sadar tidak? bahwa ternyata rasa ‘kecocokan’ itu yang akhirnya membuat kita jadi saling perhatian satu sama lain. Dan salah kah kalau di antara perhatian-perhatian kecil itu, kemudian timbul benih cinta?

Itu lah Cinta. Memang absurd , tapi bukan lah suatu hal yang tidak mungkin.

Pada kesimpulannya, cinta bisa datang melalui apa saja, tapi pada akhirnya tetap HARUS berakhir dengan pertemuan di dunia nyata dong!


 

**Jejaring social berubah menjadi 'nyata' :)**


Cinta Dumay.

Nama ini kugunakan untuk istilah ‘jatuh cinta pada seseorang yang ditemui di dunia maya’. 

Jujur saja, ini terkesan absurd.

Pada umumnya, jarang sekali orang yang meyakini ‘Cinta Dumay’, karena mereka beranggapan dumay itu kepalsuan. Tempat dimana semuanya terasa nyata, namun hampa. Tempat dimana orang-orang mengenakan topeng, menyembunyikan sosoknya dari dunia nyata. Intinya, dumay itu dimensi lain dari dunia nyata ini, tempat dimana kita mencari pelampiasan untuk melepaskan kepenatan dari dunia nyata.

Tapi, sadar tidak, kalau dumay itu bisa saja menjadi nyata?

Nyata, saat mereka menampilkan sosok mereka apa adanya. Nyata, saat mereka berinteraksi dengan normal. Nyata, saat mereka saling bertukar pikiran tentang dunia, bercanda tawa, berdebat opini, dll?

Dulu, mungkin aku tak percaya pada cinta dumay.

Bahkan walau pun aku ada mengenal sepasang suami-istri yang dipertemukan lewat dunia maya, aku masih merasa agak sulit untuk percaya pada istilah ‘cinta dumay’ ini.

 Yah, aku mempunyai beberapa kenalan yang telah mempersatukan diri dalam pernikahan, dan percaya atau tidak, mereka dipertemukan oleh salah satu tempat ‘dumay’ yang disebut …jejaring social.

Dan sampai bertahun-tahun pernikahan mereka, mereka hidup dengan normal layaknya pasangan lain yang dipertemukan di dunia nyata.

Maka itu, aku mengubah pandanganku tentang dunia maya. Dunia maya itu ternyata bisa menjadi nyata, tergantung bagaimana kita bersikap.

Tidak semua hal di dunia maya itu palsu. Lagi pula, kalaupun banyak kepalsuan, kenapa harus diambil pusing? Karena tanpa dunia maya, dunia nyata pun sudah dipenuhi dengan kepalsuan…

So, sebenarnya antara ‘nyata’ dan ‘maya’ itu jaraknya tipis. Itu semua tergantung bagaimana bersikap dan menyikapi saja.

Kembali ke topik awal tentang cinta dunia maya…

Walau pada akhirnya aku mengubah pandangan tentang dunia maya, tetap saja menurutku jatuh cinta pada seseorang yang kenal lewat dunia maya…itu..absurd. DULU aku berpikir seperti itu.

Aku sendiri pernah ditembak oleh tiga lelaki yang aku kenal di facebook. Dan itu rasanya ‘aneh’. Aku bingung, kenapa mereka bisa mencintaiku sementara kita hanya bersua di facebook.

Berhubung aku dulunya berpikiran sempit tentang cinta dumay, aku menganggap mereka ‘aneh’.

Namun…sekarang sepertinya aku sudah mulai merubah pandanganku. Entah sejak kapan.

Aku pikir, kenapa kita tidak bisa jatuh cinta pada seseorang yang belum pernah kita temui?

Karena, jatuh cinta itu bukan hanya pada pandangan pertama melalui tatapan mata *kayak lagu saja -__-“*

Jatuh cinta tidak harus karena ‘sosok’.

Jatuh cinta tidak harus karena ‘mengenal’.

Terbukti, aku bertemu dengan begitu banyak orang yang sering aku lihat wajahnya, yang sudah aku kenal luar-dalamnya, yang bahkan baik-buruknya aku tahu. Lalu, apa lantas aku jatuh cinta pada mereka? Tidak. Perasaanku biasa-biasa saja.

So…. cinta itu tidak SELALU tercipta karena ‘sosok’ dan ‘mengenal’kan?

Cinta itu bisa tercipta lewat… kata-kata.

Kata-kata yang dituliskan lewat status facebook, atau pun lewat 140 karakter twitter.

Jatuh cinta pada kata-kata yang ia gores dengan jemarinya..

Cinta juga bisa tercipta lewat..suara.

Pernah merasakan tidak, saat kamu merasa tenang dan nyaman mendengar suara seseorang, walau kamu tak pernah mengenalnya secara nyata? Kamu tak pernah melihat sosoknya, dan hanya bisa mendengar suaranya. Lalu saat tak mendengar suara itu, kamu merindukannya. Merindukan percakapan-percakapan yang mengundang ‘suatu perasaan yang menggelitik’ itu. Suara dan kata-kata yang ia lontarkan mampu membuatmu tertawa walau saat itu kau sedang menangis..

Cinta bisa juga tercipta lewat ‘kecocokan’. Walau kecocokan itu hanya melalui dunia maya.

Namun, sadar tidak? bahwa ternyata rasa ‘kecocokan’ itu yang akhirnya membuat kita jadi saling perhatian satu sama lain. Dan salah kah kalau di antara perhatian-perhatian kecil itu, kemudian timbul benih cinta?

Itu lah Cinta. Memang absurd , tapi bukan lah suatu hal yang tidak mungkin.

Pada kesimpulannya, cinta bisa datang melalui apa saja, tapi pada akhirnya tetap HARUS berakhir dengan pertemuan di dunia nyata dong!


 

**Jejaring social berubah menjadi 'nyata' :)**


Selasa, 11 September 2012

Where..!?

Kata Oliver Wendell Holmes, "..hal terpenting dalam hidup kita bukan dimana kita sekarang .. tapi kemana kita akan pergi.."



Dan aku pun mulai merenung…. ….

Merenungkan tentang ‘dimana kita sekarang’ dan ‘kemana kita akan pergi’…

Saat kita masih di dalam kandungan ibu, kita berjuang selama 9 bulan untuk bertahan di sana dalam keadaan sehat. Kita berjuang bersama beliau. Ibu.


Saat 9 bulan telah berlalu, kita berjuang selama beberapa jam, untuk bisa melihat dunia. Kita berjuang bersama beliau, Ibu, serta orang-orang di sekitar yag ikut berusaha bersama, entah dalam tindakan atau pun doa. Mereka adalah, Ayah, sanak familly,  dan mungkin dokter, atau pun bidan, etc..


Saat kita sudah menjerit memperdengarkan suara lengkingan kita pada semua orang di dunia, kita sudah mencapai pada tujuan kita. Yaitu, melihat dan dilihat dunia.


Lalu, terhenti sampai di situ kah?


Tidak.


Tujuan kehidupan terus berlanjut.


Itu bukan lah akhir, tapi menjadi awalan kita mengarungi hidup di dunia.


Saat balita, kita melalui banyak perjuangan untuk mencapai banyak tujuan.


Kita terjatuh dan terus bangkit, hanya demi bisa berjalan.


Kita berusaha melakukan apa saja, demi mencapai sesuatu yang kita inginkan. Kita berusaha mengetahui banyak hal yang tidak kita ketahui. Masa-masa balita adalah masa dimana kita ‘kepo’ ingin tahu banyak hal yang ada di sekeliling kita.


Saat kita menduduki masa-masa TK, kita berusaha beradptasi dengan huruf dan angka yang baru saja diperkenalkan dalam dunia kita.


Saat kita menduduki masa-masa sekolah, SD, SMP, SMA, kita punya satu tujuan. Selama 12 tahun, kita berjalan dan berjuang demi sebuah kelulusan.


Tapi setelah lulus, tujuan berikutnya kemana? Kemana kau akan pergi?


Di sini lah titik kebuntuan. Setidaknya itu yang aku rasakan.


Aku tak pernah tahu kemana aku akan pergi. Dan aku masih belum menemukan jawabannya.


Jujur saja, terkadang aku iri dengan mereka. Mereka yang tahu kemana tujuan mereka. Mereka yang telah menemukan apa yang ingin mereka capai. Mereka yang telah menyadari apa impian mereka sebenarnya.


Bahkan aku iri dengan mereka yang tidak punya mimpi, namun bisa mempunyai tekad untuk mewudujkan mimpi orang lain. Iya,...mereka adalah yang tidak mempunyai mimpi tapi punya keyakinan untuk membahagiakan orang-orang di sekitar mereka. Dengan cara? Mewujudkan impian dan harapan-harapan orang-orang itu dengan cara mereka sendiri, dan dengan cara terbaik yang mereka tahu.


Sedangkan aku?


Apa yang aku lakukan sekarang? Di sini, tempat dimana aku berada sekarang, aku hanya diam tanpa tahu harus melakukan apa.


Aku satu-satunya yang tak tahu harus melangkah kemana.


Aku satu-satunya di sini yang tak punya tujuan.


Aku satu-satunya di sini yang seolah tak punya harapan.


Aku satu-satunya di sini yang seperti itik kehilangan induk.


Aku seperti sedang berada di padang pasir, dalam keadaan sendirian, dan kehilangan petunjuk arah.


Terasa tersesat, dalam kebingungan, yang tak menentu...


Terkadang aku hanya menghibur diri sendiri, bahwa aku bukannya tidak punya mimpi atau pun tujuan, tapi aku hanyalah belum menemukan.


Iya. Bukan TIDAK PUNYA. Tapi, BELUM menemukan. Itu saja.


Saat aku merasa sedih dan bingung, aku selalu mengingat-ingat kalimat di atas dan terus mengulang-ulangnya dalam pikiranku sampai hati ini mulai terasa baik-baik saja.


