Dahulu kau mencintaiku..
Dahulu kau menginginkanku..
Meskipun takkan pernah ada jawabku..
Tak berniat kau tinggalkan aku..
Sekarang kau pergi menjauh
Sekarang kau tinggalkan aku
Disaat ku mulai mengharapkanmu
Dan ku mohon maafkan aku
Aku menyesal t'lah membuatmu menangis
Dan biarkan memilih yang lain
Tapi jangan pernah kau dustai takdirmu
Pasti itu terbaik untukmu
Janganlah lagi kau mengingatku kembali
Aku bukanlah untukmu
Meski ku memohon dan meminta hatimu
Jangan pernah tinggalkan dirinya..
Malam ini kegalauanku mungkin disponsori oleh lagu ini.
Mungkin banyak yang mengira aku hanya sekadar galau... tapi sebenarnya tidak Aku benar-benar galau karena lagu ini.
Awalnya lagu ini terputar dengan secara tidak sengaja saat aku hendak memutar playlist kumpulan lagu Bollywood di laptop. Ternyata ada terselip lagu ini. Aku sempat tersentak saat alunan nada lagu ini mulai terdengar, tapi tak kuasa menghentikannya. Karena aku terlalu fokus pada apa yang terjadi setahun an yang lalu, pada sosok yang mungkin telah melupakanku dan menghapusku dalam ingatannya... maybe.
Aku benar-benar tak bisa menghentikan ini semua. Bait demi bait dari lagu ini, justru semakin membawaku ke arus masa lalu dan mengikatku sesaat di sana. Mungkin itu lah yang membuatku jadi rada mewek. Rasanya ini bukan perasaan cinta, tapi aku juga nggak tahu apa. Yang jelas ada rasa penyesalan yang masih tersisa, yang tetap selalu membayangiku kalau mengingatnya.
Ia pernah mencintaiku. Sangat.
Ia pernah menyayangiku. Tulus.
Ia selalu ada untukku. Kapanpun di waktu luangnya.
Ia menerimaku apa adanya. Bahkan termasuk kenyataan bahwa aku tak bisa mencintainya,
Ia yang terbaik. Dari semua lelaki yang mungkin pernah aku kenal dan cukup berarti.
Ia lelaki sederhana. Nggak neko-neko, dan nggak pernah menyombongkan diri. Perkerjaannya hanyalah di warnet. Ia tak kuliah. Tapi ia cerdas. Aku terpikat dalam segala kesederhanaannya, walau hanya sebatas itu. Hanya terpikat. Tak lebih.
Ia mendengarkanku. Selalu.
Terkadang kala jahilnya datang, ia menggodaku, dan hanya aku. Ia bersikap seperti itu hanya padaku. Ia tak pernah dekat dengan perempuan, karena tak pandai bertutur.
Saat aku berbohong, dan mengakuinya, ia tak marah. Ia tersenyum dan berkata lembut, "it's okay."
Saat itu aku bertanya, "Apa kau masih mencintaiku? Padahal aku sudah pernah membohongimu."
"Ya, perasaanku tidak berubah hanya karena hal seperti itu. Dan aku tahu kau punya alasan saat melakukannya. Aku justru senang karena kau mulai terbuka padaku. just to know, I love you just the way you are.."
Menyentuhku. Kata-katanya sangat menyentuhku saat itu. Aku nyaris menitikkan airmata, bukan hanya karena terharu, tapi juga sedih.. karena aku masih saja tetap tak bisa mencintainya.
Kedekatan kami masih terus berlangsung, walau tak ada status pacaran, karena aku tak kunjung mengiyakan. Tapi ia tak pernah bosan menyelipkan kata-kata so sweet seperti I love you, di tiap sela obrolan kami..
Kadangkala ia menyempatkan menelponku. Dan aku sering merajuk kalau ia tanpa sadar cerita tentang seorang perempuan dengan nada memuji. Kalau sudah begitu, ia selalu tertawa dan menggodaku dengan sangat puas, karena dari nada suaraku dan reaksiku sangat terlihat jelas kalau aku cemburu. Terhitung dari hari itu, ia akhirnya menjadikan itu kelemahanku, dan selalu dengan sengaja melakukannya hanya untuk membuatku kesal...hm.. or jealous?
