Rabu, 08 Desember 2010

It's time, Akhir dari Air Mataku

Hari ini kulepaskan kau dari hatiku,

Aku memutuskan untuk melepaskanmu, karena aku pikir, ini lah saatnya. Sudah waktunya aku akhiri air mata ini agar tidak terjatuh lagi, dan sudah saatnya untuk mulai tersenyum lagi.

 

Hati ini, pernah kau raih, kemudian kau patahkan, dan sekarang retak karenamu

Kau lah orang yang mematahkan hatiku, kau lah yang menyebabkan duniaku seakan gelap, kau lah satu-satunya yang membuatku menangis, tapi sangat mengherankan, aku masih mencintaimu, dan aku tidak tahu kenapa

 

Kau menyakitiku padahal aku mencintaimu, kenapa kau begitu kejam?

Aku mencintaimu padahal kau selalu menyakitiku, kenapa aku begitu bodoh?

 

Jutaan kata tidak akan bisa membuatmu berpaling padaku, aku tahu karena aku sudah mencobanya, bahkan air mata pun tidak akan bisa bisa membuatmu untuk sekadar menatapku, walau hanya sesaat..



 

Aku menangis hari ini…bukan karena aku merindukanmu…atau pun menginginkanmu…

Tapi karena aku sadar aku akan baik-baik saja tanpamu

 

Menginginkanmu, sulit untuk melupakan. Mencintaimu, sulit untuk menyesal. Kehilanganmu, sulit untuk menerima. Tapi dari semua rasa sakit yang aku rasa, melepaskanmu yang paling menyakitkan.

 

Kadang-kadang kita memang harus larut dalam kesedihan untuk menyadari bahwa ada yang lebih baik di depan mata kita. Kita hanya perlu menunggu waktu mempertemukan kita dengan ‘yang lebih baik’ itu.



 

Hari ini kulepaskan kau dari hatiku,

Aku memutuskan untuk melepaskanmu, karena aku pikir, ini lah saatnya. Sudah waktunya aku akhiri air mata ini agar tidak terjatuh lagi, dan sudah saatnya untuk mulai tersenyum lagi.

 

Hati ini, pernah kau raih, kemudian kau patahkan, dan sekarang retak karenamu

Kau lah orang yang mematahkan hatiku, kau lah yang menyebabkan duniaku seakan gelap, kau lah satu-satunya yang membuatku menangis, tapi sangat mengherankan, aku masih mencintaimu, dan aku tidak tahu kenapa

 

Kau menyakitiku padahal aku mencintaimu, kenapa kau begitu kejam?

Aku mencintaimu padahal kau selalu menyakitiku, kenapa aku begitu bodoh?

 

Jutaan kata tidak akan bisa membuatmu berpaling padaku, aku tahu karena aku sudah mencobanya, bahkan air mata pun tidak akan bisa bisa membuatmu untuk sekadar menatapku, walau hanya sesaat..



 

Aku menangis hari ini…bukan karena aku merindukanmu…atau pun menginginkanmu…

Tapi karena aku sadar aku akan baik-baik saja tanpamu

 

Menginginkanmu, sulit untuk melupakan. Mencintaimu, sulit untuk menyesal. Kehilanganmu, sulit untuk menerima. Tapi dari semua rasa sakit yang aku rasa, melepaskanmu yang paling menyakitkan.

 

Kadang-kadang kita memang harus larut dalam kesedihan untuk menyadari bahwa ada yang lebih baik di depan mata kita. Kita hanya perlu menunggu waktu mempertemukan kita dengan ‘yang lebih baik’ itu.



 

Selasa, 07 Desember 2010

[KS] STAR's Genie! Chapter 2



 

Chapter 2

Dengan langkah yang begitu riang dan penuh semangat, Min Rin berjalan menuju halte terdekat dengan rumahnya.  Tidak ada yang membuatnya lebih semangat dari ini kalau bukan karena musim panas. Musim panas adalah musim yang paling ia suka dan selalu ia nantikan. Bukan hanya karena benci dingin, tapi ia memang sangat senang melihat dimana bunga-bunga bermekaran seakan turut gembira menyambut musim yang hanya setahun sekali ini. Terlebih, semua orang memakai pakaian dengan warna yang sangat cerah, bukan pakaian perlengkapan musim dingin yang sangat tebal itu.
            Min Rin menunduk dan melihat pakaian yang ia kenakan hari ini. Tank top berwarna merah muda lembut dan cardigan berwarna merah jambu tua, dengan rok kotak-kotak berwarna abu-abu. Benar-benar pakaian musim panas.
            Min Rin berlari menaiki bis yang baru saja berhenti di depan halte. Hanya tersisa satu kursi kosong dan ia bersyukur bahwa dirinya adalah satu-satunya yang naik di halte ini, jadi ia mendapatkan tempat duduk itu.
Sambil bersenandung kecil, Min Rin menyeruput ice coffe late dalam gelas plastik yang ia bawa dari rumah. Ia sengaja membawa minum untuk menemaninya selama perjalanan di bus yang akan memakan satu jam lebih ini. Bukan kah sangat membosankan naik bus sendirian tanpa melakukan apapun yang menarik?
Saat akan menikmati pemandangan di luar jendela, Min Rin tanpa sadar memandangi laki-laki yang duduk di sampingnya. Kalau dilihat dari gaya berpakaian dan postur tubuhnya, Min Rin menduga mungkin usia laki-laki itu sebaya dengan dirinya. Kalau pun lebih tua, mungkin tidak beda jauh.
 Laki-laki itu menyandarkan kepalanya ke jendela bus dan menatap ke jalanan di luar. Mungkin. Itu hanya dugaan Min Rin saja, karena laki-laki itu mengenakan kacamata gelap, sulit menebak apakah ia benar-benar sedang menikmati pemandangan di luar, atau kah sedang memejamkan mata. Sebenarnya mungkin saja dugaan Min Rin salah, mungkin saja laki-laki itu sedang tidur. Tapi saat melihat laki-laki itu beberapa kali menggerakkan tangan untuk bersedekap, Min Rin rasa ia sedang tak tidur. Sepertinya ia pun sama sekali tidak tertarik dengan Min Rin, atau mungkin tidak menyadari sama sekali kalau ada seorang gadis duduk di sebelah dan sedang memandanginya. Min Rin tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, karena selain mengenakan kaca mata gelap, ia juga mengenakan topi hitam yang sepertinya dipasang di kepala sedalam mungkin hingga menutupi nyaris semua rambut dan keningnya. 
 Penampilan laki-laki itu sebenarnya agak membuat Min Rin penasaran. Terlebih, laki-laki itu mengenakan slayer panjang berwarna abu-abu di leher. Slayer itu agak dinaikkan sedikit hingga menutupi leher dan separuh dagunya. Menggunakan slayer, di musim panas seperti ini?
            Kalau diperhatikan dengan saksama, ia memiliki hidung yang cukup mancung, bibir tipis, dan rahang yang tegas. Ada headset yang tergantung di telinganya, seakan menandakan bahwa ia tidak ingin diganggu atau mungkin saja ia memang lebih senang mendengarkan musik dibanding mendengarkan hiruk-pikuk di sekelilingnya. Dalam segi fashion, Min Rin mengakui kalau laki-laki itu mungkin memiliki selera yang cukup keren juga.  Mengenakan kemeja hitam kotak-kotak bercorak garis-garis tepi berwarna putih, dengan kua kancing teratas dibuka lebar begitu saja memperlihatkan sebuah kalung berantai perak di lehernya.
 Secara keseluruhan, laki-laki ini benar-benar sangat menarik. Dan sepertinya ia menyukai warna hitam.
            Min Rin segera mengerjapkan mata dengan cepat saat tersadar, bahwa ia telah memandangi laki-laki itu begitu lama. Min Rin buru-buru membalikkan tubuh ke arah lain, agak salah tingkah sendiri. Ia baru sadar, kenapa ia harus menghabiskan banyak waktu untuk memandangi laki-laki itu, padahal ia bukan tipe gadis yang suka memperhatikan orang lain, apalagi seorang laki-laki. Terakhir kali ia memperhatikan seorang laki-laki saat ia masih kelas satu SMA, seseorang yang ia cintai. Setelah itu, ia tidak pernah jatuh cinta lagi. Setelah ia tahu bahwa mencintai seseorang yang tidak mencintainya adalah suatu hal yang sangat menyakitkan.
Sekarang, laki-laki yang jadi perhatian Min Rin hanya Jo Hyun seorang, lead vocal dan member dari boyband STAR. Alasan sederhana kenapa Min Rin lebih memilih mencintai seorang idola daripada seorang laki-laki real di sekitarnya, karena ia tak akan merasakan lagi perasaan sakit dan terluka akibat mencintai. Jo Hyun adalah idola, disukai banyak orang, dan itu menyadarkan Min Rin untuk tidak memiliki harapan lebih. Jadi, ia tak akan pernah terluka.
            Min Rin baru akan beranjak karena bus yang ia tumpangi sudah sampai di depan halte, tempat semestinya turun, saat tiba-tiba laki-laki yang duduk di sampingnya itu juga bangkit berdiri. Karena tidak terlalu memperhatikan, tangan Min Rin yang memegang gelas berisi ice coffee late menyenggol tubuh laki-laki itu, dan….tumpah!
Omo!” pekik Min Rin kaget saat melihat semua isi gelasnya sudah tumpah mengenai pakaian laki-laki itu. Min Rin makin gelagapan saat mendapati warna noda cokelat muda membasahi slayer laki-laki itu.  MianOmo, eottokhe?? Saya tidak sengaja.”
  Laki-laki itu terlihat mengerutkan kening dalam-dalam, dan menunduk memandangi pakaiannya yang sudah ternodai. Min Rin menggigit jari, saat pelahan-lahan laki-laki itu mengangkat kepala dan sepertinya menatapnya –karena laki-laki itu mengenakan kacamata gelap, Min Rin tidak terlalu pasti.
            Chwe song ham ni da (maafkan saya)..” lirih Min Rin nyaris tidak terdengar. Ia merasa laki-laki itu memandangnya begitu tajam dan dingin, walau ia tidak bisa melihat langsung matanya.
            Laki-laki itu mendengus, lalu menggeser tubuh Min Rin dengan tangannya, membuat Min Rin sedikit terdorong hingga jatuh terduduk. Min Rin memperhatikan laki-laki bertubuh tegap dan berbadan besar itu itu melewati tubuhnya begitu saja tanpa bicara satu patah kata pun.
===
            YA!” teriak Min Ah begitu melihat Min Rin turun dari bus. “Kenapa kau sangat lama, hah? Aku sudah menunggumu lebih dari setengah jam! Cuaca panas sekali! Kau tahu tidak??”
            Min Rin berlari tergopoh-gopoh menghampiri Min Ah dengan wajah agak memelas. “Ma…maaf kan aku, tadi ada sedikit kecelakaan…sedikit. Maaf ya...”
            “Hh…” Min Ah hanya bisa bersedekap, menahan rasa kesalnya.
            Begitu akhirnya Min Rin tiba di hadapan, Min Ah langsung menarik tangan gadis itu. Min Rin terlihat sibuk menarik napasnya yang panjang-pendek, padahal ia hanya berlari beberapa meter, tapi terlihat sangat melelahkan.
Yak, Shin Min Rin, kau pikir menunggu itu menyenangkan?” gerutu Min Ah, ternyata masih belum bisa menghilangkan rasa kesal.
Min Rin tersenyum geli melihat mimik wajah Min Ah. Mata gadis itu melotot kesal, dan keningnya berkerut-kerut, terlihat sebal sekali. “Kalau melihat dari mimik wajahmu saat ini…” Min Rin berlagak memperhatikan sedetil mungkin wajah Min Ah. “sepertinya tidak menyenangkan, hehehe.”
            Aish, kau ini. Kalau saja kau bukan sahabatku, sudah kupatahkan hidungmu itu!” timpal Min Ah sambil melayangkan tinju pelan di lengan Min Rin, membuat Min Rin sedikit meringis kesakitan.
 “Payah, begitu saja sudah meringis,” ledek Min Ah, lantas menggamit lengan Min Rin untuk melangkah bersamanya. “Kajja, Hyun Ri dan Se Ra pasti sudah menunggu kita. Kita kan janjinya ketemuan jam 10. Sekarang sudah jam 10 lewat, tahu.”
“Baru juga lewat enam menit,” timpal Min Rin.
===

FORMULIR


Nama lengkap                  : Choi Min Rin
Usia                           :19 thn
Cowok idola di STAR         : Kim Jo Hyun
Latar belakang keluaragamu    : Keluarga berkecukupan. Kedua orang tua berkerja, dan aku adalah anak tunggal. Aku memberanikan diri mendaftar sebagai Genie, selain karena aku adalah STAR World, juga untuk mengisi waktu. Saat ini aku kelas 3 SMA dan sekarang sudah libur sekolah karena baru selesai ujian akhir.
 
