Sabtu, 24 Agustus 2013

Plagiarism Issue

Sebenarnya sudah lama aku dengar kasus ini, tentang Yuli Pritania, salah satu penulis yang 'mungkin' fenomenal' dalam dunia perfanfiction-an, memplagiat beberapa novel besar, seperti misalnya Novel-novelnya JD ROBB, Stephenie Meyer, atau Ilana Tan. Dari dulu Yuli ini memang sudah sering banet kesandung kasus memplagiat dan diplagiatin. Hanya saja dulu aku agak nutup mata sama beritanya, tidak pernah ambil pusing.

Entah kenapa kemarin, saat aku lagi browsing-browsing, mbah google berhasil membawaku ke sebuah blog, dan di sana lagi heboh dan gempar-gemparnya tentang Yuli Pritania memplagiat beberapa novel JD ROBB. Novel/fanfictionya Yuli yang judulnya 2060, katanya nyaris 85% jiplak banget sama salah satu novel JD ROBB.

Aku punya sih bukunya Yuli yang 2060, kemarin beli karena penasaran ingin baca, seperti apa sih ceritanya yang katanya hasil memplagiat novel besar itu? Sedangkan novel JD ROBB, aku nggak pernah baca, karena beberapa alasan. Aku bukan penyuka novel luar (jarang suka tepatnya), apalagi kalau tebal, dan berseri pula. Apalagi kalau genrenya scifi dan fantasy. Karena aku suka puyeng hahaha, saat Tuhan menciptakanku sepertinya otakku memang diprogram tidak bisa menerima bacaan yang berat, yang banyak istilah sulitnya.. Kecuali, khusus untuk novel TWILLIGHT SAGA, itu satu-satunya novel luar negeri, dan tebal banget, dan berseri, dan bergenre fantasy, yang aku suka dan koleksi, dan tak bosan membacanya (rancu banget deh nih kalimat).

Karena aku belum pernah baca JD ROBB, jadi mungkin aku tak berhak banget yah untuk ikut komentar? Tapi kalau sekadar beropini, nggak apa-apa kan ya? :)

Aku jujur aja, termasuk yang salut dan selalu terpesona dengan tulisan Yuli. Walau aku tidak membaca semua karyanya, tapi aku pernah ngintip-ngintip beberapa ceritanya, seperti Four Season Tale yang katanya terinspirasi dari novel-novel Ilana Tan.

Aku selalu memuji, bahwa Yuli itu punya kemampuan, dan sesungguhnya ia adalah penulis yang sangat cerdas. Ia bisa membawa pembacanya memasuki dunia imajinasinya. Dan mungkin, yang bikin aku bertekuk lutut, karena aku juga penggila Kyu. Kyu itu member favoritku di Super Junior, walau aku tak pernah mengakui diri kalau aku SparKyu. Dan di tangan Yuli, dalam goresan tangannya, ia mampu membuat Kyu menjadi sosok yang benar-benar keren dan itu sesuai banget dengan yang kuimajinasikan. Jadi, nggak salah, siapapun SparKyu di dunia ini, kalau baca tulisan Yuli, pasti akan jatuh cinta dalam sekejap. :) Diksinya sebenarnya sederhana, dan tidak tertata. Tapi, entah kenapa sangat enak dibaca dan bisa membuat para pembaca membayangi dan memahami apa maksud dari yang ditulisnya.

Masalah plagiat itu, menurutku Yuli ini termasuk tipe yang 'aku suka tulisan ini, tapi rasanya ada yang kurang'. Jadi, ia sangat terpesona pada karangan JD ROBB (misalnya), jatuh cinta dengan karakter dan jalan ceritanya, tapi merasa ada yang kurang dan salah, hingga ada dorongan dari dirinya untuk mendaur ulang cerita itu dengan versinya, hingga menjadi sempurna seperti yang ia inginkan.

Yang membingungkan, adalah, apakah itu termasuk plagiat? :)

Sebagian besar pasti bilang iya, dan sebagian lagi pasti membelanya dengan mengatakan itu hanya sekadar terinspiransi.

 Dan Yuli juga kemungkinan termasuk penulis fanfiction yang bila ia menyukai/mengagumi sebuah novel atau cerita, ia langsung terbayang bagaimana kalau karakternya juga punya cerita yang hampir serupa? Dengan kata lain, maksudku di sini bukan berniat memplagiat, tapi memang lebih terinspirasi. Karena Yuli ini tokoh pegangannya adalah Kyu-Hyena, saat dia menonton/membaca Twillight, atau cerita yang lain, ia mungkin membayangkan bagaimana kalau tokohnya juga ditempatkan dalam cerita yang sama, Kyu jadi vampire, dll... dan otaknya mulai berimajinasi dengan liar, hingga jadilah sebuah fanfiction. Iya, aku yakin Yuli itu tipe yang seperti itu. Dan biasanya, tentu hasil fanfiction itu akan beda jauh dengan Twillight. Hanya saja awal terbersit untuk menulis cerita itu memang berasal dari Twillight. Jadi, kurasa kasus ini lah yang terjadi pada novelnya yang 2060.

Saat membaca salah satu novel JD ROBB itu, otaknya pasti langsung dengan liarnya berimajinasi, bagaimana kalau Kyu-Hyena juga ceritanya begitu,, dll. Makanya novel 2060 itu memang terlihat sekilas mirip banget. Tapi sebenarnya dalam beberapa segi cerita beda. Walau tetap saja, yang penggemar novel JD ROBB pasti segera bisa menemukan beberapa kesamaan dan menuduhnya plagiat.

Kenapa aku merasa bisa memahami Yuli?

Karena aku dulu juga seorang plagiat, kalau memang harus dikatakan seperti itu :)

Aku dulu kalau baca cerita bagus, dan merasa ada yang kurang tapi aku suka bangettt, rasanya akugatal mau mendaur ulang ceritanya. Sama seperti Yuli, aku punya tokoh pegangan. Cast Utamaku di fanfiction selalu SHINee. Waktu nonton Twillight, aku langsung terinspirasi ingin membuat cerita vampire, dengan tokohnya SHINee. Jadi semua member SHINee adalah vampire, yang kemudian vampir utamanya jatuh cinta dengan manusia. Nah, intinya mirip kan kayak Twillight? :) Tapi tentu saja saat aku menulis ceritanya, hasilnya beda jauh dari Twillight. Karena aku hanya berniat terinspirasi dari ide cerita yang sudah ada, tapi aku tak ada maksud menjiplak keseluruhan ceritanya. Hanya idenya saja.

Entah lah, ini apa memang termasuk kesalahan atau tidak..aku tidak tahu. Dari dasar hatiku sebenarnya menurutku itu tidak salah. Lagipula kan hanya sekadar have fun saja. Tidak untuk diterbitkan secara legal.

