Senin, 06 Desember 2010

[KS] START's Genie! Chapter 1






Johaharago? ..nado johahae..  
pwa! pwa! …
Johaharago? ..nado johahae 
pwa! Pwa! ...

            Lantunan lagu itu sudah terdengar selama sekitar dua menit memenuhi ruangan, dan bagian reff tersebut sudah berulang selama kurang lebih dua kali. Bola mata Min Ah menatap lurus ke layar laptop di depannya yang tergeletak begitu saja di atas lantai, tapi sedetik kemudian ia melengos. Terlebih ketika untuk yang kesekian kalinya ia mendengar suara ‘jejeritan’ berisik dua orang gadisyang duduk di sebelahnya.
            Kyaaaa! Lihat, deh, lihat!!” seru Se Ra, gadis berambut lurus sebahu yang kini sudah sibuk menunjuk-nunjuk layar laptop dengan telunjuknya. Ujung telunjuk itu diarahkan tepat di wajah seorang cowok berambut cokelat kemerahan dengan rambut yang -menurut Min Ah-‘dikriwil-kriwil’ tidak jelas. “Aduhhh… Tae Sun keren banget, ya!! OMO!” jerit Se Ra lagi saat cowok yang disebut-sebutnya itu kini sedang menari-nari di air dan mengibaskan rambutnya –di dalam MV mereka yang bertajuk ‘nado joha’.
            “Iya!!” balas Park Hyun Ri segera, tidak kalah menjerit. “Apalagi Min Chul! Lihat deh.. mau gaya apapun juga Min Chul itu keren gila!!! Aduh, tatapan matanya itu lohh…Nggak kuaattt!!”
            Ne, ne!!” Se Ra mengangguk-anggukan kepala dengan semangat. “Jo Hyun juga di sini sumpah ganteng banget! Aduh, aku nggak bakal bosan-bosan, deh, nonton video klip nado joha ini. Mereka semua keren banget kalau nyanyi lagu ini!”
            Dan untuk ke sekian kalinya, Min Ah melengos lagi dan memutar bola matanya. Kedua sahabatnya itu memang sangat senang sekali dengan boyband-boyband Korea, dan selalu menggemari mereka, terutama STAR. Min Ah sampai sekarang tidak tahu, sebenarnya apa ‘asyiknya sih’ menggemari boyband-boyband seperti STAR, Super Nine, M-BLAQ,  TvxQ, atau apalah lagi itu namanya –hanya-fangirl-yang-tahu. Dan, catat baik-baik, Min Ah bukan lah tipe gadis yang tergabung dalam fangirl semacam itu. Menurut Min Ah, kegiatan yang dilakukan oleh gadis-gadis seperti Hyun Ri dan Se Ra hanya membuang-buang waktu saja. Mengoleksi majalah artis, menempel poster-poster di dinding kamar, menonton semua video-video mereka, menjerit-jerit seperti orang gila saat melihat mereka di TV, dan sebagainya. Buang-buang waktu!
            Ya, Hyun Ri-ya, kau mengajakku ke rumahmu, cuma untuk menonton video-video tidak jelas ini?” tanya Min Ah akhirnya dengan nada jengkel.
            YA!” Hyun Ri menyikut lengan Min Ah dengan agak kasar –karena marah. “Berani sekali kau mengatakan hal itu di depanku! Orang yang berani berbicara tentang STAR seperti itu, berarti musuhku!”
            “Oke, aku sekarang jadi musuhmu, nih?” tanya Min Ah dengan tenang, sama sekali tidak berniat untuk membalas perbuatan Hyun Ri tadi walau sebenarnya dia merasa ngilu karena tadi Hyun Ri menyikutnya dengan sangat kasar dan kuat.
             “Min Rin-a, kau setuju dengan ku, kan?” Kali ini Min Ah menengokkan kepalanya ke arah tempat tidur Hyun Ri. Di sana ada seorang gadis yang sedari tadi terlihat cuek dan lebih memilih menikmati buku yang sedang di bacanya sambil tengkurap di atas tempat tidur.
            Eo?” Gadis yang dipanggil Min Rin itu mengangkat kepalanya dan menatap Min Ah polos. “Apanya?”
            Min Ah kembali memutar bola mata, mulai kesal lagi. Dia memang senang karena Min Rin tidak mengikuti jejak Hyun Ri dan Se Ra, yang artinya dia masih punya teman yang cukup waras –tidak menggilai boyband. Tetapi, yang terkadang menyebalkan adalah Min Rin terlalu cuek. Sangat cuek, sehingga membuat Min Ah ingin menggigit telinganya itu.
            “Lupakan,” ketus Min Ah. “Aku mau pergi. Mau ke perpus, minjam buku. Ada yang mau ikut?” tanya Min Ah, yang sedetik kemudian segera disesalinya. Seharusnya ia tidak perlu bertanya, karena hal itu percuma. Terbukti semua orang di kamar itu hanya bergeming, sedikit pun tak menyahut atau sekadar menoleh ke arah Min Ah yang kini sudah berdiri dan melangkah ke pintu. Kemudian, kembali terdengar suara jejeritan Se Ra dan Hyun Ri. Mereka sepertinya sama sekali tidak mendengar ajakan Min Ah. Bahkan mungkin sama sekali tidak peduli.
            Min Ah kembali melengos, sebal. Dengan sekali sentak dia membuka pintu dan melangkah keluar. Beberapa menit ke depan semenjak Min Ah pergi, keadaan kamar masih tidak berubah. Suara kicauan Se Ra dan Hyun Ri masih terdengar, begitu juga dengan Min Rin yang masih betah tengkurap di atas tempat tidur.
Min Rin tidak membiarkan pandangannya lepas sedetik pun dari halaman sebuah majalah yang ia pegang. Matanya sama sekali tidak berkedip memandangi sosok lima cowok yang sedang berpose di lembar halaman itu. Walau begitu, hanya satu sosok yang benar-benar ia pandangi begitu lama, sosok laki-laki berambut hitam dengan sedikit warna pirang keemasan di bagian poninya, sedang berpose duduk di sebuah kursi dengan pandangan menerawang. Perlahan ibu jari Min Rin mengelus gambar laki-laki itu, tepat di bagian matanya yang seperti mata anjing, mata yang sangat disukai Min Rin.
            “Jo Hyun oppa…” gumamnya seperti berbisik.