 Aku mendaftarkan diri di Universitas Parang, tapi pendaftaran ulang masih dua bulan lagi. Karena itu, aku tidak punya kegiatan apapun selama dua bulan, dan aku rasa aku bisa menjadi Genie untuk STAR, meluangkan waktuku untuk STAR :)
Kesukaanmu           : Banyak hal yang aku sukai di dunia, karena aku ingin belajar mensyukuri apapun :)
Ketidaksukaanmu       : Ikan, makanan pedas, dan dingin.
Hobby/kegemaran      : Membaca novel,main internet, dan nonton semua video tentang STAR.
        No.ponsel                 : 010402536X

 
 
             Lumayan… Menarik juga,” gumam seorang laki-laki muda dengan nada pelan. Ia terlihat serius menatap layar laptop yang ada di atas meja, sambil bertopang dagu. Matanya masih tak teralihkan dari sederetan hangul warna biru itu.
            “Apa?” Laki-laki jangkung dan berbadan agak kurus datang menghampiri, duduk di sebelah Tae Sun. “Kenapa kau begitu serius menatap laptopmu?”
            Tae Sun menegakkan tubuhnya, tidak lagi menopang dagu. Matanya sedikit melirik ke laki-laki yang duduk di sebelahnya itu. “Tidak, hyeong. Aku sedang melihat-lihat formulir yang mendaftar sebagai Genie. Dan dalam seminggu ini baru satu orang yang berhasil mengakses situs kita. Aku hanya antara percaya dan tidak percaya, hyeong. Ternyata ada juga yang berhasil mengakses situs itu. Apa hyeong tidak berpikir ini suatu yang hebat?”
            Eo…” Min Chul menggaruk tengkuknya tanpa sadar. “Memang hebat, sih,” gumamnya pelan seraya menatap lurus ke layar laptop Tae Sun, dimana ada biodata seorang gadis di sana.
            “Tetapi, kita juga tidak bisa sembarangan langsung mengangkatnya sebagai Genie,” imbuh seseorang. Tae Sun dan Min Chul menatap ke arah pintu, dimana ada sosok laki-laki yang lebih tua dari mereka.
            “Oh, Jong Ki hyeong?” sapa Tae Sun riang. “Kau bukan kah sedang jadi MC di salah satu acara Variety Show?
            Jong Ki tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya yang membuat senyumannya menjadi terlihat imut. “Sedang break sebentar. Jadi, aku mau istirahat dulu.”
            Jong Ki masuk ke dalam ruangan, tempat dimana mereka memang selalu berkumpul selama di gedung KBS, yaitu STAR’s Room. Jongki melepaskan jas luarnya dan menyampirkan di sandaran sofa. “Awas, jangan tindih. Nanti bisa kusut,” tegasnya memperingatkan.
           Min Chul hanya menyeringai menanggapi, lalu kemudian beranjak pergi dengan tak acuh. Ia mengambil sesuatu dari dalam ranselnya, yaitu PSP. Di saat tidak ada kerjaan seperti ini, ia lebih senang menghabiskan waktunya dengan bermain game daripada membicarakan suatu hal yang tidak penting –baginya.
            “Apa benar baru satu orang yang berhasil ngakses situs itu?” tanya Jong Ki, akhirnya penasaran juga siapa kah gadis terpilih itu.
            Ne, hyeong. Ini, lihat saja.” Tae Sun mengarahkan sedikit laptopnya ke arah Jong Ki yang memilih duduk di pinggiran sofa. Jong Ki harus sedikit membungkukkan tubuh untuk membaca keseluruhan formulir pendaftaran itu.           
            “Hm.. Choi Min Rin, ya?” gumam Jong Ki setelah membaca semua biodatanya.
            Ne,” tanggap Tae Sun. “Dan aku rasa dia manis, dan menarik.”
            Eo?” Jong Ki makin serius menatap ke layar laptop, sedikit menimbang-nimbang apakah ia harus sependapat dengan Tae Sun. Matanya menatap ke foto yang terpampang di layar, foto ukuran 3x4, dimana seorang gadis berwajah mungil dengan mata bulat, dan poni lurus yang rata menutupi keningnya. Kalau menarik yang dimaksud Tae Sun adalah, manis seperti boneka, Jong Ki setuju. Tetapi, wajah imut bagaikan boneka itu belum tentu karakternya semanis wajahnya, kan?
            “Kalau menurutmu, bagaimana, Min Chur-a?” tanya Jong Ki seraya menoleh ke Min Chul yang sudah sibuk berkutat dengan PSP-nya. Min Chul hanya angkat bahu, terlihat tak mau mengurusi hal itu. Dari awal, yang punya ide untuk mencari genie adalah Ki Bum dan Jong Ki, dengan alasan mereka sedang jenuh dan butuh sesuatu yang segar. Sesuatu yang segar itu tentu saja adalah seorang gadis yang siap sedia di sisi mereka di saat mereka butuh. Sebenarnya Min Chul tidak terlalu tertarik dengan pencarian genie ini, jadi ia juga tidak mau ikut repot memikirkannya.
            Jong Ki terkekeh pelan melihat respon Min Chul, yang ia sudah tahu akan seperti itu.
            “Apa yang membuatmu tidak tertarik dengan gadis ini, hyeong?” tanya Tae Sun, membuat Jong Ki kembali mengalihkan tatapan pada laki-laki berambut pirang kecokelatan itu.
            Eo? Ani, bukannya aku tidak tertarik. Hanya saja agak kecewa,” gumam Jong Ki dengan nada yang dibuat selambat mungkin untuk memancing rasa penasaran Tae Sun.
             “Kecewa kenapa?”
          “Kecewa, kenapa idolanya adalah Jo Hyun, bukan aku?” Jong Ki memasang wajah  sesendu mungkin. Tae Sun yang tadinya menanggapi Jong Ki dengan serius, segera meninju kesal bahu Jong Ki.
            “Huuu…dasar!” gerutu Tae Sun. “Kupikir kecewa kenapa…”
            “Ada apa denganku?” tegur seseorang dengan suara khasnya yang agak parau.
            Mereka kembali mengarahkan pandangan ke pintu. “Huh? Jo Hyun. Hai. Kau darimana?” tanya Jong Ki. Memiliki status sebagai seorang leader, membuatnya merasa perlu mengetahui dan mengawasi segala apapun yang dilakukan oleh member STAR yang juga sudah dianggapnya seperti adik kandung sendiri.
            Jo Hyun melepaskan slayer abu-abu, kacamata gelap, dan topinya, lalu melemparnya bersamaan ke atas sofa, jatuh tepat di samping Tae Sun.
            Ani. Hanya jalan-jalan saja… refreshing. Waeyo? Tadi, aku mendengar namaku disebut-sebut.”
            Yaa~ Jo Hyun-a, aku sudah memperingatkanmu berkali-kali, jangan terlalu sering keluar sendirian, apalagi tanpa sepengetahuan ku ataupun manager,” tegur Jong Ki halus. Jo Hyun mengabaikan teguran itu dengan mengambil botol mineral di atas meja, membuka tutupnya dengan cepat, dan menenggak isinya hingga habis.
            “Ini, hyeong.” Tae Sun mencoba menjelaskan pertanyaan Jo Hyun yang belum terjawab tadi. “Apa kau sudah tahu kalau sudah ada satu gadis yang berhasil mengakses situs kita dan mengisi formulir pendaftaran?”
            “Oh ya?” Terlihat kalau Jo Hyun belum tahu mengenai hal itu. Tapi, ia sendiri terlihat tidak terlalu mau tahu menahu. “Lalu, apa hubungannya denganku?”
            Tae Sun dan Jong Ki tertawa bersamaan. “Kau tahu, hyeong?” tanya Tae Sun lagi seraya memutar laptopnya, menghadapkan ke arah dimana Jo Hyun berdiri. “Dia, gadis ini, mengidolakanmu. Dia mengisi namamu sebagai idolanya di STAR. Aish..aku agak iri padamu, hyeong. Dia manis sekali. Tetapi, dia menyukaimu.”
            “Oh ya?” Jo Hyun menyeka bibirnya asal dengan lengan, kemudian mendekatkan wajahnya ke layar laptop untuk membaca biodata gadis itu. “Choi Min Rin?” Lalu, ia melirik sepintas ke foto close up yang terpampang di layar, dan matanya sedikit melebar walau tidak terlalu kentara. “Gadis ini?” gumamnya dengan nada agak tertahan.
            “Iya. Manis, kan?”
            Jo Hyun masih menatap lekat-lekat foto Min Rin, membuat Tae Sun segera merampas kembali laptopnya dari hadapan Jo Hyun.
            “YA, hyeong! Aku tahu dia manis, tapi jangan memandanginnya terus dengan tatapan seperti itu, huh.”
            Jo Hyun sama sekali tidak terganggu dengan ucapan Tae Sun. Pikirannya sedang berkelana ke lain, seperti sedang mengingat sesuatu. Tatapan matanya kemudian mengarah ke slayernya, dimana ada noda cokelat muda bekas coffee late menodai warna abu-abu itu.
            “Huh…” dengus Jo Hyun sedetik kemudian. Ia menatap Tae Sun dan Jong Ki bergantian, lalu bergumam datar. “Belum ada yang memutuskan? Kalau begitu aku yang memutuskan, dia yang akan menjadi genie.
            Mwo??” Tae sun dan Jong Ki berseru bersamaan, membelalakkan mata mereka.
            Ya`..yaa~,” tegur Jong Ki. “Kita harus bermusyawarah dulu. Dan lagi, aku lah yang berhak memutuskan di sini. Aku leadernya, kau tahu itu kan?”
            “Iya, hyeong,” sambar Tae Sun cepat.
            Jo Hyun menatap mereka datar dan lurus secara bergantian. Kemudian menyeringai. “Musyawarah ya? Baiklah, sekarang aku akan bertanya. Apa kalian keberatan kalau gadis ini yang terpilih menjadi genie?”
            “…ng….” Tae Sun dan Jong Ki sama-sama kehilangan kata, dan masing-masing hanya bisa menggaruk-garuk tengkuk tidak jelas.
            “Aku anggap itu berarti setuju,” Jo Hyun menjawab sendiri pertanyaannya, terlihat tidak sabar menunggu jawaban begitu lama. “Cho Min Chul, kau bagaimana?” Ia menatap Min Chul sekilas, yang ternyata masih saja tak bergeming dari kegiatan sebelumnya, bermain PSP. “Lupakan. Kita tak butuh suaranya.” Jo Hyun melengos, merasa tolol dengan pertanyaannya sendiri tadi. “Baiklah, tinggal Ki Bum? Silahkan, siapa diantara kalian yang ingin menginfokan hal ini padanya.”
            Tae Sun yang berinisiatif mengambil ponselnya, siap menghubungi Ki Bum.
            “Walau aku berani taruhan, ia tak akan keberatan sama sekali,” dengus Jo Hyun pelan, melanjutkan kalimatnya sendiri, dan untuk terakhir kalinya ia melirik lagi pada foto Min Rin di layar laptop.
==
Min Rin mengernyitkan hidung saat merasakan ada sesuatu yang hangat menggelitiknya. Perlahan-lahan kelopak matanya terbuka, walau belum sepenuhnya. Dengan mata menyipit Min Rin menoleh ke sumber hangat itu, yang tak lain berasal dari jendela kamarnya yang tidak ditutup oleh gorden. Min Rin bisa melihat matahari sudah begitu tinggi di langit biru, dan sinarnya begitu hangat.
            Masih dengan mata yang disipitkan, setengah terpejam, Min Rin mencoba menjulurkan tangan panjang-panjang untuk meraih ponsel di atas meja lampu yang ada di sebelah tempat tidurnya. Sudah menjadi kebiasaannya, setiap bangun yang pertama kali dilihat adalah ponsel.
            Pukul 09.00 pagi.
            Min Rin mengecek ponselnya, ada beberapa message di Yahoo Messenger, dan beberapa interaksi di twitter. Min Rin memutuskan untuk membacanya nanti setelah mandi. Baru saja ia akan bangun dan meletakkan ponsel di meja, matanya menangkap sebuah SMS dari nomor asing.
            Nugu?” gumamnya, lantas menyentuh touch screen ponselnya dengan ibu jari, membuka message itu.
            Congratulation Choi Min Rin, you are the choosen! STAR’s TEAM International picked you as a Genie, STAR’s Genie ;)
 You will be free to meet with the STAR. Yeah, you will be GENIE and meet STAR! This is real ;)
Confirmed us for more information
            Setiap membaca satu kata demi kata, bola mata Min Rin kian membesar. Bahkan, walau sudah selesai membaca serentetan kalimat itu, ia tetap mengulang kembali dari awal hingga akhir, berkali-kali.
 Setelah sekian kali membaca ulang, baru lah Min Rin seperti tersadar apa isi dari kalimat itu.
MWO?!??!!!!!!!!!” Min Rin membelalakkan matanya super lebar. Ia terus menatap layar ponselnya dengan wajah yang sangat syok.
Ini serius?!!
Kenapa bisa? Kenapa ia terpilih menjadi Genie??
Kenapa bisa? Apa mereka –STAR’s TEAM salah kirim? Tapi, rasanya tidak. Karena sangat jelas di dalam message itu  tertulis ‘Congratulation,  Choi Min Rin’. 
“Huaaaa… eottokhe?? Eottokhe???” 