Dan sekarang aku menemukan mantra baru yang cukup ampuh menenangkan hatiku..hehe Terima kasih pada nenek tua yang belum pernah kutemui .. :)


Beliau berkata, "..Hiduplah dengan senang dan buat orang lain bahagia.Iitulah yang disebut kehidupan.."


Perkataannya itu membuat aku terenyuh, dan akhirnya merasa terpacu.

Ini menyadarkan aku bahwa, aku boleh belum menemukan mimpi. Tapi aku tidak boleh kehilangan tujuan hidup.

Kenapa selama ini aku hanya terpaku pada satu tujuan? Yaitu, tujuan untuk masa depanku.

Kenapa aku tidak terpikir bahwa ternyata kehidupan itu memiliki banyak sudut?

Banyak sudut-sudut yang bisa aku tuju sebelum aku benar-benar menemukan tujuan masa depanku kan?

Dan aku berpedoman pada kalimat di atas, untuk ‘hidup dengan senang dan buat orang lain bahagia’.

Mendadak aku teringat pada #septemberwish ku . Aku mempunyai harapan untuk membuat orang-orang merasa nyaman dan bahagia.

Sekarang aku berpikir, sepertinya aku harus mengganti nama harapan itu, deh.


Bukan #septemberwish seharusnya. Tapi, harapan seumur hidupku, hahaha :D

Yah…kan membuat orang merasa nyaman dan bahagia  bukan hanya di bulan September kan? Melainkan di seumur hidup yang aku punya, selama aku masih mampu.

Tapi,... seperti yang kalian tahu, aku tak pernah jadi orang yang bisa buat orang lain bahagia ....

Dengan segala kemahatololan yang aku punya, aku selalu saja mencoba membuat orang lain bahagia dengan cara yang salah..

Terkadang aku tulus ingin membuat mereka merasa nyaman dan tersenyum bahagia, tapi… tidak sedikit yang menyalahkan caraku… dan merasa tidak nyaman dengan caraku..

Terkadang itu juga aku berpikir,…sepertinya aku bukan manusia yang dilahirkan untuk membuat orang lain bahagia…

Jadi, aku akan mulai dengan mencoba bersenang-senang dulu. Meski tak tahu apa yang harus kulakukan dan apa yang sedang kulakukan sekarang .. ...


Aku akan mencoba melakukan yang terbaik, dan mencoba intropeksi dari kesalahan-kesalahan sebelumnya, agar tak ada lagi yang merasa terganggu dengan sikapku.

Semoga saja ke depannya aku bisa lebih baik dalam menyikapi sesuatu… :’)

Amien.

Dan, kuharap orang-orang di sekitarku, bisa melakukan terbaik yang bisa mereka lakukan, kemanapun mereka pergi atau dimanapun mereka berada.


Karena ini lah hidup.


Bukan kah hidup yang penuh liku dan tak terduga ini akan lebih nikmat dan terasa menyenangkan apa bila kita bersenang-senanglah dalam proses perjalanannya? 


Kata Oliver Wendell Holmes, "..hal terpenting dalam hidup kita bukan dimana kita sekarang .. tapi kemana kita akan pergi.."



Dan aku pun mulai merenung…. ….

Merenungkan tentang ‘dimana kita sekarang’ dan ‘kemana kita akan pergi’…

Saat kita masih di dalam kandungan ibu, kita berjuang selama 9 bulan untuk bertahan di sana dalam keadaan sehat. Kita berjuang bersama beliau. Ibu.


Saat 9 bulan telah berlalu, kita berjuang selama beberapa jam, untuk bisa melihat dunia. Kita berjuang bersama beliau, Ibu, serta orang-orang di sekitar yag ikut berusaha bersama, entah dalam tindakan atau pun doa. Mereka adalah, Ayah, sanak familly,  dan mungkin dokter, atau pun bidan, etc..


Saat kita sudah menjerit memperdengarkan suara lengkingan kita pada semua orang di dunia, kita sudah mencapai pada tujuan kita. Yaitu, melihat dan dilihat dunia.


Lalu, terhenti sampai di situ kah?


Tidak.


Tujuan kehidupan terus berlanjut.


Itu bukan lah akhir, tapi menjadi awalan kita mengarungi hidup di dunia.


Saat balita, kita melalui banyak perjuangan untuk mencapai banyak tujuan.


Kita terjatuh dan terus bangkit, hanya demi bisa berjalan.


Kita berusaha melakukan apa saja, demi mencapai sesuatu yang kita inginkan. Kita berusaha mengetahui banyak hal yang tidak kita ketahui. Masa-masa balita adalah masa dimana kita ‘kepo’ ingin tahu banyak hal yang ada di sekeliling kita.


Saat kita menduduki masa-masa TK, kita berusaha beradptasi dengan huruf dan angka yang baru saja diperkenalkan dalam dunia kita.


Saat kita menduduki masa-masa sekolah, SD, SMP, SMA, kita punya satu tujuan. Selama 12 tahun, kita berjalan dan berjuang demi sebuah kelulusan.


Tapi setelah lulus, tujuan berikutnya kemana? Kemana kau akan pergi?


Di sini lah titik kebuntuan. Setidaknya itu yang aku rasakan.


Aku tak pernah tahu kemana aku akan pergi. Dan aku masih belum menemukan jawabannya.


Jujur saja, terkadang aku iri dengan mereka. Mereka yang tahu kemana tujuan mereka. Mereka yang telah menemukan apa yang ingin mereka capai. Mereka yang telah menyadari apa impian mereka sebenarnya.


Bahkan aku iri dengan mereka yang tidak punya mimpi, namun bisa mempunyai tekad untuk mewudujkan mimpi orang lain. Iya,...mereka adalah yang tidak mempunyai mimpi tapi punya keyakinan untuk membahagiakan orang-orang di sekitar mereka. Dengan cara? Mewujudkan impian dan harapan-harapan orang-orang itu dengan cara mereka sendiri, dan dengan cara terbaik yang mereka tahu.


Sedangkan aku?


Apa yang aku lakukan sekarang? Di sini, tempat dimana aku berada sekarang, aku hanya diam tanpa tahu harus melakukan apa.


Aku satu-satunya yang tak tahu harus melangkah kemana.


Aku satu-satunya di sini yang tak punya tujuan.


Aku satu-satunya di sini yang seolah tak punya harapan.


Aku satu-satunya di sini yang seperti itik kehilangan induk.


Aku seperti sedang berada di padang pasir, dalam keadaan sendirian, dan kehilangan petunjuk arah.


Terasa tersesat, dalam kebingungan, yang tak menentu...


Terkadang aku hanya menghibur diri sendiri, bahwa aku bukannya tidak punya mimpi atau pun tujuan, tapi aku hanyalah belum menemukan.


Iya. Bukan TIDAK PUNYA. Tapi, BELUM menemukan. Itu saja.


Saat aku merasa sedih dan bingung, aku selalu mengingat-ingat kalimat di atas dan terus mengulang-ulangnya dalam pikiranku sampai hati ini mulai terasa baik-baik saja.


Dan sekarang aku menemukan mantra baru yang cukup ampuh menenangkan hatiku..hehe Terima kasih pada nenek tua yang belum pernah kutemui .. :)


Beliau berkata, "..Hiduplah dengan senang dan buat orang lain bahagia.Iitulah yang disebut kehidupan.."


Perkataannya itu membuat aku terenyuh, dan akhirnya merasa terpacu.

Ini menyadarkan aku bahwa, aku boleh belum menemukan mimpi. Tapi aku tidak boleh kehilangan tujuan hidup.

Kenapa selama ini aku hanya terpaku pada satu tujuan? Yaitu, tujuan untuk masa depanku.

Kenapa aku tidak terpikir bahwa ternyata kehidupan itu memiliki banyak sudut?

Banyak sudut-sudut yang bisa aku tuju sebelum aku benar-benar menemukan tujuan masa depanku kan?

Dan aku berpedoman pada kalimat di atas, untuk ‘hidup dengan senang dan buat orang lain bahagia’.

Mendadak aku teringat pada #septemberwish ku . Aku mempunyai harapan untuk membuat orang-orang merasa nyaman dan bahagia.

Sekarang aku berpikir, sepertinya aku harus mengganti nama harapan itu, deh.


Bukan #septemberwish seharusnya. Tapi, harapan seumur hidupku, hahaha :D

Yah…kan membuat orang merasa nyaman dan bahagia  bukan hanya di bulan September kan? Melainkan di seumur hidup yang aku punya, selama aku masih mampu.

Tapi,... seperti yang kalian tahu, aku tak pernah jadi orang yang bisa buat orang lain bahagia ....

Dengan segala kemahatololan yang aku punya, aku selalu saja mencoba membuat orang lain bahagia dengan cara yang salah..

Terkadang aku tulus ingin membuat mereka merasa nyaman dan tersenyum bahagia, tapi… tidak sedikit yang menyalahkan caraku… dan merasa tidak nyaman dengan caraku..

Terkadang itu juga aku berpikir,…sepertinya aku bukan manusia yang dilahirkan untuk membuat orang lain bahagia…

Jadi, aku akan mulai dengan mencoba bersenang-senang dulu. Meski tak tahu apa yang harus kulakukan dan apa yang sedang kulakukan sekarang .. ...


Aku akan mencoba melakukan yang terbaik, dan mencoba intropeksi dari kesalahan-kesalahan sebelumnya, agar tak ada lagi yang merasa terganggu dengan sikapku.

Semoga saja ke depannya aku bisa lebih baik dalam menyikapi sesuatu… :’)

Amien.

Dan, kuharap orang-orang di sekitarku, bisa melakukan terbaik yang bisa mereka lakukan, kemanapun mereka pergi atau dimanapun mereka berada.


Karena ini lah hidup.


Bukan kah hidup yang penuh liku dan tak terduga ini akan lebih nikmat dan terasa menyenangkan apa bila kita bersenang-senanglah dalam proses perjalanannya? 