Tapi aku sudah lama meningglkan hobbyku itu, karena aku tahu buat sebagian orang cara menulis seperti itu tak bisa dibenarkan :)

Dan untuk kasus Yuli Pritania itu, mungkin memang harus diadakan penyelidikan khusus dari orang yang bukan penggemar JD ROBB, dan juga bukan penggemar Yuli Pritania, yang kemudian membaca kedua novel tersebut dan bisa menilainya secara Objektif. Karena memang plagiat dan terinspirasi itu bedanya tipis banget. Terlebih kemiripan ceritanya 2060 dengan salah satu karya JD ROBB itu, adalah sebesar 85%. Itu termasuk kebanyakan untuk ukuran sekadar terinspirasi.



Sebenarnya sudah lama aku dengar kasus ini, tentang Yuli Pritania, salah satu penulis yang 'mungkin' fenomenal' dalam dunia perfanfiction-an, memplagiat beberapa novel besar, seperti misalnya Novel-novelnya JD ROBB, Stephenie Meyer, atau Ilana Tan. Dari dulu Yuli ini memang sudah sering banet kesandung kasus memplagiat dan diplagiatin. Hanya saja dulu aku agak nutup mata sama beritanya, tidak pernah ambil pusing.

Entah kenapa kemarin, saat aku lagi browsing-browsing, mbah google berhasil membawaku ke sebuah blog, dan di sana lagi heboh dan gempar-gemparnya tentang Yuli Pritania memplagiat beberapa novel JD ROBB. Novel/fanfictionya Yuli yang judulnya 2060, katanya nyaris 85% jiplak banget sama salah satu novel JD ROBB.

Aku punya sih bukunya Yuli yang 2060, kemarin beli karena penasaran ingin baca, seperti apa sih ceritanya yang katanya hasil memplagiat novel besar itu? Sedangkan novel JD ROBB, aku nggak pernah baca, karena beberapa alasan. Aku bukan penyuka novel luar (jarang suka tepatnya), apalagi kalau tebal, dan berseri pula. Apalagi kalau genrenya scifi dan fantasy. Karena aku suka puyeng hahaha, saat Tuhan menciptakanku sepertinya otakku memang diprogram tidak bisa menerima bacaan yang berat, yang banyak istilah sulitnya.. Kecuali, khusus untuk novel TWILLIGHT SAGA, itu satu-satunya novel luar negeri, dan tebal banget, dan berseri, dan bergenre fantasy, yang aku suka dan koleksi, dan tak bosan membacanya (rancu banget deh nih kalimat).

Karena aku belum pernah baca JD ROBB, jadi mungkin aku tak berhak banget yah untuk ikut komentar? Tapi kalau sekadar beropini, nggak apa-apa kan ya? :)

Aku jujur aja, termasuk yang salut dan selalu terpesona dengan tulisan Yuli. Walau aku tidak membaca semua karyanya, tapi aku pernah ngintip-ngintip beberapa ceritanya, seperti Four Season Tale yang katanya terinspirasi dari novel-novel Ilana Tan.

Aku selalu memuji, bahwa Yuli itu punya kemampuan, dan sesungguhnya ia adalah penulis yang sangat cerdas. Ia bisa membawa pembacanya memasuki dunia imajinasinya. Dan mungkin, yang bikin aku bertekuk lutut, karena aku juga penggila Kyu. Kyu itu member favoritku di Super Junior, walau aku tak pernah mengakui diri kalau aku SparKyu. Dan di tangan Yuli, dalam goresan tangannya, ia mampu membuat Kyu menjadi sosok yang benar-benar keren dan itu sesuai banget dengan yang kuimajinasikan. Jadi, nggak salah, siapapun SparKyu di dunia ini, kalau baca tulisan Yuli, pasti akan jatuh cinta dalam sekejap. :) Diksinya sebenarnya sederhana, dan tidak tertata. Tapi, entah kenapa sangat enak dibaca dan bisa membuat para pembaca membayangi dan memahami apa maksud dari yang ditulisnya.

Masalah plagiat itu, menurutku Yuli ini termasuk tipe yang 'aku suka tulisan ini, tapi rasanya ada yang kurang'. Jadi, ia sangat terpesona pada karangan JD ROBB (misalnya), jatuh cinta dengan karakter dan jalan ceritanya, tapi merasa ada yang kurang dan salah, hingga ada dorongan dari dirinya untuk mendaur ulang cerita itu dengan versinya, hingga menjadi sempurna seperti yang ia inginkan.

Yang membingungkan, adalah, apakah itu termasuk plagiat? :)

Sebagian besar pasti bilang iya, dan sebagian lagi pasti membelanya dengan mengatakan itu hanya sekadar terinspiransi.

 Dan Yuli juga kemungkinan termasuk penulis fanfiction yang bila ia menyukai/mengagumi sebuah novel atau cerita, ia langsung terbayang bagaimana kalau karakternya juga punya cerita yang hampir serupa? Dengan kata lain, maksudku di sini bukan berniat memplagiat, tapi memang lebih terinspirasi. Karena Yuli ini tokoh pegangannya adalah Kyu-Hyena, saat dia menonton/membaca Twillight, atau cerita yang lain, ia mungkin membayangkan bagaimana kalau tokohnya juga ditempatkan dalam cerita yang sama, Kyu jadi vampire, dll... dan otaknya mulai berimajinasi dengan liar, hingga jadilah sebuah fanfiction. Iya, aku yakin Yuli itu tipe yang seperti itu. Dan biasanya, tentu hasil fanfiction itu akan beda jauh dengan Twillight. Hanya saja awal terbersit untuk menulis cerita itu memang berasal dari Twillight. Jadi, kurasa kasus ini lah yang terjadi pada novelnya yang 2060.

Saat membaca salah satu novel JD ROBB itu, otaknya pasti langsung dengan liarnya berimajinasi, bagaimana kalau Kyu-Hyena juga ceritanya begitu,, dll. Makanya novel 2060 itu memang terlihat sekilas mirip banget. Tapi sebenarnya dalam beberapa segi cerita beda. Walau tetap saja, yang penggemar novel JD ROBB pasti segera bisa menemukan beberapa kesamaan dan menuduhnya plagiat.

Kenapa aku merasa bisa memahami Yuli?

Karena aku dulu juga seorang plagiat, kalau memang harus dikatakan seperti itu :)

Aku dulu kalau baca cerita bagus, dan merasa ada yang kurang tapi aku suka bangettt, rasanya akugatal mau mendaur ulang ceritanya. Sama seperti Yuli, aku punya tokoh pegangan. Cast Utamaku di fanfiction selalu SHINee. Waktu nonton Twillight, aku langsung terinspirasi ingin membuat cerita vampire, dengan tokohnya SHINee. Jadi semua member SHINee adalah vampire, yang kemudian vampir utamanya jatuh cinta dengan manusia. Nah, intinya mirip kan kayak Twillight? :) Tapi tentu saja saat aku menulis ceritanya, hasilnya beda jauh dari Twillight. Karena aku hanya berniat terinspirasi dari ide cerita yang sudah ada, tapi aku tak ada maksud menjiplak keseluruhan ceritanya. Hanya idenya saja.