===


 

Chapter 2

Dengan langkah yang begitu riang dan penuh semangat, Min Rin berjalan menuju halte terdekat dengan rumahnya.  Tidak ada yang membuatnya lebih semangat dari ini kalau bukan karena musim panas. Musim panas adalah musim yang paling ia suka dan selalu ia nantikan. Bukan hanya karena benci dingin, tapi ia memang sangat senang melihat dimana bunga-bunga bermekaran seakan turut gembira menyambut musim yang hanya setahun sekali ini. Terlebih, semua orang memakai pakaian dengan warna yang sangat cerah, bukan pakaian perlengkapan musim dingin yang sangat tebal itu.
            Min Rin menunduk dan melihat pakaian yang ia kenakan hari ini. Tank top berwarna merah muda lembut dan cardigan berwarna merah jambu tua, dengan rok kotak-kotak berwarna abu-abu. Benar-benar pakaian musim panas.
            Min Rin berlari menaiki bis yang baru saja berhenti di depan halte. Hanya tersisa satu kursi kosong dan ia bersyukur bahwa dirinya adalah satu-satunya yang naik di halte ini, jadi ia mendapatkan tempat duduk itu.
Sambil bersenandung kecil, Min Rin menyeruput ice coffe late dalam gelas plastik yang ia bawa dari rumah. Ia sengaja membawa minum untuk menemaninya selama perjalanan di bus yang akan memakan satu jam lebih ini. Bukan kah sangat membosankan naik bus sendirian tanpa melakukan apapun yang menarik?
Saat akan menikmati pemandangan di luar jendela, Min Rin tanpa sadar memandangi laki-laki yang duduk di sampingnya. Kalau dilihat dari gaya berpakaian dan postur tubuhnya, Min Rin menduga mungkin usia laki-laki itu sebaya dengan dirinya. Kalau pun lebih tua, mungkin tidak beda jauh.
 Laki-laki itu menyandarkan kepalanya ke jendela bus dan menatap ke jalanan di luar. Mungkin. Itu hanya dugaan Min Rin saja, karena laki-laki itu mengenakan kacamata gelap, sulit menebak apakah ia benar-benar sedang menikmati pemandangan di luar, atau kah sedang memejamkan mata. Sebenarnya mungkin saja dugaan Min Rin salah, mungkin saja laki-laki itu sedang tidur. Tapi saat melihat laki-laki itu beberapa kali menggerakkan tangan untuk bersedekap, Min Rin rasa ia sedang tak tidur. Sepertinya ia pun sama sekali tidak tertarik dengan Min Rin, atau mungkin tidak menyadari sama sekali kalau ada seorang gadis duduk di sebelah dan sedang memandanginya. Min Rin tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, karena selain mengenakan kaca mata gelap, ia juga mengenakan topi hitam yang sepertinya dipasang di kepala sedalam mungkin hingga menutupi nyaris semua rambut dan keningnya. 
 Penampilan laki-laki itu sebenarnya agak membuat Min Rin penasaran. Terlebih, laki-laki itu mengenakan slayer panjang berwarna abu-abu di leher. Slayer itu agak dinaikkan sedikit hingga menutupi leher dan separuh dagunya. Menggunakan slayer, di musim panas seperti ini?
            Kalau diperhatikan dengan saksama, ia memiliki hidung yang cukup mancung, bibir tipis, dan rahang yang tegas. Ada headset yang tergantung di telinganya, seakan menandakan bahwa ia tidak ingin diganggu atau mungkin saja ia memang lebih senang mendengarkan musik dibanding mendengarkan hiruk-pikuk di sekelilingnya. Dalam segi fashion, Min Rin mengakui kalau laki-laki itu mungkin memiliki selera yang cukup keren juga.  Mengenakan kemeja hitam kotak-kotak bercorak garis-garis tepi berwarna putih, dengan kua kancing teratas dibuka lebar begitu saja memperlihatkan sebuah kalung berantai perak di lehernya.
 Secara keseluruhan, laki-laki ini benar-benar sangat menarik. Dan sepertinya ia menyukai warna hitam.
            Min Rin segera mengerjapkan mata dengan cepat saat tersadar, bahwa ia telah memandangi laki-laki itu begitu lama. Min Rin buru-buru membalikkan tubuh ke arah lain, agak salah tingkah sendiri. Ia baru sadar, kenapa ia harus menghabiskan banyak waktu untuk memandangi laki-laki itu, padahal ia bukan tipe gadis yang suka memperhatikan orang lain, apalagi seorang laki-laki. Terakhir kali ia memperhatikan seorang laki-laki saat ia masih kelas satu SMA, seseorang yang ia cintai. Setelah itu, ia tidak pernah jatuh cinta lagi. Setelah ia tahu bahwa mencintai seseorang yang tidak mencintainya adalah suatu hal yang sangat menyakitkan.
Sekarang, laki-laki yang jadi perhatian Min Rin hanya Jo Hyun seorang, lead vocal dan member dari boyband STAR. Alasan sederhana kenapa Min Rin lebih memilih mencintai seorang idola daripada seorang laki-laki real di sekitarnya, karena ia tak akan merasakan lagi perasaan sakit dan terluka akibat mencintai. Jo Hyun adalah idola, disukai banyak orang, dan itu menyadarkan Min Rin untuk tidak memiliki harapan lebih. Jadi, ia tak akan pernah terluka.
            Min Rin baru akan beranjak karena bus yang ia tumpangi sudah sampai di depan halte, tempat semestinya turun, saat tiba-tiba laki-laki yang duduk di sampingnya itu juga bangkit berdiri. Karena tidak terlalu memperhatikan, tangan Min Rin yang memegang gelas berisi ice coffee late menyenggol tubuh laki-laki itu, dan….tumpah!
Omo!” pekik Min Rin kaget saat melihat semua isi gelasnya sudah tumpah mengenai pakaian laki-laki itu. Min Rin makin gelagapan saat mendapati warna noda cokelat muda membasahi slayer laki-laki itu.  MianOmo, eottokhe?? Saya tidak sengaja.”
  Laki-laki itu terlihat mengerutkan kening dalam-dalam, dan menunduk memandangi pakaiannya yang sudah ternodai. Min Rin menggigit jari, saat pelahan-lahan laki-laki itu mengangkat kepala dan sepertinya menatapnya –karena laki-laki itu mengenakan kacamata gelap, Min Rin tidak terlalu pasti.
            Chwe song ham ni da (maafkan saya)..” lirih Min Rin nyaris tidak terdengar. Ia merasa laki-laki itu memandangnya begitu tajam dan dingin, walau ia tidak bisa melihat langsung matanya.
            Laki-laki itu mendengus, lalu menggeser tubuh Min Rin dengan tangannya, membuat Min Rin sedikit terdorong hingga jatuh terduduk. Min Rin memperhatikan laki-laki bertubuh tegap dan berbadan besar itu itu melewati tubuhnya begitu saja tanpa bicara satu patah kata pun.
===
            YA!” teriak Min Ah begitu melihat Min Rin turun dari bus. “Kenapa kau sangat lama, hah? Aku sudah menunggumu lebih dari setengah jam! Cuaca panas sekali! Kau tahu tidak??”
            Min Rin berlari tergopoh-gopoh menghampiri Min Ah dengan wajah agak memelas. “Ma…maaf kan aku, tadi ada sedikit kecelakaan…sedikit. Maaf ya...”
            “Hh…” Min Ah hanya bisa bersedekap, menahan rasa kesalnya.
            Begitu akhirnya Min Rin tiba di hadapan, Min Ah langsung menarik tangan gadis itu. Min Rin terlihat sibuk menarik napasnya yang panjang-pendek, padahal ia hanya berlari beberapa meter, tapi terlihat sangat melelahkan.
Yak, Shin Min Rin, kau pikir menunggu itu menyenangkan?” gerutu Min Ah, ternyata masih belum bisa menghilangkan rasa kesal.
Min Rin tersenyum geli melihat mimik wajah Min Ah. Mata gadis itu melotot kesal, dan keningnya berkerut-kerut, terlihat sebal sekali. “Kalau melihat dari mimik wajahmu saat ini…” Min Rin berlagak memperhatikan sedetil mungkin wajah Min Ah. “sepertinya tidak menyenangkan, hehehe.”
            Aish, kau ini. Kalau saja kau bukan sahabatku, sudah kupatahkan hidungmu itu!” timpal Min Ah sambil melayangkan tinju pelan di lengan Min Rin, membuat Min Rin sedikit meringis kesakitan.
 “Payah, begitu saja sudah meringis,” ledek Min Ah, lantas menggamit lengan Min Rin untuk melangkah bersamanya. “Kajja, Hyun Ri dan Se Ra pasti sudah menunggu kita. Kita kan janjinya ketemuan jam 10. Sekarang sudah jam 10 lewat, tahu.”
“Baru juga lewat enam menit,” timpal Min Rin.
===

FORMULIR


Nama lengkap                  : Choi Min Rin
Usia                           :19 thn
Cowok idola di STAR         : Kim Jo Hyun
Latar belakang keluaragamu    : Keluarga berkecukupan. Kedua orang tua berkerja, dan aku adalah anak tunggal. Aku memberanikan diri mendaftar sebagai Genie, selain karena aku adalah STAR World, juga untuk mengisi waktu. Saat ini aku kelas 3 SMA dan sekarang sudah libur sekolah karena baru selesai ujian akhir.
 
 Aku mendaftarkan diri di Universitas Parang, tapi pendaftaran ulang masih dua bulan lagi. Karena itu, aku tidak punya kegiatan apapun selama dua bulan, dan aku rasa aku bisa menjadi Genie untuk STAR, meluangkan waktuku untuk STAR :)
Kesukaanmu           : Banyak hal yang aku sukai di dunia, karena aku ingin belajar mensyukuri apapun :)
Ketidaksukaanmu       : Ikan, makanan pedas, dan dingin.
Hobby/kegemaran      : Membaca novel,main internet, dan nonton semua video tentang STAR.
        No.ponsel                 : 010402536X

 
 
