Miss's WORLD!: Maret 2009

Hallo!!

Lma ga jumpa..........

Mklum saking banyaknya waktu libur akibat kk kelas termasuk Kk norak...- sibuk perssiapan UAS. Selama liburan aq ga kemana-kemana. Cm ngendon di uma. Pi aq sibukin diri nonton Film. Biasanya kalo sekolah aq ga sempat nton FILM> Coz, pulang skul aja kadang sore jam 5. Belum lagi ngerjain tugas,,,,,

Saat liburan ini aq selalu nonton Another Cinderella Story berulang kali. Tw kan??? Film yg dimainkan oleh Selena Gomez and Drew Seeley ^^. aQ penggemar mereka!!!!

Selena Gomez

Drew Seeley

kesan pertama waktu nton ni FILM....

*Ah...judulnya aja Cinderella. Pasti ceritanya ga beda jwh ma cerita Cinderella. Ah....kenapa sih banyak FILM yg suka ambil ide dri dongeng Cinderella????*

waktu mulai nonton
*Apa sih nih...ga jelas tiba-tiba nyanyi. Ceritanya aneh. Pemainnya jga ga terkenal.*

Wktu adegan Natalia mencium JP dengan hotnya..

*Ih...film na mesum bnget. Kapan sih ada Film Barat yg ga ada kiss2nya???? Kn kalo mw nonton aq suka repot edit-edit coz adikku suka ikutan nton*

Tapi.........pas mulai masuk adegan latihan nari di ekskul nari saat Marry mengikuti latihan diam- diam...dan JP melatih mereka.........HWAAAAAAAAAA ni film mulai mencuri hati Q!!!!!!!!!!
JPnya cakep banget!!!! Narinya jga keren. aQ selalu mengulang-ngulang dibagian ini. Selain dancenya yg keren...lagunya jg bagus.

Terus aq paling suka lagu yg dinyanyikan Joey Peaker tuk Marry waktu mereka berdua di kamar. Romantizzzzzzzzzz............

Film ini Aq tonton berjuta kali. Sehari bisa 5 kali Lowh. aQ juga Lagi sibuk nih download2 LagunyaSelena Gomez and Drew Seeley... Terutama lagunya yang berjudul : Just That Girl, New Classic, Dance With me, and Tell Me Something I dont know -soundstrack for Another Cinderella Story-

Isi cerita dari film Another Cinderella Story :

Dilihat dari judulnya aja, uda pasti ceritanya ga jauh-jauh Lagh dari cerita dongeng Cinderella. Hanya saja kali ini cinderellanya yang versi moderen, jaman sekarang.
Cerita ini berawal dari seorang gadis bernama Marry Santiago, seorang gadis yatim-piatu karena orang tuanya tidak ada.... kurang jelas juga kemana orang tuanya...setahuku Ibunya meninggal, dan dia selalu berkhayal pengen menjadi penari dan penyanyi terkenal. Tapi sampai kapan pun dia merasa dia tidak akan bisa mencapai kedua hal itu. Tapi dy ga putus asa. Dia berusaha mendaftar ke sebuah sekolah menari. Kalo seandainya dy diterima di situ, maka dia akan di karantina dan tidak akan tinggal lagi di rumah. Hal itu lah yang paling ditunggu-tunggu Marry. Waktu dimana dia tidak akan tinggal lagi dengan Dominiq beserta dua anaknya Bree and Brit.

Ow ya, aq juga uda mengubah film ini ke dalam versi cerpen indonya....Kayak gini nih cerpennya:

C E R P E N

S K E N A R I O C I N D E R E L L A

BABAK I

(Dipagi yang cerah Nyonya Veronica, Vina dan Vani membentak-bentak Cinderella untuk bekerja)

Nyonya Veronica : Cinderella…! Cinderella! Dimana kamu? Cepat bersihkan seluruh lantai disini. Saya tidak mau ada sedikitpun debu yang menempel dirumahku.

Cinderella : Iya Nyonya…

Vina : Cinderella, Cinderella…! Cepat kamu bersihkan kamarku. Jijik banyak tikus! Ih…jijik!

Vani : Cinderella, cepat kamu semirkan sepatuku. Aku mau pergi belanja!

Cinderella : Iya… sebentar!

Vina dan Vani : Cepat!!!

(Setelah mengerjakan pekerjaan rumah Cinderella pergi kehalaman untnuk menyirami Tanaman)

Cinderella : Wah… indahnya temanku! (sambil menyirami tanaman)

Nyonya Veronica : Cinderella….! Cepat kamu kesini.

Cinderella : Iya nyonya,…

Nyonya Veronica : Ini cuci pakaianku. Akan aku pakai nanti siang.

Cinderella : Iya nyonya,…

Marry sudah sering mendengar gossip tentang actor sekaligus penyanyi ngetop, Joy, dari berbagai media. Bahkan saking ngetopnya, Joy selalu masuk dalam acara Panasonic Award actor terbaik. Bahkan dia juga pernah diliput dalam acara TV special besar-besaran “IDOLA KITA” yang pembawa acaranya adalah Naini Chandra, ikon selebriti masa kini yang cantik dan brainy.

Sebagai remaja, Marry sama seperti remaja lain yang ngefans banget sama Joy. Dia bahkan cukup tergila-gila pada actor tampan itu. Sampai-sampai dia selalu menyanyikan semua lagunya Joy hingga hapal di luar kepala.

Marry memiliki suara yang indah. Mungkin itu keturunan dari Ibunya yang mantan seorang penyanyi ngetop. Tapi kini Ibu Marry telah tiada. Beliau meninggal saat Marry berusia 9 tahun. Sejak itu Marry yang sebatang kara, karena Ayahnya juga sudah lama meninggal, tinggal dengan tantenya yang galak, tante Veronika, dan dua saudara sepupunya yang sama bengisnya dengan Ibunya , Vina dan Vani. Mereka bertiga memperlakukan Marry seperti pembantu. Tantenya selalu mengancam kalau Marry membantah mereka bertiga maka hak sekolah Marry akan dicabut. Oleh karena itu, Marry tetap bertahan walau bagaimana pun dia dibudakin. Dia akan bertahan sampai dia menemukan tempat tinggal lain dan bisa lepas dari Tante Veronika dan dua anaknya.

Sebenarnya untuk solusi dari masalah yang dialaminya itu, Marry diam-diam mendaftarkan diri ke sekolah “Dance and Sing” yang menyediakan sarana asmara. Selain itu juga menyediakan beasiswa bagi yang berprestasi. Oleh sebab itu, Marry berharap dia diterima di sekolah itu dan juga memperoleh beasiswa agar bisa lepas dari cengkeraman tante dan sepupu-sepupunya.

Sesekali Marry berkhayal dirinya adalah Selena Gomez, Idolanya yang berasal dari Los Angeles. Dia berharap suatu saat dirinya bisa menjadi seperti Selena, berprofesi sebagai artis internasional yang bisa menari dan bernyanyi bahkan main film layar lebar. Tapi Marry tahu semua itu tidak akan bisa tercapai kalau dia tidak mendaftar ke sekolah “Dance and Sing” dan diterima di sana. Semoga saja dia diterima di sekolah itu, harapnya dalam hati.

Satu-satunya penghambat dia masuk ke sekolah itu adalah Tante Veronika dan anak-anaknya. Mereka bersikeras agar dia tetap tinggal di rumah mereka dan rela diperbudak tanpa bayaran. Tapi dia tidak mau menyerah hanya karena tiga orang tak berperasaan itu. Untunglah dia memiliki Tami, sahabat dekatnya sejak kecil, yang selalu menyupport dirinya agar tetap maju dan bertahan dari segala badai yang menerjang hidupnya. Karena Tamilah dia bisa tetap bertahan di rumah itu dan juga di SMA Poetry tempat sekolahnya Vani dan Vina. Dia harus tahan banting menhadapi kesinisan Vina dan Vani yang makin menjadi-jadi di sekolah saat berteman dengan Natalie. Natalie adalah cewek cantik nan judes yang hebatnya lagi adalah mantan kekasih Joy, idola seluruh cewek di jagad raya ini.

Berhubungan dengan Natalie, terdengar kabar heboh yang menggetarkan seluruh isi sekolah SMA Poetry bahwa Joy akan masuk ke SMA mereka awal tahun ajaran baru ini. Dan kabar hebatnya, Joy mengadakan kompetisi “Dance and Sing” hanya untuk SMA Poetry. Siapa yang memenangkan kompetisi ini maka dia akan menjadi pasangan Joy pada video klip album yang berikutnya. Di sinilah awal petualangan cinta Marry dimulai kala dia bertemu dengan Joy, idolanya sejak dia kecil.

BABAK II

(Pada waktu Cinderella mencuci baju petugas dari Istana datang. Cinderellapun membukakan pintu)

Perdana Menteri : Bolehkah saya masuk?

Cinderella : Iya, silahkan.

(Tiba-tiba Nyonya Veronica datang)

Nyonya Veronica : Aduh..aduh…! Ada apa Pak?