Entah lah, ini apa memang termasuk kesalahan atau tidak..aku tidak tahu. Dari dasar hatiku sebenarnya menurutku itu tidak salah. Lagipula kan hanya sekadar have fun saja. Tidak untuk diterbitkan secara legal.

Tapi aku sudah lama meningglkan hobbyku itu, karena aku tahu buat sebagian orang cara menulis seperti itu tak bisa dibenarkan :)

Dan untuk kasus Yuli Pritania itu, mungkin memang harus diadakan penyelidikan khusus dari orang yang bukan penggemar JD ROBB, dan juga bukan penggemar Yuli Pritania, yang kemudian membaca kedua novel tersebut dan bisa menilainya secara Objektif. Karena memang plagiat dan terinspirasi itu bedanya tipis banget. Terlebih kemiripan ceritanya 2060 dengan salah satu karya JD ROBB itu, adalah sebesar 85%. Itu termasuk kebanyakan untuk ukuran sekadar terinspirasi.



Minggu, 18 Agustus 2013

Aku Memang bukan Untukmu...

Dahulu kau mencintaiku..
 Dahulu kau menginginkanku..
 Meskipun takkan pernah ada jawabku..
Tak berniat kau tinggalkan aku..

 Sekarang kau pergi menjauh
 Sekarang kau tinggalkan aku 
Disaat ku mulai mengharapkanmu 
Dan ku mohon maafkan aku

Aku menyesal t'lah membuatmu menangis 
Dan biarkan memilih yang lain
 Tapi jangan pernah kau dustai takdirmu 
Pasti itu terbaik untukmu

Janganlah lagi kau mengingatku kembali 
Aku bukanlah untukmu 
Meski ku memohon dan meminta hatimu 
Jangan pernah tinggalkan dirinya..


Malam ini kegalauanku mungkin disponsori oleh lagu ini.

Mungkin banyak yang mengira aku hanya sekadar galau... tapi sebenarnya tidak Aku benar-benar galau karena lagu ini.

Awalnya lagu ini terputar dengan secara tidak sengaja saat aku hendak memutar playlist kumpulan lagu Bollywood di laptop. Ternyata ada terselip lagu ini. Aku sempat tersentak saat alunan nada lagu ini mulai terdengar, tapi tak kuasa menghentikannya. Karena aku terlalu fokus pada apa yang terjadi setahun an yang lalu, pada sosok yang mungkin telah melupakanku dan menghapusku dalam ingatannya... maybe.

Aku benar-benar tak bisa menghentikan ini semua. Bait demi bait dari lagu ini, justru semakin membawaku ke arus masa lalu dan mengikatku sesaat di sana. Mungkin itu lah yang membuatku jadi rada mewek. Rasanya ini bukan perasaan cinta, tapi aku juga nggak tahu apa. Yang jelas ada rasa penyesalan yang masih tersisa, yang tetap selalu membayangiku kalau mengingatnya.

Ia pernah mencintaiku. Sangat.
Ia pernah menyayangiku. Tulus.
Ia selalu ada untukku. Kapanpun di waktu luangnya.
Ia menerimaku apa adanya. Bahkan termasuk kenyataan bahwa aku tak bisa mencintainya,

Ia yang terbaik. Dari semua lelaki yang mungkin pernah aku kenal dan cukup berarti.

Ia lelaki sederhana. Nggak neko-neko, dan nggak pernah menyombongkan diri. Perkerjaannya hanyalah di warnet. Ia tak kuliah. Tapi ia cerdas. Aku terpikat dalam segala kesederhanaannya, walau hanya sebatas itu. Hanya terpikat. Tak lebih.

Ia mendengarkanku. Selalu. 
Terkadang kala jahilnya datang, ia menggodaku, dan hanya aku. Ia bersikap seperti itu hanya padaku. Ia tak pernah dekat dengan perempuan, karena tak pandai bertutur. 

Saat aku berbohong, dan mengakuinya, ia tak marah. Ia tersenyum dan berkata lembut, "it's okay."
 Saat itu aku bertanya, "Apa kau masih mencintaiku? Padahal aku sudah pernah membohongimu."
"Ya, perasaanku tidak berubah hanya karena hal seperti itu. Dan aku tahu kau punya alasan saat melakukannya. Aku justru senang karena kau mulai terbuka padaku. just to know, I love you just the way you are.."

Menyentuhku. Kata-katanya sangat menyentuhku saat itu. Aku nyaris menitikkan airmata, bukan hanya karena terharu, tapi juga sedih.. karena aku masih saja tetap tak bisa mencintainya.

Kedekatan kami masih terus berlangsung, walau tak ada status pacaran, karena aku tak kunjung mengiyakan. Tapi ia tak pernah bosan menyelipkan kata-kata so sweet seperti I love you, di tiap sela obrolan kami..

Kadangkala ia menyempatkan menelponku. Dan aku sering merajuk kalau ia tanpa sadar cerita tentang seorang perempuan dengan nada memuji. Kalau sudah begitu, ia selalu tertawa dan menggodaku dengan sangat puas, karena dari nada suaraku dan reaksiku sangat terlihat jelas kalau aku cemburu. Terhitung dari hari itu, ia akhirnya menjadikan itu kelemahanku, dan selalu dengan sengaja melakukannya hanya untuk membuatku kesal...hm.. or jealous

"Kau sangat lucu saat cemburu. It's sweet, and  I love it!!" ia tertawa dengan sangat puas, dan lega *?*

Di akhir tahun 2012, sekitar bulan Agustus, aku mengenal seorang lelaki.. dan yeah, aku mencintainya. Ehm, entahlah.. aku masih bingung mengartikan apa itu cinta, dan seperti apa sebenarnya. Tapi, yang jelas, aku punya perasaan khusus. Laki-laki ini bisa membuatku deg-degan, bahkan walau hanya sekadar ngobrol via text. Laki-laki ini, bisa membuatku bersemu merah, atau bahkan melonjak-lonjak girang, hanya dengan sedikit perkataan dan perlakuannya yang menurutku sweet and nice.Laki-laki ini, bahkan bisa membuatku lupa segalanya. Seakan cukup ada dia saja, aku merasa tak membutuhkan yang lain di dunia untuk sementara waktu. Dia sangat mencuriku. Mencuriku dari dunia, membuatku seakan harus menciptakan dunia sendiri yang ada hanya dia dan aku. Aku selalu suka mendengar ceritanya, dan selalu ingin mendengar segala tentangnya. Keluarganya, perkerjaannya, kegiatannya, dan bahkan masa lalunya (walau itu menyakitkanku). Sehari saja tak melihatnya, aku gelisah, dan sangat merindukannya. Hingga aku berpikir, cukup dengan tahu dia ada saja, aku akan sangat puas dan lega. Jadi, aku sering memohon agar semesta berkonspirasi untuk memberikanku tanda bahwa dia hidup. Jantugnya masih berdetak.