             Lumayan… Menarik juga,” gumam seorang laki-laki muda dengan nada pelan. Ia terlihat serius menatap layar laptop yang ada di atas meja, sambil bertopang dagu. Matanya masih tak teralihkan dari sederetan hangul warna biru itu.
            “Apa?” Laki-laki jangkung dan berbadan agak kurus datang menghampiri, duduk di sebelah Tae Sun. “Kenapa kau begitu serius menatap laptopmu?”
            Tae Sun menegakkan tubuhnya, tidak lagi menopang dagu. Matanya sedikit melirik ke laki-laki yang duduk di sebelahnya itu. “Tidak, hyeong. Aku sedang melihat-lihat formulir yang mendaftar sebagai Genie. Dan dalam seminggu ini baru satu orang yang berhasil mengakses situs kita. Aku hanya antara percaya dan tidak percaya, hyeong. Ternyata ada juga yang berhasil mengakses situs itu. Apa hyeong tidak berpikir ini suatu yang hebat?”
            Eo…” Min Chul menggaruk tengkuknya tanpa sadar. “Memang hebat, sih,” gumamnya pelan seraya menatap lurus ke layar laptop Tae Sun, dimana ada biodata seorang gadis di sana.
            “Tetapi, kita juga tidak bisa sembarangan langsung mengangkatnya sebagai Genie,” imbuh seseorang. Tae Sun dan Min Chul menatap ke arah pintu, dimana ada sosok laki-laki yang lebih tua dari mereka.
            “Oh, Jong Ki hyeong?” sapa Tae Sun riang. “Kau bukan kah sedang jadi MC di salah satu acara Variety Show?
            Jong Ki tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya yang membuat senyumannya menjadi terlihat imut. “Sedang break sebentar. Jadi, aku mau istirahat dulu.”
            Jong Ki masuk ke dalam ruangan, tempat dimana mereka memang selalu berkumpul selama di gedung KBS, yaitu STAR’s Room. Jongki melepaskan jas luarnya dan menyampirkan di sandaran sofa. “Awas, jangan tindih. Nanti bisa kusut,” tegasnya memperingatkan.
           Min Chul hanya menyeringai menanggapi, lalu kemudian beranjak pergi dengan tak acuh. Ia mengambil sesuatu dari dalam ranselnya, yaitu PSP. Di saat tidak ada kerjaan seperti ini, ia lebih senang menghabiskan waktunya dengan bermain game daripada membicarakan suatu hal yang tidak penting –baginya.
            “Apa benar baru satu orang yang berhasil ngakses situs itu?” tanya Jong Ki, akhirnya penasaran juga siapa kah gadis terpilih itu.
            Ne, hyeong. Ini, lihat saja.” Tae Sun mengarahkan sedikit laptopnya ke arah Jong Ki yang memilih duduk di pinggiran sofa. Jong Ki harus sedikit membungkukkan tubuh untuk membaca keseluruhan formulir pendaftaran itu.           
            “Hm.. Choi Min Rin, ya?” gumam Jong Ki setelah membaca semua biodatanya.
            Ne,” tanggap Tae Sun. “Dan aku rasa dia manis, dan menarik.”
            Eo?” Jong Ki makin serius menatap ke layar laptop, sedikit menimbang-nimbang apakah ia harus sependapat dengan Tae Sun. Matanya menatap ke foto yang terpampang di layar, foto ukuran 3x4, dimana seorang gadis berwajah mungil dengan mata bulat, dan poni lurus yang rata menutupi keningnya. Kalau menarik yang dimaksud Tae Sun adalah, manis seperti boneka, Jong Ki setuju. Tetapi, wajah imut bagaikan boneka itu belum tentu karakternya semanis wajahnya, kan?
            “Kalau menurutmu, bagaimana, Min Chur-a?” tanya Jong Ki seraya menoleh ke Min Chul yang sudah sibuk berkutat dengan PSP-nya. Min Chul hanya angkat bahu, terlihat tak mau mengurusi hal itu. Dari awal, yang punya ide untuk mencari genie adalah Ki Bum dan Jong Ki, dengan alasan mereka sedang jenuh dan butuh sesuatu yang segar. Sesuatu yang segar itu tentu saja adalah seorang gadis yang siap sedia di sisi mereka di saat mereka butuh. Sebenarnya Min Chul tidak terlalu tertarik dengan pencarian genie ini, jadi ia juga tidak mau ikut repot memikirkannya.
            Jong Ki terkekeh pelan melihat respon Min Chul, yang ia sudah tahu akan seperti itu.
            “Apa yang membuatmu tidak tertarik dengan gadis ini, hyeong?” tanya Tae Sun, membuat Jong Ki kembali mengalihkan tatapan pada laki-laki berambut pirang kecokelatan itu.
            Eo? Ani, bukannya aku tidak tertarik. Hanya saja agak kecewa,” gumam Jong Ki dengan nada yang dibuat selambat mungkin untuk memancing rasa penasaran Tae Sun.
             “Kecewa kenapa?”
          “Kecewa, kenapa idolanya adalah Jo Hyun, bukan aku?” Jong Ki memasang wajah  sesendu mungkin. Tae Sun yang tadinya menanggapi Jong Ki dengan serius, segera meninju kesal bahu Jong Ki.
            “Huuu…dasar!” gerutu Tae Sun. “Kupikir kecewa kenapa…”
            “Ada apa denganku?” tegur seseorang dengan suara khasnya yang agak parau.
            Mereka kembali mengarahkan pandangan ke pintu. “Huh? Jo Hyun. Hai. Kau darimana?” tanya Jong Ki. Memiliki status sebagai seorang leader, membuatnya merasa perlu mengetahui dan mengawasi segala apapun yang dilakukan oleh member STAR yang juga sudah dianggapnya seperti adik kandung sendiri.
            Jo Hyun melepaskan slayer abu-abu, kacamata gelap, dan topinya, lalu melemparnya bersamaan ke atas sofa, jatuh tepat di samping Tae Sun.
            Ani. Hanya jalan-jalan saja… refreshing. Waeyo? Tadi, aku mendengar namaku disebut-sebut.”
            Yaa~ Jo Hyun-a, aku sudah memperingatkanmu berkali-kali, jangan terlalu sering keluar sendirian, apalagi tanpa sepengetahuan ku ataupun manager,” tegur Jong Ki halus. Jo Hyun mengabaikan teguran itu dengan mengambil botol mineral di atas meja, membuka tutupnya dengan cepat, dan menenggak isinya hingga habis.
            “Ini, hyeong.” Tae Sun mencoba menjelaskan pertanyaan Jo Hyun yang belum terjawab tadi. “Apa kau sudah tahu kalau sudah ada satu gadis yang berhasil mengakses situs kita dan mengisi formulir pendaftaran?”
            “Oh ya?” Terlihat kalau Jo Hyun belum tahu mengenai hal itu. Tapi, ia sendiri terlihat tidak terlalu mau tahu menahu. “Lalu, apa hubungannya denganku?”
            Tae Sun dan Jong Ki tertawa bersamaan. “Kau tahu, hyeong?” tanya Tae Sun lagi seraya memutar laptopnya, menghadapkan ke arah dimana Jo Hyun berdiri. “Dia, gadis ini, mengidolakanmu. Dia mengisi namamu sebagai idolanya di STAR. Aish..aku agak iri padamu, hyeong. Dia manis sekali. Tetapi, dia menyukaimu.”
            “Oh ya?” Jo Hyun menyeka bibirnya asal dengan lengan, kemudian mendekatkan wajahnya ke layar laptop untuk membaca biodata gadis itu. “Choi Min Rin?” Lalu, ia melirik sepintas ke foto close up yang terpampang di layar, dan matanya sedikit melebar walau tidak terlalu kentara. “Gadis ini?” gumamnya dengan nada agak tertahan.
            “Iya. Manis, kan?”
            Jo Hyun masih menatap lekat-lekat foto Min Rin, membuat Tae Sun segera merampas kembali laptopnya dari hadapan Jo Hyun.
            “YA, hyeong! Aku tahu dia manis, tapi jangan memandanginnya terus dengan tatapan seperti itu, huh.”
            Jo Hyun sama sekali tidak terganggu dengan ucapan Tae Sun. Pikirannya sedang berkelana ke lain, seperti sedang mengingat sesuatu. Tatapan matanya kemudian mengarah ke slayernya, dimana ada noda cokelat muda bekas coffee late menodai warna abu-abu itu.
            “Huh…” dengus Jo Hyun sedetik kemudian. Ia menatap Tae Sun dan Jong Ki bergantian, lalu bergumam datar. “Belum ada yang memutuskan? Kalau begitu aku yang memutuskan, dia yang akan menjadi genie.
            Mwo??” Tae sun dan Jong Ki berseru bersamaan, membelalakkan mata mereka.
            Ya`..yaa~,” tegur Jong Ki. “Kita harus bermusyawarah dulu. Dan lagi, aku lah yang berhak memutuskan di sini. Aku leadernya, kau tahu itu kan?”
            “Iya, hyeong,” sambar Tae Sun cepat.
            Jo Hyun menatap mereka datar dan lurus secara bergantian. Kemudian menyeringai. “Musyawarah ya? Baiklah, sekarang aku akan bertanya. Apa kalian keberatan kalau gadis ini yang terpilih menjadi genie?”
            “…ng….” Tae Sun dan Jong Ki sama-sama kehilangan kata, dan masing-masing hanya bisa menggaruk-garuk tengkuk tidak jelas.
            “Aku anggap itu berarti setuju,” Jo Hyun menjawab sendiri pertanyaannya, terlihat tidak sabar menunggu jawaban begitu lama. “Cho Min Chul, kau bagaimana?” Ia menatap Min Chul sekilas, yang ternyata masih saja tak bergeming dari kegiatan sebelumnya, bermain PSP. “Lupakan. Kita tak butuh suaranya.” Jo Hyun melengos, merasa tolol dengan pertanyaannya sendiri tadi. “Baiklah, tinggal Ki Bum? Silahkan, siapa diantara kalian yang ingin menginfokan hal ini padanya.”
            Tae Sun yang berinisiatif mengambil ponselnya, siap menghubungi Ki Bum.
            “Walau aku berani taruhan, ia tak akan keberatan sama sekali,” dengus Jo Hyun pelan, melanjutkan kalimatnya sendiri, dan untuk terakhir kalinya ia melirik lagi pada foto Min Rin di layar laptop.
==
Min Rin mengernyitkan hidung saat merasakan ada sesuatu yang hangat menggelitiknya. Perlahan-lahan kelopak matanya terbuka, walau belum sepenuhnya. Dengan mata menyipit Min Rin menoleh ke sumber hangat itu, yang tak lain berasal dari jendela kamarnya yang tidak ditutup oleh gorden. Min Rin bisa melihat matahari sudah begitu tinggi di langit biru, dan sinarnya begitu hangat.
            Masih dengan mata yang disipitkan, setengah terpejam, Min Rin mencoba menjulurkan tangan panjang-panjang untuk meraih ponsel di atas meja lampu yang ada di sebelah tempat tidurnya. Sudah menjadi kebiasaannya, setiap bangun yang pertama kali dilihat adalah ponsel.
            Pukul 09.00 pagi.
            Min Rin mengecek ponselnya, ada beberapa message di Yahoo Messenger, dan beberapa interaksi di twitter. Min Rin memutuskan untuk membacanya nanti setelah mandi. Baru saja ia akan bangun dan meletakkan ponsel di meja, matanya menangkap sebuah SMS dari nomor asing.
            Nugu?” gumamnya, lantas menyentuh touch screen ponselnya dengan ibu jari, membuka message itu.
            Congratulation Choi Min Rin, you are the choosen! STAR’s TEAM International picked you as a Genie, STAR’s Genie ;)
 You will be free to meet with the STAR. Yeah, you will be GENIE and meet STAR! This is real ;)
Confirmed us for more information
            Setiap membaca satu kata demi kata, bola mata Min Rin kian membesar. Bahkan, walau sudah selesai membaca serentetan kalimat itu, ia tetap mengulang kembali dari awal hingga akhir, berkali-kali.
 Setelah sekian kali membaca ulang, baru lah Min Rin seperti tersadar apa isi dari kalimat itu.
MWO?!??!!!!!!!!!” Min Rin membelalakkan matanya super lebar. Ia terus menatap layar ponselnya dengan wajah yang sangat syok.
Ini serius?!!
Kenapa bisa? Kenapa ia terpilih menjadi Genie??
Kenapa bisa? Apa mereka –STAR’s TEAM salah kirim? Tapi, rasanya tidak. Karena sangat jelas di dalam message itu  tertulis ‘Congratulation,  Choi Min Rin’. 
“Huaaaa… eottokhe?? Eottokhe???” 

===

Senin, 06 Desember 2010

Sinopsis My Girlfriend is a Gumiho Episode 1

My Girlfriend is a Gumiho

Judul: Nae Yeojachinguneun Gumiho
English Title: My Girlfriend is a Gumiho
Genre: Romance,Comedy
Episodes: 16
Produksi: SBS
Masa Tayang: 11 Agustus 2010 – 30 September 2010
Sutradara: Boo Sung Chul
Naskah: Hong Mi Ran dan Hong Jung Eun


CAST:
Lee Seung Gi as Cha Dae-woong
Shin Mina as Gu Mi-ho (Serigala Berekor Sembilan)
No Min Woo as Park Dong Joo


Park Song Jin as Eun Hye In


Sung Dong Il as Ban Doo Hong
Kim Ho Chang as Kim Byung Soo dan Hyo Min as Ban Seon Nyun


Byun Hee Bong as Dae Woong’s grandfather dan Yoon Yoo Sun as Cha Min Sook


Lee Soo Geun as Kyung Chal
Im Hyun Sik as biksu (cameo, ep1)

Cerita di awali dengan...

Seorang cewek cantik sedang menunggu seseorang dengan sabar di luar gedung kampus. Dia terlihat sangat cantik. Semua cowok terpesona dengan kecantikannya.  asyik2 menunggu, tiba2 dia melihat dia melihat sosok seorang cowok. Sepertinya cowok itu yang dari tadi ditunggunya. Nama cowok itu  Cha Dae-woong. Dia melambaikan tangannya pada cowok itu dan memangil nama cowok itu itu dengan semangat. "Dae-woong!!"

Dii sisi lain, cowok itu seperti sama sekali tidak senang melihat keberadaan cewek itu.Jadi dia bermaksud pura2 tidak melihat dan berlari pergi sambil sok sibuk menelpon seseorang, padahal tidak lagi menelpon siapa2.  Dae-woong  berlari pergi  menuju arah yang lain.

Ajaib! Cewek itu seperti berbeda dengan manusia biasa. Dia punya kekauatan lain, seperti Kecepatan contohnya. Cewek itu tiba2 saja muncul dari arah yang berlawanan menghadang pelarian cowok itu. Itu artinya dia berlari lebih cepat dari cowok itu dan sukses mendahului cowok itu. Dae-woong ketakutan, jadi mencoba memberi alasan kalau tadi dia bukannya kabur menghindari cewek itu.

"Kenapa kau lari saat melihatku?" tanya cewek itu.

Dae-woong menjawab takut2. "Nggak kok. Aku nggak lari. Aku tadi nggak lihat kau ada di sana.:"

Untungnya cewek itu bisa menerima alasan kenapa Dae-woong tidak melihatnya. Cewek itu  berkata dengan sungguh2, “Yah, aku yakin kalau kau tidak ingin mati, kau pasti sudah berbohong dan berpura-pura tidak mendengarku. Benar kan?” Ancaman ini memang tidak sungguh2, tapi ancaman inilah yang selalu dipakai cewek itu kalau Dae-woong mulai mencoba tidak menuruti apa maunya.   Dia tidak ragu menggunakan ancaman itu bila memang  itu perlu.

Cewek itu menarik tangan Dae-woong menuju ke suatu tempat 'spesial' yang abaru dia temukan.
Dia ingin menunjukannya pada cowok itu. Sementara mereka berdua berlari2 ke tempat itu,  semua cowok di sekitar kampus itu pada melongo menatap cewek cantik itu, terpesona padanya.  Tambahan pula,selain cantik dia punya aura yang bisa menarik banyak cowok. Begitulah, jadinya Dae-woong membuat iri para cowok lainnya…

Mereka tidak tahu kalau sebenernya Dae-woong sama sekali tidak bangga dengan statusnya sebagai pacar cewek itu,

Dengan senang,cewek itu menunjukkan tempat yang abru ditemukannya: sebuah restoran daging yang menservis para pembeli dengan daging sapi segar yang baru dipotong.

Cewek itu benar2 ingin makan daging sapi segar di restoran itu. Ini memang adalah kegiatan rutin mereka selama pacaran, selalu makan di restoran daging, terutama daging sapi. Tapi hari ini Dae-woong ngotot menolaknya– tidak! Dia tidak boleh makan daging sapi!

Gara2 ditolak ini, , cewek itu langsung menaikkan alisnya seolah-olah ingin berkata, “Oh benarkah?” dengan nada agak mengancam.

kemudian dia bersandar ke cowok itu dekat2 dan berbisik, “Kalo gitu aku akan memakanmu.” Sebagai ganti tidak makan daging sapi, dia akan makan daging Dae-woong.


Itu tentu membuat Dae-woong yang pengecut jadi sangat ketakutan.Gadis itu mulai berceloteh lagi, “Serigala, serigala, apa kabar? Aku lagi makan nasi. Apa yang kau makan bersama nasi itu? lauknya daging  Dae-woong!”

Gadis itu bertanya, sambil menatap Daewoong dengan senyum usilnya. , “Apakah dia mati? Apakah dia hidup?”
*author agak kurang ngerti bagian ini. Mungkin maksudnya, gadis itu bertanya, "apakah kau mau hidup? atau mau mati?"*

Dae-woong menelan ludah dengan ketakutan. Mi-ho mengumumkan dengan gembira, “Dia hidup!”

artinya Dae woong lebih memilih menyelamatkan nyawanya dan setuju untuk membawa gadis itu makan daging di restoran.

Gadis itu berlari dengan riangnya untuk makan daging sapi.

Ya, seperti yang kalian tebak, pacar cowok ini -gadis itu- adalah seorang GUMIHO! Yang cuma suka makan daging, terutama daging Sapi.

Jadi bagaimana ceritanya semuanya bisa seperti ini? Bagaimana  bisa cowok itu jadi pacarnya Gumiho???

Mari kita lihat ceritanya dari awal  sekarang.

====

Suatu hari Dae-woong sedang sibuk merekam dirinya yang sedang melakukan adegan2 seperti di film silat.
Dia ingin membuat video seperti film yang rencananya akan di uploadnya ke youtube agar bisa diliat banyak orang. Siapa tahu aja ada sutradara atau produser film yang melihatnya, trus mengajaknya main film silat.

rekaman video itu tentunya dengan bantuan dana dari Sun-nyeo dan kawan2nya.
DaEwoong berharap dengan ini jalannya untuk menjadi aktor terkenal semakin terbuka lebar.

 Daewoong ini selain punya ambisi jadi aktor terkenal, dia punya sifat manja, karena dia cucunya anak orang kaya. Jadi yang dia tahu dalam hidupnya adalah "santai". Bahkan dia tidak mau kerja keras, selain menjadi bintang terkenal.  misalnya seperti waktu dia membelikan semua orang es krim seolah-olah yang melakukan itu adalah bintang besar yang mentraktir para staffnya. Dae-woong juga membual tentang peran dalam film yang hampir dia dapatkan. Dia adalah finalis-nya dan audisinya untuk film berikutnya akan segera tiba.