===
            Suasana sebuah kelas di salah satu sekolah ternama di Seoul terlihat riuh pagi ini. Tidak mengherankan sebenarnya, karena pada umumnya semua kelas di tiap sekolah pasti seperti itu selama bel masuk belum berbunyi. Tetapi, yang menarik dan berbeda pagi ini adalah topik yang sedang dibicarakan, yang membuat hampir semua anak gadis di Seoul gempar.
“Di antara kita ada yang sudah coba membuka situs itu belum??” tanya seorang gadis yang langsung disambut dengan jawaban-jawaban heboh.
“Beluumm!”
“Aku sudah semalam. Tapi, tidak berhasil…huhuh..!” sahut yang lain dengan nada dibuat sendu.
“Aku juga sudaaah! Tapi, juga tidak berhasil. Ck… Bagaimana ya caranya supaya berhasil??”
“Aku mau banget jadi Genie-nya STAR! Duh, pasti bahagia banget kalau bisa melihat mereka sepanjang hari, ada di dekat mereka setiap saat…”
KYAAA…!” koor yang lain dengan hebohnya.
“Pasti enak banget!”
Nee..! Membayangkannya saja…aduh….aku sudah mau pingsan rasanya!!”
Semua gadis di dalam kelas kini berpusat pada satu meja yang dijadikan mereka tempat berkumpul dan bergosip. Meja siapa lagi, kalau bukan meja Shin Se Ra, salah satu gadis  paling supel di kelas ini, apalagi kalau sudah membicarakan tentang boyband STAR, dan memang itu yang sedang mereka bicarakan sekarang.
Hanya sepasang meja yang pemiliknya terlihat anteng, duduk tenang di bangkunya. Meja milik Min Ah dan Min Rin. Min Rin terlihat sibuk membaca buku tentang Maria Antoinette, sedangkan Min Ah memperhatikan kumpulan para gadis penggosip itu, walau harus memutar bola mata beberapa kali kalau ada sesuatu yang didengar dan tidak disukainya.
Aish…sampai sekarang aku tidak mengerti, kenapa mereka bisa tergila-gila pada STAR? Aku perhatikan mereka hanya cowok biasa, tidak ada istimewanya sama sekali, huh….” dengus Min Ah, lantas menyenderkan tubuhnya dengan malas di sandaran bangku.
Min Rin yang mendengar, mendongkakkan wajah sedikit ke Min Ah dan tertawa kecil, lalu kembali sibuk dengan bukunya.
“Itu karena kau tidak mengerti seni,” cetus Hyun Ri, tahu-tahu sudah duduk di hadapan Min Ah. Di antara mereka berempat, hanya Hyun Ri yang berbeda kelas, karena itu kalau ada kesempatan Hyun Ri akan datang ke kelas mereka.
“Seni apaan?” dengus Min Ah lagi. “Seni itu…melukis, menari, menyanyi. Tahu? Bukannya menjerit-jerit seperti orang gila, memuja-muja cowok..”
“Itu juga bagian dari seni!” seru Hyun Ri agak ngotot. “Kita memuja mereka, karena suara mereka bagus, dan tarian mereka juga asyik. Kalau soal ganteng dan keren, itu kan hanya bonusnya saja.”
“Oh? Aku tidak yakin,” dengus Min Ah, kali ini agak sinis. “Kalau mereka tidak ganteng dan keren, tidak akan ada penggemarnya. Aku berani bertaruh. Banyak artis yang sebenarnya suaranya jauh lebih bagus, tapi kalah pamor hanya karena wajahnya yang biasa-biasa saja.”
“Ya..ya..terserah, deh,” balas Hyun Ri, mulai malas berdebat dengan Min Ah. Perhatian Hyun Ri beralih ke Min Rin yang masih saja menundukkan kepala, menatap bukunya. “YA, Min Rin-a!” tegur Hyun Ri, membuat Min Rin mengangkat kepala untuk menatapnya. “Kau selalu saja membaca buku. Apa kau tidak bosan? Aku yang lihat saja bosan.”
Min Rin hanya menjawabnya dengan tertawa kecil.
“Apa kau tidak tertarik untuk mendaftar jadi Genie? Siapa tahu kau beruntung.”
Kali ini Min Rin hanya tersenyum tipis, lalu kembali menundukkan kepala.
“Kau jangan mencoba menghasutnya!” bela Min Ah segera. “Min Rin itu sama sepertiku, tidak akan mau bergenit-genit ria mengidolakan boyband sampai seperti itu.” Saat mengatakan dua kata terakhir, mata Min Ah sengaja melirik ke arah kumpulan gadis tadi yang masih betah membicarakan STAR dan Genie, dan tentunya akan bubar kalau bel masuk sudah berbunyi.
===
Begitu bel istirahat berbunyi, beberapa anak gadis langsung berlarian keluar kelas dan menuju ke arah yang sama. Tidak tertinggal, Hyun Ri dan Se Ra yang ikut heboh berlari-lari di koridor sekolah. Min Rin dan Min Ah hanya bisa pasrah saat tangan mereka ditarik oleh ke dua orang itu, dibawa ke LAB komputer.
Min Ah nyaris ternganga saat mendapati LAB komputer kali ini sangat ramai, lebih dari biasanya. Memang tidak heran kalau ada satu-dua anak murid yang meluangkan waktu istirahat di LAB, karena bisa memanfaatkan fasilitas internet. Tapi, tidak pernah sebanyak ini, sepertinya ada 20 orang atau lebih yang masuk ke dalam lab dan berebutan menggunakan komputer.