Semua itu hal yang tak pernah kurasakan saat bersama si 'aku bukan untukmu'. Membuatku semakin yakin dan mantap, bahwa aku memang bukan untuknya, dan dia bukan untukku. Aku mulai menjaga jarak, kemudian menghindar, memperkecil jaringan contact kami, menutup hampir semua akses agar ia tak lagi sering-sering menghubungiku.

Berkali-kali ia mengirimkan pesan, "Hi, how are you?"
"Kenapa kau tidak pernah membalas atau menghubungiku? Kau ada masalah? Atau sakit?"
"Are u angry with me?"
"Hai.. please, jangan membuatku cemas. Kau baik-baik saja kan?"
"Apa kabar? Sedang apa? Aku harap kau baik-baik saja. Jangan membuatku takut."

Dan pesan-pesan serupa lainnya yang membuatku miris, dan juga ingin menangis. Kenapa ia malah mencemaskanku padahal aku sudah sangat jahat padanya? :(

Aku ingat, aku sempat memberikan pesan padanya yang mungkin terdengar cukup dingin, "Maaf, bukannya tak mau membalas pesanmu, hanya saja tidak ada pulsa. Dan lagi aku sedang sibuk, karena mau ujian praktikum dan laporan menumpuk. Aku tidak akan sempat mengurusi hal-hal sepele seperti ini. Jadi, maaf."

"Dan mungkin untuk sementara waktu aku tidak bisa merespon segala contact darimu. Maafkan. Tapi aku akan menyempatkan diri menghubungimu kalau ada waktu luang."

Dan sejak itu aku benar-benar menutup hampir semua akses yang ia bisa jangkau. Sejak itu tak pernah lagi terdengar kabarnya. Dan ia sepertinya menuruti permintaanku, dan mungkin saj ia menangkap usiran halus dariku.. :( Karena dia sangat memahamiku selama ini, jadi aku yakin ia bisa menangkapnya dengan baik/// :(

Dalam beberapa kesempatan, kadang aku membuka profil Facebooknya... dan... sangat persis dengan yang tidak kuharapkan. Bunyi-bunyi statusnya.. menyakitkan.. pilu.. menyedihkan.. :'(

 Aneh, biasanya aku selalu il feel sama lelaki yang suka galau di socmed. Menurutku cengeng, dan seakan tak punya tujuan hidup. Tapi kali ini, justru aku merasa sangat bersalah. Dapat dari info terpercaya, ia bahkan sempat mabuk saat ada undangan pesta pernikahan temannya. Dia tak pernah minum padahal, (pernah, tapi duluuu beberapa kali doang saat SMA, dan beralasan), sekarang tahu-tahu mabuk berat. Padahal ia pernah berjanji padaku, tak akan mau minum lagi sepelik apapun masalah hidup yang ia hadapin... 

Saat itu lah mataku benar-benar terbuka, betapa ia yang terbaik dari segala lelaki yang pernah aku kenal. Tak pernah complain atas segala sikapku, menerimaku dan keluargaku apa adanya, selalu mau mendengar keluhanku,memujiku bahkan untuk hal-hal yang sebenarnya tak pantas dipuji, ....dan masih banyak lagi. Di mataku ia tak ada cacatnya.. Ia yang terbaik... :'(

Sedikitpun tak pernah melakukan hal yang mengecewakanku. Tak pernah menyakitiku. Membuatku menangisdengan secara sengaja pun tidak.. Ia selalu melakukan yang terbaik. Menghindari hal-hal yang tak kusuka.. Dan yang terpenting buat ia adalah aku senang dan tertawa. Ia akan melakukan apapun, termasuk rela mendengarkan omelan dan keluh kesahku, padahal ia punya masalah tersendiri dan tentunya juga mau didengarkan. 

Aku pernah akhir tahun kemarin mencoba untuk memperbaiki hal-hal yag telah kurusak. Aku menelponnya, tak diangkat. YMnya juga sudah tak pernah ON lagi. Akhirnya aku hubungin lewat facebook, yang untungnya masih berteman. Aku tanya kabarnya, dan menanyakan kenapa YMnya tak pernah ON lagi. Kenapa tak pernah menghubungiku lagi? Namun jawabannya, "Maaf. Aku sibuk. Tak sempat..banyak kerjaan."

Dingin.

Sudah cukup lama aku bersua dengannya, jadi aku sangat tahu ada yang berbeda dari kalimatnya. Ia benar-benar sangat dingin padaku, dan tentunya... marah..

Sejak itu aku tak pernah lagi coba menghubunginya, walau facebooknya kadang berseliweran di berandaku. Aku itu sangat sadar diri, bagaimanapun aku yang memang salah dan sangat jahat.. jadi tak pantas untuk menginginkannya kembali menjadi yang dulu, yang selalu ada buatku, yang mencintaiku, menyayangiku...dsb..

Lama-lama aku lihat ia mulai dekat dengan seorang gadis. Gadis yang sepertinya sudah lama menyukainya (sejak SMP kalau tidak salah), tapi bertepuk sebelah tangan, karena ia tidak menyukai gadis itu. Ia pernah menceritakan tentang gadis itu padaku dulu, lengkap dari A-Z, dan alasan-alasan kenapa tidak menyukainya. Kalau aku tak salah ingat sih.. gadis itu pernah 'berbohong' atau sejenisnya, dan ia tak suka kebohongan. (Walau untuk kasusku ia sepertinya memberikan dispensasi).

Kalau aku lihat dari interaksi mereka di facebook, ia sepertinya mencoba memberikan kesempatan pada waktu untuk mengenal gadis itu lebih dalam dan lebih dekat. Itu yang kutangkap. Terlihat jelas juga gadis itu sangat senang (tentu saja, ia sudah lama bertepuk sebelah tangan).

Jadi, setelah semua itu... aku semakin sadar dan mantap... aku tak layak untuk memintanya menjadikan kami sperti yang dulu lagi. Semua telah berubah, dan itu berawal dikarenakan sikapku. 
  
Benar-benar persis, seperti "Aku bukan Untukmu" kan? :'(
 Tak salah aku sangat galau saat mendengar lagu ini... tiap bait katanya sangat begitu tepat menusukku. Benar-benar mengingatkanku pada perasaan luka itu.

Sebenarnya aku masih belum mencintainya seperti arti mencintai sebenarnya. Hanya saja, ada perasaan menyesal telah menyia-nyiakan laki-laki sebaik dia, yang mungkin tak akan bisa kutemukan untuk dalam jangka waktu yang tak bisa kupastikan..