Minggu, 09 September 2012

Bumi berhenti mengelilingi Matahari.. :')

Untukmu, sebab dari kesedihanku malam ini..







"Aku tidak butuh kasihan dari orang lain." "Dan kadang yang ngomong gitu tuh anak kecil.."

"Eka salah satunya?"

"Iya"

.... Aku mengambil waktu begitu lama setiap membaca pesan-pesan darimu. Tidak bisa kugambarkan seperti apa ekspresiku saat itu, karena aku tak melihatnya. Tidak terpikirkan lagi untuk bercermin saat itu. Bahkan aku berani jamin otakku sempat mengalami kekosongan selama beberapa saat. Tidak ada yang dipikirkan selain terpaku menatap kosong layar ponselku.

Yang aku tahu, aku mematung selama sekian menit, dan membiarkan bola mataku bergerak ke kiri-kanan-kiri-kanan, membaca berulang-ulang setiap kalimat yang kamu kirimkan.

Ini lah sebabnya kenapa aku begitu lama membalas pesanmu.. :)

Aku tidak tahu, apakah kamu menyadari perubahan pada diriku saat itu? Karena, aku sendiri sadar, tidak biasanya aku mengambil jeda begitu lama hanya untuk membalas pesanmu. Padahal, biasanya aku selalu gesit menjawab dan bahkan terkesan tidak sabar :3, karena selalu semangat kalau ngobrol denganmu walau dalam keadaan ngantuk berat sekali pun ..

Lalu kenapa malam ini terasa berbeda? Apa kamu menyadari perbedaan itu...?

Hm..mungkin tidak.. :(

Itu karena aku tidak sanggup berpikir, dan tidak tahu harus merespon seperti apa..

Aku bahkan beberapa kali bersender di dinding dan terpekur di sana menatap layar ponselku.

Setiap kali akan menjawab pesan singkatmu, aku nyariiiissss mengirimkan jawaban panjang, yang isinya membuka semua isi hatiku tentangmu saat itu. Banyak kata, huruf yang ingin aku ejakan di sana ,.. namun setiap aku membaca ulang jawabanku, aku selalu merasa ada yang salah dan akhirnya menghapus kembali semua rentetan kata itu.

Pada akhirnya, aku hanya membalas semua pernyataanmu dengan pertanyaan-pertanyaan singkat, dengan emot ---> :)

Apa kamu sadar, kalau saat itu aku sedang berusaha keras agar terlihat baik-baik saja di matamu..?

....

...

--------------------------------


Ini semua berawal dari pertanyaan yang aku utarakan, "ada apa?" dan "kenapa?"

Dan ternyata, akibat dari dua pertanyaan itu, aku dianggap kepo, mengasihani orang ... dan juga dianggap anak kecil..

Aku berusaha tersenyum menanggapi semua yang ia katakan, berusaha memperlihatkan bahwa aku merasa baik-baik saja dengan semua pernyataannya itu.

Namun, aku tidak bisa memungkiri kalau hatiku menangis. Walau air mataku tak terlihat jatuh, itu hanya karena aku tidak ingin menjatuhkannya. Karena itu hanya akan membuatku lelah sendiri tanpa menghasilkan suatu keuntungan apapun.

Air mata tidak akan membuat kita menjadi kita kan?

Air mata tak akan membuat semua menjadi terasa baik-baik saja kan?

Air mata tak akan bisa melakukan apapun selain hanya membasahi bantalku kan?

Makanya,...aku berusaha tak mengeluarkan 'hal' tak berguna itu.

Tapi tahu kah? Saat mata tidak berbicara dengan air matanya, maka saat itu hatilah yang berbicara.

Ingin rasanya kusalahkan pencipta yang menciptakan air mata bersamaan dengan hati. Kenapa kedua hal ini harus saling bergandengan? Tak ada hati, air mata berbicara. Tak ada air mata, hati berbicara.

Sesungguhnya hati dan air mata memang diciptakan untuk satu sama lain.. :|

Tidak ada yang tahu, sampai detik ini aku mengalami kesakitan di hatiku. Rasa sakit seperti apa yang kurasakan..aku pun tak mampu mendeskripsikannya..

Mungkin, untuk sebagian orang, kalimat-kalimat yang aku tuliskan paling atas di sana, hanyalah kalimat biasa yang mungkin sering diucapkan orang banyak. Tapi, bagi aku kalimat itu sangat menyakitkan, karena diucapkan oleh salah satu orang yang aku sayang.. Ia, salah satu orang yang sudah menjadi bagian penting dalam pikiranku..

Aku tidak mengerti. Dan sampai detik aku menulis kalimat ini...aku masig tidak mengerti.

Apakah aku telah melakukan kesalahan dengan peduli padanya?

Apakah aku berdosa karena telah menyayanginya?

Apakah karena aku hanyalah seorang anak kecil?

Yup... ternyata aku hanya dianggap seorang anak kecil...

:)

...

Sebenarnya aku tidak mempermasalahkan hal itu. Karena selama ini pun aku tidak pernah mengharapkan sesuatu dari orang ini. Aku hanya selaly ibgin ia baik-baik saja.. Hanya itu..

Tapi, ternyata kepedulianku itu dianggap salah di matanya. Dan itu jujur, membuatku sangat sedih..

Apakah cara aku menunjukkan kepedulianku salah?

Mungkin...

Tapi, aku juga tidak tahu, cara apalagi yang harus aku gunakan untuk menunjukkan bahwa ia adalah orang yang penting untukku, yang sudah menjadi bagian penting dalam pikiranku..

Bagaimana mungkin aku bisa bersikap pura-pura tidak tahu dan tidak peduli saat ia setiap hari dan nyaris setiap saat selalu mengupdate status yang membuatku jadi kepikiran terus tentangnya? :|

Ia tidak tahu, bahwa kata 'ada apa' dan 'kenapa' itu hanya sebagian kecil dari sejuta pertanyaan yang ingin aku lontarkan padanya.. Hanya saja, sayangnya keberanianku tuk bertanya padanya hanya bisa sebatas pada 'ada apa' dan 'kenapa' dan 'baik-baik saja'...
Aku tidak tahu kalau pertanyaan itu akan nengganggunya :(. Kalau saja aku tahu,..mungkin aku bisa mengendalikan diri untuk tak bertanya..

Tapi bagaimana mungkin aku bisa tahan untuk tidak bertanta, sementara ia selalu bersedih, bersedih, bersedih, dan bersedih!

Ia tidak tahu, betapa aku tersiksa membaca setiap kata demi kata yang ia ketik dengan jemarinya?

Ia tidak tahu, seberapa besarnya selama ini aku menahan diri untuk tak mencoba mencari tahu masalah apa yang ia alami, yg menyebabkan ia bersedih.. :(

Ia tidak tahu, aju terkadang menangis karena kesal dengan diriku sendiri yang tak bisa melakukan apa-apa untuk membuat ia tersenyum..


Dan semua itu ia simpulkan sebagai 'lebay' 'kepo' 'mengasihani dirinya' 'anak kecil yang selalu ingin tahu'

Aku tahu, aku tak bisa melakukan apa-apa untuknya. Aku setuju dengan perkataannya, tidak ada gunanya aku menanyakan masalah nya, karena pada akhirnya aku tak bisa melakukan suatu apapun yang bisa menyelesaikan masalah.

Dan aku pun mengakui itu, bahwa apapun masslah yang sedang ia alami, aku menang tidak akan mungkin bisa membantunya mencari jalan keluar...

Tetapi....walau pun begitu, harus kah ia menyimpulkan diriku seperti yang ia katakan? Harus kah ia berkata seperti itu?

Aku bukannya sakit hati... Hanya saja, aku sedih.. Cara satu-satunya yang aku punya sebagai unjuk dari perasaan sayangku padanya , ternyata dianggap 'hal' yang mengganggu..

Lalu, aku harus bagaimana?

Kupertanyakan juga pertanyaan ini padanya.

Dan ia hanya menjawab, "be yourself aja.."

Be yourself?

Diriku yang seperti apa lagi??

Ini lah aku.

Seperti ini lah cara aku menyayangi seseorang. Dan aku tidak tahu harus memakai cara apalagi selain ini. Lalu, kalau cara satu-satunya yang aku tahu ternyata menurutnga salah,...cara yang benar seperti apa?

Tapi, ia hanya membisu.

Tidak ia tunjukkan padaku jalan yang tepat... Tidak ia beritahukan padaku cara yang benar..

Apa itu artinya aku harus berhenti menyayanginya? Harus berhenti memikirkannya?

Sepertinya begitu...

Mungkin ia tidak nyaman,..atau tidak senang dengan segala hal yang kulakukan.. karena aku hanyalah seorang anak kecil yang tidak tahu apa-apa.. Yang tidak berhak 'mencoba' masuk ke dalam kehidupannya..

Huffh...

Semudah itu kah aku akan berhenti? Menghentikan segala tentang ia yang sampai detik ini bahkan madih berotasi di pikiranku?

Tentu sulit. Sama sulitnya dengan mencoba membuat ia menatapku..

Hm...

:)

It's okay...

Aku sudah tahu kalau hari ini akan fiba. Tepatnya detik ini. Hari, atau detik dimana aky harus melepaskannya dari pikiranku..dan dari hatiku..

Walau berat..

Hari dimana, aku akan berhenti mencoba menjadi sayap kirinya. Akan kubiarkan ia terbang sendiri sekarang. Membiarkan ia bebas mencari sayap kiri yang ia suka, yang mungkin akan lebih cocok disandingkan dengan sayap kanan yang ia punya.Yang bisa bergerak dengan imbang, agar ia bisa terus terbang menjalani hidupnya, tanpa terjatuh lagi. Dan sayap kiri itu..., jelas bukanlah sayapku.. :)

Rela?

Tentu saja ada rasa tak rela. ...