Perdana Menteri : Saya ditugaskan oleh Raja Istana untuk memberitahukan kepada para Gadis-gadis untuk menghadiri pesta Dansa diistana dalam rangka pemilihan permaisuri kerajaan nanti malam Pk. 19.00

Vina dan Vani : Wah… Asyik dong!

Nyonya Veronica : Dengan senang hati pasti kami akan datang.

(Setelah itu Perdana Menteripun pulang)

Vina : Pasti aku ya akan dipilih pangeran

Vani : Gak, Pasti aku!! (sambil berebut)

Nyonya Veronica : Diam…! Daripada kalian bertengkar. Cepat kalian dandan dan bersiap-siap untuk nanti malam. Dan kamu Cinderella bantu mereka untuk bersiap-siap!

Vina : Cinderella tolong strika bajuku

Vani : Cinderella…! Cepat kamu semir sepatuku. Aku ingin pangeran terpesona melihatku.

Cinderella : Iya Vina, Iya Vani.

Marry dan Tami menyusuri sepanjang jalan halaman SMA Poetry yang luas sambil mengomentari berita heboh pagi ini. Tampak gerombolan murid berdiri di depan gerbang, berdesak-desakan menanti kedatangan Joy.

Marry geleng-geleng kepala. “Astaga, kurasa aku bakal mati keinjek kalau ikut-ikutan berdesakan di situ.”

“Masa?” goda Tami. “Tapi yang dateng ini JOY lho, Mar. JOY! Wajar aja semua murid di sini jadi kelimpungan nggak jelas. Aku bahkan kayak mimpi aja mendengar kabar Joy itu. Kau nggak senang? Padahal Joy itu kan idolamu sejak kecil,” kata Tami mengingatkan. Dia menatap mata Marry dalam-dalam menanti reaksi cewek malang itu, yang hidupnya dipenuhi dengan prilaku buruk dari dua sepupunya dan tantenya.

“Ya…tapi aku kan nggak bisa berharap bisa berubah dari upik abu jadi Cinderella dalam waktu sedetik. Joy nggak akan pernah menganggapku ada atau setidaknya melirikku lah. Cewek yang dipandangnya itu uda jelas yang seperti Natalie, mantannya. Ingat tuh.”

Lagi. Pikir Tami. Lagi dan lagi Marry pesimis kayak gini. Sampai kapan temennya ini bisa berpikir optimis dalam menjalani kehidupan. Padahal dia percaya, roda selalu berputar. Belum tentu orang yang di atas akan terus di atas dan di bawah akan selalu di bawah. Belum tentu. Hidup Marry juga pasti bisa berubah kalau dia mau berusaha.

“Tentu aja dia akan memandang kita, Marry. Ingat…beberapa tahun lagi hidup kita bakal berubah. Kau jadi penari dan penyanyi terkenal seperti Selena Gomez dan aku akan membuka butik dan menjadi milyarder. Kalau liburan aku bisa menjemputmu di sekolah asramamu itu dengan jet terus kita keliling luar negeri,” cerocos Tami.

Marry menatapnya sekilas lalu tersenyum kecut. “Wow. Mimpi yang indah. Tapi inget, sebelum memulai semua itu aku harus mengawalinya dengan diterima di sekolah “Dance and Sing.” Sementara itu tuh mustahil banget.” Mengingat bagaimana ketatnya Tante Veronika menginstruksinya untuk menjadi babu di rumahnya.

BUG!

Marry langsung terhuyung ke belakang beberapa senti saat ada yang menubruknya. Dan dia melihat tiga manusia di depannya yang tertawa dengan penuh sinis.

“Oups!” Natalie pura-pura kaget sambil menutup mulutnya. “Sorry Marry. Aku nggak sengaja. Habisnya kau nggak keliatan sih,” ledeknya. Vina dan Vani tertawa jahat.

“Oh yeah!?” Maki Tami. “Sejujurnya lubang hidungmu tuh yang nggak kelihatan!” Tangan Tami mengepal siap meninju hidung Natalie. Tapi hal itu keburu ditahan Marry. Mereka pun melepaskan Natalie, Vina, dan Vani begitu saja

“Harusnya kau biarin aja aku membuat hidungnya yang dioperasi itu jadi bengkok!” protes Tami tidak rela buruannya lepas begitu saja.

“Udahlah. Mereka bener kok, aku manusia yang tak terlihat menurut kacamata mereka. Dan mengenai hidungnya Natalie, hidungnya memang indah. Kau nggak perlu menfitnah hidungnya cuma karena kau iri, Tami,” ledek Marry setengah bercanda.

Sedetik lagi Tami hendak protes lagi tapi keburu didahului oleh sebuah teriakan murid yang melengking banget! “O my GoD! JOY!!! JOEY uda DATENG!!!”

Tiba-tiba saja semua murid SISWI yang ada di sekolah itu termasuk SISWA juga, menyerbu ke depan gerbang sekolah tepatnya ke depan sebuah mobil mewah yang berhenti dengan manisnya di depan gerbang. Joy dan sahabatnya yang sekaligus juga managernya, Vicky, keluar bersamaan dari pintu yang berbeda.

Joy berusaha setengah mati untuk melewati berbagai badai yang menghadangnya untuk masuk ke dalam sekolah. Sesekali ada yang berusaha memeluknya, mencium pipinya, mencubitnya gemas, dan sebagainya. Dia dan Vicky sampai kewalahan menghadapi itu semua.

“Astaga, ckckck…” Tami terperangah bego menyaksikan semua itu.

“Udah ah. Cepet pergi dari sini sebelum kita gepeng karena diinjek-injek.” Marry menarik tangan Tami dan mengajaknya masuk ke dalam tanpa peduli dengan Joy.

Di sela kerumunan yang makin memuncak, Joy tetap berusaha tersenyum ramah. Bahkan dia meladeni semua yang dikatakan teman-teman barunya.

“Oke…oke…semua. Mohon kerja samanya ya selama saya sekolah di sini.” Meskipun omongan itu dikatakan untuk semua yang ada di situ, tapi matanya menjelajahi jalan yang baru saja dilewati oleh Marry dan Tami. Dia penasaran dengan sosok dua cewek itu yang berbeda dengan cewek-cewek lainnya. Sementara yang lain sibuk mencari perhatiannya, mereka malah dengan cueknya pergi begitu saja.

“Joey! Hai…” Natalie menyeruak kerumunan dan langsung memeluk Joy sekedar melampiaskan kerinduannya. Joy sedikit risih dipeluk kayak gitu di depan banyak orang.

“Natalie…Natalie…Pliz,” ujar Joy sambil berusaha menjauhkan Natalie dari tubuhnya.

Natalie lantas memasang muka merajuk. “Kau nggak kangen sama aku?”

Tanpa kentara Joy menyembunyikan rasa kesalnya. “Plis, Natalie. Kita udah nggak ada hubungan apa-apa. Kita uda putus dan nggak akan bisa kayak dulu lagi.”

“Tapi aku nggak mau putus, Joy!” pekik Natalie kesal.

“Sayangnya aku mau. Bye..” Joy bergegas meninggalkan Natalie dan kerumunan itu, disusul Vicky.

“JOY!!!!” teriak Natalie menjadi-jadi.

Vina dan Vani yang ada di belakang Natalie terkikik geli menyaksikan peristiwa itu. Bukan hanya mereka saja, tapi juga seluruh orang yang ada di situ.

“Natalie, tragedy besar kau bisa putus dengan Joy,” ledek Vani geli. “Dia adalah cowok pertama yang beraninya mencampakkanmu.”

Natalie mendengus. “Liat aja. Kami akan kembali pacaran sebelum acara kompetisi “Dance and Sing”!”

“Dance and Sing” adalah acara kompetisi yang diadakan oleh Joy khusus untuk sekolah SMA Poetry, disponsori oleh label rekamannya dan sekolah “Dance and Sing”. Dan pemenang yang beruntung akan mendapatkan kesempatan untuk menjadi pasangan Joy dalam video klip di album terbarunya dan juga memperoleh beasiswa masuk ke sekolah “Dance and Sing”. Tidak heran Natalie cs mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menghadapi kompetisi ini.

Pagi ini Marry bener-bener surpraise untuk yang kedua kalinya. Joy dan Vicky ternyata masuk di kelasnya sebagai murid baru. Tidak heran kelas 2 IPA 1 heboh besar-besaran pagi ini.

“JOY!!! Joy…!!! Oh God….Joey!!!” pekik berbagai cewek yang langsung kayak cacing kepanasan saat Joy melangkah masuk ke dalam kelas. Hanya Marry yang tidak mampu bersuara, alias terperangah dengan hebatnya. Joy yang diidolakannya sejak kecil kini berada dalam satu ruangannya. Cuittt! Ternyata ini bukan mimpi, pikir Marry saat mencubit lengannya sendiri.