"Kau sangat lucu saat cemburu. It's sweet, and I love it!!" ia tertawa dengan sangat puas, dan lega *?*
Di akhir tahun 2012, sekitar bulan Agustus, aku mengenal seorang lelaki.. dan yeah, aku mencintainya. Ehm, entahlah.. aku masih bingung mengartikan apa itu cinta, dan seperti apa sebenarnya. Tapi, yang jelas, aku punya perasaan khusus. Laki-laki ini bisa membuatku deg-degan, bahkan walau hanya sekadar ngobrol via text. Laki-laki ini, bisa membuatku bersemu merah, atau bahkan melonjak-lonjak girang, hanya dengan sedikit perkataan dan perlakuannya yang menurutku sweet and nice.Laki-laki ini, bahkan bisa membuatku lupa segalanya. Seakan cukup ada dia saja, aku merasa tak membutuhkan yang lain di dunia untuk sementara waktu. Dia sangat mencuriku. Mencuriku dari dunia, membuatku seakan harus menciptakan dunia sendiri yang ada hanya dia dan aku. Aku selalu suka mendengar ceritanya, dan selalu ingin mendengar segala tentangnya. Keluarganya, perkerjaannya, kegiatannya, dan bahkan masa lalunya (walau itu menyakitkanku). Sehari saja tak melihatnya, aku gelisah, dan sangat merindukannya. Hingga aku berpikir, cukup dengan tahu dia ada saja, aku akan sangat puas dan lega. Jadi, aku sering memohon agar semesta berkonspirasi untuk memberikanku tanda bahwa dia hidup. Jantugnya masih berdetak.
Semua itu hal yang tak pernah kurasakan saat bersama si 'aku bukan untukmu'. Membuatku semakin yakin dan mantap, bahwa aku memang bukan untuknya, dan dia bukan untukku. Aku mulai menjaga jarak, kemudian menghindar, memperkecil jaringan contact kami, menutup hampir semua akses agar ia tak lagi sering-sering menghubungiku.
Berkali-kali ia mengirimkan pesan, "Hi, how are you?"
"Kenapa kau tidak pernah membalas atau menghubungiku? Kau ada masalah? Atau sakit?"
"Are u angry with me?"
"Hai.. please, jangan membuatku cemas. Kau baik-baik saja kan?"
"Apa kabar? Sedang apa? Aku harap kau baik-baik saja. Jangan membuatku takut."
Dan pesan-pesan serupa lainnya yang membuatku miris, dan juga ingin menangis. Kenapa ia malah mencemaskanku padahal aku sudah sangat jahat padanya? :(
Aku ingat, aku sempat memberikan pesan padanya yang mungkin terdengar cukup dingin, "Maaf, bukannya tak mau membalas pesanmu, hanya saja tidak ada pulsa. Dan lagi aku sedang sibuk, karena mau ujian praktikum dan laporan menumpuk. Aku tidak akan sempat mengurusi hal-hal sepele seperti ini. Jadi, maaf."
"Dan mungkin untuk sementara waktu aku tidak bisa merespon segala contact darimu. Maafkan. Tapi aku akan menyempatkan diri menghubungimu kalau ada waktu luang."
Dan sejak itu aku benar-benar menutup hampir semua akses yang ia bisa jangkau. Sejak itu tak pernah lagi terdengar kabarnya. Dan ia sepertinya menuruti permintaanku, dan mungkin saj ia menangkap usiran halus dariku.. :( Karena dia sangat memahamiku selama ini, jadi aku yakin ia bisa menangkapnya dengan baik/// :(
Dalam beberapa kesempatan, kadang aku membuka profil Facebooknya... dan... sangat persis dengan yang tidak kuharapkan. Bunyi-bunyi statusnya.. menyakitkan.. pilu.. menyedihkan.. :'(
Aneh, biasanya aku selalu il feel sama lelaki yang suka galau di socmed. Menurutku cengeng, dan seakan tak punya tujuan hidup. Tapi kali ini, justru aku merasa sangat bersalah. Dapat dari info terpercaya, ia bahkan sempat mabuk saat ada undangan pesta pernikahan temannya. Dia tak pernah minum padahal, (pernah, tapi duluuu beberapa kali doang saat SMA, dan beralasan), sekarang tahu-tahu mabuk berat. Padahal ia pernah berjanji padaku, tak akan mau minum lagi sepelik apapun masalah hidup yang ia hadapin...