Namun, memang di dunia ini ada kalanya ketika terpaksa HARUS melepaskan sesuatu, walau pun tak rela.. Dan ini lah yang harus kulakukan... :)

Lebih baik melepaskan, daripada terus menggenggam ..

Ini juga yang pernah kukatakan padanya kemarin..

Tidak ada air mata yang menetes sampai detik ini aku menulis. Hanya bola mata hitamku saja yang terasa agak basah. Beruntungnya aku, basah itu tidak membentuk jadi gumpalan kecil air yang akan menetes dari sudut mata ..

Mungkin, karena sejak awal mengenalnya, aku sudah tahu akan tiba saatnya hal menyakitkan seperti ini, dan aku sudah memupuk kekuatan agar aku tidak menangis. Bisa dikatakan, aku sudah mempersiapkan dengan sangat baik, walau tidak ku sangka rasanya akan tetap sangat sakit ...


Di depa ia, aku hanya tersenyum dan tersenyum.

:)


Tidak ada gunanya aku menunjukkan luka atau kesedihan, karena aku yakin itu tidak akan membawa pengaruh apa pun.

Ia tak perlu tahu apa yang aku rasakan sekarang..

Ia cukup tahu aku sayang padanya.. (walau aku tak tahu apakah ia percaya akan 'sayang' itu atau tidak. ) ..

Lagipula, ia pernah mengatakan, 'aku benci wanita cengeng'. Maka itu, aku tak mau ia menganggap aku seorang anak kecil yang cengeng..

Air mataku ada untuknya, karena aku tak punya kemampuan untuk menahannya. Air mata, hasil dari pergolakan hati yang tidak rela melepaskan orang yang ia sayang..




Untukmu, .. sebab air mataku malam ini..

Walau aku tahu kamu tak akan pernah membaca tulisan ini.. (ya iya... kamu kan tidak tahu blog ku -__-)

Aku hanya ingin kamu tahu... Aku tidak pernah berbohong saat aku berkata aku menyayangimu. Aku memiliki rasa sayang untukmu, yang aku tak tahu seberapa besarnya. Karena, Sayang itu bukan lah benda yang bisa dibandingkan atau pun diukur.. :)

Aku juga tak pernah mengenakan topeng selama mengenalmu. Kecuali...yah..saat aku sedang tersenyum menutupi luka yang selalu kamu gores ddngan jemarimu (entah dengan sengaja atau tidak). Namun, lepas dari itu... aku murni tak pernah mengenakan topeng. Aju menampilkan sosokku apa adanya di hadapanmu. Apa pun yang selama ini aku lakukan dan katakan padamu, itu jujur dan tulus, tanpa ada kepalsuan... Walau memsng tidak ada yang istimewa..

Mungkin, aku bukan seperti mereka yang pernah ada dalam hidupmu (entah di masa lalu, atau pun yang sekarang).. yang bisa membuat hari-harimu terasa sempurna..

Tapi, aku sudah berusaha menyayangimu sebaik yang aku bisa dengan caraku sendiri.

Dan aku tidak menyesal telah mengenalmu dan menyayangimu .. :)

Aku harap kamu tidak menyalah artikan maksud dan keputusanku.

Kuputuskan berhenti memikirkanmu, bukan karena aku menyerah tuk menyayangimu. Hanya saja, aku menyadari dan sangat tahu diri, diriku tak kamu harapkan sebagai orang yang mengisi sayap kirimu, dan sampai kapan pun aku tidak akan bisa membuatmu menatapku. Aku tak punya kemampuan untuk itu..

Bye...cumi. :)




**Sudah saatnya Bumi berhenti mengitari Matahari, dan detik itu juga disaat yang bersamaan wajtu di antara aku dan kamu turut berhenti. Sampai di sini**

Untukmu, sebab dari kesedihanku malam ini..







"Aku tidak butuh kasihan dari orang lain." "Dan kadang yang ngomong gitu tuh anak kecil.."

"Eka salah satunya?"

"Iya"

.... Aku mengambil waktu begitu lama setiap membaca pesan-pesan darimu. Tidak bisa kugambarkan seperti apa ekspresiku saat itu, karena aku tak melihatnya. Tidak terpikirkan lagi untuk bercermin saat itu. Bahkan aku berani jamin otakku sempat mengalami kekosongan selama beberapa saat. Tidak ada yang dipikirkan selain terpaku menatap kosong layar ponselku.

Yang aku tahu, aku mematung selama sekian menit, dan membiarkan bola mataku bergerak ke kiri-kanan-kiri-kanan, membaca berulang-ulang setiap kalimat yang kamu kirimkan.

Ini lah sebabnya kenapa aku begitu lama membalas pesanmu.. :)

Aku tidak tahu, apakah kamu menyadari perubahan pada diriku saat itu? Karena, aku sendiri sadar, tidak biasanya aku mengambil jeda begitu lama hanya untuk membalas pesanmu. Padahal, biasanya aku selalu gesit menjawab dan bahkan terkesan tidak sabar :3, karena selalu semangat kalau ngobrol denganmu walau dalam keadaan ngantuk berat sekali pun ..

Lalu kenapa malam ini terasa berbeda? Apa kamu menyadari perbedaan itu...?

Hm..mungkin tidak.. :(

Itu karena aku tidak sanggup berpikir, dan tidak tahu harus merespon seperti apa..

Aku bahkan beberapa kali bersender di dinding dan terpekur di sana menatap layar ponselku.

Setiap kali akan menjawab pesan singkatmu, aku nyariiiissss mengirimkan jawaban panjang, yang isinya membuka semua isi hatiku tentangmu saat itu. Banyak kata, huruf yang ingin aku ejakan di sana ,.. namun setiap aku membaca ulang jawabanku, aku selalu merasa ada yang salah dan akhirnya menghapus kembali semua rentetan kata itu.

Pada akhirnya, aku hanya membalas semua pernyataanmu dengan pertanyaan-pertanyaan singkat, dengan emot ---> :)

Apa kamu sadar, kalau saat itu aku sedang berusaha keras agar terlihat baik-baik saja di matamu..?

....

...

--------------------------------


Ini semua berawal dari pertanyaan yang aku utarakan, "ada apa?" dan "kenapa?"

Dan ternyata, akibat dari dua pertanyaan itu, aku dianggap kepo, mengasihani orang ... dan juga dianggap anak kecil..

Aku berusaha tersenyum menanggapi semua yang ia katakan, berusaha memperlihatkan bahwa aku merasa baik-baik saja dengan semua pernyataannya itu.

Namun, aku tidak bisa memungkiri kalau hatiku menangis. Walau air mataku tak terlihat jatuh, itu hanya karena aku tidak ingin menjatuhkannya. Karena itu hanya akan membuatku lelah sendiri tanpa menghasilkan suatu keuntungan apapun.

Air mata tidak akan membuat kita menjadi kita kan?

Air mata tak akan membuat semua menjadi terasa baik-baik saja kan?

Air mata tak akan bisa melakukan apapun selain hanya membasahi bantalku kan?

Makanya,...aku berusaha tak mengeluarkan 'hal' tak berguna itu.

Tapi tahu kah? Saat mata tidak berbicara dengan air matanya, maka saat itu hatilah yang berbicara.

Ingin rasanya kusalahkan pencipta yang menciptakan air mata bersamaan dengan hati. Kenapa kedua hal ini harus saling bergandengan? Tak ada hati, air mata berbicara. Tak ada air mata, hati berbicara.

Sesungguhnya hati dan air mata memang diciptakan untuk satu sama lain.. :|

Tidak ada yang tahu, sampai detik ini aku mengalami kesakitan di hatiku. Rasa sakit seperti apa yang kurasakan..aku pun tak mampu mendeskripsikannya..

Mungkin, untuk sebagian orang, kalimat-kalimat yang aku tuliskan paling atas di sana, hanyalah kalimat biasa yang mungkin sering diucapkan orang banyak. Tapi, bagi aku kalimat itu sangat menyakitkan, karena diucapkan oleh salah satu orang yang aku sayang.. Ia, salah satu orang yang sudah menjadi bagian penting dalam pikiranku..

Aku tidak mengerti. Dan sampai detik aku menulis kalimat ini...aku masig tidak mengerti.

Apakah aku telah melakukan kesalahan dengan peduli padanya?

Apakah aku berdosa karena telah menyayanginya?

Apakah karena aku hanyalah seorang anak kecil?

Yup... ternyata aku hanya dianggap seorang anak kecil...

:)

...

Sebenarnya aku tidak mempermasalahkan hal itu. Karena selama ini pun aku tidak pernah mengharapkan sesuatu dari orang ini. Aku hanya selaly ibgin ia baik-baik saja.. Hanya itu..

Tapi, ternyata kepedulianku itu dianggap salah di matanya. Dan itu jujur, membuatku sangat sedih..

Apakah cara aku menunjukkan kepedulianku salah?

Mungkin...

Tapi, aku juga tidak tahu, cara apalagi yang harus aku gunakan untuk menunjukkan bahwa ia adalah orang yang penting untukku, yang sudah menjadi bagian penting dalam pikiranku..

Bagaimana mungkin aku bisa bersikap pura-pura tidak tahu dan tidak peduli saat ia setiap hari dan nyaris setiap saat selalu mengupdate status yang membuatku jadi kepikiran terus tentangnya? :|

Ia tidak tahu, bahwa kata 'ada apa' dan 'kenapa' itu hanya sebagian kecil dari sejuta pertanyaan yang ingin aku lontarkan padanya.. Hanya saja, sayangnya keberanianku tuk bertanya padanya hanya bisa sebatas pada 'ada apa' dan 'kenapa' dan 'baik-baik saja'...
Aku tidak tahu kalau pertanyaan itu akan nengganggunya :(. Kalau saja aku tahu,..mungkin aku bisa mengendalikan diri untuk tak bertanya..

Tapi bagaimana mungkin aku bisa tahan untuk tidak bertanta, sementara ia selalu bersedih, bersedih, bersedih, dan bersedih!