“Hey semua!!” sapa Joy riang. “Aku tau kalian ingin mendaftar di kompetisi “Dance and Sing” nanti,” Joy berdehem. “Karena itu aku pikir lebih baik kalian sebelumnya mempelajari dulu beberapa gerak tarian andalanku. Aku akan memberikan latihan sebentar pada kalian pagi ini. Bagaimana? Kalian setuju? Kalian siap?” tantang Joy bercanda yang langsung disambut dengan tepuk tangan riuh oleh seluruh teman sekelasnya. Hanya Marry yang diam tak berkutik.

“Oke…oke,” Joy menenangkan hiruk-pikuk itu. “Aku akan mulai dengan kombinasinya. Pertama-tama aku akan menari dengan pelan dan kalian mengikuti gerakanku. Oke?”

Seluruh murid yang ada segera bersiap-siap, termasuk Marry. Dia memilih untuk berdiri di barisan paling belakang karena Natalie, Vina, dan Vani telah menyabotase barisan paling depan.

Joy mulai menghitung aba-aba. “Lima, enam, tujuh, delapan. Ya, mulai...” Joy mulai bergerak sambil menghitung gerakannya. “Satu, dua, ti..ga….”

Tap! Tap! Tap!

Marry bener-bener memperhatikan setiap inci gerakan dengan seserius mungkin. Dia tidak mau melewatkan kesempatan untuk mendapatkan beasiswa masuk ke sekolah “Dance and Sing”.

Selang beberapa menit kemudian…

“Ya, bagus!!” Joy bertepuk tangan saat mereka selesai melakukan gerakan kombinasi bersama-sama dengan sempurna. “Kalau kalian bisa menari sebagus tadi, dijamin kalian pasti memenangkan kompetisi itu!!” serunya memberi semangat.

“Tell me..tell me..tell me..something I don’t know…”

Itu suara Hp Marry. Untunglah Hpnya berbunyi tepat pada saat dia mulai terpesona dengan gayanya Joy. Kalau tidak dia bakal terperangkap dalam lamunan Cinderellanya. Ngarep aja Upik Abu jadi Cinderella!

Kini Marry harus kembali ke dunia nyata, dimana saat Tante Veronika menelponnya dan memaki-makinya karena suatu kesalahan yang tidak dia perbuat. Fiuhhh….

BABAK III

(Waktu telah menunjukkan pukul 18:00 merekapun berangkat)

Nyonya Veronica : Cinderella jaga baik-baik rumah ini. Jangan sampai keluar rumah sebelum kami semua pulang.

Vina : Lagian pasti kamu gak akan dipilih oleh pangeran. Dengan pakaian compang-camping seperti itu.

Vani : Dada Cinderella…! Semoga kamu betah dirumah! (Sambil tersenyum lebar)

(Cinderellapun sedih. Dia langsung pergi kekamar dan merenung). Tiba-tiba muncullah peri disampingnya.

Peri : Kenapa gadisku yang manis? Apakah yang membuat kamu sedih?

Cinderella : Siapa kamu? (kaget)

Peri : Aku adalah peri yang akan membantu kesulitanmu

Cinderella : Aku ingin menghadiri pesta dikerajaan. Namun aku tidak punya gaun yang bagus untuk semua itu.

Peri : Baiklah, cari 4 ekor tikus, 2 kadal dan 1 buah labu.

Cinderella : Baiklah…!

(Peri pun menyulap 4 ekor tikus menjadi kuda, dan 2 kadal menjadi pengawal, 1 labu menjadi kereta yang indah. Dan peripun menyulap Cinderella menjadi gadis yang cantik)

Cinderella : Terima kasih peri. Engkau sangat baik hati!

Peri : Itu semua pantas untukmu gadisku. Pergilah! Pulanglah sebelum jam 12.00 malam

Cinderella : Ok,. Ibu peri. Aku berangkat dulu.

Dengan perasaan sebel dan jengkel, Marry membereskan sampah-sampah yang berserakan di rumahnya, alias rumah tantenya. Hari ini sampah yang ada lebih banyak daripada yang biasanya. Sudah pasti alasannya cuma satu. Ini adalah salah satu taktik dari dua sepupunya dan tantenya supaya dia tidak bisa datang ke acara kompetisi “Dance and Sing”. Mereka sengaja memberantakin rumah seberantak mungkin dan menyuruh Marry membersihkannya hingga sebersih-bersihnya. Hal ini akan membutuhkan waktu lama. Padahal kompetisi akan diadakan di sekolah jam delapan malam. Sekarang aja sudah jam tujuh. Tidak akan sempat!

“Mar, kok kau belum siap-siap sih? Ini tuh uda jam setengah delapan, Mar!!” protes Tami saat menemukan Marry dalam keadaan seperti babu yang kejar deadline.

“Kau nggak liat apa kerjaanku tuh masih banyak. Uda ah, aku nggak jadi ikut kompetisi,” kata Marry menyerah saat melihat masih ada segunung sampah yang belum dibasmi.

Tami yang pintar segera menelpon 3 pembantu di rumahnya agar membantu Marry beres-beres.

“Tetep aja nggak bisa pergi, Tam. Gaunku tuh dibajak sama Vina dan Vani,” kata Marry lagi.

Tak urung Tami segera menelpon kembali pembantunya untuk mengingatkan JANGAN LUPA bawakan sebuah gaun buat Marry.

BABAK IV

(Sesampainya dikerajaan)

Orang-orang : Wah… siapa gadis cantik itu? (Orang-orang berisik, sambil terkagum-kagum melihat kecantikan Cinderella)

Pangeran : Wahai gadis yang cantik. Maukah kau berdansa denganku?

Cinderella : Iya pangeran!

(Waktu telah menunjukkan pk. 00.00 Cinderellapun berlari dan pangeranpun mengejarnya. Namun sepatu sebelah Cinderellapun terlepas. Namun iya tetap berlari).

Seluruh isi sekolah yang saat itu sedang asyik-asyiknya menikmati acara kompetisi, terdiam dan terpukau saat melihat seorang gadis cantik bergaun merah dengan seorang gadis bergaun hitam, masuk ke dalam ruangan. Mereka merasa heran sekaligus terpesona. Kenapa ada yang datang ke kompetisi tanpa menggunakan dress code black and white seperti yang telah ditentukan?

Natalie cs tidak mau kalah untuk ikut merasa heran dengan sosok gadis bergaun merah itu.

“Huh, dasar sok cari sensasi! Pasti dia cuma pengen cari perhatian, makanya pake gaun merah norak itu!” omel Natalie kesal.

“Dia cantik, kok,” puji Vina jujur. Dia terpesona dengan rambut gadis bergaun merah itu, yang terlihat lembut dan ikal.

Seperti dengan yang dilakukan lainnya, Joy dan Vicky juga terpukau dengan kedatangan gadis salah kostum itu, terutama Joy. Dia penasaran dengan gadis yang berpenampilan beda dari yang lain itu.

Merasakan seluruh mata tertuju padanya, Marry berjalan dengan risih.

“Kenapa kau tidak bilang kalau dress code-nya hitam-putih, Tam? Aku kan jadi salah kostum! Malu tau,” bisik Marry kesal.

“Aku juga ga tau. Kebetulan aja aku pake gaun hitam,” balas Tami dengan bisikan juga.

“Huh! Untung saja dress code-nya harus pake topeng. Kalau ga, aku bakal malu abis!” gerutu Marry.

“Hai…” sapa Joy saat kedua gadis itu lewat di depannya. “Anak sini juga?”

“Oh..ya…” jawab Marry sungkan.

“Gaunmu cantik.”

“Thanks.”

Mereka sedikit berbincang-bincang sebelum akhirnya mengikuti jalannya kompetisi. Marry berusaha mengingat gerakan tarian yang diajarkan oleh Joy waktu itu. Dan ternyata usahanya itu membuahkan hasil. Dia berhasil masuk semifinal pada kompetisi berikutnya.

“Waw, kau pandai sekali menari,” puji Joy tanpa tahu kalau si gadis bergaun merah ini adalah Marry, teman sekelasnya.

“Thanks.”

“Mau menari bersamaku? Kau membuatku jadi ingin menari,” kata Joy jujur.

Entah karena apa, Marry mau menuruti keinginan cowok bertopeng di depannya ini, padahal dia tidak tahu siapa wajah dibalik topeng itu. Mereka pun berdansa saat musik mulai mengalun slow. Langkah kaki mereka, gerak tubuh mereka, dan nada irama setiap inci gerak mereka bener-bener seakan menyatu jadi satu.

Tiba-tiba semua hal indah itu kacau saat Marry melihat kode yang diberikan Tami dari kejauhan. Tami memberi kode bahwa saat ini sudah jam 12. Itu berarti dia tidak boleh LUPA kalau tante dan dua sepupunya pulang jam segitu. Kalau sampai mereka tau dia tidak ada di rumah, maka akan menjadi GAWAT!!!

Segera Marry mendorong tubuh cowok bertopeng di depannya. “Aku harus pergi.” Lalu dia buru-buru lari meninggalkan ruangan. Tami sudah menunggunya di mobil.