“Ya ampun…” Min Ah melengos sebal, dan menepuk keningnya sendiri. Ia menoleh ke Min Rin yang berdiri di sebelahnya, sedang menatap ke seluruh isi LAB, memperhatikan semua anak. “Aku mau keluar saja. Mau ke kantin sekolah. Kau mau ikut tidak?”
Min Rin tersenyum tipis. “Aku di sini saja, menunggu Hyun Ri dan Se Ra. Lagipula aku kebetulan juga ada tugas sekolah yang ingin aku cari di internet.”
“Oh, ya sudah.” Min Ah mengangkat bahu dan segera membalikkan tubuh. “Aku heran kau bisa betah di sini,” gumamnya sambil lalu sebelum benar-benar keluar dari LAB untuk mengasingkan diri dari kebisingan di sana.
===
 “Aduh, bagaimana caranya supaya kita bisa mendaftar jadi Genie? Aku sangat menginginkannya,” kata Se Ra nyaris merengek. Sudah ada 10 menit ia duduk di depan salah satu komputer, setelah membutuhkan waktu untuk merebutnya dari teman yang lain, memaksa bergantian. Di layar komputernya ada halaman browser web yang di kolom URLnya tertulis, www. stars-genie.co.kr.
“Coba di enter lagi,” kata Hyun Ri mencoba menyemangati walau ia sendiri sebenarnya sudah cukup patah semangat. Sudah berkali-kali mereka mencoba membuka web ini, tapi tidak pernah berhasil. Memang teryata benar adanya berita burung yang tersebar, bahwa tidak sembarangan orang bisa mendaftar sebagai Genie.
Sudah selama satu minggu ini terdengar kabar beredar tentang www. stars-genie.co.kr. Yang katanya, itu adalah sebuah website berisi kolom pendaftaran untuk orang yang ingin mendaftar menjadi genie. Kabarnya STAR memang sengaja mencari seorang Genie untuk mendampingi mereka. Dalam bayangan para anak gadis, tentu saja menjadi genie itu sungguh menyenangkan. Menjadi pendamping STAR, berarti bisa berada di dekat mereka setiap saat. Bukan kah hampir semua gadis di dunia memimpikan hal itu?
Karena itu, ada cara khusus untuk mendaftar sebagai Genie, sehingga tidak sembarangan orang bisa mendaftar. JK-Entertainment menetapkan peraturan, bahwa yang bisa mengakses website itu hanyalah orang yang menekan tombol enter disaat yang bersamaan dengan operator website –entah siapa-itu menekan tombol enter juga. Peraturan ini sengaja diterapkan untuk mengantisipasi membludaknya seluruh gadis di dunia yang ingin menjadi Genie. Terbukti, dari semua murid gadis di Cube High School ini, ada 100 orang lebih yang mendaftar dan sampai sekarang belum ada yang berhasil mengakses website pendaftaran itu.
Banyak yang percaya, kalau ada gadis yang berhasil mengakses website itu, pasti memang ia diTAKDIRkan untuk menjadi genie. Dan siapa kah orangnya? Tentu hanya Tuhan yang tahu. 
“Jangan-jangan berita ini cuma bohongan,” keluh Se Ra seraya menopang dagu dengan pasrah. Ia sudah tidak tahu lagi bagaimana caranya supaya bisa membuka halaman website itu. Ia merasa sudah berkali-kali  menekan tombol enter, tapi tidak juga bisa masuk.
“Nggak mungkin, ah,” sanggah Hyun Ri cepat. “Kemarin semua media sudah meminta konfirmasi tentang hal ini dari JK-entertainment dan pihak STAR sendiri. Dan mereka bilang kalau berita ini tidak bohong. STAR memang sedang mencari genie.”
“Tapi, kenapa kita tidak bisa masuk?” rengek Se Ra nyaris menangis.
“Belum nasib kali,” jawab Hyun Ri enteng. “Sudah, yuk, kita ke kantin. Aku takut sebentar lagi bel masuk, kita tidak sempat ke kantin. Aku lapar, nih.” Hyun Ri segera menarik paksa tangan Se Ra. Kalau tidak begitu, Se Ra tentu akan terus betah berkutat dengan komputer, memaksakan diri agar bisa mengakses website itu.
“Min Rin-a! Ayo!” tegur Hyun Ri, karena Min Rin masih berdiri di tempatnya, tidak terlihat akan ikut keluar bersama mereka.
“Aku ingin mengerjakan tugas sebentar. Kalian duluan saja. Aku tidak ikut ke kantin,” jawab Min Rin lembut seraya memberikan senyum.
“Oh, begitu? Oke. Kau ini, selalu saja memikirkan tugas sekolah. Sekali-sekali lupakan yang namanya belajar,” ledek Hyun Ri, yang lagi-lagi hanya dibalas dengan senyuman oleh Min Rin.
Sepeninggal Se Ra dan Hyun Ri, Min Rin segera duduk di salah satu komputer.  Matanya sempat menatap ke sekitar, berharap tidak ada yang sedang memperhatikannya. Memang masih ada beberapa orang di LAB, tapi masing-masing sepertinya sibuk sendiri, membuat Min Rin agak lega. Ia sekarang bisa bebas membuka website, www. stars-genie.co.kr.
  Berbohong. Min Rin mengakui ia telah berbohong pada banyak orang, terutama pada ketiga sahabatnya, Se Ra, Min Ah, dan Hyun Ri. Di depan semua orang ia berlagak tidak tertarik pada boyband-boyband Korea, tapi sejujurnya ia pun sangat menggemari boyband Korea, terutama STAR.