Ia tidak tahu, betapa aku tersiksa membaca setiap kata demi kata yang ia ketik dengan jemarinya?

Ia tidak tahu, seberapa besarnya selama ini aku menahan diri untuk tak mencoba mencari tahu masalah apa yang ia alami, yg menyebabkan ia bersedih.. :(

Ia tidak tahu, aju terkadang menangis karena kesal dengan diriku sendiri yang tak bisa melakukan apa-apa untuk membuat ia tersenyum..


Dan semua itu ia simpulkan sebagai 'lebay' 'kepo' 'mengasihani dirinya' 'anak kecil yang selalu ingin tahu'

Aku tahu, aku tak bisa melakukan apa-apa untuknya. Aku setuju dengan perkataannya, tidak ada gunanya aku menanyakan masalah nya, karena pada akhirnya aku tak bisa melakukan suatu apapun yang bisa menyelesaikan masalah.

Dan aku pun mengakui itu, bahwa apapun masslah yang sedang ia alami, aku menang tidak akan mungkin bisa membantunya mencari jalan keluar...

Tetapi....walau pun begitu, harus kah ia menyimpulkan diriku seperti yang ia katakan? Harus kah ia berkata seperti itu?

Aku bukannya sakit hati... Hanya saja, aku sedih.. Cara satu-satunya yang aku punya sebagai unjuk dari perasaan sayangku padanya , ternyata dianggap 'hal' yang mengganggu..

Lalu, aku harus bagaimana?

Kupertanyakan juga pertanyaan ini padanya.

Dan ia hanya menjawab, "be yourself aja.."

Be yourself?

Diriku yang seperti apa lagi??

Ini lah aku.

Seperti ini lah cara aku menyayangi seseorang. Dan aku tidak tahu harus memakai cara apalagi selain ini. Lalu, kalau cara satu-satunya yang aku tahu ternyata menurutnga salah,...cara yang benar seperti apa?

Tapi, ia hanya membisu.

Tidak ia tunjukkan padaku jalan yang tepat... Tidak ia beritahukan padaku cara yang benar..

Apa itu artinya aku harus berhenti menyayanginya? Harus berhenti memikirkannya?

Sepertinya begitu...

Mungkin ia tidak nyaman,..atau tidak senang dengan segala hal yang kulakukan.. karena aku hanyalah seorang anak kecil yang tidak tahu apa-apa.. Yang tidak berhak 'mencoba' masuk ke dalam kehidupannya..

Huffh...

Semudah itu kah aku akan berhenti? Menghentikan segala tentang ia yang sampai detik ini bahkan madih berotasi di pikiranku?

Tentu sulit. Sama sulitnya dengan mencoba membuat ia menatapku..

Hm...

:)

It's okay...

Aku sudah tahu kalau hari ini akan fiba. Tepatnya detik ini. Hari, atau detik dimana aky harus melepaskannya dari pikiranku..dan dari hatiku..

Walau berat..

Hari dimana, aku akan berhenti mencoba menjadi sayap kirinya. Akan kubiarkan ia terbang sendiri sekarang. Membiarkan ia bebas mencari sayap kiri yang ia suka, yang mungkin akan lebih cocok disandingkan dengan sayap kanan yang ia punya.Yang bisa bergerak dengan imbang, agar ia bisa terus terbang menjalani hidupnya, tanpa terjatuh lagi. Dan sayap kiri itu..., jelas bukanlah sayapku.. :)

Rela?

Tentu saja ada rasa tak rela. ...

Namun, memang di dunia ini ada kalanya ketika terpaksa HARUS melepaskan sesuatu, walau pun tak rela.. Dan ini lah yang harus kulakukan... :)

Lebih baik melepaskan, daripada terus menggenggam ..

Ini juga yang pernah kukatakan padanya kemarin..

Tidak ada air mata yang menetes sampai detik ini aku menulis. Hanya bola mata hitamku saja yang terasa agak basah. Beruntungnya aku, basah itu tidak membentuk jadi gumpalan kecil air yang akan menetes dari sudut mata ..

Mungkin, karena sejak awal mengenalnya, aku sudah tahu akan tiba saatnya hal menyakitkan seperti ini, dan aku sudah memupuk kekuatan agar aku tidak menangis. Bisa dikatakan, aku sudah mempersiapkan dengan sangat baik, walau tidak ku sangka rasanya akan tetap sangat sakit ...


Di depa ia, aku hanya tersenyum dan tersenyum.

:)


Tidak ada gunanya aku menunjukkan luka atau kesedihan, karena aku yakin itu tidak akan membawa pengaruh apa pun.

Ia tak perlu tahu apa yang aku rasakan sekarang..

Ia cukup tahu aku sayang padanya.. (walau aku tak tahu apakah ia percaya akan 'sayang' itu atau tidak. ) ..

Lagipula, ia pernah mengatakan, 'aku benci wanita cengeng'. Maka itu, aku tak mau ia menganggap aku seorang anak kecil yang cengeng..

Air mataku ada untuknya, karena aku tak punya kemampuan untuk menahannya. Air mata, hasil dari pergolakan hati yang tidak rela melepaskan orang yang ia sayang..




Untukmu, .. sebab air mataku malam ini..

Walau aku tahu kamu tak akan pernah membaca tulisan ini.. (ya iya... kamu kan tidak tahu blog ku -__-)

Aku hanya ingin kamu tahu... Aku tidak pernah berbohong saat aku berkata aku menyayangimu. Aku memiliki rasa sayang untukmu, yang aku tak tahu seberapa besarnya. Karena, Sayang itu bukan lah benda yang bisa dibandingkan atau pun diukur.. :)

Aku juga tak pernah mengenakan topeng selama mengenalmu. Kecuali...yah..saat aku sedang tersenyum menutupi luka yang selalu kamu gores ddngan jemarimu (entah dengan sengaja atau tidak). Namun, lepas dari itu... aku murni tak pernah mengenakan topeng. Aju menampilkan sosokku apa adanya di hadapanmu. Apa pun yang selama ini aku lakukan dan katakan padamu, itu jujur dan tulus, tanpa ada kepalsuan... Walau memsng tidak ada yang istimewa..

Mungkin, aku bukan seperti mereka yang pernah ada dalam hidupmu (entah di masa lalu, atau pun yang sekarang).. yang bisa membuat hari-harimu terasa sempurna..

Tapi, aku sudah berusaha menyayangimu sebaik yang aku bisa dengan caraku sendiri.

Dan aku tidak menyesal telah mengenalmu dan menyayangimu .. :)

Aku harap kamu tidak menyalah artikan maksud dan keputusanku.

Kuputuskan berhenti memikirkanmu, bukan karena aku menyerah tuk menyayangimu. Hanya saja, aku menyadari dan sangat tahu diri, diriku tak kamu harapkan sebagai orang yang mengisi sayap kirimu, dan sampai kapan pun aku tidak akan bisa membuatmu menatapku. Aku tak punya kemampuan untuk itu..

Bye...cumi. :)




**Sudah saatnya Bumi berhenti mengitari Matahari, dan detik itu juga disaat yang bersamaan wajtu di antara aku dan kamu turut berhenti. Sampai di sini**

Jumat, 07 September 2012

No more cry..., but.. ...

Ketakutan bisa menjadi kekuatan,

itulah apa yang kupikirkan saat ini…

Kita merasa takut, lalu mengungkapkannya…

Dan sekarang kita menjadi lebih kuat, kuharap…


Seperti yang pernah aku katakan, menyayangi itu berarti kita telah menyiapkan diri untuk terluka. Mencoba mencintai itu, sama seperti kita sedang menyiapkan diri untuk disakiti.

 

Dan seharusnya aku tak boleh mengeluhkan hal ini lagi, karena aku dari awal sudah tahu bahwa seperti ini lah yang akan terjadi. Terluka.

 

Tapi, aku pikir hatiku sudah kuat karena telah terluka berkali-kali, disayat berkali-kali, hingga rasanya kebal dengan kesakitan. Nyatanya…. tidak seperti itu. Ia tetap merasakan rasa sakit yang sangat sulit didefinisikan. Tidak tahu, apakah sakitnya lebih menyakitkan daripada disayat pisau? Atau lebih menyakitkan daripada saat tertusuk jarum? Aku tidak tahu…

 

Sakit tidak terlihat ini, tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Namun begitu terasa hingga menyentuh bendungan air mata. Tidak tahu seberapa tajam rasa sakitnya, hingga bisa mengoyak-ngoyak pertahanan yang aku buat, kemudian berhasil membobol bendungan itu. Sudah tertebak…air mata itu keluar.  Ia seperti ingin menunjukkan pada dunia, bahwa hati itu sudah sakit. ia seperti ingin menjerit, agar semua orang tahu, bahwa si pemilik hati itu merasakan rasa sedih dan sakit yang begitu tajam.

 

Aku tidak kuasa menahan air mata itu. Aku terpaksa membiarkanNya melakukan apa yang ia suka. Kubiarkan ia mengalir sesuka hatinya.

 

Aku hanya bisa meminta bantuan pada lenganku untuk memeluk guling yang teronggok sendirian di tempat tidur. Kubenamkan wajahku di sana, agar siapa pun tak melihat air mata itu. Aku tidak bisa menghalanginya, namun aku bisa menyembunyikannya…

 

Tapi air mata itu terus meronta…meronta ingin dikeluarkan dari persembunyian, …

 

Apakah aku cengeng?

 

Aku tidak tahu…

 

Kamu, seseorang yang di sana, yang telah menyakitiku dengan tidak engkau sengaja… Kamu pernah mengatakan, kamu tidak suka wanita yang cengeng dan cemburuan..