Saat itu lah mataku benar-benar terbuka, betapa ia yang terbaik dari segala lelaki yang pernah aku kenal. Tak pernah complain atas segala sikapku, menerimaku dan keluargaku apa adanya, selalu mau mendengar keluhanku,memujiku bahkan untuk hal-hal yang sebenarnya tak pantas dipuji, ....dan masih banyak lagi. Di mataku ia tak ada cacatnya.. Ia yang terbaik... :'(
Sedikitpun tak pernah melakukan hal yang mengecewakanku. Tak pernah menyakitiku. Membuatku menangisdengan secara sengaja pun tidak.. Ia selalu melakukan yang terbaik. Menghindari hal-hal yang tak kusuka.. Dan yang terpenting buat ia adalah aku senang dan tertawa. Ia akan melakukan apapun, termasuk rela mendengarkan omelan dan keluh kesahku, padahal ia punya masalah tersendiri dan tentunya juga mau didengarkan.
Aku pernah akhir tahun kemarin mencoba untuk memperbaiki hal-hal yag telah kurusak. Aku menelponnya, tak diangkat. YMnya juga sudah tak pernah ON lagi. Akhirnya aku hubungin lewat facebook, yang untungnya masih berteman. Aku tanya kabarnya, dan menanyakan kenapa YMnya tak pernah ON lagi. Kenapa tak pernah menghubungiku lagi? Namun jawabannya, "Maaf. Aku sibuk. Tak sempat..banyak kerjaan."
Dingin.
Sudah cukup lama aku bersua dengannya, jadi aku sangat tahu ada yang berbeda dari kalimatnya. Ia benar-benar sangat dingin padaku, dan tentunya... marah..
Sejak itu aku tak pernah lagi coba menghubunginya, walau facebooknya kadang berseliweran di berandaku. Aku itu sangat sadar diri, bagaimanapun aku yang memang salah dan sangat jahat.. jadi tak pantas untuk menginginkannya kembali menjadi yang dulu, yang selalu ada buatku, yang mencintaiku, menyayangiku...dsb..
Lama-lama aku lihat ia mulai dekat dengan seorang gadis. Gadis yang sepertinya sudah lama menyukainya (sejak SMP kalau tidak salah), tapi bertepuk sebelah tangan, karena ia tidak menyukai gadis itu. Ia pernah menceritakan tentang gadis itu padaku dulu, lengkap dari A-Z, dan alasan-alasan kenapa tidak menyukainya. Kalau aku tak salah ingat sih.. gadis itu pernah 'berbohong' atau sejenisnya, dan ia tak suka kebohongan. (Walau untuk kasusku ia sepertinya memberikan dispensasi).
Kalau aku lihat dari interaksi mereka di facebook, ia sepertinya mencoba memberikan kesempatan pada waktu untuk mengenal gadis itu lebih dalam dan lebih dekat. Itu yang kutangkap. Terlihat jelas juga gadis itu sangat senang (tentu saja, ia sudah lama bertepuk sebelah tangan).
Jadi, setelah semua itu... aku semakin sadar dan mantap... aku tak layak untuk memintanya menjadikan kami sperti yang dulu lagi. Semua telah berubah, dan itu berawal dikarenakan sikapku.
Benar-benar persis, seperti "Aku bukan Untukmu" kan? :'(
Tak salah aku sangat galau saat mendengar lagu ini... tiap bait katanya sangat begitu tepat menusukku. Benar-benar mengingatkanku pada perasaan luka itu.
Sebenarnya aku masih belum mencintainya seperti arti mencintai sebenarnya. Hanya saja, ada perasaan menyesal telah menyia-nyiakan laki-laki sebaik dia, yang mungkin tak akan bisa kutemukan untuk dalam jangka waktu yang tak bisa kupastikan..
Tapi yah, mungkin inilah yang namanya bukan jodoh. Ini sudah pertanda, ia memang bukan untukku, dan aku bukan untuk dia.. Dia lebih layak mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik dariku, yang tentunya sangat mencintainya. Dan aku? Aku yakin.. Tuhan telah menciptakan seseorang untukku yang entah terlahir di belahan dunia mana.. :')
Aku menyesal t'lah membuatmu menangis
Dan biarkan memilih yang lain
Tapi jangan pernah kau dustai takdirmu
Pasti itu terbaik untukmu..
Meski ku memohon dan meminta hatimu
Jangan pernah tinggalkan dirinya
Untuk diriku..
0 komentar:
Posting Komentar
Lalu, apa pendapatmu tentang ini? :)