“Hei!!” seru Joy bingung, memanggil si gadis bergaun merah, alias Marry. Tapi gadis itu tidak memedulikan panggilannya dan terus berlari keluar.

“AUW!” jerit Marry pelan saat seorang pelayan catering menabraknya.

“Sorry, Mbak. Nggak sengaja.”

“Ga pa-pa.” Marry terus lari tanpa peduli dengan pelayan catering itu. Saat ini pulang ke rumah sebelum tante Veronika pulang adalah yang terpenting baginya.

“Mbak! Hpnya jatuh, Mbak!” panggil pelayan itu sambil mengacung-ngacungkan Hp Sony Ericsson.

Joy segera menyambar Hp itu. Inilah satu-satunya bukti nyata tentang si gadis bergaun merah. Dia harus mencari tau siapa gadis itu. Gadis yang sudah membuatnya terpesona malam ini.

Pangeran : Akanku cari kau dengan sebelah sepatuku ini!

Perdana Menteri : Wahai gadis-gadis siapa yang cocok dengan sepatu ini maka akan menjadi calon permaisuri Pangeran.

Vina : Aku akan mencobanya. Pasti aku akan cocok!

Perdana Menteri : Iya, silahkan!

Vina : Wah, kok bisa tidak cocok.

Vani : Ah kamu memang dasar kaki kecil, kalau aku pasti cocok.

Vina : Ha…ha…ha…! Dasar goblok! Kakimu kan besar.

Vani : Trus kalau bukan kita. Siapa dong yang cocok.

(Semua orangpun penasaran, tiba-tiba Cinderellapun datang)

Cinderella : Bolehkah saya mencobanya?

Perdana Menteri : Silahkan Nona!

Vani dan Vina : Gak mungkin! Gak mungkin dia cocok. Pasti ini Cuma kebetulan saja (terkejut)

Cinderella : Tidak Vina dan Vani. Ini bukan kebetulan, memang akulah yang pangeran cari. Aku mempunyai sepatu sebelahnya (sambil memperlihatkan).

Pangeran : Aku memang yakin, kamulah permaisuriku. Wahai permaisuriku yang cantik! Maukah kamu menjalin hidup denganku?!

Cinderella : Iya, pangeran! Aku mau menjadi permaisurimu.

Vina, Vani, Nyonya Veronica : Ma’afkan kami Cinderella. Kami telah memperlakukan yang senonoh pada kamu. Ma’afkan kami. Kami sanggup kamu hukum dengan apapun.

Cinderella : Aku sayang kalian, aku tidak akan menghukum kalian. Kalian adalah keluargaku.

Nyonya Veronica : Terimakasih banyak Cinderella. Engkau memang sangat baik hati. Ma’afkan kami Cinderella.

Vina dan Vani : Iya, Cinderella Ma’afkan kami. Kami sangat menyesal!

Cinderela : Tidak papa. Kalian semua adalah keluarga terbaikku.

Vina, Vani : Terima kasih Cinderella. Semoga kamu bisa bahagia.

Pagi ini Marry belingsatan saat melihat berbagai kertas bertebaran yang berisikan “Joy Mencari Cinderellanya si Gadis Bergaun Merah”. Ternyata Joy membuka kompetisi baru, yaitu kompetisi pencarian Cinderella yang terbuka hanya untuk siswi di SMA Poetry. Pertanyaan yang diberikan hanya satu, Apa merek hp yang dijatuhkan oleh sang Cinderella? Yang bisa menjawab maka dialah sang Cinderella. Marry terenyuh melihat kegigihan Joy untuk menemukan dirinya.

“Kau mau apa lagi? Cepet bilang ke dia kalo kau lah gadis yang dia cari!” desak Tami.

“Ga ah,” Marry ragu. “Dia pasti kecewa kalo tau Cinderellanya ternyata hanyalah seorang babu di rumah Vina dan Vani, yaitu aku.”

“Tap…”

“Hah!? Nggak salah denger nih??” Natalie yang tiba-tiba muncul di depan mereka memotong protes Tami.

“Jadi kau yang semalam itu berdansa dengan Joy?” bentak Vina sengit.

Tami langsung emosi. “Kalau iya, kenapa STUPID?”

Vina dan Vani bersiap-siap melabrak Tami, tapi keburu Natalie menahan mereka. Natalie mempunyai ide bagus untuk misi barunya. Dia akan mengaku kalau dialah sang Cinderella semalam.

“Sony Ericsson K510i.”

Joy dan Vicky terpaku mendengar jawaban Natalie.

“Oke…kau lulus sesi pertama.” Joy berdehem. “Pertanyaan kedua, sebutkan 4 lagu yang ada dilist hp ini.”

“What? Kau bilang cuma nyebutin mereknya?” protes Natalie.

Joy tersenyum kalem. “Kalau ini memang Hpmu, pasti kau bisa jawab.”

Natalie segera berpikir keras. Dia mencoba untuk menyebutkan judul-judul lagu yang lagi ngetrend saat ini. Tapi…

Joy menggeleng mantap. “SALAH. Kau bukan Cinderellaku, Nat.”

Tiba-tiba Marry dan Tami berdiri di antara mereka semua, Vicky, Joy, Natalie, Vina, dan Vani.

“Aku tau!” seru Marry gugup. “R..Ran Pandangan Pertama, Just that Girl –lagumu, New Classic –lagumu juga, dan Get There –lagumu juga.”

Joy dan Vicky menatapnya takjub.

“Wow, ternyata Marry, Joy,” seru Vicky gembira.

“Oh, belum. Satu lagi pertanyaan,” kata Joy sekedar mengetes. “Foto siapa yang menjadi wallpaper di hp ini?” pancing Joy.

Marry menelan ludah dengan susah payah. GLEK! “Fo..fotomu.”

Mendengar jawaban itu Joy tersenyum mekar. “Cinderellaku…”

Terpikir setelah itu Marry sudah sebahagia Cinderella. Tapi ternyata tidak semudah itu baginya untuk membeli kebahagiaan meskipun Joy sudah menjadi pacarnya. Diam-diam Vina dan Vani beserta ibunya membatalkan pendaftaran Marry di sekolah “Dance and Sing”. Itu berarti kalau Marry tidak mendapat beasiswa pada kompetisi nanti, maka dia tidak akan bisa masuk ke sekolah “Dance and Sing”. Dan hal terburuk yang dia terima selain itu adalah penghianatan Joy padanya. Kemarin dia memergoki Joy jalan berduaan dengan Natalie di Moll. Dan parahnya lagi, Natalie mencium pipi Joy di tempat UMUM!

“Brengsek! Harusnya aku tau kalau dia tuh cuma kasihan sama aku. Dia nggak bener-bener suka sama aku,” kata Marry pahit. Tami hanya bisa memeluk Marry dan menenangkannya. Mereka berdua sengaja masih menetap di sekolah meski jam pulang uda dari tadi.

“Tami, Marry,” panggil Vicky dari kejauhan. Cowok itu menghampiri mereka. “Mar, kenapa dari kemarin kau menghindar dari Joy terus sih? Dia jadi khawatir tuh.”

Tami menatap Vicky dengan galak. “Tanya aja sama dia! Kenapa dia mau pacaran sama Marry kalau dia masih suka sama Natalie!?”

“Hah?”

“Kemarin Marry mergokin mereka jalan berdua terus pake acara cium-cium pipi segala!”

“Astaga!” Vicky menepuk jidatnya. “Kalian bego banget sih. Joy tuh dipaksa sama Natalie. Dia ngancam, kalau Joy nggak mau jalan ama dia, dia bakal ngerjain Marry sesadis mungkin. Joy nggak mau Natalie nyakitin kau, Mar.”

Tapi tertegun karena sempat percaya. Tapi buru-buru dia membantah lagi. “Trus masalah cium-cium tuh apa?? Diancam juga!?” ledeknya.

“Kalau cium, itu bukan salah Joy! Joy juga nggak bakal mau cium pipi Natalie. Tapi cewek itu tiba-tiba cium duluan. Joy nggak sempat ngelak. Kemungkinan Natalie tau kalau waktu itu Marry ngeliat, makanya dia ambil kesempatan untuk cium pipi Joy di depan Marry.”

Acara kompetisi malam ini akan berlangsung 10 menit lagi. Tapi tanda-tanda adanya kedatangan Marry belum menunjukkan apa-apa, membuat Joy cemas. Dia cemas kalau-kalau Vicky tidak bisa meyakinin ke Marry tentang Natalie.

……………………………………………………………………………………..

Vicky masuk ke ruangan diikuti oleh Marry dan Tami. Raut wajah Joy segera berubah sumringah. Dia merasa lega saat melihat senyuman ceria Marry yang sudah dua hari tidak dilihatnya, tepatnya sejak kejadian di Moll itu.

Marry segera bergabung dengan para finalis lainnya untuk bertanding. Satu persatu melakukan gerakan-gerakan tarian yang indah, membuat juri dan penonton terpukau. Dan ketika saat yang mendebarkan tiba, saatnya pengunguman sang juara, Marry memejamkan kedua matanya dan menutup kuping rapat-rapat karena tidak berani melihat dan mendengar kenyataan kalau dia tidak menang. Joy merangkulnya memberikan kekuatan.