 

Maafkan aku…aku tidak bisa menjadi wanita seperti apa yang kamu mau…

 

Aku berusaha untuk tidak menangis. Aku berusaha keras membuat benteng setinggi mungkin untuk menahan jebol bendungan itu… Tapi aku tidak mampu. Air mata itu kekuatannya lebih besar daripada benteng yang aku buat. Mungkin..karena ia terbuat dari sejuta rasa sayang yang aku punya untukmu. Bukan, bukan sejuta. Tepatnya tidak terhitung seberapa banyaknya. Karena rasa sayang itu bukan lah benda yang bisa diukur ataupun dibandingkan. Rasa sayang itu hanya bisa dirasakan…

 

Dan hatiku juga kalah oleh kata-kata.

 

Maaf kalau aku sempat menuduhmu ‘menyakitiku dengan kata-kata.’

 

Seharusnya tidak patut aku menyalahkanmu. Karena aku tahu, kamu tentunya sama sekali tidak bermaksud menyakitiku. Setiap orang mempunyai hak untuk mengeluarkan kata-kata kan? :’) Makanya aku tak akan menyalahkan hakmu.

 

Kalau pun harus dipernyatakan siapa yang salah, itu jelas aku… :’)

 

Kamu tenang saja,… aku tidak sering menangis kok. Mungkin hari ini kebetulan saja aku kurang kuat mendirikan benteng di hati itu. Besok, mungkin aku harus lebih memupuk kekuatan lagi di sana, agar ia tak mudah rapuh.

 

Malam ini aku menangis, …besok ketika matahari terbit, aku janji aku akan kembali tersenyum. Dan semua akan terasa baik-baik saja. So, don’t worry. I will be okay..

 

Nangis memang butuh, tapi kalau terlalu sering malah mengurangi waktu untuk menyelesaikan masalah. Maka itu…aku selalu ingin berseru “kuatlah” :)

 

Seharusnya..., aku tak perlu takut disakiti. Karena suatu hari semua luka pasti tidak terasa, seakan-akan kering…


Karena perkataan indahmu satu-satunya hal yang membuatku bertahan, pada harapan yang sesungguhnya aku tahu tak pernah ada..

 

Berdosakah jika aku sekarang menjatuhkan air mata untukmu?

 

Sadarkah jemarimu selalu lukai hatiku?

 

Terlalu banyak pertanyaan. Aku jadi muak sendiri akannya.




 **Ketika terlanjur cinta, ia tidak akan berbicara tentang luka. Ia mengaku bahagia, meskipun tersakiti sejak lama**

Ketakutan bisa menjadi kekuatan,

itulah apa yang kupikirkan saat ini…

Kita merasa takut, lalu mengungkapkannya…

Dan sekarang kita menjadi lebih kuat, kuharap…


Seperti yang pernah aku katakan, menyayangi itu berarti kita telah menyiapkan diri untuk terluka. Mencoba mencintai itu, sama seperti kita sedang menyiapkan diri untuk disakiti.

 

Dan seharusnya aku tak boleh mengeluhkan hal ini lagi, karena aku dari awal sudah tahu bahwa seperti ini lah yang akan terjadi. Terluka.

 

Tapi, aku pikir hatiku sudah kuat karena telah terluka berkali-kali, disayat berkali-kali, hingga rasanya kebal dengan kesakitan. Nyatanya…. tidak seperti itu. Ia tetap merasakan rasa sakit yang sangat sulit didefinisikan. Tidak tahu, apakah sakitnya lebih menyakitkan daripada disayat pisau? Atau lebih menyakitkan daripada saat tertusuk jarum? Aku tidak tahu…

 

Sakit tidak terlihat ini, tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Namun begitu terasa hingga menyentuh bendungan air mata. Tidak tahu seberapa tajam rasa sakitnya, hingga bisa mengoyak-ngoyak pertahanan yang aku buat, kemudian berhasil membobol bendungan itu. Sudah tertebak…air mata itu keluar.  Ia seperti ingin menunjukkan pada dunia, bahwa hati itu sudah sakit. ia seperti ingin menjerit, agar semua orang tahu, bahwa si pemilik hati itu merasakan rasa sedih dan sakit yang begitu tajam.

 

Aku tidak kuasa menahan air mata itu. Aku terpaksa membiarkanNya melakukan apa yang ia suka. Kubiarkan ia mengalir sesuka hatinya.

 

Aku hanya bisa meminta bantuan pada lenganku untuk memeluk guling yang teronggok sendirian di tempat tidur. Kubenamkan wajahku di sana, agar siapa pun tak melihat air mata itu. Aku tidak bisa menghalanginya, namun aku bisa menyembunyikannya…

 

Tapi air mata itu terus meronta…meronta ingin dikeluarkan dari persembunyian, …

 

Apakah aku cengeng?

 

Aku tidak tahu…

 

Kamu, seseorang yang di sana, yang telah menyakitiku dengan tidak engkau sengaja… Kamu pernah mengatakan, kamu tidak suka wanita yang cengeng dan cemburuan..

 

Maafkan aku…aku tidak bisa menjadi wanita seperti apa yang kamu mau…

 

Aku berusaha untuk tidak menangis. Aku berusaha keras membuat benteng setinggi mungkin untuk menahan jebol bendungan itu… Tapi aku tidak mampu. Air mata itu kekuatannya lebih besar daripada benteng yang aku buat. Mungkin..karena ia terbuat dari sejuta rasa sayang yang aku punya untukmu. Bukan, bukan sejuta. Tepatnya tidak terhitung seberapa banyaknya. Karena rasa sayang itu bukan lah benda yang bisa diukur ataupun dibandingkan. Rasa sayang itu hanya bisa dirasakan…

 

Dan hatiku juga kalah oleh kata-kata.

 

Maaf kalau aku sempat menuduhmu ‘menyakitiku dengan kata-kata.’

 

Seharusnya tidak patut aku menyalahkanmu. Karena aku tahu, kamu tentunya sama sekali tidak bermaksud menyakitiku. Setiap orang mempunyai hak untuk mengeluarkan kata-kata kan? :’) Makanya aku tak akan menyalahkan hakmu.

 

Kalau pun harus dipernyatakan siapa yang salah, itu jelas aku… :’)

 

Kamu tenang saja,… aku tidak sering menangis kok. Mungkin hari ini kebetulan saja aku kurang kuat mendirikan benteng di hati itu. Besok, mungkin aku harus lebih memupuk kekuatan lagi di sana, agar ia tak mudah rapuh.

 

Malam ini aku menangis, …besok ketika matahari terbit, aku janji aku akan kembali tersenyum. Dan semua akan terasa baik-baik saja. So, don’t worry. I will be okay..

 

Nangis memang butuh, tapi kalau terlalu sering malah mengurangi waktu untuk menyelesaikan masalah. Maka itu…aku selalu ingin berseru “kuatlah” :)

 

Seharusnya..., aku tak perlu takut disakiti. Karena suatu hari semua luka pasti tidak terasa, seakan-akan kering…


Karena perkataan indahmu satu-satunya hal yang membuatku bertahan, pada harapan yang sesungguhnya aku tahu tak pernah ada..

 

Berdosakah jika aku sekarang menjatuhkan air mata untukmu?

 

Sadarkah jemarimu selalu lukai hatiku?

 

Terlalu banyak pertanyaan. Aku jadi muak sendiri akannya.




 **Ketika terlanjur cinta, ia tidak akan berbicara tentang luka. Ia mengaku bahagia, meskipun tersakiti sejak lama**

Minggu, 02 September 2012

Rendang is MIRACLE for me



Kalau orang lain yang melihat judul postingan ini mungkin akan mengernyit bingung, atau melongo, atau mungkin ngakak. Karena pasti akan heran, kenapa cuma sebuah RENDANG bisa jadi Miracle??

Rendang itu cuma masakan biasa yang sering ditemukan dimana-mana (setidaknya di Indonesia sepertinya semua orang tahu apa itu Rendang). Rendang itu bukan makanan yang hanya bisa ditemukan setahun sekali -__-. Rendang itu bukan benda langka seperti fosil. Rendang itu bisa dimasak dan didapatkan dengan mudah. Rendang juga bukan sebuah peristiwa yang layak masuk dalam sejarah yang dibukukan.

Lalu kenapa jadi Miracle???

Pertama, Rendang itu adalah makanan kesukaanku. Salah satu Indonesian Food yang sangat aku suka. Kalau aku sudah makan rendang, rasanya itu selalu saja kurang dan tidak cukup -__-. Ingin nambah lagi, nambah lagi, dan nambah lagiii!

Kedua, Rendang itu mengingatkan aku pada seseorang. Setiap dengar nama Rendang, pasti ingat orang ini -__-"

(Orang2: "Lalu?? Hubungan dengan Miracle apa???")

Sabarrr... -___-"

Ehem...

Dua alasan di atas memang tidak ada hubungannya. :I

Tapi harus diakui ada sangkut pautnya sedikittttt dengan Miracle ini.


Kalau orang-orang bertanya,aku bisa masak?

Maka aku bisa tegas dengan menjawab, "TIDAK."

Lalu aku menambahkan dengan nada malu-malu dan sangat pelan,.. "...tapi aku suka masak.."

Dan semua orang yang dengar akan cengo, dan berseru, "Aneh!"

:l

Yah...memang aneh.

Aku tidak bisa memasak, tapi aku suka .

Kalau melihat orang memasak,aku selalu merasa kagum pada mereka.

Terutama saat nonton MasterChef Indonesia (tayangan favoritku).Walau para Chef Juna, Marinka, dan Chef Degan selalu mengkritik dan mencela masakan para konstestannya, tapi aku tetap SANGAT kagum dan salut pada mereka. Aku sering terpukau dengan bagaimana cara mereka meracik bahan-bahan mentah, dan bisa menghasilkan sesuatu yang bentuknya luar biasa mengagumkan. 


Kalau ditanya soal pengalaman memasak, aku akan menjawab dengan jujur dan malu-malu. "Enol..."

Seumur hidupku (yang ngomong2 sudah 20th ini), aku hanya pernah benar-benar memasak Sayur tumis, sayur bening, goreng tempe, tumis tempe, dll...yah..masakan tingkah rendah begitu... *miris*

Paling jago itu ya numis kangkung...hahaha...karena itu sayuran kesukaanku.