Tapi yah, mungkin inilah yang namanya bukan jodoh. Ini sudah pertanda, ia memang bukan untukku, dan aku bukan untuk dia.. Dia lebih layak mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik dariku, yang tentunya sangat mencintainya. Dan aku? Aku yakin.. Tuhan telah menciptakan seseorang untukku yang entah terlahir di belahan dunia mana.. :')

  
 

Aku menyesal t'lah membuatmu menangis  
Dan biarkan memilih yang lain
 Tapi jangan pernah kau dustai takdirmu 
Pasti itu terbaik untukmu..

Meski ku memohon dan meminta hatimu 
Jangan pernah tinggalkan dirinya 
Untuk diriku..

Dahulu kau mencintaiku..
 Dahulu kau menginginkanku..
 Meskipun takkan pernah ada jawabku..
Tak berniat kau tinggalkan aku..

 Sekarang kau pergi menjauh
 Sekarang kau tinggalkan aku 
Disaat ku mulai mengharapkanmu 
Dan ku mohon maafkan aku

Aku menyesal t'lah membuatmu menangis 
Dan biarkan memilih yang lain
 Tapi jangan pernah kau dustai takdirmu 
Pasti itu terbaik untukmu

Janganlah lagi kau mengingatku kembali 
Aku bukanlah untukmu 
Meski ku memohon dan meminta hatimu 
Jangan pernah tinggalkan dirinya..


Malam ini kegalauanku mungkin disponsori oleh lagu ini.

Mungkin banyak yang mengira aku hanya sekadar galau... tapi sebenarnya tidak Aku benar-benar galau karena lagu ini.

Awalnya lagu ini terputar dengan secara tidak sengaja saat aku hendak memutar playlist kumpulan lagu Bollywood di laptop. Ternyata ada terselip lagu ini. Aku sempat tersentak saat alunan nada lagu ini mulai terdengar, tapi tak kuasa menghentikannya. Karena aku terlalu fokus pada apa yang terjadi setahun an yang lalu, pada sosok yang mungkin telah melupakanku dan menghapusku dalam ingatannya... maybe.

Aku benar-benar tak bisa menghentikan ini semua. Bait demi bait dari lagu ini, justru semakin membawaku ke arus masa lalu dan mengikatku sesaat di sana. Mungkin itu lah yang membuatku jadi rada mewek. Rasanya ini bukan perasaan cinta, tapi aku juga nggak tahu apa. Yang jelas ada rasa penyesalan yang masih tersisa, yang tetap selalu membayangiku kalau mengingatnya.

Ia pernah mencintaiku. Sangat.
Ia pernah menyayangiku. Tulus.
Ia selalu ada untukku. Kapanpun di waktu luangnya.
Ia menerimaku apa adanya. Bahkan termasuk kenyataan bahwa aku tak bisa mencintainya,

Ia yang terbaik. Dari semua lelaki yang mungkin pernah aku kenal dan cukup berarti.

Ia lelaki sederhana. Nggak neko-neko, dan nggak pernah menyombongkan diri. Perkerjaannya hanyalah di warnet. Ia tak kuliah. Tapi ia cerdas. Aku terpikat dalam segala kesederhanaannya, walau hanya sebatas itu. Hanya terpikat. Tak lebih.

Ia mendengarkanku. Selalu. 
Terkadang kala jahilnya datang, ia menggodaku, dan hanya aku. Ia bersikap seperti itu hanya padaku. Ia tak pernah dekat dengan perempuan, karena tak pandai bertutur. 

Saat aku berbohong, dan mengakuinya, ia tak marah. Ia tersenyum dan berkata lembut, "it's okay."
 Saat itu aku bertanya, "Apa kau masih mencintaiku? Padahal aku sudah pernah membohongimu."
"Ya, perasaanku tidak berubah hanya karena hal seperti itu. Dan aku tahu kau punya alasan saat melakukannya. Aku justru senang karena kau mulai terbuka padaku. just to know, I love you just the way you are.."

Menyentuhku. Kata-katanya sangat menyentuhku saat itu. Aku nyaris menitikkan airmata, bukan hanya karena terharu, tapi juga sedih.. karena aku masih saja tetap tak bisa mencintainya.

Kedekatan kami masih terus berlangsung, walau tak ada status pacaran, karena aku tak kunjung mengiyakan. Tapi ia tak pernah bosan menyelipkan kata-kata so sweet seperti I love you, di tiap sela obrolan kami..

Kadangkala ia menyempatkan menelponku. Dan aku sering merajuk kalau ia tanpa sadar cerita tentang seorang perempuan dengan nada memuji. Kalau sudah begitu, ia selalu tertawa dan menggodaku dengan sangat puas, karena dari nada suaraku dan reaksiku sangat terlihat jelas kalau aku cemburu. Terhitung dari hari itu, ia akhirnya menjadikan itu kelemahanku, dan selalu dengan sengaja melakukannya hanya untuk membuatku kesal...hm.. or jealous

"Kau sangat lucu saat cemburu. It's sweet, and  I love it!!" ia tertawa dengan sangat puas, dan lega *?*

Di akhir tahun 2012, sekitar bulan Agustus, aku mengenal seorang lelaki.. dan yeah, aku mencintainya. Ehm, entahlah.. aku masih bingung mengartikan apa itu cinta, dan seperti apa sebenarnya. Tapi, yang jelas, aku punya perasaan khusus. Laki-laki ini bisa membuatku deg-degan, bahkan walau hanya sekadar ngobrol via text. Laki-laki ini, bisa membuatku bersemu merah, atau bahkan melonjak-lonjak girang, hanya dengan sedikit perkataan dan perlakuannya yang menurutku sweet and nice.Laki-laki ini, bahkan bisa membuatku lupa segalanya. Seakan cukup ada dia saja, aku merasa tak membutuhkan yang lain di dunia untuk sementara waktu. Dia sangat mencuriku. Mencuriku dari dunia, membuatku seakan harus menciptakan dunia sendiri yang ada hanya dia dan aku. Aku selalu suka mendengar ceritanya, dan selalu ingin mendengar segala tentangnya. Keluarganya, perkerjaannya, kegiatannya, dan bahkan masa lalunya (walau itu menyakitkanku). Sehari saja tak melihatnya, aku gelisah, dan sangat merindukannya. Hingga aku berpikir, cukup dengan tahu dia ada saja, aku akan sangat puas dan lega. Jadi, aku sering memohon agar semesta berkonspirasi untuk memberikanku tanda bahwa dia hidup. Jantugnya masih berdetak.

Semua itu hal yang tak pernah kurasakan saat bersama si 'aku bukan untukmu'. Membuatku semakin yakin dan mantap, bahwa aku memang bukan untuknya, dan dia bukan untukku. Aku mulai menjaga jarak, kemudian menghindar, memperkecil jaringan contact kami, menutup hampir semua akses agar ia tak lagi sering-sering menghubungiku.