Dae-woong membawa teman2nya, Sun-nyeo dan Byung-soo, ke salon rambut kakeknya dan berjanji untuk memberikan mereka kriting gratis. Dia sendiri ingin agar rambutnya dibenahi untuk persiapan audisinya yang berikutnya. Sialnya, simanajer menelpon kakek. Kakeknya pun marah pada Dae-woong karena merusak statusnya sebagai cucu pemilik salon,. Dae-woong pun seperti biasa kabur dari kejaran kaeknya.

dae-woong bener2 pemuda/remaja yang sangattt nakaaallll! Kemungkinan itu karena dia biasa dimanja sama kakeknya sejak kecil. Ortunya sudah meninggal, jadi dia hanya tinggal dengan kakek dan tantenya -yang belum juga menikah-

Dae-woong mengebut dengan motor barunya yang mencolok. Motor itu dibelinya dengan uang kampus yang diberikan oleh kakek tapi tidak dibayarkannya ke kampus melainkan digunakan untuk beli motor. ckckckck

prinsipnya, – siapa yang perlu pendidikan kalau kau akan menjadi bintang film?-
Akan tetapi, di tengah jalan polisi menghentikan Dae-woong, sebab kakeknya sudah melaporkan ke polisi bahwa motor itu adalah hasiul curian. -kakeknya licik juga, hahahaha-

jadilah Dae-woong ditangkap untuk dimasukkan ke penjara.

Tante/bibi Min-sook (bibinya DaeWoong) membayar jaminan agar Dae-woong bisa keluar dari penjara. Dia membela Dae-woong sebab bibi ini bisa bersikap lebih toleran ketimbang ayahnya (kakek Dae-woong). Akan tetapi, kakek diwajibkan untuk bisa mengubah perilaku cucunya dan mengumumkan kalau dia akan mengirim Dae-woong ke akademi displin untuk mendapatkan pendidikan agar bisa jadi manusia yang bermoral sedikit. Kakek meminta Dae-woong untuk mendaftar ulang di sekolah.


Dae-woong protes, "bagaimana dengan audisiku??"

Kakek tidak peduli dan tidak berubah pikiran. Dia membawa Dae woong pulang dengan mobilnya.
Dia  berkata, " sampai kau menjadi seseorang (maksudnya jadi orang yang bener dan bisa dewasa), kau akan tetap dihukum."

Kakek serius dan dia bahkan tidak akan membiarkan Dae-woong lepas dari genggamannya meski itu untuk pergi  pipis sekalipun.
Tapi Dae-woong ngotot ingin pergi ke toilet, dan Dae-woong menawarkan satu sepatunya sebagai jaminan kalau dia tidak akan kabur membuat kakeknya pun mengizinkannya.  Mobil pun berhenti di toilet umum.

Dalam toilet, Dae woong mulai ngatur taktik.Dia bersembunyi di dalam sebuah tong sampah kosong, jadi saat kakek datang untuk mencarinya dan tidak menemukannya dalam toilet, kakek berpikir kalau Dae-woong kabur lewat jendela. Kakek pun berteriak dengan putus asa , lalu keluar untuk mencari dae woong yang pastinya belum jauh perginya. Saat itu lah  Dae-woong mengendap-endap keluar dari toilet dan sembunyi di belakang truk pengantar barang. Sukses dah dia kabur!

Nah, sekarang untuk cerita asli sang Gumiho. Gumiho itu memang sudah menjadi cerita legenda.

Di sebuah  kuil, seorang biksu menceritakan legenda gumiho itu kepada pengunjung kuilnya saat mereka sedang menatap sebuah lukisan di dinding. Di  lukisan dinding itu terdapat gambar seorang wanita tua dan seekor serigala. Gambar itu adalah simbol dari nenek dewa dan rubah/serigalanya yang memiliki 9 ekor.Tapi dalam gambar itu sang serigala tidak memiliki ekor satu pun.

itu lah yang menjadi cerita tentang "gumiho (rubah/serigala) yang ingin menjadi manusia"

Dulu, 500 tahun lalu, Serigala di lukisan itu berubah menjadi manusia dan keluar dari lukisan.
Dia hidup, tentu saja. Dia muncul di dunia berwujud seperti manusia serta hidup di sekeliling manusia layaknya manusia biasa. Karena kecantikannya, dia membuat para pria bertekuk lutut dihadapannya serta megap2 tidak bisa bernafas karena saking terpesonanya. Kemana pun dia pergi, pasti semua mata pria meliriknya.
Para pria menjadi gila karena dia dan itu menjadi masalah besar. Sebab jadi banyak para wanita yang sirik pada gadis 'gumiho' itu dan ada juga yang marah karena suaminya tertarik pada gumiho itu. Mereka percaya kalau rahasia kecantikan Gumiho itu ada di ekornya yang berjumlah sembilan. Mereka pun berdoa, memohon  pada wanita yang ada dilukisan -yang awalnya juga di lukisan itu ada seekor rubah/gadis gumiho itu-.
 Wanita dalam lukisan  itu adalah roh nenek moyang. Dia neneknya si gumiho. Mereka mohon  agar ekor sang Gumiho dihilangkan.
Arwah nenek moyang jadi bingung, apa yang harus dia lakukan? Tapi akhirnya dia mendapatkan ide. Dia percaya kalau semua masalah ini akan berakhir bila dia mencarikan suami untuk sang Gumiho. Disebarkan lah berita kalau gumiho mencari seorang suami. Semacam sayembara gitu.  Gumiho pun udah siap untuk melaksanakn pernikahannya.

Sayangnya, justru berita itu membuat semua wanita takut. Mereka yang sudah punya suami takut kalau suaminya akan pergi untuk menikah dengan gumiho itu. Mereka  kemudian sengaja menyebarkan gossip kalau Gumiho itu memakan 100 hati manusia agar bisa berubah menjadi manusia. Ini tentu membuat takut semua orang, termasuk para laki2. Mereka takut kalau mereka jadi suami gumiho nanti hati mereka di makan.

dan pada hari pernikahannya, tidak ada satu pun pria yang datang.
Gumiho itu menangis sedih.

Roh nenek moyang pun  memotong ke sembilan  ekor Gumiho dan mengurungnya  di dalam lukisan untuk selamanya. Karena itu lah sekarang gambar di lukisan itu si gumiho tidak ada ekornya.

===

sementara itu kabarnya dae woong,

Setelah menyusup  di belakang truk dan menikuti truk itu itu seharian, akhirnya  Dae-woong turun di sebuah jalanan pegunungan entah dimana. Suasananya gelap dan saat itu turun hujan. Dia mencoba cari tumpangan sampai akhirnya ada sebuah mobil tua berhenti untuk memberikan tumpangan. Ternyata si pengendara mobil itu adalah biksu yang tadi. Dia membawa Dae-woong ke kuilnya untuk bermalam.

Dae-woong meminjam hand phone  biksu itu untuk menelpon bibinya, Min-sook. Dia mencoba menebak-nebak nomer hp bibinya itu. Tapi sinyal di tempat itu jelek sekali.
Jadi, Dae-woong memegang hpnya dan berlari  beberapa tempat untuk mencari sinyal yang lebih kuat. Dae-woong sampai ke sebuah kuil yang terisolasi/ditutup, dimana itu lah tempat lukisan Gumiho disimpan. Dae-woong akhirnya mendapatkan sinyal tepat di luar kuil itu. Dia kemudian mencoba menelpon bibinya lagi beberapa kali. Berkali2 dia mencoba menebak2 nomor hp bibinya, tapi selalu salah sambung.

di nomer terakhir, yang masih juga salah, tiba2 ada suara yang meminta agar Dae-woong  tidak menutup telponnya. Jadi Dae-woong tetap menempelkan hp itu di telinganya.

Orang terakhir yang ditelpon Dae-woong ini mengatakan hal2 aneh.

Saat dae woong melepas topinya, suara itu mengatakan "Kau terlihat lebih bagus kalau topi mu dilepas."

Dengan marah2,merasa dikerjain,  Dae-woong melihat ke hp-nya.Tapi aneh! Ternyata hp itu lowbatt dan udah mati!

– hp itu sudah mati tapi tetap ada suara yang keluar dari hp itu. Loh kok bisa??? Apa yang terjadi?-

Dae-woong mencoba untuk kabur dari tempat itu saking takutnya. Akan tetapi, suara di hp itu memperingatkan kalau Dae-woong pergi maka dia akan sangat marah. si pemilik suara itu punya tugas untuk Dae-woong . Dia menyuruh Dae-woong masuk ke kuil.

Ssst...sebenernya yang bersuara itu bukan berasal dari hp-nya. Tapi dari dalam kuil. si gadis gumiho yang terkurung dalam kuil itu mencoba menyuruh Dae-woong untuk pergi ke lukisan di dinding dan menyuruhnya untuk menggambar sembilan ekor pada serigala di lukisan itu. Dae-woong tetap ketakutan tapi Mi-ho menyuruhnya untuk cepat2 melakukan itu, tentunya dengan suara yang menakutkan.

. Jadi dengan terburu-buru, Dae-woong menggambar sembilan ekor di serigala dalam lukisan itu.

Ketika Dae-woong menggambar, alam menjadi terganggu: kilat muncul dan anjing penjaga menggong dengan keras. Biksu menyadari ada yang salah, dan sesuatu buruk yang terjadi.  Dia pun bergegas ke kuil Gumiho.
Saat Dae-woong selesai menggambar, gumiho itu akhirnya bebas dari lukisan itu dan bisa keluar/kembali ke bumi seperti dulu. . Dan alam sepertinya benar2 tidak suka akan hal ini. Badai besar terjadi malam itu. membuat Dae-woong takut dan malah kabur dari tempat itu. Dia berlari tanpa arah ke hutan saking takutnya karena bada bener2 mengerikan dan dia  terjatuh di bukit berbatu. Dia mendarat ke jurang bukit itu, terguling2 dan terhempas dengan keras, pingsan.

si gadis gumiho  menemukan Dae-woong yang tidak bergerak dan memandangnya  penasaran. Sepertinya dae woong bener2 sekarat dan kalau tidak ditolong pemuda itu akan meninggal.  jadi dia memutuskan untuk menolong. Lagi pula Pria itu sudah membantunya menggambarkan ekor di lukisan dan tidak ada salahnya dia balas juga membantunya. Gadis itu mendekat ke Dae-woong dan meniupkan sebuah energi mistis  ke mulut Dae-woong.
Energi ini disebut ‘manik-manik serigala’. Ketika si gadis gumihomelakukan itu, sembilan ekor-nya keluar berkilat-kilat dibawah cahaya bulan.

Esok pagi harinya, Dae-woong bangun dengan posisi yang aneh – dia tersangkut di cabang pohon yang tinggi-.
Dia hanya ingat bagian ketika dia terpeleset di bukit berbatu di sisi gunung dan jatuh terguling2. Seharusnya dia mati.
tiba2 seorang gadis cantik muncul dan mendekatinya,

Dae-woong sama sekali tidak mengenalinya. Tetapi gadis itu memberitahunya kalau mereka bertemu tadi malam.
 Kapan???

Gadis itu lalu mengulang semua yang dikatakannya saat menakut2in dae woong semalam. Dae woong pun sadar kalau  gadis itu adalah gadis yang ditelponnya tadi malam itu. Dae-woong langsung ketakutan lagi, sebab dia berpikir kalau gadis itu adalah hantu.

Untuk membuktikan gadis itu hantu atau bukan, dia menyentuh pipi gadis itu  dan ternyata bisa disentuh!
Dae woong  akhirnya lega karena ternyata gadis itu manusia.

si gadis gumiho menganggapnya sebagai pujian dan merasa senang karena dibilan manusia, “Apa aku terlihat seperti manusia?”

Sekarang, Dae-woong jadi marah sebab mengira gadis itu sengaja mengerjainya semalam. Dia mengajak gadis itu kembali ke kuil itu untuk mengaku dosa tentang lukisan yang sudah dia coret. Dia tidak mau dituduh kalau yang melakukan hal itu adalah dia, jadi gadis itu harus jadi saksi.

Gadis itu menolak untuk ke kuil karena takut di kurung lagi. Dia mencoba menceritakan asal usulnya pada Dae woong, dia  berbicara yang sejujurnya. tapi tentu saja cerita itu disalah artikan oleh dae woong, Dae-woong mengartikannya sebagai cerita yang sangat manusiawi.

Contohnya saja, saat gadis itu mengeluhkan alasan kenapa dia tidak mau kembali ke kuil karena k dia tidak suka kuil itu – dia dikurung disana oleh seorang nenek dan baginya hal itu sangat membosankan.

Tapi, Dae-woong mengartikan cerita itu "gadis itu adalah gadis pembuat masalah yang sedang menerima hukuman dari neneknya-

*hahahaha*

Dae-woong bertanya, "sudah berapa lama kau dikurung di dalam kuil?"
-tentunya Dae woong masih menganggap hal itu manusiawi. Wajar saja gadis itu di hukum neneknya. Kakeknya saja sering menghukumnya-

si gadis gumiho itu menjawab, “Lima ratus tahun.”

Hal itu membuat langkah Dae-woong terhenti karena syok dengernya.

Dia meminta cerita lengkapnya. Gadis itu pun  menceritakan semuanya. Cerita tentang roh nenek moyang dan gadis itu memperkenalkan dirinya sebagai Gumiho (rubah).

Jadi Dae-woong berikir kalau gadis itu mengarang cerita dan artinya gadis itu "GILA!"

Gadis itu mencoba menjelaskan kalau dia juga sudah menolong Dae-woong.

"coba liat, kau tidak merasa sakit walo sudah jatuh seperti itu, itu karena aku sudah meberikan  manik2 serigalaku padamu. Dan manik2 itu sekarang ada di sini," katanya sambil mengelus dada Dae woong.

Dae-woong kaget karena tiba2 tanga gadis itu menyusup ke balik bajunya dan mengelus2 dadanya. Dia segera menyingkirkan tangan gadis itu sebab dia yakin gadis itu pasti sudah bener2 GILA.

Dae-woong berkata, "Heh, gumiho itu punya sembilan ekor." Seolah2 dia mengatakan kalau gadis itu tidak punya 9 ekor jadi sudah pasti bukan gumiho.

gadis itu menjawab, "ekor2ku hanya muncul di bawah sinar rembulan."