Beberapa menit kemudian, Marry yang tadinya tidak mendengar apa-apa bahkan tidak melihat apa-apa, merasakan sakit pada pundaknya akibat diguncang-guncang dengan keras oleh Joy.

“Marry!! Marry!!”

Marry membuka mata menatap Joy yang memandanginya dengan penuh luapan kebahagiaan.

“Kau menang!” seru Joy sambil memeluk Marry kuat-kuat. Langsung aja luapan kebahagiaan Joy menular ke Marry. Dia melompat-lompat kegirangan. Kegirangannya tidak terhenti saat seorang juri menghampirinya untuk memberikan selamat.

“Selamat, nona Marry,” Ibu Juri itu menjabat erat tangan Marry. “Anda akan menjadi murid sekolah “Dance and Sing” mulai minggu depan.”

Akhirnya penderitaan Marry dari perbudakan tante dan dua saudara sepupunya akan berakhir berganti hadiah yang tak tertandingkan.

*-*

Begitulah kiranya cerpennya kawand....... Karena aq benci ama nama Dominiq, Britt and satunya lagi tuh...aq ga masukin nama asli mereka. aQ ambil nama dr salah satu naskah cinderelaa yang aq dapet di Internet.

Oea, aq juga ubah dalam bentuk drama...Gini lah kiranya dalem bentuk DRAMA!!!

Dialouge

S K E N A R I O C I N D E R E L L A

BABAK I

A D E G A N 1

(Ruang tamu di sebuah rumah. Tampak sedikit berantakan karena beberapa kertas dan sampah lain berserakan di lantai. Meja dan kursi tertata rapi di tengah ruangan. Marry tampak sedang berjingkrak-jingkrakan mengikuti gaya penyanyi idolanya, Selena Gomez, sambil memegang sapu menjadikannya sebagai pengganti Mic.Tiba-tiba terdengar suara teriakan Tante Veronika menegurnya.)

Tante Veronika : “MARRYYYYYY!!!!!!!!”

Marry : (Kaget dan langsung menyambar sapunya yang tadi sempat tergeletak di lantai dan melanjutkan kembali kerjaannya, menyapu.)

Tante Veronika : (Menyamperin Marry dengan muka galak)

“Gak

usa

pura-pura rajin deh! Tadi kamu pasti lagi berkhayalkan?? Berkhayal jadi penyanyi ngetopkan!? Ngaku aja deh!”

(Menoyor kepala Marry)

“Eh, kamu tuh nggak usah ngarep deh jadi penyanyi! Terima kenyataan aja kalo kamu tuh jadi babu! Masih untung juga kamu punya tempat tinggal dan bisa sekolah! Kalo aku nggak ngambil kamu jadi babu nih ya, pasti kamu tuh uda jadi gembel noh di jalan!”

(menunjuk luar rumah)

Marry : (Hanya diam tidak membantah sambil menatap tante Veronika)

Tante Veronika : “Apa liat-liat? Mau membantah hah!? Sekarang kamu ambilkan saya minuman coca-cola! Harus coca-cola, bukan yang lain!! Saya tunggu di kamar! Cepet, ga pake lama!”

(Pergi masuk ke kamarnya)

Marry : (Mengikutin gerak mulut Tante Veronika barusan dengan mulut dijelek-jelekin)

“Cepet, ga pake lama!”

(Mendengus)

“Huh…”

(Marry segera mengambil sekaleng coca-cola seperti yang diminta Tante Veronika.Tiba-tiba dua saudara sepupunya datang.)

Vina : (Menyambar kaleng coca-cola yang dipegang Marry)

“Eh, sini! Aku mau minum ini!”

Vani : (menatap Marry dan Vina khawatir)

Marry : (Memutar bola matanya menahan kesabaran)

“Vina, minuman itu tinggal satu. Nanti aku bisa dimarahin sama Ibumu.”

Vina : (Mendengus dan tertawa)

“Haha, oh yeah?? Trus aku peduli gitu?? Itu urusanmu, bukan urusanku!!”

(Berjalan keluar dengan cepat)

Vani : (meminta maaf)

“Duh, maafin Vina ya, Mar…”

Vina : (memanggil Vani dengan marah)

“Vani!!! Ngapain kau di situ!!? Ayo cepet, sini!”

Vani : “Iyaa…”

(Buru-buru menyusul Vina)

Marry : (Geleng-geleng kepala lalu kembali melanjutkan kerjaannya)

(Tiba-tiba Tami, sahabat Marry sejak kecil, datang menjemput Marry.)

Tami : (Mengetuk pintu sambil celingak-celinguk)

“Assalamualaikum!!”

(Melihat Marry dan langsung berlari merangkulnya penuh girang.)

“MARRRYYY! Kau tau nggak kabar baru di sekolah kita!? Oh my god!!! Kau pasti nggak percaya! Aaaaa…. Aku sendiri seperti mimpi! Tau gak? Sekolah kita akan kedatangan seorang pangeran tampan dari negeri dongeng!!!”

Marry : (Menenangkan)

“Ssst….. Ssst…!! Tenang, Tami. Tenang…tarik napas….”

Tami : (Berhenti bicara dan lalu tarik napas)

Marry : “Oke…sekarang cerita, ada kabar heboh apa?”

Tami : “Jangan kaget dan jangan pingsan… “

(Berbicara lambat-lambat)

“Katanya sekolah kita akan kedatangan murid baru!! Ya-i-tu…..”

Marry : (Gregetan dan nggak sabaran mendengar omongan Tami)

“Siapa, Tami?? Siapa??”

(Menggoyang-goyangkan bahu Tami)

Tami : “Joy!!! JP!!!”

Marry : “JOOOYYY??????????? JP!??”

(Teriak karena kaget)

Tami : “Iya…Joy, JP!! Bukan Joy

Indonesia

Idol! Tapi Joy, JP!! Dia masuk hari ini sebagai murid baru.”

Marry : “Joy…Joyy!??”

(kegirangan)

“Joy?? Yang penyanyi itu?? Ah, yang bener??”

Tami : “Iya! Joy, idolamu sejak kecil. Kau masih ngidolain dia kan?”

Marry : “Ya masih lah! Forever…”

Tante Veronika : (Teriak dari ujung pintu)

“Marry!!! Coca-colanya mana!!??”

Marry : (Buru-buru menghampiri Tante Veronika)

“Habis, tante.”

Tante Veronika : “Ya, beli dong! Bagaimana sih?? Nih, duitnya!”

(Melempar duit ke Marry)

“Cepet ya… Gak pake lama!!!”

(Masuk kembali ke kamarnya)

B A B A K 2

(Di sebuah kelas di SMA High School Musical, sekolahnya Marry dan sepupunya, murid-muridnya pada heboh membicarakan kedatangan Joy hari ini sebagai murid baru. Marry dan Tami masuk ke kelasnya.)

Marry : (Geleng-geleng kepala melihat murid-murid yang sibuk bergosip)

“Astaga…. heboh banget sih pagi ini.”

Tami : “Ya wajarlah, Mar. Gimana gak heboh, kalo tau Joy, artis terkenal dan tercakep sejagad raya ini, masuk di sekolah kita dan di kelas ini pula!! Dan kabar bagusnya nih, Mar, kau bisa puas-puas mandangin Joy di sekolah!”

Marry : (Tertawa sambil jalan menuju bangku tanpa melihat ke depan)

BUG! (Marry tabrakan dengan Natalie, Vina, dan Vani.)

Natalie : “Oups!”

(Pura-pura kaget sambil menutup mulut)

“Sorry, Marry. Aku gak sengaja. Aku nggak melihatmu berdiri di situ. Kau gak kelihatan sih…”

(Meledek)

Vina : (Tertawa jahat)

Vani : (Menatap kasihan ke Marry)

Tami : (Emosi)

“Oh yeah!!?”

(Menunjuk hidung Natalie dengan tinjunya)

“Sejujurnya lubang hidungmu tuh yang ga keliatan!!”

(Mau meninju hidung Natalie)

Marry : (Menahan tinju Tami)

(Natalie cs, kecuali Vani, tertawa mengejek)

Tami : (Protes ke Marry)

“Harusnya kau biarin aja aku membuat hidungnya yang dioperasi itu jadi bengkok!!”

Marry : (Angkat bahu dengan cuek)

(Tiba-tiba Joy dan Vicky masuk ke kelas.)

Vani : (Berseru nyaring kegirangan sambil menatap arah Joy datang)

“JOEY!!! Joy uda dateng!!! Aaaa!!! JOY!!”

(Berlari menghampiri Joy dan tidak sengaja menabrak Marry)

Marry : (Oleng ke samping karena tersenggol keras)

“Aw!!!”

Vina : (Ikut teriak)

“JOOOYYY!!!”