Berkali-kali ia mengirimkan pesan, "Hi, how are you?"
"Kenapa kau tidak pernah membalas atau menghubungiku? Kau ada masalah? Atau sakit?"
"Are u angry with me?"
"Hai.. please, jangan membuatku cemas. Kau baik-baik saja kan?"
"Apa kabar? Sedang apa? Aku harap kau baik-baik saja. Jangan membuatku takut."

Dan pesan-pesan serupa lainnya yang membuatku miris, dan juga ingin menangis. Kenapa ia malah mencemaskanku padahal aku sudah sangat jahat padanya? :(

Aku ingat, aku sempat memberikan pesan padanya yang mungkin terdengar cukup dingin, "Maaf, bukannya tak mau membalas pesanmu, hanya saja tidak ada pulsa. Dan lagi aku sedang sibuk, karena mau ujian praktikum dan laporan menumpuk. Aku tidak akan sempat mengurusi hal-hal sepele seperti ini. Jadi, maaf."

"Dan mungkin untuk sementara waktu aku tidak bisa merespon segala contact darimu. Maafkan. Tapi aku akan menyempatkan diri menghubungimu kalau ada waktu luang."

Dan sejak itu aku benar-benar menutup hampir semua akses yang ia bisa jangkau. Sejak itu tak pernah lagi terdengar kabarnya. Dan ia sepertinya menuruti permintaanku, dan mungkin saj ia menangkap usiran halus dariku.. :( Karena dia sangat memahamiku selama ini, jadi aku yakin ia bisa menangkapnya dengan baik/// :(

Dalam beberapa kesempatan, kadang aku membuka profil Facebooknya... dan... sangat persis dengan yang tidak kuharapkan. Bunyi-bunyi statusnya.. menyakitkan.. pilu.. menyedihkan.. :'(

 Aneh, biasanya aku selalu il feel sama lelaki yang suka galau di socmed. Menurutku cengeng, dan seakan tak punya tujuan hidup. Tapi kali ini, justru aku merasa sangat bersalah. Dapat dari info terpercaya, ia bahkan sempat mabuk saat ada undangan pesta pernikahan temannya. Dia tak pernah minum padahal, (pernah, tapi duluuu beberapa kali doang saat SMA, dan beralasan), sekarang tahu-tahu mabuk berat. Padahal ia pernah berjanji padaku, tak akan mau minum lagi sepelik apapun masalah hidup yang ia hadapin... 

Saat itu lah mataku benar-benar terbuka, betapa ia yang terbaik dari segala lelaki yang pernah aku kenal. Tak pernah complain atas segala sikapku, menerimaku dan keluargaku apa adanya, selalu mau mendengar keluhanku,memujiku bahkan untuk hal-hal yang sebenarnya tak pantas dipuji, ....dan masih banyak lagi. Di mataku ia tak ada cacatnya.. Ia yang terbaik... :'(

Sedikitpun tak pernah melakukan hal yang mengecewakanku. Tak pernah menyakitiku. Membuatku menangisdengan secara sengaja pun tidak.. Ia selalu melakukan yang terbaik. Menghindari hal-hal yang tak kusuka.. Dan yang terpenting buat ia adalah aku senang dan tertawa. Ia akan melakukan apapun, termasuk rela mendengarkan omelan dan keluh kesahku, padahal ia punya masalah tersendiri dan tentunya juga mau didengarkan. 

Aku pernah akhir tahun kemarin mencoba untuk memperbaiki hal-hal yag telah kurusak. Aku menelponnya, tak diangkat. YMnya juga sudah tak pernah ON lagi. Akhirnya aku hubungin lewat facebook, yang untungnya masih berteman. Aku tanya kabarnya, dan menanyakan kenapa YMnya tak pernah ON lagi. Kenapa tak pernah menghubungiku lagi? Namun jawabannya, "Maaf. Aku sibuk. Tak sempat..banyak kerjaan."

Dingin.

Sudah cukup lama aku bersua dengannya, jadi aku sangat tahu ada yang berbeda dari kalimatnya. Ia benar-benar sangat dingin padaku, dan tentunya... marah..

Sejak itu aku tak pernah lagi coba menghubunginya, walau facebooknya kadang berseliweran di berandaku. Aku itu sangat sadar diri, bagaimanapun aku yang memang salah dan sangat jahat.. jadi tak pantas untuk menginginkannya kembali menjadi yang dulu, yang selalu ada buatku, yang mencintaiku, menyayangiku...dsb..

Lama-lama aku lihat ia mulai dekat dengan seorang gadis. Gadis yang sepertinya sudah lama menyukainya (sejak SMP kalau tidak salah), tapi bertepuk sebelah tangan, karena ia tidak menyukai gadis itu. Ia pernah menceritakan tentang gadis itu padaku dulu, lengkap dari A-Z, dan alasan-alasan kenapa tidak menyukainya. Kalau aku tak salah ingat sih.. gadis itu pernah 'berbohong' atau sejenisnya, dan ia tak suka kebohongan. (Walau untuk kasusku ia sepertinya memberikan dispensasi).

Kalau aku lihat dari interaksi mereka di facebook, ia sepertinya mencoba memberikan kesempatan pada waktu untuk mengenal gadis itu lebih dalam dan lebih dekat. Itu yang kutangkap. Terlihat jelas juga gadis itu sangat senang (tentu saja, ia sudah lama bertepuk sebelah tangan).

Jadi, setelah semua itu... aku semakin sadar dan mantap... aku tak layak untuk memintanya menjadikan kami sperti yang dulu lagi. Semua telah berubah, dan itu berawal dikarenakan sikapku. 
  
Benar-benar persis, seperti "Aku bukan Untukmu" kan? :'(
 Tak salah aku sangat galau saat mendengar lagu ini... tiap bait katanya sangat begitu tepat menusukku. Benar-benar mengingatkanku pada perasaan luka itu.

Sebenarnya aku masih belum mencintainya seperti arti mencintai sebenarnya. Hanya saja, ada perasaan menyesal telah menyia-nyiakan laki-laki sebaik dia, yang mungkin tak akan bisa kutemukan untuk dalam jangka waktu yang tak bisa kupastikan..

Tapi yah, mungkin inilah yang namanya bukan jodoh. Ini sudah pertanda, ia memang bukan untukku, dan aku bukan untuk dia.. Dia lebih layak mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik dariku, yang tentunya sangat mencintainya. Dan aku? Aku yakin.. Tuhan telah menciptakan seseorang untukku yang entah terlahir di belahan dunia mana.. :')

  
 

Aku menyesal t'lah membuatmu menangis  
Dan biarkan memilih yang lain
 Tapi jangan pernah kau dustai takdirmu 
Pasti itu terbaik untukmu..

Meski ku memohon dan meminta hatimu 
Jangan pernah tinggalkan dirinya 
Untuk diriku..

Jumat, 16 Agustus 2013

Please, Stay Away..

Benar-benar nggak ngerti dengan diriku sendiri.

Mungkin memang benar kalau ada yang bilang Libra itu egois. 

