Benar-benar nggak ngerti dengan diriku sendiri.
Mungkin memang benar kalau ada yang bilang Libra itu egois.
Aku orangnya egois loh. Termasuk dalam percintaan.
Saat mencintai seseorang, aku pun tentunya ingin balas dicintai. Minimal, setidaknya orang itu menghargai perasaanku, dengan cara tidak menjauhiku walau dia tahu bentuk perasaan seperti apa yang aku punya untuknya.
Tapi, kebalikan... saat ada yang mencintaiku, aku selalu berbalik menjauhinya dengan cenderung bersikap dingin..
Aku juga sebenarnya tak pernah mau melakukan hal itu. Sering kali aku menyesalinya. But, I can't help myself... Itu terjadi begitu saja di luar kendali. Berapa kali aku mewanti diriku untuk tetap beritikad baik dengan siapapun itu yang mencintaiku. Aku harus menghargai mereka. Tapi... yah, begitu lah.
Semalam terjadi lagi.
Belakangan ini memang ada beberapa orang di sekitar rumah yang cenderung mendekatiku. Salah satunya dia. Dia di sini adalah, dia yang akan menjadi issue utama di postingan ini. Pertama kali mengenalnya saat tengah malam aku keluar rumah, untuk cari makanan, minimal indomie. Iya, waktu itu aku kena kasus kelaparan tengah malam, dan ternyata stok indomie di rumah udah habis. Mengingat waktu itu sudah jam 11-an malam kalau nggak salah, aku nekat saja cari makan keluar. Tapi ya nggak nemuin apa-apa... (ya iya lahhh --")
Aku mampir ke warung 24 jam yang tidak jauh dari rumah. Bukan warung sih, tapi itu semacam warnet, cuma ada jual makanan juga. Aku lihat di sana ada satu lemari berisi indomie dan telur. Kupikir bisa dibeli per bungkus, ternyata nggak.. harus makan di sana. Mana mahal lagi --". Makan Indomie goreng pakai nasi aja 8000, brooo!
Ngapain makan di situ, kemahalan... Dengan niat 'ah besok aja deh beli indomie. Laparnya ditahan aja, dibawa tidur. Atau nggak bikin nasi goreng kepepet aja', aku keluar dari warung itu. Lha, ada cowok yang daritadi nongkrong di atas motor di parkiran, ternyata ngelihatin interaksiku dengan si pemilik warnet. Aku sadar sih daritadi diperhatikan oleh dia, tapi ya namanya aja aku, nggak pernah ambil pusing. Nggak kenal gini.
Dia senyum nyapa aku, pas aku lewat. Ya aku balas senyum aja. Trus dia nunjuk ke arah lurus sambil bilang, "Di sana ada yang jual indomi. Warungnya buka 24 jam."
Aku mengangguk, sambil senyum kikuk. "Oh iya, makasih.." Dalam hati sih, udah nggak ada niat mau beli sama sekali. Udah mau pulang, mau bobok aja. Eh dia nya berdiri dari motor, dan nawarin mengantarakan aku.
"Yuk.."
Walau bengong, nggak tahu kenapa nih kaki nurut aja ngikutin langkah dia. Haddeh (--" ).
Dia senyum lagi. "Nggak apa-apa ya jalan kaki aja, nggak pakai motor."
"Iya, nggak apa-apa, kok." Aku senyum aja, dengan banyak pemikiran di kepala. Aku masih bingung, sebenarnya kenapa juga tadi aku mau-mau aja digiring sama dia...hhhh...
Kita akhirnya jalan dampingan, dan ngobrol. Tepatnya sih, dia nanya, aku jawab. Orangnya ramah sih, baik, lembut... Banyak nanya juga -.-
Singkat kata, begitu dah sampai warung yg dimaksud, aku beli deh 20 bungkus Indomie. Niatnya sih setelah itu mau ngucapin makasih, terus pamit pulang. Eh, dianya malah bantu ngebawain tas belanjaku -.- Mau nolak halus gimana juga udah nggak bisa. Ya udah... kita pulang. Maksudnya, aku pulang ke rumah, dia ngantarin sambil bawa belanjaanku. Sepanjang jalan ya ngobrol lagi. Dia tanya-tanya, aku jawab..
Sejak itu, tiap aku keluar rumah jam segitu pastiii ada dia nyamperin ,hiks.. Akunya yang awalnya senang karena dia baik, ramah, dlll jadinya risih... karena semakin ke sini makin kelihatan pedekate nya. Dan aku secara otomatis menjaga jarak (kebiasaan). Mulai yang kalau ketemu dia buru-buru pamit dengan berbagai alasan, pokoknya terkesan menghindar. Nggak enak sih iya.. tapi mau gimana....
Aku nggak suka sama dia, nggak ada perasaan apa-apa..
Maunya sih tetap berteman... tapi gimana, kalau aku makin baik, yang ada kayak ngasih harapan. Dia mikirnya, aku ngasih kesempatan buat dia mengenalkan dirinya ke aku lebih jauh. Kalau saja tadinya dia bersikap 'biasa' aja ke aku, aku pastinya bakal senang hati bersikap biasa aja ke dia. Tapi ini? Apa kah KEBETULAN setiap aku belanja di warung langgananku, dia nongol? Iya, kalau dia juga belanja di warung itu sih bisa aja kebetulan. Lha ini nggak, dia sama sekali nggak belanja apa-apa, cuma ngajak aku ngobrol 'ramah', .... tetap saja rasanya 'aneh' -_- dan aku nggak suka. Karena itu sudah jelas berarti dia memang sengaja hanya mau mau bertemu aku dan ngobrol..
Intinya sih, aku nggak terlalu suka kalau dideketin sampai segitunya. Kesannya kayak diteror tau nggak, dimana-mana ketemu dia. Jadi nggak bebas aja rasanya mau kemana-mana. Memang, dia nggak pernah melakukan hal aneh. Malah dia itu baik. Tapi aku nggak nyaman dengan kondisi seperti itu.
Puncaknya kemarin, seperti biasa saat aku pulang ke rumah, dia nya 'kebetulan' ada di dekat rumah ku, langsung nyamperin. Aku buru-buru pamit, "duluan." Dan langsung masuk ke rumah. Jahat? Mungkin... tapi aku nggak bermaksud buruk juga.
Dan tadi, saat aku ke Alfamart untuk beli sabun dan perlengkapan lainnya, lagi-lagi pas pulang di jalan ada dia. Untungnya lagi bersebrangan, dia di ujung, aku diujung. Saat dia manggil-manggil namaku, aku terus aja jalan kayak orang budeg dan muka datar. Jahat?
Hmm... apapun itu pandangannya, yang jelas aku nggak pernah maksud buruk. Sorry.
Dan lagi, aku sudah memperingatinya kan dari awal... please, stay away from me.. keep your distance, karena aku bagaimanapun nggak akan pernah tertarik untuk menjalin hubungan lebih dari sekadar teman.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Lalu, apa pendapatmu tentang ini? :)