(Berlari ke Joy sambil menabrak Marry juga)

Marry : (Terputar nggak jelas)

Natalie : “Joy…! Joy-ku!!!”

(Berlari ke arah Joy sambil menabrak Marry juga)

Marry : (Terhuyung ke sana-kemari)

Tami : (Langsung menangkap tubuh Marry yang hampir jatuh)

(Anak-anak di kelas mereka mulai mengerubungi Joy. Ada yang minta tanda tangan, foto bareng, cipika-cipiki dll. Joy sampai sibuk meladeni mereka semua. Sementara itu Marry dan Tami hanya menonton mereka dari bangku masing-masing)

Vicky : (Sibuk menenangkan para fans Joy)

Natalie : (Mencubit pipi Joy dengan gemas)

“Joy…lama nggak ketemu.”

Joy : (Merasa risih dan lalu melepaskan tangan Natalie dari pipinya)

Natalie : (Merajuk)

“Kau nggak kangen sama aku?”

Joy : “Plis, Natalie… jangan kayak gini. Kita udah putus. Nggak bisa kayak dulu lagi.”

Natalie : (Histeris)

“Tapi aku nggak mau putus!!”

Joy : (angkat bahu dengan cuek)

“Sayangnya aku mau.”

(Joy meninggalkan Natalie dan bergabung dengan temen-temen barunya yang lain)

Vina : (Menertawakan Natalie)

“Hahaha, tragedi besar kau putus dengan Joy, Nat! Dia adalah cowok pertama yang berani mencampakkanmu.”

Natalie : (Mendengus kesal)

“Liat aja! Aku dan Joy akan kembali pacaran sebelum kompetisi ‘Dance and Sing’.”

(Joey bertepuk tangan di depan kelas, meminta teman-teman memperhatikannya. Semuanya langsung diam memperhatikan Joy.)

Joy : “Pengunguman!! Aku membuka sebuah kompetisi buat kalian semua. Yaitu kompetisi “Dance and Sing” yang disponsori oleh label rekamanku dan juga sekolah “Dance and Sing”. Kompetisi ini akan diadakan nanti malam jam delapan, di kelas ini. Dan pemenang yang beruntung akan mendapatkan kesempatan untuk menjadi pasanganku dalam video klip di album terbaruku nanti dan juga akan memperoleh beasiswa masuk ke sekolah “Dance and Sing”.”

(Seluruh murid yang ada bertepuk tangan. Hanya Marry yang diam tak berkutik.)

“Aku tau kalian pasti berminat untuk ikut kompetisi ini kan!?”

(Seluruh murid yang ada mengiyakan dengan heboh)

“Nah, karena itu…aku pikir lebih baik kalian sebelumnya mempelajari dulu beberapa gerakan tarian andalanku. Aku akan memberikan kalian latihan sebentar pagi ini. Bagaimana? Setuju? Siap?”

(Seluruh murid yang ada setuju dengan hebohnya. Mereka bertepuk tangan riuh, tentu saja kecuali Marry)

“Oke..oke…”

(Mengangkat kedua tangannya untuk menenangkan kehebohan)

“Aku akan mulai dengan kombinasinya. Pertama-tama aku akan menari dengan pelan dan kalian mengikuti gerakanku. Oke!!?”

(Seluruh murid yang ada segera bersiap-siap, termasuk Marry. Dia memilih untuk berdiri di barisan paling belakang karena Natalie, Vina, dan Vani uda menyabotase barisan paling depan.)

Joy : (Mulai menghitung aba-aba)

“Satu…dua…tiga…empat!”

Tap! Tap! Tap!

(Mereka semua latihan nari bersama hingga selesai.)

Joy : (Bertepuk tangan)

“Ya, bagus!! Kalau kalian bisa menari seperti tadi, dijamin kalian pasti memenangkan kompetisi nanti malam!! Jangan lupa, tema kompetisi ini adalah ‘Topeng’. Maka yang ikut kompetisi ini wajib pake topeng dan harus!”

B A B A K 3

ADEGAN 1

(Di ruang tamu, tante Veronika sedang sibuk mengutek kuku-kuku kakinya. Tiba-tiba Vina dan Vani datang.)

Vina : “Mami!!”

(Merengek-rengek)

Tante Veronika : “Oh, hai putri-putriku yang cantik jelita. Ada apa?”

Vina : “Mau minta uang, Mi! Aku dan Vani mau ke salon untuk dandan. Soalnya nanti malam kami mau ikut kompetisi ‘Dance and Sing’!! Kalau menang, aku bisa main di video klipnya Joy!”

Tante Veronika : (Menyerahkan dompet)

“Ambillah sebanyak yang kalian mau. Mami yakin kalau putri-putri mami pasti menang.”

Vina : (merengek)

“Ada satu masalah, Mi. Marry bakalan ikut kompetisi itu juga. Mami tau sendiri kan dia itu pandai menari dan menyanyi. Kalau dia ikut, aku pasti kalah!!”

Tante Veronika : “APA!? Marry ikut? Ga boleh, dia gak boleh ikut!!”

Vina : “Makanya… Mami suruh-suruh dia ngapain kek biar dia nggak bisa dateng nanti malam. Mami suruh dia bersihkan kamarku kek, apa kek, atau bawah kolong ranjangku. Kayaknya di situ ada bangkai tikuss….Hiiii…”

(Bergidik geli)

Tante Veronika : “Itu masalah gampang. Lebih baik kalian cepet pergi ke salon sana. Nanti telat lagi.”

(Vina dan Vani segera pergi ke salon. Sementara itu Tante Veronika sengaja menghamburkan sampah-sampah di ruang tamu.)

Tante Veronika : “MARRRYYYY!!!!!!!!!!”

Marry : (Tergopoh-gopoh menghampiri)

“Ya, tante….”

Tante Veronika : “Bersihkan ruangan ini sekarang juga! Harus bersih dan kinclong! Dan harus selesai malam ini juga!”

Marry : (Terperangah melihat ruangan yang penuh sampah)

“Tapi ini butuh waktu lama. Nanti malam saya ada acara di sekolah, tante…”

Tante Veronika : “Heh! Peduli amat dengan acara sekolahmu. Pokoknya harus selesai malam ini juga! Kalau belum selesai kamu nggak boleh kemana-mana! Awas aja kalo kamu pergi tanpa membersihkan ini! Hak sekolahmu akan aku cabut! Sekarang aku mau pergi ke salon dulu. Aku akan pulang jam 12 malam. Dan kalau sampai aku liat kamu tidak ada di rumah, awas saja!”

(Pergi keluar)

Marry : (Buru-buru membereskan semua sampah)

A D E G A N 2

(Waktu sudah menunjukkan jam setengah delapan malam. Tapi Marry belum berhasil membersihkan ruangan hingga kinclong.)

Marry : (Kelelahan)

“Astaga, sudah jam setengah delapan tapi ini semua belum beres-beres juga.”

(Tiba-tiba Tami datang dengan pakaian yang rapi beserta topengnya.)

Tami : “Assalamualaikum…”

(Kaget melihat sampah berserakan)

“Apa-apan ini??”

(Berkacak pinggang dengan mata melotot ke arah Marry)

“Marry?? Kok kau belum siap-siap sih? Ini tuh uda jam setengah delapan, Mar!!”

Marry : “Sorry. Kayaknya aku nggak bisa ikut kompetisi.”

Tami : (Ngotot)

“Kau akan tetap ikut kompetisi ini!”

Marry : “Tami, masa kau nggak ngerti? Liat, Tante Veronika menyuruhku membersihkan ini semua. Ini nggak akan bisa selesai hingga jam delapan nanti.”

Tami : “Bagaimana kalo aku bilang, aku akan membantumu membereskan ini semua hingga bener-bener kinclong!?”

Marry : “Aku akan sangat berterima kasih. Tapi nggak mungkinlah. Kau kan juga datang ke sekolah, Tam.”

Tami : “Memang. Tapi aku akan mengirim pembantu di rumahku untuk berberes di sini.”

(Menelpon pembantunya)

“Halo? Bi Tum? Bisa ke rumah Marry? Nanti sopir akan antar Bibi ke rumah Marry. Tami minta tolong Bibi bantu beres-beres rumah ini ya. Sekali ini aja kok. Oke?”

(Mematikan Hpnya)

“Beres! Sekarang kau hanya perlu dandan dan ganti baju! Ayo..”

(Menarik tangan Marry)

B A B A K 4

(Sementara itu pada saat ini di kelas, beberapa anak yang ikut kompetisi mulai menunjukkan aksi menarinya. Satu persatu menari bersama Joy, tapi tidak ada yang bisa menari seperti harapan Joy.)

Joy : “Parah, Vick! Gak ada satu pun yang bisa menari sesuai dengan keinginanku.”

Vicky : “Belum tentu, Man!”

(Menepuk pundak Joy)

“Soalnya belum semua peserta tampil kan?”

Joy : “Sudah semua. Nggak ada lagi. Dan hasilnya nihil, semuanya payah!”