Aku orangnya egois loh. Termasuk dalam percintaan.

Saat mencintai seseorang, aku pun tentunya ingin balas dicintai. Minimal, setidaknya orang itu menghargai perasaanku, dengan cara tidak menjauhiku walau dia tahu bentuk perasaan seperti apa yang aku punya untuknya.

Tapi, kebalikan... saat ada yang mencintaiku, aku selalu berbalik menjauhinya dengan cenderung bersikap dingin..

Aku juga sebenarnya tak pernah mau melakukan hal itu. Sering kali aku menyesalinya. But, I can't help myself...  Itu terjadi begitu saja di luar kendali. Berapa kali aku mewanti diriku untuk tetap beritikad baik dengan siapapun itu yang mencintaiku. Aku harus menghargai mereka. Tapi... yah, begitu lah.

Semalam terjadi lagi.

Belakangan ini memang ada beberapa orang di sekitar rumah yang cenderung mendekatiku. Salah satunya dia. Dia di sini adalah, dia yang akan menjadi issue utama di postingan ini. Pertama kali mengenalnya saat tengah malam aku keluar rumah, untuk cari makanan, minimal indomie. Iya, waktu itu aku kena kasus kelaparan tengah malam, dan ternyata stok indomie di rumah udah habis. Mengingat waktu itu sudah jam 11-an malam kalau nggak salah, aku nekat saja cari makan keluar. Tapi ya nggak nemuin apa-apa... (ya iya lahhh --")

Aku mampir ke warung 24 jam yang tidak jauh dari rumah. Bukan warung sih, tapi itu semacam warnet, cuma ada jual makanan juga. Aku lihat di sana ada satu lemari berisi indomie dan telur. Kupikir bisa dibeli per bungkus, ternyata nggak.. harus makan di sana. Mana mahal lagi --". Makan Indomie goreng pakai nasi aja 8000, brooo! 

Ngapain makan di situ, kemahalan... Dengan niat 'ah besok aja deh beli indomie. Laparnya ditahan aja, dibawa tidur. Atau nggak bikin nasi goreng kepepet aja', aku keluar dari warung itu. Lha, ada cowok yang daritadi nongkrong di atas motor di parkiran, ternyata ngelihatin interaksiku dengan si pemilik warnet. Aku sadar sih daritadi diperhatikan oleh dia, tapi ya namanya aja aku, nggak pernah ambil pusing. Nggak kenal gini. 

Dia senyum nyapa aku, pas aku lewat. Ya aku balas senyum aja. Trus dia nunjuk ke arah lurus sambil bilang, "Di sana ada yang jual indomi. Warungnya buka 24 jam."

Aku mengangguk, sambil senyum kikuk. "Oh iya, makasih.." Dalam hati sih, udah nggak ada niat mau beli sama sekali. Udah mau pulang, mau bobok aja. Eh dia nya berdiri dari motor, dan nawarin mengantarakan aku.

 "Yuk.."

Walau bengong, nggak tahu kenapa nih kaki nurut aja ngikutin langkah dia. Haddeh (--" ).

Dia senyum lagi. "Nggak apa-apa ya jalan kaki aja, nggak pakai motor."

"Iya, nggak apa-apa, kok." Aku senyum aja, dengan banyak pemikiran di kepala. Aku masih bingung, sebenarnya kenapa juga tadi aku mau-mau aja digiring sama dia...hhhh...

Kita akhirnya jalan dampingan, dan ngobrol. Tepatnya sih, dia nanya, aku jawab. Orangnya ramah sih, baik, lembut... Banyak nanya juga -.-

Singkat kata, begitu dah sampai warung yg dimaksud, aku beli deh 20 bungkus Indomie. Niatnya sih setelah itu mau ngucapin makasih, terus pamit pulang. Eh, dianya malah bantu ngebawain tas belanjaku -.- Mau nolak halus gimana juga udah nggak bisa. Ya udah... kita pulang. Maksudnya, aku pulang ke rumah, dia ngantarin sambil bawa belanjaanku. Sepanjang jalan ya ngobrol lagi. Dia tanya-tanya, aku jawab..

Sejak itu, tiap aku keluar rumah jam segitu pastiii ada dia nyamperin ,hiks.. Akunya yang awalnya senang karena dia baik, ramah, dlll jadinya risih... karena semakin ke sini makin kelihatan pedekate nya. Dan aku secara otomatis menjaga jarak (kebiasaan). Mulai yang kalau ketemu dia buru-buru pamit dengan berbagai alasan, pokoknya terkesan menghindar. Nggak enak sih iya.. tapi mau gimana....

Aku nggak suka sama dia, nggak ada perasaan apa-apa..

Maunya sih tetap berteman... tapi gimana, kalau aku makin baik, yang ada kayak ngasih harapan. Dia mikirnya, aku ngasih kesempatan buat dia mengenalkan dirinya ke aku lebih jauh. Kalau saja tadinya dia bersikap 'biasa' aja ke aku, aku pastinya bakal senang hati bersikap biasa aja ke dia. Tapi ini? Apa kah KEBETULAN setiap aku belanja di warung langgananku, dia nongol? Iya, kalau dia juga belanja di warung itu sih bisa aja kebetulan. Lha ini nggak, dia sama sekali nggak belanja apa-apa, cuma ngajak aku ngobrol 'ramah', .... tetap saja rasanya 'aneh' -_- dan aku nggak suka. Karena itu sudah jelas berarti dia memang sengaja hanya mau mau bertemu aku dan ngobrol..

Intinya sih, aku nggak terlalu suka kalau dideketin sampai segitunya. Kesannya kayak diteror tau nggak, dimana-mana ketemu dia. Jadi nggak bebas aja rasanya mau kemana-mana. Memang, dia nggak pernah melakukan hal aneh. Malah dia itu baik. Tapi aku nggak nyaman dengan kondisi seperti itu.

Puncaknya kemarin, seperti biasa saat aku pulang ke rumah, dia nya 'kebetulan' ada di dekat rumah ku, langsung nyamperin. Aku buru-buru pamit, "duluan." Dan langsung masuk ke rumah. Jahat? Mungkin... tapi aku nggak bermaksud buruk juga.

Dan tadi, saat aku ke Alfamart untuk beli sabun dan perlengkapan lainnya, lagi-lagi pas pulang di jalan ada dia. Untungnya lagi bersebrangan, dia di ujung, aku diujung. Saat dia manggil-manggil namaku, aku terus aja jalan kayak orang budeg dan muka datar. Jahat?

Hmm... apapun itu pandangannya, yang jelas aku nggak pernah maksud buruk. Sorry.

Dan lagi, aku sudah memperingatinya kan dari awal... please, stay away from me.. keep your distance, karena aku bagaimanapun nggak akan pernah tertarik untuk menjalin hubungan lebih dari sekadar teman.


Benar-benar nggak ngerti dengan diriku sendiri.