Cukup sudah. Dae-woong sudah tidak mau tahu cerita gadis yang dianggapnya GILA itu dan memutuskan pergi sendiri. Dia bermaksud meninggalkan gadis itu.  Hanya saja, tiba2 seekor babi hutan  datang. Meski Dae-woong sangat ingin menyingkirkan gadis yang dia anggap gila itu, tapi dia tidak bisa membiarkan gadis itu mati di tempat itu karena diserang babi hutan. Jadi dia kembali untuk menjemput gadis itu.
Gadis itusebenarnya tidak takut pada babi hutan itu -karena dia serigala- tapi Dae-woong menarik tangannya dan mereka pun mulai lari berdua, kabur dari kejaran Babi.

===

Sementara itu, seorang pemuda misterius bernama Dong-joo, Pemburu Gumiho, muncul di kuil.
Dia merasakan ada sesuatu yang terjadi dan memeriksa kuil yang terisolasi itu. Dia bergumam kalau dia melakukan semua pencegahan ini untuk memastikan kalau Gumiho tetap terkurung.

Di kota terdekat, Dae-woong berpisah dengan gadis itu. Tepatnya dia yang meninggalkan gadis itu di jalan.

dan dia menjual sebuah kalung untuk mendapatkan uang. Dia menduga kalau kakeknya pasti sudah membayar uang sekolah maka dia bisa pulang ke rumah dengan selamat.
Dae-woong mencoba menelpon ke sekolahnya lewat telepon umum dan mendapatkan konfirmasi kalo uang sekolahnya sudah dibayar kakeknya yang artinya dia bebas kembali ke Seoul.

gadis gumiho itu kebetulan ada di sekitar situ dan dia mendengar percakapn dae woong di telepon. Dia  memanfaatkan telinganya yang tajam dan menguping setiap detail percakapan Dae-woong lalu mulai mengikuti cowok itu.
Dae-woong sadar diikutin, tapi dia  berpikir kalau dia bisa mengabaikan gadis itu. Toh gadis itu tidak tahu apa2 tentangnya, jadi mudah untuk melepaskan diri. apalagi sebentar lagi dia mau kembali ke seoul.

"Dae woong!" panggil gadis itu tiba2.

Dae woong terkejut. Kok gadis itu tahu namanya??

Bahkan gadis itu juga mengatakan beberapa fakta tentang diri dae woong -yang didengernya di telepon tadi- membuat Dae woong kaget.

dan meminta Dae woong  untuk mentraktirnya makan siang. Dae-woong merasa terjebak dengan gadis gila  itu.

terpaksa dia  mengajak gadis itu ke restoran panggang, dimana gadis itu tidak sabar untuk mencicipi daging setelah 500 tahun dia tidak merasakan daging!


Dia hampir menggigit sepotong daging mentah karena sudah tidak sabar menunggu daging matang, tapi dia menahan dirinya sendiri. Menurutnya makan daging mentah sama sekali tidak mirip dengan manusia– dia telah bekerja keras untuk bisa tampil seperti manusia dan makan daging mentah sangat tidak manusiawi.

 Dae-woong bertanya tentang keluarga gadis itu dan gadis itu menjawab kalau dia tidak punya siapa-siapa. Itu membuat Dae-woong langsung bersimpati padanya.

Dae-woong permisi untuk pergi ke kamar mandi tapi sebenarnya dia berencana untuk kabur dari gadis itu. yang penting kan dia sudah membayar semua daging itu.  Dia sudah merencanakan ini sejak tadi.

Saat Dae-woong tidak kembali juga dari kamar mandi,, gadis itu jadi bingung dan berinisiatif untuk mencari cowok  itu – Dai bertanya pada orang di mana yang namanya kamar mandi. Dan saat memasuki kamar mandi itu, dia terkagu2 melihat semua kursi yang ada di kamar mandi -yang sebenernya adalah toilet, tapi gadis itu menyangka itu kursi MODEREN-. Dia membuka tutup kursi itu -tutup kloset itu-,  dan terpesona pada kecantikan benda itu -yang mengkilap putih-. Apalagi dalam tempat duduk itu ada air. dan gadis itu menduga kalau itu adalah sumur MODEREN. ckckckck

. Dan kebetulan dia sedang haus…jadi dia ingin minum dari sumur itu. -astaga, itu kan kloset-

Untungnya, gadis itu berpikir dulu sebelum minum. Dia pikir sumur itu pasti airnya tidak bersih. Jadi dia batal minum.

kemudian dia menangkap bau orang2 yang sedang mengejarnya (biksu, Dong-joo, dan polisi)  dan memutuskan untuk kabur.

Dong-joo mendengar kalau gadis itu di resto itu bersama seorang pria muda – yang ciri2nya sama dengan pria yang menginap di kuil – dan menebak kalau mereka pergi bersama.  Dong-joo  memperbaiki hp biksu yang rusak -yang semalam dipinjam Dae woong dan hp itu ikut terjatuh bersamanya sehingga rusak-, Dari hp itu  dia bisa tahu  siapa yang ditelpon pemuda itu semalam dan dia bisa mulai melakukan pelacakan dari itu. Jujur saja, Dong-joo belum pernah bertemu dengan Gumiho itu tapi dia yakin dia akan bisa melacaknya karena dia mengenal gumiho itu  dari kecantikan dan auranya.

Bibi Min-sook saat itu sedang masuk ke dalam lift. Karena merasa di lift itu cuma dia sendirian dan tiba2 dia ingin kentut, maka tanpa sungkan2 dia melakukannya. Tapi dia panik waktu tidak lama,seorang pria misterius masuk ke dalam lift juga padahal bau kentutnya belum hilang. Tapi pria misterius itu berusaha untuk tidak memedulikan bau itu. Dan ketika dua wanita masuk ke dalam lift dan megap2 karena tidak bisa bernafas karena bau busuk itu

 sang pria misterius  mengaku kalau dialah yang kentut dan meminta maaf. Min-sook sangat tersentuh pada sikap pria misterius itu dan membungkuk untuk mengucapkan terima kasih. Pria itu malah merasa kalau Min-sook sangat menarik.

Dae-woong sangat ingin menggunakan bus berikutnya untuk kembali ke Seoul, tapi dia terus diikuti oleh gadis aneh/ gila itu.  Dae-woonr berpikir kalau gadis itu  membuntutinya selama ini dan tidak percaya pada penjelasan gadis itu kalau dia mengikuti Dae-woong lewat baunya. Dia mencium jejak bau Dae woong.

Gadis itu  mengatakan, “Aku menyukaimu, jadi  Aku akan mengikutimu.”
Sekarang Dae-woong sangat putus asa dan menuduh gadis itu sebagai penguntit, tipe orang yang sangat akrab dengannya sebab orang selalu menempel padanya karena uangnya. Dae-woong juga menyindir tentang kenyataan kalau gadis itu gumiho, dan dia meremehkan perkataan gadis itu. Membuat gadis itu jadi sakit hati. Dae-woong kemudian berbalik untuk pergi dari sana, jauh2 dari gadis itu. Dia menantang, kalau memang gadis itu GUMIHO, pasti gadis itu bisa mengikutinya hingga tiba di seoul tanpa membuntuti, kalau memang bisa mencium bau.

Dengan nada yang tajam, gadis itu bersumpah akan membuat Dae-woong percaya padanya, “Aku akan menunjukan padamu kalau aku gumiho, dan  kau akan mati.”

Dae-woong naik bus untuk pergi ke Seoul dan langsung pergi menuju klub sekolah perfilmannya. Tapi dia tetap merasa takut dan membayangkan kalau gadis tadi mengintainya di setiap sudut. Yang membuatnya tenang adalah dia bertemu dengan teman2nya, Sun-nyeo dan Byung-soo. Dae woong minta izin untuk boleh menginap di gedung kosong di ruang klub itu.

Sun-nyeo -teman dae woong yang juga anak ketua klub- jelas ingin membuat Dae-woong senang -karena dia menyukai dae woong- dan memberikan kunci gedung pada Dae-woong jadi cowok itu bisa bermalam disana.

Malam itu Dae-woong baru sadar dan melihat luka di punggungnya yang terlihat sangat parah. Dia tidak tidak tahu ada luka separah itu di punggungnya karena lluka itu tidak terasa sakit. Kenapa bisa luka separah itu tidak sakit? Padahal bahkan seharusnya dia sudah mati.

Tiba2 Dae-woong ingat pada penjelasan gadis aneh itu tentang kekuatan manik2 serigalanya. Kata gadis itu, Dae woong tidak merasa sakit karena ada manik2 serigala dalam tubuhnya.

Dae-woong mencoba menceritakan  pengalaman anehnya pada Byung-soo dimana dia bertemu dengan seorang gadis aneh yang mengatakan kalau dirinya adalah Gumiho. Lalu, dia ingat kalau dia sudah berjanji tidak akan mengatakan pada siapa2 kalau Mi-ho adalah Gumiho. Byung-soo memperingatkan Dae-woong (setengah bercanda) bahwa jika Gumiho memintamu untuk tidak mengatakannya maka kau sebaiknya tidak mengatakannya atau Dae woong akan mati.

Ke dua temannya itu pergi pulang. Dae woong memutuskan untuk main bola. Tapi ketika bola itu terpantul ke luar arena, bola itu malah kembali lagi seperti ada yang melemparnya balik. Dia takut tapi coba meyakinkan dirinya kalau bola itu hanya terpental, makanya balik sendiri. Tapi tiba2  semua bola mulai menggelinding sendiri!

Dari kegelapan munculah gadis aneh tadi siang . Gadis itu bilang dia telah membuktikan kalau dia bisa  mengikuti Dae-woong ke tempat itu dengan cara mencium  baunya, seperti yang dia janjikan tadi siang. Dengan gugup, Dae-woong memberikan acungan jempol lemah atas kemampuangadis itu dan gadis itu mengingatkan Dae-woong kalau dia adalah Gumiho. Gadis itu melihat ke langit dan mengatakan kalau bulan akan muncul. Sekarang, dia akan membuktikan semuanya pada Dae-woong. Dia akan memperlihatkan 9 ekornya.

Gadis itu  melangkah ke cahaya bulan bulan purnama muncul di balik awan. Dan sekejap saja di hadapan dae woong, sembilan ekor di belakang gadis itu muncul dan melambai-lambai. itu lah 9 ekor rubah!

Dae-woong kaget dan mulai mengap2, tidak percaya dengan keajaiban yang dilihatnya.
Gadis berkata pada Dae-woong, “Aku sudah buktikan. Aku Gumiho.  Sekarang Kembalikan manik-manik serigalaku!”

Setelah itu, gadis itu mendekati Dae-woong dan mendekatkan bibirnya ke bibir cowok itu untuk menyedot/mengambil manik-maniknya kembali.
My Girlfriend is a Gumiho

Judul: Nae Yeojachinguneun Gumiho
English Title: My Girlfriend is a Gumiho
Genre: Romance,Comedy
Episodes: 16
Produksi: SBS
Masa Tayang: 11 Agustus 2010 – 30 September 2010
Sutradara: Boo Sung Chul
Naskah: Hong Mi Ran dan Hong Jung Eun


CAST:
Lee Seung Gi as Cha Dae-woong
Shin Mina as Gu Mi-ho (Serigala Berekor Sembilan)
No Min Woo as Park Dong Joo


Park Song Jin as Eun Hye In


Sung Dong Il as Ban Doo Hong
Kim Ho Chang as Kim Byung Soo dan Hyo Min as Ban Seon Nyun


Byun Hee Bong as Dae Woong’s grandfather dan Yoon Yoo Sun as Cha Min Sook


Lee Soo Geun as Kyung Chal
Im Hyun Sik as biksu (cameo, ep1)

Cerita di awali dengan...

Seorang cewek cantik sedang menunggu seseorang dengan sabar di luar gedung kampus. Dia terlihat sangat cantik. Semua cowok terpesona dengan kecantikannya.  asyik2 menunggu, tiba2 dia melihat dia melihat sosok seorang cowok. Sepertinya cowok itu yang dari tadi ditunggunya. Nama cowok itu  Cha Dae-woong. Dia melambaikan tangannya pada cowok itu dan memangil nama cowok itu itu dengan semangat. "Dae-woong!!"

Dii sisi lain, cowok itu seperti sama sekali tidak senang melihat keberadaan cewek itu.Jadi dia bermaksud pura2 tidak melihat dan berlari pergi sambil sok sibuk menelpon seseorang, padahal tidak lagi menelpon siapa2.  Dae-woong  berlari pergi  menuju arah yang lain.

Ajaib! Cewek itu seperti berbeda dengan manusia biasa. Dia punya kekauatan lain, seperti Kecepatan contohnya. Cewek itu tiba2 saja muncul dari arah yang berlawanan menghadang pelarian cowok itu. Itu artinya dia berlari lebih cepat dari cowok itu dan sukses mendahului cowok itu. Dae-woong ketakutan, jadi mencoba memberi alasan kalau tadi dia bukannya kabur menghindari cewek itu.

"Kenapa kau lari saat melihatku?" tanya cewek itu.

Dae-woong menjawab takut2. "Nggak kok. Aku nggak lari. Aku tadi nggak lihat kau ada di sana.:"

Untungnya cewek itu bisa menerima alasan kenapa Dae-woong tidak melihatnya. Cewek itu  berkata dengan sungguh2, “Yah, aku yakin kalau kau tidak ingin mati, kau pasti sudah berbohong dan berpura-pura tidak mendengarku. Benar kan?” Ancaman ini memang tidak sungguh2, tapi ancaman inilah yang selalu dipakai cewek itu kalau Dae-woong mulai mencoba tidak menuruti apa maunya.   Dia tidak ragu menggunakan ancaman itu bila memang  itu perlu.

Cewek itu menarik tangan Dae-woong menuju ke suatu tempat 'spesial' yang abaru dia temukan.
Dia ingin menunjukannya pada cowok itu. Sementara mereka berdua berlari2 ke tempat itu,  semua cowok di sekitar kampus itu pada melongo menatap cewek cantik itu, terpesona padanya.  Tambahan pula,selain cantik dia punya aura yang bisa menarik banyak cowok. Begitulah, jadinya Dae-woong membuat iri para cowok lainnya…

Mereka tidak tahu kalau sebenernya Dae-woong sama sekali tidak bangga dengan statusnya sebagai pacar cewek itu,

Dengan senang,cewek itu menunjukkan tempat yang abru ditemukannya: sebuah restoran daging yang menservis para pembeli dengan daging sapi segar yang baru dipotong.