(Marry dan Tami masuk ke kelas dengan pakaian rapi)

Vicky : (Melihat Marry dan Tami)

“Dugaanmu salah, Man! Masih ada dua orang yang belum tampil, tuh.”

(Menunjuk Marry dan Tami)

Joy : (Menghampiri Marry dan Tami)

“Apa kalian peserta kompetisi?”

Marry : “Ya.”

Tami : “Kalo aku nggak.”

Joy : (Mengulurkan tangan ke Marry, mengajaknya berdansa)

“Kalo gitu, mau bertanding sekarang? Kita dansa berdua.”

Marry : “Oke.”

(Menyambut tangan Joy)

(Mereka berdua berdiri di tengah ruangan, siap berdansa. Semua peserta menonton mereka. Ketika musik mulai mengalun, mereka mulai berdansa. Ternyata mereka sangat serasi. Ketika selesai, semua peserta yang menonton bertepuk tangan. Tiba-tiba Tami menghampiri mereka berdua)

Tami : “Marry, ini uda mau jam 12! Kau jangan lupa sama tantemu!”

Marry : (Seketika mendorong tubuh Joy)

“Sorry, aku harus pergi!”

(Marry dan Tami buru-buru pergi keluar kelas)

Joy : (kebingungan dan memanggil-manggil Marry)

“Hei…hei….kau belum kasih tau namamu! Kau siapa?”

Marry : (Menabrak seseorang)

“Aduh, sorry!”

(Berlari pergi keluar)

*seseorang* : (Memungut hp yang jatuh dan mengacungkannya ke arah Marry pergi)

“Hei…hei…Hpmu jatuh!!”

Joy : (Menyambar hp itu dan mendekati Vicky)

Vicky : “Siapa cewek itu? Dia pintar menari, wow! Seperti yang kau inginkan…”

Joy : “Ya! Masalahnya aku gak tau dia siapa. Aku nggak sempat nanya namanya. Hanya ini bukti satu-satunya yang ada.”

(Mengacungkan hp)

Vicky : “Trus kau mau ngapain dengan hp itu?”

Joy : “Kalo dia nggak muncul sampai besok, kita buat kompetisi dengan hp ini. Yaitu, kompetisi pencarian Cinderella.”

B A B A K 5

ADEGAN 1

(Pagi ini seluruh isi SMA High School Musical heboh karena kompetisi pencarian Cinderella yang diadakan oleh Joy dan Vicky.)

Joy : (Menyebarkan kertas-kertas kompetisi pencarian Cinderella)

Natalie : (Menyambar selembar kertas dan membacanya di depan Vina dan Vani)

“Apaan nih!? Joy mengadakan kompetisi pencarian Cinderella!?”

(Kaget dan segera membaca isinya)

“Joy mencari gadis misterius yang berdansa dengannya semalam. Bagi yang merasa dialah orangnya, harap menemui Joy atau Vicky karena hp sigadis misterius ada pada Joy. Siapapun yang mau ikut kompetisi ini, wajib menjawab pertanyaan berikut : Apa nama merk hp si gadis misterius yang sekarang ada pada Joy? Yang tidak bisa menjawabnya, gugur dari kompetisi.”

Vina : “Wah, wah, wah!”

(Bernada meledek)

“Sepertinya Joy tertarik dengan gadis misterius itu, Nat…”

Natalie : (meremas kertas tersebut dengan marah)

“Ini gak boleh terjadi! Aku harus cari tau siapa cewek itu!!”

(Natalie keluar dari kelas disusul Vina dan Vani)

ADEGAN 2

(Marry dan Tami masuk ke kelas dan terbengong-bengong melihat berbagai kertas bertebaran)

Marry : (Memungut selembar kertas dan membacanya)

“Kompetisi pencarian Cinderella??”

Tami : “Waw! Sudah kuduga! Joy tertarik padamu, Marry.”

Marry : (Menggeleng)

“Gak mungkin. Pasti dia hanya pengen balikin hp-ku.”

Tami : “Ya, ampun. Ga percaya amat sih. Diliat dari judulnya juga uda ketahuan tau! PENCARIAN CINDERELLA!”

Marry : (Terdiam)

(Tanpa Tami dan Marry tahu, Natalie cs berdiri di belakang mereka)

Tami : “Kau mau apa lagi? Cepet bilang ke dia kalo kau lah cewek yang dia cari!!”

Marry : “Gak ah. Dia pasti kecewa kalo tau Cinderellanya ternyata hanyalah seorang babu di rumah Vina dan Vani, yaitu aku.”

Tami : “Tap..”

Natalie : (Memotong)

“Hah!? Nggak salah denger nih!?”

(Mengorek-ngorek kuping)

Vina : (Marah besar)

“Jadi kau yang tadi malam berdansa dengan JOY!!?”

Tami : (Sewot)

“Gak usah nyolot dong! Kalo memang iya, kenapa STUPID!?”

Vina : (Mau melabrak Tami)

Natalie : (Menahan)

“Jangan. Ga usah. Lagipula aku punya ide bagus. Bagaimana kalo aku yang ngaku ke Joy bahwa akulah yang berdansa dengannya semalam? Marry, kasi tau aku apa merk hp-mu!”

(Mendesak)

Marry : (Hanya diam)

Natalie : “Heh! Kasi tau gak!??”

Marry : (Tetep diam)

Natalie : “Hello, aku nggak ngobrol ma tiang kan!?”

Tami : “Kau tuh tiangnya!!”

Vina : “Uda..uda..Nat. Tenang aja, aku tau kok merk hpnya. Sonny Ericsson K510i.”

Natalie : “Bagus. Sekarang ayo kita cari Joy.”

(Keluar kelas disusul Vina dan Vani)

Tami : “Kau jangan diam aja! Kita ikuti mereka!!”

(Menarik tangan Marry dan mengajaknya keluar kelas)

ADEGAN 3

(Joy dan Vicky masuk ke kelas.)

Joy : (Menggelengkan kepala dengan pasrah)

“Aku gak akan bisa menemukan Cinderellaku. Mereka semua yang ikut kompetisi ini, palsu.”

Vicky : “Hei, kau nggak kayak Joy yang biasanya aku kenal. Kau nggak boleh putus semangat! Ingat, kau itu….”

(Suara Natalie memutuskan percakapan mereka)

Natalie : (Berlari ke Vicky dan Joy)

“Joy!! Akhirnya ketemu juga!! Joy, doamu terkabul! Akulah yang berdansa denganmu semalam!”

Joy : (Mendengus)

“Kau pasti juga palsu seperti yang lain…”

(Mencibir)

Natalie : “Hpnya Sonny Ericsson K510i.”

Joy dan Vicky : (Terpaku dan menatap Natalie tak percaya)

Natalie : (Senyum penuh kemenangan)

“Betulkan?”

Joy : (Berdehem)

“Ya…betul. Kalo gitu pertanyaan selanjutnya, sebutkan 4 lagu yang ada dilist hp itu.”

Natalie : “What!? Tapi kau bilang cuma nyebutin nama mereknya aja!?”

Joy : “Kalo hp itu memang punyamu, kau pasti bisa jawab.”

Natalie : (Berpikir sebentar dan lalu asal menjawab)

“Be Shy happy, E..very day, Sorry I Love you, dan I am the best.”

Joy : (Menggeleng mantap)

“Salah. Kau bukan cinderellaku, Nat.”

(Tiba-tiba Marry dan Tami menyeruak di antara mereka berlima)

Marry : “Aku tau!... Hm, R..Ran Pandangan Pertama, Just that Girl _ lagumu, Get there _lagumu, dan New Classic _lagumu juga.”

Joy dan Vicky : (Menatap Marry dengan takjub)

Vicky : “Wow…ternyata Marry, Joy!!”

Joy : “Tunggu dulu. Kau musti jawab satu pertanyaan lagi. Foto siapa yang menjadi wallpaper di hp itu?”

Marry : “Fo..fotomu.”

Joy : (Tersenyum kagum ke Marry)

“Kau…kau…cinderellaku.”

(Merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah hp)

“Kurasa ini milikmu.”

Marry : (Menerima hp itu dengan gugup)

Natalie : “Joy!!”

(marah)

Vicky : (Membekap mulut Natalie dan membawanya pergi keluar kelas)

(Vina, Vani, dan Tami menyusul Vicky keluar kelas meninggalkan Joy dan Mary)

Joy : “Wow. Aku bener-bener menemukan cinderellaku. Luar biasa…”

Marry : (Jengah dan gelisah)

“Joy, kau gak perlu pura-pura menyukaiku. Kau nggak perlu mengasihaniku. Aku nggak butuh itu.”

Joy :“Aku nggak mengasihanimu. Aku bener-bener…tertarik..padamu. Dengan cara kita berdansa semalam. Aku hampir gila mencarimu seharian ini. Aku nggak bisa berhenti memikirkanmu sejak tadi malam, sejak kita berdansa. Kau hebat sekali.”

Marry : “Mamaku dulunya seorang penari. Jadi kurasa bakat itu menurun padaku.”