Mungkin memang benar kalau ada yang bilang Libra itu egois. 

Aku orangnya egois loh. Termasuk dalam percintaan.

Saat mencintai seseorang, aku pun tentunya ingin balas dicintai. Minimal, setidaknya orang itu menghargai perasaanku, dengan cara tidak menjauhiku walau dia tahu bentuk perasaan seperti apa yang aku punya untuknya.

Tapi, kebalikan... saat ada yang mencintaiku, aku selalu berbalik menjauhinya dengan cenderung bersikap dingin..

Aku juga sebenarnya tak pernah mau melakukan hal itu. Sering kali aku menyesalinya. But, I can't help myself...  Itu terjadi begitu saja di luar kendali. Berapa kali aku mewanti diriku untuk tetap beritikad baik dengan siapapun itu yang mencintaiku. Aku harus menghargai mereka. Tapi... yah, begitu lah.

Semalam terjadi lagi.

Belakangan ini memang ada beberapa orang di sekitar rumah yang cenderung mendekatiku. Salah satunya dia. Dia di sini adalah, dia yang akan menjadi issue utama di postingan ini. Pertama kali mengenalnya saat tengah malam aku keluar rumah, untuk cari makanan, minimal indomie. Iya, waktu itu aku kena kasus kelaparan tengah malam, dan ternyata stok indomie di rumah udah habis. Mengingat waktu itu sudah jam 11-an malam kalau nggak salah, aku nekat saja cari makan keluar. Tapi ya nggak nemuin apa-apa... (ya iya lahhh --")

Aku mampir ke warung 24 jam yang tidak jauh dari rumah. Bukan warung sih, tapi itu semacam warnet, cuma ada jual makanan juga. Aku lihat di sana ada satu lemari berisi indomie dan telur. Kupikir bisa dibeli per bungkus, ternyata nggak.. harus makan di sana. Mana mahal lagi --". Makan Indomie goreng pakai nasi aja 8000, brooo! 

Ngapain makan di situ, kemahalan... Dengan niat 'ah besok aja deh beli indomie. Laparnya ditahan aja, dibawa tidur. Atau nggak bikin nasi goreng kepepet aja', aku keluar dari warung itu. Lha, ada cowok yang daritadi nongkrong di atas motor di parkiran, ternyata ngelihatin interaksiku dengan si pemilik warnet. Aku sadar sih daritadi diperhatikan oleh dia, tapi ya namanya aja aku, nggak pernah ambil pusing. Nggak kenal gini. 

Dia senyum nyapa aku, pas aku lewat. Ya aku balas senyum aja. Trus dia nunjuk ke arah lurus sambil bilang, "Di sana ada yang jual indomi. Warungnya buka 24 jam."

Aku mengangguk, sambil senyum kikuk. "Oh iya, makasih.." Dalam hati sih, udah nggak ada niat mau beli sama sekali. Udah mau pulang, mau bobok aja. Eh dia nya berdiri dari motor, dan nawarin mengantarakan aku.

 "Yuk.."

Walau bengong, nggak tahu kenapa nih kaki nurut aja ngikutin langkah dia. Haddeh (--" ).

Dia senyum lagi. "Nggak apa-apa ya jalan kaki aja, nggak pakai motor."

"Iya, nggak apa-apa, kok." Aku senyum aja, dengan banyak pemikiran di kepala. Aku masih bingung, sebenarnya kenapa juga tadi aku mau-mau aja digiring sama dia...hhhh...

Kita akhirnya jalan dampingan, dan ngobrol. Tepatnya sih, dia nanya, aku jawab. Orangnya ramah sih, baik, lembut... Banyak nanya juga -.-

Singkat kata, begitu dah sampai warung yg dimaksud, aku beli deh 20 bungkus Indomie. Niatnya sih setelah itu mau ngucapin makasih, terus pamit pulang. Eh, dianya malah bantu ngebawain tas belanjaku -.- Mau nolak halus gimana juga udah nggak bisa. Ya udah... kita pulang. Maksudnya, aku pulang ke rumah, dia ngantarin sambil bawa belanjaanku. Sepanjang jalan ya ngobrol lagi. Dia tanya-tanya, aku jawab..

Sejak itu, tiap aku keluar rumah jam segitu pastiii ada dia nyamperin ,hiks.. Akunya yang awalnya senang karena dia baik, ramah, dlll jadinya risih... karena semakin ke sini makin kelihatan pedekate nya. Dan aku secara otomatis menjaga jarak (kebiasaan). Mulai yang kalau ketemu dia buru-buru pamit dengan berbagai alasan, pokoknya terkesan menghindar. Nggak enak sih iya.. tapi mau gimana....

Aku nggak suka sama dia, nggak ada perasaan apa-apa..

Maunya sih tetap berteman... tapi gimana, kalau aku makin baik, yang ada kayak ngasih harapan. Dia mikirnya, aku ngasih kesempatan buat dia mengenalkan dirinya ke aku lebih jauh. Kalau saja tadinya dia bersikap 'biasa' aja ke aku, aku pastinya bakal senang hati bersikap biasa aja ke dia. Tapi ini? Apa kah KEBETULAN setiap aku belanja di warung langgananku, dia nongol? Iya, kalau dia juga belanja di warung itu sih bisa aja kebetulan. Lha ini nggak, dia sama sekali nggak belanja apa-apa, cuma ngajak aku ngobrol 'ramah', .... tetap saja rasanya 'aneh' -_- dan aku nggak suka. Karena itu sudah jelas berarti dia memang sengaja hanya mau mau bertemu aku dan ngobrol..

Intinya sih, aku nggak terlalu suka kalau dideketin sampai segitunya. Kesannya kayak diteror tau nggak, dimana-mana ketemu dia. Jadi nggak bebas aja rasanya mau kemana-mana. Memang, dia nggak pernah melakukan hal aneh. Malah dia itu baik. Tapi aku nggak nyaman dengan kondisi seperti itu.

Puncaknya kemarin, seperti biasa saat aku pulang ke rumah, dia nya 'kebetulan' ada di dekat rumah ku, langsung nyamperin. Aku buru-buru pamit, "duluan." Dan langsung masuk ke rumah. Jahat? Mungkin... tapi aku nggak bermaksud buruk juga.

Dan tadi, saat aku ke Alfamart untuk beli sabun dan perlengkapan lainnya, lagi-lagi pas pulang di jalan ada dia. Untungnya lagi bersebrangan, dia di ujung, aku diujung. Saat dia manggil-manggil namaku, aku terus aja jalan kayak orang budeg dan muka datar. Jahat?

Hmm... apapun itu pandangannya, yang jelas aku nggak pernah maksud buruk. Sorry.

Dan lagi, aku sudah memperingatinya kan dari awal... please, stay away from me.. keep your distance, karena aku bagaimanapun nggak akan pernah tertarik untuk menjalin hubungan lebih dari sekadar teman.


 
Miss's WORLD! Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template