            Selama ini Min Rin selalu menghindari kumpulan fangirl yang memuja-muja STAR dan tidak pernah bergabung dengan mereka, karena ia tidak ingin terlihat sama seperti gadis-gadis itu. Ia ingin menjadi penggemar yang berbeda, tidak ingin terlihat begitu tergila-gila dan memuja, namun sesungguhnya ia memiliki perasaan kagum yang begitu ‘khusus’. Yang ia tahu, ia berbeda, dan tak ingin disamakan dengan fangirl kebanyakan.
            Dengan agak tergesa-gesa Min Rin mengetikkan alamat www. stars-genie.co.kr di kolom URL. Namun, sebelum menekan tombol enter, ia memejamkan mata sejenak dan mengatupkan kedua tangan di depan dada. Ia tahu, keberuntungannya untuk bisa mengakses halaman ini mungkin hanya 0,000000001%. Tetapi, tidak salah kan kalau ia berharap pada 0,000000001%.  itu?
Dengan jari tengah yang agak gemetaran, Min Rin menyentuh tombol enter dengan hati-hati. Matanya terpejam erat sekali, dan lalu terbuka, menatap layar komputer dengan penuh harapan cemas.
Please…” gumamnya nyaris berbisik, lalu menekan tombol enter itu.
Terlihat halaman web itu mulai loading. Dengan tanpa berkedip sedikit pun, Min Rin menatap lekat-lekat layar itu. Ia menantikan loading itu dengan sabar, dan berharap apa yang dialami teman-teman tidak terjadi padanya.
Namun, harapan tinggal harapan. Loading itu berhenti, dan sama sekali tidak ada tanda-tanda suatu apapun yang terbuka di layar komputer. Hanya browser web yang kosong.
Min Rin terduduk lemas di kursinya, nyaris tidak mau berharap lagi. Tapi, ia pikir, kenapa ia harus menyerah sekarang? Teman-teman lain yang sudah mencoba membuka web ini beratus-ratus kali saja masih semangat. Masa ia kalah?
Dengan mantap, Min Rin kembali menegakkan tubuhnya, dan mengetik kembali alamat web di kolom URL tersebut.
            Min Rin tahu, tidak seharusnya ia berharap tinggi. Namun, mencoba juga tidak salah kan? Siapa tahu Dewi Fortuna sedang berpihak padanya saat ini. Dengan menahan senyum yang terkulum di bibirnya, Min Rin menekan tombol enter dengan jari tengahnya.
            Tepat saat itu juga mendadak layar komputer berubah hitam gelap. Komputer itu mati.
            “Hah??” Min Rin terperangah kaget.
            Min Rin mencoba menekan-nekan tombol di keyboard sembarangan, berharap layar komputer kembali menyala, tapi tidak memberikan pengaruh apa pun. Layar komputer itu tetap hitam gelap.
            Dengan agak bingung Min Rin mencoba menekan-nekan tombol enter, tapi layar komputer sama sekali tidak ada perubahan. Ada apa ini? Ia merasa tidak menekan tombol power, tapi kenapa komputer ini bisa mati sendiri?
            Min Rin menatap ke sekeliling, untuk melihat komputer-komputer yang lain. Semua komputer masih menyala, berarti bukan karena listrik mati.
            Agak cemas, Min Rin mencoba kembali menekan-nekan tombol di keyboard secara sembarangan. Ia takut komputer ini rusak dan dirinya yang tertuduh –walau memang ia pelakunya. Min Rin terpaku diam menatap layar gelap di hadapannya. Apa yang harus ia lakukan? Mungkin, ia harus kabur diam-diam sebelum ada yang lihat kalau ternyata ia yang sudah merusak komputer ini?
Tiba-tiba,  layar komputer mendadak berubah warna menjadi biru tua, sebelum akhirnya berwarna putih polos.
“Loh? Nyala??” pekik Min Rin riang, tapi tetap bingung. “Kenapa warnanya berubah-ubah  seperti ini? Apa tadi aku sudah salah menekan tombol?” gumam Min Rin masih agak panik. Namun, setelah ia pikir-pikir lagi, seharusnya itu tidak terjadi karena ia sama sekali tidak menyentuh tombol apapun lagi.
Min Rin melirik mouse berwarna abu-abu yang tergeletetak manis di samping keyboard. Benda itu juga sama sekali tidak disentuhnya.
“Aduh…apa jangan-jangan komputernya benar-benar rusak, ya? Aku bisa mampus kalau begini. Aku bisa dituduh merusak komputer milik sekolah,” keluh Min Rin, cemas dengan kesimpulannya sendiri.
Min Rin masih menatap cemas layar komputer di depannya yang masih berwarna putih polos, sebelum akhirnya mendesah pelan dan menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi.
Saat Min Rin sedang terpekur sendiri, mendadak di layar komputer yang putih polos itu muncul beberapa tulisan-tulisan hangul kecil yang cukup banyak.
“Hm???” Min Rin agak membelalakkan matanya kaget, dan segera mendekatkan wajahnya ke layar komputer untuk menatap lebih lekat tulisan itu. “Apa ini?” tanyanya nyaris memekik saat membaca tulisan itu.
WELCOME TO OUR WEBSITE! ARE YOU STAR World?? Please ENTER To be continue…DO YOU WANT TO TRY IT?! IT’S MAKE YOU HAPPY, TRUST IT!