Sisanya?

Aku hanya pernah bantu-bantu doang,...bantu Mama/Ibu membuat sop, Rendang dll. Tidak bisa dibilang memasak sendiri ini mah.. Makanya tidak masuk hitungan.

Kemalasan memasakku ini semakin tahun semakin berkurang..hahaha

Disebabkan sekarang aku sudah menjadi mahasiswi yang hidup sendiri. Bukannya memasak semakin rajin,malah semakin mualaaaassssss.

Paling aku masak kalau sedang rajin-rajinnya. Itu pun aku cuma masak yang gampang seperti Nasi goreng, tumis kangkung,goreng tempe, atau ceplok telur.

Tidak pernah aku memasak selain dari itu..hahaha.

Selama bulan puasa ini pun kemalasan semakin menjadi-jadi. Aku seringnya membeli makanan di warung. Kalau kepepet saja baru masak kornet atau goreng tempe hahaha.

Loh...sampai paragraf ini kok miraclenya belum terlihat??

Iyaaaa...sabar...ini baru saja mau diceritain

Ingat tidak dengan seorang lelaki aneh yang begitu membuatku penasaran sampai akhirnya aku menaruh rasa sayang padanya?

Lelaki ini lah seseorang yang kusebut di atas, orang pertama yang selalu kuingat setiap mendengar kata Rendang..

Setahu aku dia begitu suka rendang,....walau aku tak tahu pasti alasan dia menyukai rendang.

Percakapan kita berdua waktu itu via twitter, 23 Augustus kemarin, sempat menyerempet-nyerempet ke rendang.

-Beli dongg.. u.u RT (akunNya): Aku jg mau (˘ڡ˘) RT (akunku): Mendadak pengen makan pisang goreng ..

-Emang di sana ga ada yg jual pisang n tepung kak? :D *dikeplakpakesendal* RT (akunNya) Klo dirumah biasanya bikin sendiri :'(

-oh gtuu u.u Baiklah..bikin sono *ngusir*. Ntar lw udah jadi paketin ke sini ya, hehehe RT (akunNya): Ada makanya biasanya bikin sendiri

-Jahattt :(( Peliittt. Ntar aku bikin rendang jg gmw bagi2 -.-" *pastiakudibunuhhabisini* RT (akunNya): Klo dah jadi makan sendiri dodol :')

!!! Haha. Ntar lw kk ke indo aku bikin hahaha RT (AkunNya): coba bikin ayam goreng dulu deh.. Rendang mah km pasti ga bisa masaknya

-Ketawanya gak enak bnget kayaknya .. (¬_¬) RT(alunNya) Ahahha RT (akunKu) !!! Haha. Ntar lw kk ke indo aku bikin hahaha

-Haha dikasih waktu brapa lama ini? RT (akunNya) (˘̶̀• ̯•˘̶́'') belajar masak rendang sana klo gtu

-Zzzz.... RT (akunNya) Ahaha sampe bisa aja RT (akunKu): Haha dikasih waktu brapa lama ini?

Dia mungkin hanya bercanda saat mencetuskan,

" Coba bikin ayam goreng dulu deh.. Rendang mah km pasti ga bisa masaknya .."

Tapi aku tidak tahu setelah itu justru sangat terpacu untuk masak rendang. Benar-benar sangat terpacu...

Malamnya, kebetulan Mamaku menelepon, aku langsung merecoki beliau dengan pertanyaan seputar rendang. Aku menghabiskan waktu sekitar 2 jam untuk menanyakan tiap detailnya bagaimana mengolah rendang dan juga cara-cara mengolah-olah bahannya. Aku sungguh menanyakan semuanya dengan sangat detail.

Dan... Tadi, Tadi pagi tepatnya, akhirnya rencanaku untuk coba memasak rendang teralisasikan :))

Bahan:

-Daging 3 kg, potong-potong
-Santan cair KARA, 3 kotak
-Daun jeruk purut 6 lembar
-Daun Salam 5-6 lembar
-Asam kandis
-Serai, memarkan
- Minyak goreng secukupnya untuk menumis bumbu
- Batang serai

Bumbu:

- Jahe
- Kunyit
- Kemiri
- Cabe merah
-  Bawang putih
-  Bawang merah
- Garam secukupnya
- Sasa secukupnya


Caranya:

- Bumbu-bumbu dihancurkan atau dihaluskan (kalau aku langsung haluskan pakai blender)
- Daging yang sudah dipotong-potong dicuci bersih
- Panaskan wajan, masukkan minyak goreng. Setelah cukup panas, masukkan bumbu halusnya yang sudah diblender. Tumis bumbunya, cukup ditambah garam dan sasa secukupnya,
- Tuang bumbu ke daging yang sudah dipotong-potong. Diaduk-aduk merata,
- Siapkan panci di atas kompor yang di dalamnya sudah ditaruh daun-daun
- Tuang daging yang sudah tercampur dengan bumbu ke dalam panci, lalu,,
- Tuang santan ke dalam panci
- Tambahkan air secukupnya (setengah gelas)
- Lalu aduk-aduk hingga rendang kecokelatan dan berminyak.
- Dan..Rendang siap disantap!!! :))

VOILAAAA,...!!

Nb: fotonya pake hape abal-abal...jadi yah dimaklumin kualitasnya buruk hehehe

Aku tidak pernah menyangka kalau memasak Rendang itu sesungguhnya sangat lah mudah, asal ada kemauan >_<

Selama ini aku pikir masak Rendang itu susah dan repot, soalnya aku pikir 'Dimasak 4-5 jam, itu pasti banyak banget prosesnya!'

Tapi, ternyata...yah....Memang, segala sesuatu itu semestinya dicoba dulu, baru kita berkomentar. Jangan berkomentar dulu, baru dicoba..Hahahaha

Kalau saja bukan karena seseorang itu, mungkin sampai sekarang aku tidak akan pernah mencoba membuat Rendang.

Sebenarnya membuat Rendang itu sangat-sangat mudah, walau prosesnya memang lama.

Untuk ukuran aku yang masih amatiran, yang agak repot dan susah itu waktu mempersiapkan bumbunya. Karena aku masih kagok.

Tapi, kalau bumbu-bumbu itu sudah diblender dan di tumis, plus dicemplungkan dalam daging, wah...segalanya menjadi mudah, mudah, mudah, dan mudah..!! Hahahah *sampai detik ini sumpah, aku masih girang banget >_<)

Dan saat memasaknya, cuma perlu diaduk-aduk saja sesekali. Bisa ditinggal-tinggal. Makanya saat sudah proses akhir, alias proses ngaduk-ngaduk, aku sambil twitteran hehehe..

Aku tidak tahu sih, apa kah proses masak rendangku ini sesuai dengan aslinya (dari Padang) atau tidak. Karena aku mengikuti resep dari Ibu. Kata Ibuku sih, cara membuat rendang itu sudah banyak modifikasinya. Rata-rata setiap orang/daerah kadang ada yang prosesnya beda-beda. Makanya terkadang ada yang masaknya 4 jam, 6, jam, atau bahkan 7 jam.

Kalau aku, berhubung masaknya lewat panci, otomatis lama, 4-5 jam-an huhuhuhuhu

Maka itu aku bilang proses ngaduknya itu yang agak sulit plus membosankan dan menyebalkan. Masalahnya itu rendang baunya sudah menyerbak sampai ke penjuru mana pun, tapi masih belum bisa di makan! Aku harus setengah mati nahan iler selama mengaduk-aduk tuh rendang...*buka kartu* hahahaha,

Yah...kesimpulannya sih ...memasak Rendang itu ternyata tidak sulit :p. Hanya saja dibutuhkan kesabaran yang SANGAT, hahaha. Harus sabar dan jangan bosan, karena prosesnya begitu lama. Pokoknya kalau mau masak rendang, itu cukup menyiapkan kesabaran untuk sering berdiri di dekat kompor.


Hum...ternyata 3 kg daging itu kalau dimasak rendang, susut jadi sedikittt banget

Aku tidak yakin kalau rendang ini akan tahan 4 hari. Kemundkinan malah 2 hari sudah aku makan habis



By the way..kalau dipikir-pikir...sepertinya hidup itu sama seperti Rendang ya.. haha. Harus sabar menjalani hidup, sama seperti harus sabar memasak Rendang..wahahaha..

Ya sudah ya...sampai di sini saja cerita tentang MIRACLE of Rendang hahaha. Saya mau makan lagiii...nyummy-nyummy ^^







 



Kalau orang lain yang melihat judul postingan ini mungkin akan mengernyit bingung, atau melongo, atau mungkin ngakak. Karena pasti akan heran, kenapa cuma sebuah RENDANG bisa jadi Miracle??

Rendang itu cuma masakan biasa yang sering ditemukan dimana-mana (setidaknya di Indonesia sepertinya semua orang tahu apa itu Rendang). Rendang itu bukan makanan yang hanya bisa ditemukan setahun sekali -__-. Rendang itu bukan benda langka seperti fosil. Rendang itu bisa dimasak dan didapatkan dengan mudah. Rendang juga bukan sebuah peristiwa yang layak masuk dalam sejarah yang dibukukan.

Lalu kenapa jadi Miracle???

Pertama, Rendang itu adalah makanan kesukaanku. Salah satu Indonesian Food yang sangat aku suka. Kalau aku sudah makan rendang, rasanya itu selalu saja kurang dan tidak cukup -__-. Ingin nambah lagi, nambah lagi, dan nambah lagiii!

Kedua, Rendang itu mengingatkan aku pada seseorang. Setiap dengar nama Rendang, pasti ingat orang ini -__-"

(Orang2: "Lalu?? Hubungan dengan Miracle apa???")

Sabarrr... -___-"

Ehem...