Joy : “Marry….mungkin aku memang belum mengenalmu dengan baik. Tapi… apa kau keberatan kalo kita berpacaran? Kau bener-bener telah merebut seluruh hatiku.”

Marry : (Tersenyum gugup)

“Hm…ya…aku nggak keberatan.”

Joy : “Yes!”

(Mengepalkan tinjunya)

“Oh ya, apa kau sudah mempersiapkan beberapa tarian untuk kompetisi nanti malam?”

Marry : “Belum. Nggak sempat soalnya. Aku banyak kerjaan di rumah.”

Joy : “Kalo gitu bagaimana kalo aku yang melatihmu? Aku punya beberapa gerakan tarian dan nyanyian baru yang bisa kau pake buat kompetisi nanti. Bagaimana?”

Marry : “Boleh….”

Joy : “Kalo gitu, ayo, kita sekarang ke rumahmu.”

(Menarik Marry keluar kelas)

B A B A K 6

(Marry dan Joy tiba di rumah Marry.)

Marry dan Joy : (Terperangah melihat ruang tamu yang sangat berantakan)

Marry : (Mengambil sebuah kertas di atas meja dan membacanya)

“Ngecat kolam jadi warna pink, Ngepel lantai hingga kinclong,….Astaga!! Aku bisa stress berat kalo begini..”

(Mengeluh)

Joy : “Ada apa emangnya? Coba liat…”

(Menyambar kertas itu dan terkaget saat melihat kertas itu super panjang hingga lantai)

“Apaan nih!!? Ngecat kolam, ngepel lantai, ngelap meja, bersihkan dinding, tambal pipa, sikat bak mandi, sikat rambut palsu…Apaan ini?? Ini gila..”

Marry : “Biasalah. Itu semua perintah dari tante Veronika. Dan aku harus mengerjakannya, kalo gak, hak sekolahku bakal dicabutnya. Aku uda cerita padamu kan tadi tentang Tante Veronika?? Biasalah…dia sedang liburan, dan aku harus menyelesaikan semua pekerjaan rumah sebelum dia pulang. Huh! Kuharap aku menang kompetisi nanti malam dan diterima di sekolah “Dance and Sing”. Jadi aku nggak bakal tinggal lagi sama Tante, Vina, dan Vani.”

(Menghela napas)

“Kayaknya aku nggak bisa latihan. Kita batalin aja. Sorry ya….”

Joy : “Tenang aja, Mar. Aku yakin kamu pasti menang kompetisi nanti. Aku rasa aku bisa membantumu membereskan seluruh rumah dan juga melatihmu menari sekarang.”

Marry : “Hah? Bagaimana caranya tuh?”

Joy : “Begini…”

(Mengambil sebuah sapu dan mulai bekerja sambil melatih Marry menari)

B A B A K 7

(Tibalah saatnya kompetisi “Dance and Sing” di SMA High School Musical.)

MC : “Selamat malam, semuanya!!! Malam ini yang akan menjadi MC, ketemu lagi dengan saya, Mr. Funk!!! Sekarang kita sambut bintang tamu kita malam ini, JOEY!!!!”

(Bertepuk tangan)

Joy : (Berdiri di sebelah MC)

“Terimakasih semuanya yang telah bersedia datang ke acara kompetisi final ini!! Malam ini banyak penari hebat yang akan kita saksikan!! Begini peraturanya…Para peserta kompetisi malam ini yang akan dinilai oleh juri ada 3 kategori: Yaitu, gaya, individualitas dan penguasaan tarian. Mereka akan berpasangan dengan saya. Dan juri akan menentukan siapa pemenangnya di antara mereka. Pemenangnya akan menari di video klipku yang berikutnya dan juga akan menerima beasiswa masuk ke sekolah “Dance and Sing”. Selanjutnya…aku serahkan kembali pada MC. Silahkan Mr. funk..”

(Menyerahkan Mic ke MC dan kembali ke tempat duduk)

MC : “Oke…peserta pertama adalah…Vani dan Joy!!”

(Vani dan Joy tampil ke depan untuk menari dan menyanyi berpasangan.)

MC : “Ya….wididiiiih….suaranya bagus banget ya! Sayang nggak ada tariannya, padahal ada kemungkinan menang tuh. Sekarang peserta berikutnya…Vina…dan Joy!!”

(Vina dan Joy depan untuk menari dan menyanyi berpasangan.)

MC : (Terbahak-bahak)

“Ya….wididiiiih….suaranya bagus banget ya! Sayang nggak ada tariannya, padahal ada kemungkinan menang tuh. Sekarang peserta berikutnya…Vina…dan Joy!!” (Natalie dan Joy tampil ke depan untuk menari dan menyanyi berpasangan)

MC : “Yaa!!! Beri tepuk tangan!!!”

(Tepuk tangan)

“Wah…makin panas aja pertandingannya! Baiklah…saatnya juri menentukan pemenangnya!!”

(Bercanda)

“Hahaha, bercanda….Ya….inilah dia…….penampilan peserta terakhir!”

(Pura-pura memasangkan kuping ke arah penonton)

“Apa?? Kalian mau lagi??? Baiklah…baiklah….kami memang masih punya penampilan istimewa buat kalian! Jadi, mari kita saksikan penampilan peserta TERAKHIR!!!”

(Marry dan Joy tampil ke depan untuk menari dan menyanyi berpasangan)

MC : (Menyapa para penonton)

“Semua masih di sini?? Mana suara kalian?? Oke, semua peserta yang hadir…terimakasih banyak. Kalian hebat. Semuanya hebat!! Aku kagum pada kalian semua. Tapi….sayang…pemenangnya hanya seorang. Namanya ada di sini!!”

(Mengacungkan sebuah kartu)

“Pemenang kompetisi ini….ialah….”

(Membaca kartu tersebut)

“Ya ini dia!!! Pemenangnya….a..da…lah….. MARRY!!!”

(Marry dan Joy maju ke depan dan Natalie langsung menghampiri mereka.)

Natalie : “Gak MUNGKIN!! Kalian pasti sudah mengatur ini dari awal kan!!? Ini gak adil!! Aku berhak menerima penghargaan itu!! Aku berhak menang!!”

(Nangis)

“Tapi…tapi …tapi kau memang hebat, Marry…Selamat…”

(Menjabat tangan Marry dan pergi sambil nangis)

Vicky dan Tami : (Memeluk Joy dan Marry, mengucapkan selamat)

(Tiba-tiba Tante Veronika dan anak-anaknya datang ke depan mereka)

Tante Veronika : (marah)

“Marry!! Beraninya kau mempermalukan sepupu-sepupumu!? Kau harus menerima hukuman dariku, Marry! Kau nggak boleh sekolah selama dua minggu! Dan kau harus selalu membersihkan rumah setiap hari!!! Kalo kau berani melanggarnya, aku nggak akan segan-segan mengusirmu dari rumah!”

(Mendadak ada seorang Juri yang datang menyela pembicaraan mereka.)

Juri : “Permisi….Mbak Marry? Perkenalkan nama saya Rudy.”

(Menjabat tangan Marry)

“Saya perwakilan dari sekolah “Dance and Sing”. Penampilan anda tadi sangat hebat!! Selamat, anda resmi menjadi murid sekolah kami mulai minggu depan.Dan anda juga memperoleh beasiswa penuh hingga lulus nanti. Untuk kabar selanjutnya saya akan hubungi anda nanti. Permisi…”

(Pergi)

Marry : (Kegirangan dan lalu menatap Tante Veronika dan Vina penuh kemenangan)

“Sorry…hukuman tadi diralat, tante! Saya tidak akan menuruti perintah tante lagi, dan tante nggak usah capek-capek menghukum saya atau mencabut hak sekolah saya. Karena mulai sekarang, saya, Marry, akan bersekolah di sekolah “Dance and Sing” dan tinggal di sana. Sorry, tante…saya nggak kerja dengan tante lagi.”

Tante Veronika : (Dengan kesal meninggalkan Marry dan Joy diikuti Vina dan Vani)

Marry : (Menatap Joy penuh haru)

“Joy…aku nggak nyangka semua mimpiku akan terkabul. Sekolah di ‘Dance and Sing’, menang kompetisi ini, jadi model video klipmu…dan mimpiku yang paling sering kumimpikan adalah…kau.”

Joy : “Memang seharusnya begitu. Orang yang tabah dan sabar pasti pada akhirnya akan menuai kebahagiaan yang tak terhingga.”

************************

KELOMPOK :

Ecca ------- Sutradara

Ayu Ningtyas ------------- Setting

Arinda Santiniar--------- Kostum

Mustika Sari -------------- MARRY

M.Ria Z.--------------------- JOY

Melia------------------------- Tante VERONIKA

Putri Khasifah------------ VINA

Rosita----------------------- VANI

Norma Yunita------------- TAMI

Ashari----------------------- VICKY

Novita------------------------ NATALIE

M. Zen----------------------- MC

Rudy------------------------- RUDY (JURI)

Hehe, what du yu think about it?????