Dengan agak gemetaran, Min Rin menekan tombol enter.
Tulisan kecil di layar tadi menghilang, dan layar putih berubah menjadi background foto-foto member STAR, membuat bola mata Min Rin nyaris membelalak lebar. Ada sebuah kotak  besar di tengah-tengah background bertuliskan hangul berwarna biru.
Banyak orang percaya dengan kata ini : Takdir
Tapi, apa kau bisa menjelaskan apa ‘Takdir’ itu?
Ketentuan? Nasib?
Ada yang mengatakan, takdir tidak bisa berubah sedangkan nasib bisa berubah.
Karena takdir adalah ketentuan Tuhan dan tak bisa diganggu gugat, sedangkan nasib itu manusia sendiri yang harus menentukan.
Kau tak percaya takdir? Aku pun tidak.
Karena itu, hanya ada satu cara untuk membuktikan kebenarannya..
Please ENTER, to be continue….
©2012, ₰tÃrs TEAM

Kali ini Min Rin sungguh gemetaran, hingga beberapa kali jarinya tidak bisa menekan tombol enter karena tidak ada tenaga. Ia benar-benar lemas sekarang. Oh, No!!  Apakah ia memang sudah bisa mengakses website ini??
Begitu Min Rin menekan tombol enter, dengan cepat layar di komputer berubah lagi, kali dengan bentuk huruf yang berbeda.