Dua alasan di atas memang tidak ada hubungannya. :I

Tapi harus diakui ada sangkut pautnya sedikittttt dengan Miracle ini.


Kalau orang-orang bertanya,aku bisa masak?

Maka aku bisa tegas dengan menjawab, "TIDAK."

Lalu aku menambahkan dengan nada malu-malu dan sangat pelan,.. "...tapi aku suka masak.."

Dan semua orang yang dengar akan cengo, dan berseru, "Aneh!"

:l

Yah...memang aneh.

Aku tidak bisa memasak, tapi aku suka .

Kalau melihat orang memasak,aku selalu merasa kagum pada mereka.

Terutama saat nonton MasterChef Indonesia (tayangan favoritku).Walau para Chef Juna, Marinka, dan Chef Degan selalu mengkritik dan mencela masakan para konstestannya, tapi aku tetap SANGAT kagum dan salut pada mereka. Aku sering terpukau dengan bagaimana cara mereka meracik bahan-bahan mentah, dan bisa menghasilkan sesuatu yang bentuknya luar biasa mengagumkan. 


Kalau ditanya soal pengalaman memasak, aku akan menjawab dengan jujur dan malu-malu. "Enol..."

Seumur hidupku (yang ngomong2 sudah 20th ini), aku hanya pernah benar-benar memasak Sayur tumis, sayur bening, goreng tempe, tumis tempe, dll...yah..masakan tingkah rendah begitu... *miris*

Paling jago itu ya numis kangkung...hahaha...karena itu sayuran kesukaanku.

Sisanya?

Aku hanya pernah bantu-bantu doang,...bantu Mama/Ibu membuat sop, Rendang dll. Tidak bisa dibilang memasak sendiri ini mah.. Makanya tidak masuk hitungan.

Kemalasan memasakku ini semakin tahun semakin berkurang..hahaha

Disebabkan sekarang aku sudah menjadi mahasiswi yang hidup sendiri. Bukannya memasak semakin rajin,malah semakin mualaaaassssss.

Paling aku masak kalau sedang rajin-rajinnya. Itu pun aku cuma masak yang gampang seperti Nasi goreng, tumis kangkung,goreng tempe, atau ceplok telur.

Tidak pernah aku memasak selain dari itu..hahaha.

Selama bulan puasa ini pun kemalasan semakin menjadi-jadi. Aku seringnya membeli makanan di warung. Kalau kepepet saja baru masak kornet atau goreng tempe hahaha.

Loh...sampai paragraf ini kok miraclenya belum terlihat??

Iyaaaa...sabar...ini baru saja mau diceritain

Ingat tidak dengan seorang lelaki aneh yang begitu membuatku penasaran sampai akhirnya aku menaruh rasa sayang padanya?

Lelaki ini lah seseorang yang kusebut di atas, orang pertama yang selalu kuingat setiap mendengar kata Rendang..

Setahu aku dia begitu suka rendang,....walau aku tak tahu pasti alasan dia menyukai rendang.

Percakapan kita berdua waktu itu via twitter, 23 Augustus kemarin, sempat menyerempet-nyerempet ke rendang.

-Beli dongg.. u.u RT (akunNya): Aku jg mau (˘ڡ˘) RT (akunku): Mendadak pengen makan pisang goreng ..

-Emang di sana ga ada yg jual pisang n tepung kak? :D *dikeplakpakesendal* RT (akunNya) Klo dirumah biasanya bikin sendiri :'(

-oh gtuu u.u Baiklah..bikin sono *ngusir*. Ntar lw udah jadi paketin ke sini ya, hehehe RT (akunNya): Ada makanya biasanya bikin sendiri

-Jahattt :(( Peliittt. Ntar aku bikin rendang jg gmw bagi2 -.-" *pastiakudibunuhhabisini* RT (akunNya): Klo dah jadi makan sendiri dodol :')

!!! Haha. Ntar lw kk ke indo aku bikin hahaha RT (AkunNya): coba bikin ayam goreng dulu deh.. Rendang mah km pasti ga bisa masaknya

-Ketawanya gak enak bnget kayaknya .. (¬_¬) RT(alunNya) Ahahha RT (akunKu) !!! Haha. Ntar lw kk ke indo aku bikin hahaha

-Haha dikasih waktu brapa lama ini? RT (akunNya) (˘̶̀• ̯•˘̶́'') belajar masak rendang sana klo gtu

-Zzzz.... RT (akunNya) Ahaha sampe bisa aja RT (akunKu): Haha dikasih waktu brapa lama ini?

Dia mungkin hanya bercanda saat mencetuskan,

" Coba bikin ayam goreng dulu deh.. Rendang mah km pasti ga bisa masaknya .."

Tapi aku tidak tahu setelah itu justru sangat terpacu untuk masak rendang. Benar-benar sangat terpacu...

Malamnya, kebetulan Mamaku menelepon, aku langsung merecoki beliau dengan pertanyaan seputar rendang. Aku menghabiskan waktu sekitar 2 jam untuk menanyakan tiap detailnya bagaimana mengolah rendang dan juga cara-cara mengolah-olah bahannya. Aku sungguh menanyakan semuanya dengan sangat detail.

Dan... Tadi, Tadi pagi tepatnya, akhirnya rencanaku untuk coba memasak rendang teralisasikan :))

Bahan:

-Daging 3 kg, potong-potong
-Santan cair KARA, 3 kotak
-Daun jeruk purut 6 lembar
-Daun Salam 5-6 lembar
-Asam kandis
-Serai, memarkan
- Minyak goreng secukupnya untuk menumis bumbu
- Batang serai

Bumbu:

- Jahe
- Kunyit
- Kemiri
- Cabe merah
-  Bawang putih
-  Bawang merah
- Garam secukupnya
- Sasa secukupnya


Caranya:

- Bumbu-bumbu dihancurkan atau dihaluskan (kalau aku langsung haluskan pakai blender)
- Daging yang sudah dipotong-potong dicuci bersih
- Panaskan wajan, masukkan minyak goreng. Setelah cukup panas, masukkan bumbu halusnya yang sudah diblender. Tumis bumbunya, cukup ditambah garam dan sasa secukupnya,
- Tuang bumbu ke daging yang sudah dipotong-potong. Diaduk-aduk merata,
- Siapkan panci di atas kompor yang di dalamnya sudah ditaruh daun-daun
- Tuang daging yang sudah tercampur dengan bumbu ke dalam panci, lalu,,
- Tuang santan ke dalam panci
- Tambahkan air secukupnya (setengah gelas)
- Lalu aduk-aduk hingga rendang kecokelatan dan berminyak.
- Dan..Rendang siap disantap!!! :))

VOILAAAA,...!!

Nb: fotonya pake hape abal-abal...jadi yah dimaklumin kualitasnya buruk hehehe

Aku tidak pernah menyangka kalau memasak Rendang itu sesungguhnya sangat lah mudah, asal ada kemauan >_<

Selama ini aku pikir masak Rendang itu susah dan repot, soalnya aku pikir 'Dimasak 4-5 jam, itu pasti banyak banget prosesnya!'

Tapi, ternyata...yah....Memang, segala sesuatu itu semestinya dicoba dulu, baru kita berkomentar. Jangan berkomentar dulu, baru dicoba..Hahahaha

Kalau saja bukan karena seseorang itu, mungkin sampai sekarang aku tidak akan pernah mencoba membuat Rendang.

Sebenarnya membuat Rendang itu sangat-sangat mudah, walau prosesnya memang lama.

Untuk ukuran aku yang masih amatiran, yang agak repot dan susah itu waktu mempersiapkan bumbunya. Karena aku masih kagok.

Tapi, kalau bumbu-bumbu itu sudah diblender dan di tumis, plus dicemplungkan dalam daging, wah...segalanya menjadi mudah, mudah, mudah, dan mudah..!! Hahahah *sampai detik ini sumpah, aku masih girang banget >_<)

Dan saat memasaknya, cuma perlu diaduk-aduk saja sesekali. Bisa ditinggal-tinggal. Makanya saat sudah proses akhir, alias proses ngaduk-ngaduk, aku sambil twitteran hehehe..

Aku tidak tahu sih, apa kah proses masak rendangku ini sesuai dengan aslinya (dari Padang) atau tidak. Karena aku mengikuti resep dari Ibu. Kata Ibuku sih, cara membuat rendang itu sudah banyak modifikasinya. Rata-rata setiap orang/daerah kadang ada yang prosesnya beda-beda. Makanya terkadang ada yang masaknya 4 jam, 6, jam, atau bahkan 7 jam.

Kalau aku, berhubung masaknya lewat panci, otomatis lama, 4-5 jam-an huhuhuhuhu

Maka itu aku bilang proses ngaduknya itu yang agak sulit plus membosankan dan menyebalkan. Masalahnya itu rendang baunya sudah menyerbak sampai ke penjuru mana pun, tapi masih belum bisa di makan! Aku harus setengah mati nahan iler selama mengaduk-aduk tuh rendang...*buka kartu* hahahaha,

Yah...kesimpulannya sih ...memasak Rendang itu ternyata tidak sulit :p. Hanya saja dibutuhkan kesabaran yang SANGAT, hahaha. Harus sabar dan jangan bosan, karena prosesnya begitu lama. Pokoknya kalau mau masak rendang, itu cukup menyiapkan kesabaran untuk sering berdiri di dekat kompor.


Hum...ternyata 3 kg daging itu kalau dimasak rendang, susut jadi sedikittt banget

Aku tidak yakin kalau rendang ini akan tahan 4 hari. Kemundkinan malah 2 hari sudah aku makan habis



By the way..kalau dipikir-pikir...sepertinya hidup itu sama seperti Rendang ya.. haha. Harus sabar menjalani hidup, sama seperti harus sabar memasak Rendang..wahahaha..

Ya sudah ya...sampai di sini saja cerita tentang MIRACLE of Rendang hahaha. Saya mau makan lagiii...nyummy-nyummy ^^







 

 
Miss's WORLD! Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template