Cewek itu benar2 ingin makan daging sapi segar di restoran itu. Ini memang adalah kegiatan rutin mereka selama pacaran, selalu makan di restoran daging, terutama daging sapi. Tapi hari ini Dae-woong ngotot menolaknya– tidak! Dia tidak boleh makan daging sapi!

Gara2 ditolak ini, , cewek itu langsung menaikkan alisnya seolah-olah ingin berkata, “Oh benarkah?” dengan nada agak mengancam.

kemudian dia bersandar ke cowok itu dekat2 dan berbisik, “Kalo gitu aku akan memakanmu.” Sebagai ganti tidak makan daging sapi, dia akan makan daging Dae-woong.


Itu tentu membuat Dae-woong yang pengecut jadi sangat ketakutan.Gadis itu mulai berceloteh lagi, “Serigala, serigala, apa kabar? Aku lagi makan nasi. Apa yang kau makan bersama nasi itu? lauknya daging  Dae-woong!”

Gadis itu bertanya, sambil menatap Daewoong dengan senyum usilnya. , “Apakah dia mati? Apakah dia hidup?”
*author agak kurang ngerti bagian ini. Mungkin maksudnya, gadis itu bertanya, "apakah kau mau hidup? atau mau mati?"*

Dae-woong menelan ludah dengan ketakutan. Mi-ho mengumumkan dengan gembira, “Dia hidup!”

artinya Dae woong lebih memilih menyelamatkan nyawanya dan setuju untuk membawa gadis itu makan daging di restoran.

Gadis itu berlari dengan riangnya untuk makan daging sapi.

Ya, seperti yang kalian tebak, pacar cowok ini -gadis itu- adalah seorang GUMIHO! Yang cuma suka makan daging, terutama daging Sapi.

Jadi bagaimana ceritanya semuanya bisa seperti ini? Bagaimana  bisa cowok itu jadi pacarnya Gumiho???

Mari kita lihat ceritanya dari awal  sekarang.

====

Suatu hari Dae-woong sedang sibuk merekam dirinya yang sedang melakukan adegan2 seperti di film silat.
Dia ingin membuat video seperti film yang rencananya akan di uploadnya ke youtube agar bisa diliat banyak orang. Siapa tahu aja ada sutradara atau produser film yang melihatnya, trus mengajaknya main film silat.

rekaman video itu tentunya dengan bantuan dana dari Sun-nyeo dan kawan2nya.
DaEwoong berharap dengan ini jalannya untuk menjadi aktor terkenal semakin terbuka lebar.

 Daewoong ini selain punya ambisi jadi aktor terkenal, dia punya sifat manja, karena dia cucunya anak orang kaya. Jadi yang dia tahu dalam hidupnya adalah "santai". Bahkan dia tidak mau kerja keras, selain menjadi bintang terkenal.  misalnya seperti waktu dia membelikan semua orang es krim seolah-olah yang melakukan itu adalah bintang besar yang mentraktir para staffnya. Dae-woong juga membual tentang peran dalam film yang hampir dia dapatkan. Dia adalah finalis-nya dan audisinya untuk film berikutnya akan segera tiba.

Dae-woong membawa teman2nya, Sun-nyeo dan Byung-soo, ke salon rambut kakeknya dan berjanji untuk memberikan mereka kriting gratis. Dia sendiri ingin agar rambutnya dibenahi untuk persiapan audisinya yang berikutnya. Sialnya, simanajer menelpon kakek. Kakeknya pun marah pada Dae-woong karena merusak statusnya sebagai cucu pemilik salon,. Dae-woong pun seperti biasa kabur dari kejaran kaeknya.

dae-woong bener2 pemuda/remaja yang sangattt nakaaallll! Kemungkinan itu karena dia biasa dimanja sama kakeknya sejak kecil. Ortunya sudah meninggal, jadi dia hanya tinggal dengan kakek dan tantenya -yang belum juga menikah-

Dae-woong mengebut dengan motor barunya yang mencolok. Motor itu dibelinya dengan uang kampus yang diberikan oleh kakek tapi tidak dibayarkannya ke kampus melainkan digunakan untuk beli motor. ckckckck

prinsipnya, – siapa yang perlu pendidikan kalau kau akan menjadi bintang film?-
Akan tetapi, di tengah jalan polisi menghentikan Dae-woong, sebab kakeknya sudah melaporkan ke polisi bahwa motor itu adalah hasiul curian. -kakeknya licik juga, hahahaha-

jadilah Dae-woong ditangkap untuk dimasukkan ke penjara.

Tante/bibi Min-sook (bibinya DaeWoong) membayar jaminan agar Dae-woong bisa keluar dari penjara. Dia membela Dae-woong sebab bibi ini bisa bersikap lebih toleran ketimbang ayahnya (kakek Dae-woong). Akan tetapi, kakek diwajibkan untuk bisa mengubah perilaku cucunya dan mengumumkan kalau dia akan mengirim Dae-woong ke akademi displin untuk mendapatkan pendidikan agar bisa jadi manusia yang bermoral sedikit. Kakek meminta Dae-woong untuk mendaftar ulang di sekolah.


Dae-woong protes, "bagaimana dengan audisiku??"

Kakek tidak peduli dan tidak berubah pikiran. Dia membawa Dae woong pulang dengan mobilnya.
Dia  berkata, " sampai kau menjadi seseorang (maksudnya jadi orang yang bener dan bisa dewasa), kau akan tetap dihukum."

Kakek serius dan dia bahkan tidak akan membiarkan Dae-woong lepas dari genggamannya meski itu untuk pergi  pipis sekalipun.
Tapi Dae-woong ngotot ingin pergi ke toilet, dan Dae-woong menawarkan satu sepatunya sebagai jaminan kalau dia tidak akan kabur membuat kakeknya pun mengizinkannya.  Mobil pun berhenti di toilet umum.

Dalam toilet, Dae woong mulai ngatur taktik.Dia bersembunyi di dalam sebuah tong sampah kosong, jadi saat kakek datang untuk mencarinya dan tidak menemukannya dalam toilet, kakek berpikir kalau Dae-woong kabur lewat jendela. Kakek pun berteriak dengan putus asa , lalu keluar untuk mencari dae woong yang pastinya belum jauh perginya. Saat itu lah  Dae-woong mengendap-endap keluar dari toilet dan sembunyi di belakang truk pengantar barang. Sukses dah dia kabur!

Nah, sekarang untuk cerita asli sang Gumiho. Gumiho itu memang sudah menjadi cerita legenda.

Di sebuah  kuil, seorang biksu menceritakan legenda gumiho itu kepada pengunjung kuilnya saat mereka sedang menatap sebuah lukisan di dinding. Di  lukisan dinding itu terdapat gambar seorang wanita tua dan seekor serigala. Gambar itu adalah simbol dari nenek dewa dan rubah/serigalanya yang memiliki 9 ekor.Tapi dalam gambar itu sang serigala tidak memiliki ekor satu pun.

itu lah yang menjadi cerita tentang "gumiho (rubah/serigala) yang ingin menjadi manusia"

Dulu, 500 tahun lalu, Serigala di lukisan itu berubah menjadi manusia dan keluar dari lukisan.
Dia hidup, tentu saja. Dia muncul di dunia berwujud seperti manusia serta hidup di sekeliling manusia layaknya manusia biasa. Karena kecantikannya, dia membuat para pria bertekuk lutut dihadapannya serta megap2 tidak bisa bernafas karena saking terpesonanya. Kemana pun dia pergi, pasti semua mata pria meliriknya.
Para pria menjadi gila karena dia dan itu menjadi masalah besar. Sebab jadi banyak para wanita yang sirik pada gadis 'gumiho' itu dan ada juga yang marah karena suaminya tertarik pada gumiho itu. Mereka percaya kalau rahasia kecantikan Gumiho itu ada di ekornya yang berjumlah sembilan. Mereka pun berdoa, memohon  pada wanita yang ada dilukisan -yang awalnya juga di lukisan itu ada seekor rubah/gadis gumiho itu-.
 Wanita dalam lukisan  itu adalah roh nenek moyang. Dia neneknya si gumiho. Mereka mohon  agar ekor sang Gumiho dihilangkan.
Arwah nenek moyang jadi bingung, apa yang harus dia lakukan? Tapi akhirnya dia mendapatkan ide. Dia percaya kalau semua masalah ini akan berakhir bila dia mencarikan suami untuk sang Gumiho. Disebarkan lah berita kalau gumiho mencari seorang suami. Semacam sayembara gitu.  Gumiho pun udah siap untuk melaksanakn pernikahannya.

Sayangnya, justru berita itu membuat semua wanita takut. Mereka yang sudah punya suami takut kalau suaminya akan pergi untuk menikah dengan gumiho itu. Mereka  kemudian sengaja menyebarkan gossip kalau Gumiho itu memakan 100 hati manusia agar bisa berubah menjadi manusia. Ini tentu membuat takut semua orang, termasuk para laki2. Mereka takut kalau mereka jadi suami gumiho nanti hati mereka di makan.

dan pada hari pernikahannya, tidak ada satu pun pria yang datang.
Gumiho itu menangis sedih.

Roh nenek moyang pun  memotong ke sembilan  ekor Gumiho dan mengurungnya  di dalam lukisan untuk selamanya. Karena itu lah sekarang gambar di lukisan itu si gumiho tidak ada ekornya.

===

sementara itu kabarnya dae woong,

Setelah menyusup  di belakang truk dan menikuti truk itu itu seharian, akhirnya  Dae-woong turun di sebuah jalanan pegunungan entah dimana. Suasananya gelap dan saat itu turun hujan. Dia mencoba cari tumpangan sampai akhirnya ada sebuah mobil tua berhenti untuk memberikan tumpangan. Ternyata si pengendara mobil itu adalah biksu yang tadi. Dia membawa Dae-woong ke kuilnya untuk bermalam.

Dae-woong meminjam hand phone  biksu itu untuk menelpon bibinya, Min-sook. Dia mencoba menebak-nebak nomer hp bibinya itu. Tapi sinyal di tempat itu jelek sekali.
Jadi, Dae-woong memegang hpnya dan berlari  beberapa tempat untuk mencari sinyal yang lebih kuat. Dae-woong sampai ke sebuah kuil yang terisolasi/ditutup, dimana itu lah tempat lukisan Gumiho disimpan. Dae-woong akhirnya mendapatkan sinyal tepat di luar kuil itu. Dia kemudian mencoba menelpon bibinya lagi beberapa kali. Berkali2 dia mencoba menebak2 nomor hp bibinya, tapi selalu salah sambung.

di nomer terakhir, yang masih juga salah, tiba2 ada suara yang meminta agar Dae-woong  tidak menutup telponnya. Jadi Dae-woong tetap menempelkan hp itu di telinganya.

Orang terakhir yang ditelpon Dae-woong ini mengatakan hal2 aneh.

Saat dae woong melepas topinya, suara itu mengatakan "Kau terlihat lebih bagus kalau topi mu dilepas."

Dengan marah2,merasa dikerjain,  Dae-woong melihat ke hp-nya.Tapi aneh! Ternyata hp itu lowbatt dan udah mati!

– hp itu sudah mati tapi tetap ada suara yang keluar dari hp itu. Loh kok bisa??? Apa yang terjadi?-

Dae-woong mencoba untuk kabur dari tempat itu saking takutnya. Akan tetapi, suara di hp itu memperingatkan kalau Dae-woong pergi maka dia akan sangat marah. si pemilik suara itu punya tugas untuk Dae-woong . Dia menyuruh Dae-woong masuk ke kuil.

Ssst...sebenernya yang bersuara itu bukan berasal dari hp-nya. Tapi dari dalam kuil. si gadis gumiho yang terkurung dalam kuil itu mencoba menyuruh Dae-woong untuk pergi ke lukisan di dinding dan menyuruhnya untuk menggambar sembilan ekor pada serigala di lukisan itu. Dae-woong tetap ketakutan tapi Mi-ho menyuruhnya untuk cepat2 melakukan itu, tentunya dengan suara yang menakutkan.

. Jadi dengan terburu-buru, Dae-woong menggambar sembilan ekor di serigala dalam lukisan itu.

Ketika Dae-woong menggambar, alam menjadi terganggu: kilat muncul dan anjing penjaga menggong dengan keras. Biksu menyadari ada yang salah, dan sesuatu buruk yang terjadi.  Dia pun bergegas ke kuil Gumiho.
Saat Dae-woong selesai menggambar, gumiho itu akhirnya bebas dari lukisan itu dan bisa keluar/kembali ke bumi seperti dulu. . Dan alam sepertinya benar2 tidak suka akan hal ini. Badai besar terjadi malam itu. membuat Dae-woong takut dan malah kabur dari tempat itu. Dia berlari tanpa arah ke hutan saking takutnya karena bada bener2 mengerikan dan dia  terjatuh di bukit berbatu. Dia mendarat ke jurang bukit itu, terguling2 dan terhempas dengan keras, pingsan.

si gadis gumiho  menemukan Dae-woong yang tidak bergerak dan memandangnya  penasaran. Sepertinya dae woong bener2 sekarat dan kalau tidak ditolong pemuda itu akan meninggal.  jadi dia memutuskan untuk menolong. Lagi pula Pria itu sudah membantunya menggambarkan ekor di lukisan dan tidak ada salahnya dia balas juga membantunya. Gadis itu mendekat ke Dae-woong dan meniupkan sebuah energi mistis  ke mulut Dae-woong.
Energi ini disebut ‘manik-manik serigala’. Ketika si gadis gumihomelakukan itu, sembilan ekor-nya keluar berkilat-kilat dibawah cahaya bulan.

Esok pagi harinya, Dae-woong bangun dengan posisi yang aneh – dia tersangkut di cabang pohon yang tinggi-.
Dia hanya ingat bagian ketika dia terpeleset di bukit berbatu di sisi gunung dan jatuh terguling2. Seharusnya dia mati.
tiba2 seorang gadis cantik muncul dan mendekatinya,

Dae-woong sama sekali tidak mengenalinya. Tetapi gadis itu memberitahunya kalau mereka bertemu tadi malam.
 Kapan???