WELCOME to STAR’s TEAM!!
Are you Star World?
Kau ingin menjadi Genie’s STAR?
Untuk itulah kenapa kau bisa mengakses website kami!
Kami ucapkan selamat pada anda!
Tidak kah kau merasa ini takdir?
Aku rasa ini adalah takdir! :)
Begitu sulit mengakses situs ini, tapi kau dengan mudah melakukannya, bukan?
Silahkan isi formulir di bawah ini, apabila kau sungguh-sungguh ingin menjadi Genie’s STAR. Mungkin tidak ada jaminan kau akan lolos seleksi, karena kemungkinan ada orang lain yang juga berhasil mengakses situs ini, dan tentunya kami akan benar-benar menyeleksi orang yang tepat untuk menjadi Genie. Tapi, tidak ada salahnya untuk mencoba, kan? Mungkin saja kau adalah orang yang bisa mengKLIK hati kami, seperti saat kau mengKLIK situs ini ;)

FORMULIR
Nama lengkap   :
Usia            :
Cowok idola di STAR   :
Latar belakang keluaragamu     :
Kesukaanmu     : (hal-hal yang kau suka)
Ketidaksukaanmu        : (hal-hal yang tidak kau suka)
Hobby/kegemaran       :
No.ponsel atau contact yang bisa dihubungi:
==

TO BE CONTINUE . . .

0 komentar:

Posting Komentar

Lalu, apa pendapatmu tentang ini? :)

 
Miss's WORLD! Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template