Gadis itu lalu mengulang semua yang dikatakannya saat menakut2in dae woong semalam. Dae woong pun sadar kalau  gadis itu adalah gadis yang ditelponnya tadi malam itu. Dae-woong langsung ketakutan lagi, sebab dia berpikir kalau gadis itu adalah hantu.

Untuk membuktikan gadis itu hantu atau bukan, dia menyentuh pipi gadis itu  dan ternyata bisa disentuh!
Dae woong  akhirnya lega karena ternyata gadis itu manusia.

si gadis gumiho menganggapnya sebagai pujian dan merasa senang karena dibilan manusia, “Apa aku terlihat seperti manusia?”

Sekarang, Dae-woong jadi marah sebab mengira gadis itu sengaja mengerjainya semalam. Dia mengajak gadis itu kembali ke kuil itu untuk mengaku dosa tentang lukisan yang sudah dia coret. Dia tidak mau dituduh kalau yang melakukan hal itu adalah dia, jadi gadis itu harus jadi saksi.

Gadis itu menolak untuk ke kuil karena takut di kurung lagi. Dia mencoba menceritakan asal usulnya pada Dae woong, dia  berbicara yang sejujurnya. tapi tentu saja cerita itu disalah artikan oleh dae woong, Dae-woong mengartikannya sebagai cerita yang sangat manusiawi.

Contohnya saja, saat gadis itu mengeluhkan alasan kenapa dia tidak mau kembali ke kuil karena k dia tidak suka kuil itu – dia dikurung disana oleh seorang nenek dan baginya hal itu sangat membosankan.

Tapi, Dae-woong mengartikan cerita itu "gadis itu adalah gadis pembuat masalah yang sedang menerima hukuman dari neneknya-

*hahahaha*

Dae-woong bertanya, "sudah berapa lama kau dikurung di dalam kuil?"
-tentunya Dae woong masih menganggap hal itu manusiawi. Wajar saja gadis itu di hukum neneknya. Kakeknya saja sering menghukumnya-

si gadis gumiho itu menjawab, “Lima ratus tahun.”

Hal itu membuat langkah Dae-woong terhenti karena syok dengernya.

Dia meminta cerita lengkapnya. Gadis itu pun  menceritakan semuanya. Cerita tentang roh nenek moyang dan gadis itu memperkenalkan dirinya sebagai Gumiho (rubah).

Jadi Dae-woong berikir kalau gadis itu mengarang cerita dan artinya gadis itu "GILA!"

Gadis itu mencoba menjelaskan kalau dia juga sudah menolong Dae-woong.

"coba liat, kau tidak merasa sakit walo sudah jatuh seperti itu, itu karena aku sudah meberikan  manik2 serigalaku padamu. Dan manik2 itu sekarang ada di sini," katanya sambil mengelus dada Dae woong.

Dae-woong kaget karena tiba2 tanga gadis itu menyusup ke balik bajunya dan mengelus2 dadanya. Dia segera menyingkirkan tangan gadis itu sebab dia yakin gadis itu pasti sudah bener2 GILA.

Dae-woong berkata, "Heh, gumiho itu punya sembilan ekor." Seolah2 dia mengatakan kalau gadis itu tidak punya 9 ekor jadi sudah pasti bukan gumiho.

gadis itu menjawab, "ekor2ku hanya muncul di bawah sinar rembulan."

Cukup sudah. Dae-woong sudah tidak mau tahu cerita gadis yang dianggapnya GILA itu dan memutuskan pergi sendiri. Dia bermaksud meninggalkan gadis itu.  Hanya saja, tiba2 seekor babi hutan  datang. Meski Dae-woong sangat ingin menyingkirkan gadis yang dia anggap gila itu, tapi dia tidak bisa membiarkan gadis itu mati di tempat itu karena diserang babi hutan. Jadi dia kembali untuk menjemput gadis itu.
Gadis itusebenarnya tidak takut pada babi hutan itu -karena dia serigala- tapi Dae-woong menarik tangannya dan mereka pun mulai lari berdua, kabur dari kejaran Babi.

===

Sementara itu, seorang pemuda misterius bernama Dong-joo, Pemburu Gumiho, muncul di kuil.
Dia merasakan ada sesuatu yang terjadi dan memeriksa kuil yang terisolasi itu. Dia bergumam kalau dia melakukan semua pencegahan ini untuk memastikan kalau Gumiho tetap terkurung.

Di kota terdekat, Dae-woong berpisah dengan gadis itu. Tepatnya dia yang meninggalkan gadis itu di jalan.

dan dia menjual sebuah kalung untuk mendapatkan uang. Dia menduga kalau kakeknya pasti sudah membayar uang sekolah maka dia bisa pulang ke rumah dengan selamat.
Dae-woong mencoba menelpon ke sekolahnya lewat telepon umum dan mendapatkan konfirmasi kalo uang sekolahnya sudah dibayar kakeknya yang artinya dia bebas kembali ke Seoul.

gadis gumiho itu kebetulan ada di sekitar situ dan dia mendengar percakapn dae woong di telepon. Dia  memanfaatkan telinganya yang tajam dan menguping setiap detail percakapan Dae-woong lalu mulai mengikuti cowok itu.
Dae-woong sadar diikutin, tapi dia  berpikir kalau dia bisa mengabaikan gadis itu. Toh gadis itu tidak tahu apa2 tentangnya, jadi mudah untuk melepaskan diri. apalagi sebentar lagi dia mau kembali ke seoul.

"Dae woong!" panggil gadis itu tiba2.

Dae woong terkejut. Kok gadis itu tahu namanya??

Bahkan gadis itu juga mengatakan beberapa fakta tentang diri dae woong -yang didengernya di telepon tadi- membuat Dae woong kaget.

dan meminta Dae woong  untuk mentraktirnya makan siang. Dae-woong merasa terjebak dengan gadis gila  itu.

terpaksa dia  mengajak gadis itu ke restoran panggang, dimana gadis itu tidak sabar untuk mencicipi daging setelah 500 tahun dia tidak merasakan daging!


Dia hampir menggigit sepotong daging mentah karena sudah tidak sabar menunggu daging matang, tapi dia menahan dirinya sendiri. Menurutnya makan daging mentah sama sekali tidak mirip dengan manusia– dia telah bekerja keras untuk bisa tampil seperti manusia dan makan daging mentah sangat tidak manusiawi.

 Dae-woong bertanya tentang keluarga gadis itu dan gadis itu menjawab kalau dia tidak punya siapa-siapa. Itu membuat Dae-woong langsung bersimpati padanya.

Dae-woong permisi untuk pergi ke kamar mandi tapi sebenarnya dia berencana untuk kabur dari gadis itu. yang penting kan dia sudah membayar semua daging itu.  Dia sudah merencanakan ini sejak tadi.

Saat Dae-woong tidak kembali juga dari kamar mandi,, gadis itu jadi bingung dan berinisiatif untuk mencari cowok  itu – Dai bertanya pada orang di mana yang namanya kamar mandi. Dan saat memasuki kamar mandi itu, dia terkagu2 melihat semua kursi yang ada di kamar mandi -yang sebenernya adalah toilet, tapi gadis itu menyangka itu kursi MODEREN-. Dia membuka tutup kursi itu -tutup kloset itu-,  dan terpesona pada kecantikan benda itu -yang mengkilap putih-. Apalagi dalam tempat duduk itu ada air. dan gadis itu menduga kalau itu adalah sumur MODEREN. ckckckck

. Dan kebetulan dia sedang haus…jadi dia ingin minum dari sumur itu. -astaga, itu kan kloset-

Untungnya, gadis itu berpikir dulu sebelum minum. Dia pikir sumur itu pasti airnya tidak bersih. Jadi dia batal minum.

kemudian dia menangkap bau orang2 yang sedang mengejarnya (biksu, Dong-joo, dan polisi)  dan memutuskan untuk kabur.

Dong-joo mendengar kalau gadis itu di resto itu bersama seorang pria muda – yang ciri2nya sama dengan pria yang menginap di kuil – dan menebak kalau mereka pergi bersama.  Dong-joo  memperbaiki hp biksu yang rusak -yang semalam dipinjam Dae woong dan hp itu ikut terjatuh bersamanya sehingga rusak-, Dari hp itu  dia bisa tahu  siapa yang ditelpon pemuda itu semalam dan dia bisa mulai melakukan pelacakan dari itu. Jujur saja, Dong-joo belum pernah bertemu dengan Gumiho itu tapi dia yakin dia akan bisa melacaknya karena dia mengenal gumiho itu  dari kecantikan dan auranya.

Bibi Min-sook saat itu sedang masuk ke dalam lift. Karena merasa di lift itu cuma dia sendirian dan tiba2 dia ingin kentut, maka tanpa sungkan2 dia melakukannya. Tapi dia panik waktu tidak lama,seorang pria misterius masuk ke dalam lift juga padahal bau kentutnya belum hilang. Tapi pria misterius itu berusaha untuk tidak memedulikan bau itu. Dan ketika dua wanita masuk ke dalam lift dan megap2 karena tidak bisa bernafas karena bau busuk itu

 sang pria misterius  mengaku kalau dialah yang kentut dan meminta maaf. Min-sook sangat tersentuh pada sikap pria misterius itu dan membungkuk untuk mengucapkan terima kasih. Pria itu malah merasa kalau Min-sook sangat menarik.

Dae-woong sangat ingin menggunakan bus berikutnya untuk kembali ke Seoul, tapi dia terus diikuti oleh gadis aneh/ gila itu.  Dae-woonr berpikir kalau gadis itu  membuntutinya selama ini dan tidak percaya pada penjelasan gadis itu kalau dia mengikuti Dae-woong lewat baunya. Dia mencium jejak bau Dae woong.

Gadis itu  mengatakan, “Aku menyukaimu, jadi  Aku akan mengikutimu.”
Sekarang Dae-woong sangat putus asa dan menuduh gadis itu sebagai penguntit, tipe orang yang sangat akrab dengannya sebab orang selalu menempel padanya karena uangnya. Dae-woong juga menyindir tentang kenyataan kalau gadis itu gumiho, dan dia meremehkan perkataan gadis itu. Membuat gadis itu jadi sakit hati. Dae-woong kemudian berbalik untuk pergi dari sana, jauh2 dari gadis itu. Dia menantang, kalau memang gadis itu GUMIHO, pasti gadis itu bisa mengikutinya hingga tiba di seoul tanpa membuntuti, kalau memang bisa mencium bau.

Dengan nada yang tajam, gadis itu bersumpah akan membuat Dae-woong percaya padanya, “Aku akan menunjukan padamu kalau aku gumiho, dan  kau akan mati.”

Dae-woong naik bus untuk pergi ke Seoul dan langsung pergi menuju klub sekolah perfilmannya. Tapi dia tetap merasa takut dan membayangkan kalau gadis tadi mengintainya di setiap sudut. Yang membuatnya tenang adalah dia bertemu dengan teman2nya, Sun-nyeo dan Byung-soo. Dae woong minta izin untuk boleh menginap di gedung kosong di ruang klub itu.

Sun-nyeo -teman dae woong yang juga anak ketua klub- jelas ingin membuat Dae-woong senang -karena dia menyukai dae woong- dan memberikan kunci gedung pada Dae-woong jadi cowok itu bisa bermalam disana.

Malam itu Dae-woong baru sadar dan melihat luka di punggungnya yang terlihat sangat parah. Dia tidak tidak tahu ada luka separah itu di punggungnya karena lluka itu tidak terasa sakit. Kenapa bisa luka separah itu tidak sakit? Padahal bahkan seharusnya dia sudah mati.

Tiba2 Dae-woong ingat pada penjelasan gadis aneh itu tentang kekuatan manik2 serigalanya. Kata gadis itu, Dae woong tidak merasa sakit karena ada manik2 serigala dalam tubuhnya.

Dae-woong mencoba menceritakan  pengalaman anehnya pada Byung-soo dimana dia bertemu dengan seorang gadis aneh yang mengatakan kalau dirinya adalah Gumiho. Lalu, dia ingat kalau dia sudah berjanji tidak akan mengatakan pada siapa2 kalau Mi-ho adalah Gumiho. Byung-soo memperingatkan Dae-woong (setengah bercanda) bahwa jika Gumiho memintamu untuk tidak mengatakannya maka kau sebaiknya tidak mengatakannya atau Dae woong akan mati.

Ke dua temannya itu pergi pulang. Dae woong memutuskan untuk main bola. Tapi ketika bola itu terpantul ke luar arena, bola itu malah kembali lagi seperti ada yang melemparnya balik. Dia takut tapi coba meyakinkan dirinya kalau bola itu hanya terpental, makanya balik sendiri. Tapi tiba2  semua bola mulai menggelinding sendiri!

Dari kegelapan munculah gadis aneh tadi siang . Gadis itu bilang dia telah membuktikan kalau dia bisa  mengikuti Dae-woong ke tempat itu dengan cara mencium  baunya, seperti yang dia janjikan tadi siang. Dengan gugup, Dae-woong memberikan acungan jempol lemah atas kemampuangadis itu dan gadis itu mengingatkan Dae-woong kalau dia adalah Gumiho. Gadis itu melihat ke langit dan mengatakan kalau bulan akan muncul. Sekarang, dia akan membuktikan semuanya pada Dae-woong. Dia akan memperlihatkan 9 ekornya.

Gadis itu  melangkah ke cahaya bulan bulan purnama muncul di balik awan. Dan sekejap saja di hadapan dae woong, sembilan ekor di belakang gadis itu muncul dan melambai-lambai. itu lah 9 ekor rubah!

Dae-woong kaget dan mulai mengap2, tidak percaya dengan keajaiban yang dilihatnya.
Gadis berkata pada Dae-woong, “Aku sudah buktikan. Aku Gumiho.  Sekarang Kembalikan manik-manik serigalaku!”

Setelah itu, gadis itu mendekati Dae-woong dan mendekatkan bibirnya ke bibir cowok itu untuk menyedot/mengambil manik-maniknya kembali.
 
Miss's WORLD! Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template